“ DARAH “
DISUSUN OLEH :
AULIA RIFA FAUZIYA P27903219004
DIAZ RIZKY P27903219005
ETIK SUTARTI P27903219006
YUZIWANTI PANGGABEAN P27903219023
KATA PENGANTAR
Jakarta, 18 Jan. 20
Penyusun
Kata Pengantar
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Makalah
Bab II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Sirkulasi Darah
2.2 Koomponen Darah
2.3 Hemopoiesis
2.4 Komponen Darah Serum dan Plasma
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
4. Mekanisme regulasi
Mekanisme regulasi sangat penting untuk mengatur arah dan kuantitas
pertumbuhan sel dan pelepasan sel darah yang matang dari susum tulang
ke darah tepi sehingga sumsum tulang dapat merespon kebutuhan tubuh
dengan tepat. Produksi komponen darah yang berlebihan atau kekurangan
(defisiensi) sama-sama meninbulkan penyakit.
Plasma darah tersebut mengandung 90% air dan juga larutan bermacam-
macam zat dengan sejumlah 7%-10%. Zat ini yang terkandung di dalam
plasma darah, yaitu ialah sebagai berikut :
sari makanan,
hormon enzim,
mineral,
antibodi dan
zat-zat sisa (misalnya CO2 dan sisa pembongkaran protein).
Yang semua zat yang terkandung diatas akan di serap oleh usus halus dalam
tubuh manusia
Pengertian dan fungsi Plasma Darah Menurut Ahli Biologi
Mineral didalam plasma darah tersebut terdapat didalam suatu bentuk garam
mineral. Fungsi garam mineral adalah untuk dapat mengatur suatu tekanan
osmotik dan juga PH darah. Protein yang terdapat didalam darah (protein
darah) tersebut terdiri dari albumin, globulin, dan juga fibrinogen.
Plasma darah dapat dipisahkan di dalam sebuah tuba berisi darah segar
yang telah dibubuhi zat anti-koagulan yang kemudian diputar sentrifugal
sampai sel darah merah jatuh ke dasar tuba, sel darah putih akan berada di
atasnya dan membentuk lapisan buffy coat, plasma darah berada di atas
lapisan tersebut dengan kepadatan sekitar 1025 kg/m3, or 1.025 kg/l. Serum
darah adalah plasma tanpa fibrinogen, sel dan faktor koagulasi lainnya.
Fibrinogen menempati 4% alokasi protein dalam plasma dan merupakan
faktor penting dalam proses pembekuan darah.
Tekanan osmosis plasma yaitu 7,3 atm dan dijaga dengan pengaturan
osmosis yang berfungsi dengan baik. Pada tekanan ini, yang berperan sampai
96% elektrolit anorganik. Perbandingan ion yang satu terhadap ion yang lain
dan pH plasma juga dijaga hampir tetap oleh proses pengaturan khusus.
Kation dengan konsentrasi plasma tertinggi adalah natrium sedangkan anion
plasma yang secara kuantitatif paling berarti adalah klorida
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat
peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri. Peredaran
darah manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang
dialirkan dari dan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah
mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai
peredaran darah ganda. Peredaran darah sistemik adalah peredaran darah
yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari ventrikel sinistra lalu
diedarkan keseluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida
di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena
menuju atrium dextra. Peredaran darah pulmonal adalah peredaran darah
yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali lagi ke
jantung. Darah yang kaya karbondioksida dari ventrikel dextra dialirkan ke
paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolis darah tersebut bertukar
dengan darah yang kaya oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke atrium
sinistra melalui vena pulmonalis.
Sedangkan sistem konduksi jantung dimana aktivitas listrik dari jantung
merupakan akibat dari perubahan pada permiabelitas membran sel, yang
memungkinkan pergerakan ion-ion. Dengan masuknya ion-ion tersebut maka
muatan listrik sepanjang membran itu mengalami perubahan relative. Ada
tiga ion yang mempunyai fungsi penting sekali dalam elektrofisiologi sel,
yaitu : kalium, natrium dan kalsium. Adalah kation intrasel yang dominan
sedangkan konsentrasi Na dan Ca tertinggi pada lingkungan ekstrasel.
Membran sel otot jantung pada keadaan istirahat berada
dalam keadaan polarisasi, dengan bagian luar berpotensi positif dibandingkan
bagian dalam selisih potensial ini disebut potensial membrane. Bila membran
otot jantung dirangsang, sifat permeabel berubah sehingga ion Na masuk ke
dalam sel, yang menyebabkan potensial membrane. Perubahan potensial
membran karena stimulasi ini disebut depolarisasi. Setelah proses depolarisasi
selesai, maka potensial membran kembali mencapai keadaan semula yaitu
proses repolarisasi.