Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PATOFISIOLOGI

“ DARAH “

DISUSUN OLEH :
AULIA RIFA FAUZIYA P27903219004
DIAZ RIZKY P27903219005
ETIK SUTARTI P27903219006
YUZIWANTI PANGGABEAN P27903219023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha ESA yang


telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada penyusun sehingga penulis berhasil menyelesaikan Makalah ini dengan
tepat pada waktunya yang berjudul “Darah” Makalah ini berisikan tentang
informasi Pengertian “Darah“. 
           Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
           Akhir kata, penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Tuhan senantiasa melancarkan segala usaha kita. Aamiin.

Jakarta, 18 Jan. 20

Penyusun
Kata Pengantar

Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Makalah

Bab II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Sirkulasi Darah
2.2 Koomponen Darah
2.3 Hemopoiesis
2.4 Komponen Darah Serum dan Plasma

Bab III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Kritik dan Saran

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mahluk hidup khususnya manusia memiliki bermacam-macam sistem


jaringan dan organ dalam tubuhnya. Sistem tersebut memiliki fungsi dan
peranan serta manfaat tertentu bagi mahluk hidup.  Salah satu sistem yang ada
pada mahluk hidup yaitu sistem kardiovaskuler. Fungsi utama dari sistem
kardiovaskuler adalah untuk memberi oksigen ke setiap sel tubuh. Sistem
kardivaskuler terdiri dari jantung sebagai pusat peredaran darah, pembuluh-
pembuluh darah dan darah itu sendiri. Jantung adalah organ berongga,
berotot, yang terletak di tengah toraks, dan jantung menempati rongga antara
paru-paru dan diafragma. Beratnya sekitar 300 g (10,6 oz). Berat jantung di
pengaruhi oleh usia, jenis kelamin, berat badan. Selain itu kebiasaan latihan
fisik dan penyakit jantung juga mempengaruhi berat dari jantung. Fungsi
jantung adalah untuk memompa darah ke jaringan, menyuplai oksigen dan zat
nutrisi lain sambil mengangkut karbondioksida dan sampah hasil
matabolisme .
Sebenarnya terdapat dua pompa jantung, yang terletak disebelah kanan
dan kiri. Keluaran jantung kanan didistribusikan seluruhnya ke paru melalui
arteri pulonali, dan keluaran jantung kiri seluruhnya didistribusikan kebagian
tubuh lain melalui aorta. Kedua pompa itu menyemburkan darah secara
bersamaan dengan kecepatan keluaran yang sama. Kerja pemompaan jantung
dijalankan oleh kontraksi dan relaksasi ritmik dinding otot. Selama kontraksi
otot (sistolik), kamar jantung menjadi lebih kecil karena darah disemburkan
keluar. Selama relaksasi otot dinding jantung (diastolik), kamar jantung akan
terisi darah sebagai persiapan untuk penyemburan berikutnya. Jantung
dewasa normal berdetak sekitar 60-80 kali per menit, menyemburkan sekitar
70mL darah dari kedua ventrikel per detakan, dan keluaran totalnya sekitar 5
L/menit.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan sebelumnya, maka dapat
dirumuskan masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana sistem sirkulasi darah?
2. Apa saja yang termasuk komponen darah?
3. Apa itu haemopoesis?
4. Apa komponen darah serum dan plasma?

1.3 Tujuan Makalah


1. Untuk mengetahui sistem sirkulasi darah
2. Untuk mengetahui komponen darah
3. Untuk menngetahui haemopoesis
4. Untuk mengetahui komponen darah serum dan plasma
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Sirkulasi Darah


Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat
peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri. Peredaran
darah manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang
dialirkan dari dan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah
mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai
peredaran darah ganda, yaitu :
a. Peredarah darah besar (sistemik)
Peredaran darah sistemik adalah peredaran darah yang mengalirkan
darah yang kaya oksigen dari ventrikel sinistra lalu diedarkan
keseluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida di
jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui
vena menuju atrium dextra.
b. Peredarah darah kecil (pulmonal)
Peredaran darah pulmonal adalah peredaran darah yang mengalirkan
darah dari jantung ke paru-paru dan kembali lagi ke jantung. Darah
yang kaya karbondioksida dari ventrikel dextra dialirkan ke paru-paru
melalui arteri pulmonalis, di alveolis darah tersebut bertukar dengan
darah yang kaya oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke atrium
sinistra melalui vena pulmonalis.
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem
organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga
menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis). Ada dua
jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan sistem
peredaran darah tertutup.
a. Sistem Peredaran Darah Terbuka
Sistem peredaran darah terbuka artinya dalam peredarannya, darah
dan cairan lainnya tidak selamanya beredar atau berada di dalam
pembuluh darah. Darah menuju jaringan tanpa melalui pembuluh.
Pada saat tertentu darah meniggalkan pembuluh darah dan langsung
beredar dalam rongga-rongga tubuh dan akhirnya kembali lagi ke
dalam tubuh. Sistem peredaran darah terbuka terdiri-dari jantung yang
merupakan pusat peredaran darah, sejumlah sinus (rongga) dan
sejumlah arteri. Jantung terletak dibagian tengah belakang dada,
berdinding otot tebal, berbentuk sadel atau tabung yang terbungkus
oleh perikardium. Arteri merupakan saluran yang berasal dari jantung,
mempunyai valve(katub-katub) yang mencegah darah masuk kembali
ke jantung. Pada sistem peredaran darah terbuka, terdapat empat jenis
arteri yaitu :
1. Arteri Optalmik (Mata)
2. Dua Arteri Antena
3. Dua Arteri Hati
4. Arteri Dorsal Abdominalis

b. Sistem Peredaran Darah Tertutup


Peredaran darah tertutup adalah sirkulasi darah ke seluruh tubuh
melalui pembuluh – pembuluh darah. Pada sistem peredaran darah
lni. Darah diedarkan melewati arteri dan kembali ke jantung
melewati vena. Contoh cacing tanah (Lumbricus terrestris). Pada
cacing tanah, sistem peredarannya terdiri dari cairan darah, beberapa
pembuluh darah, dan jantung sebagai pusat peredaran. Darah cacing
tanah terdiri atas plasma darah dan benda darah. Darah cacing tanah
berwarna merah disebabkan oleh adanva hemoglobin yang larut
dalam plasma darah. Jantung dan saluran darahnva memiliki katup
sehingga darah tidak mengalir kembali ke jantung. Aliran darah
disebabkan oleh kontraksi lengkung jantung. Jantung memompa
darah dari saluran darah dorsal ke saluran darah ventral kemudlian
ke seluruh tubuh. Pertukaran gas terjadi di jaringan-jaringan tubuh,
Dari seluruh tubuh, darah menuju bagian dorsal tubuh, darah menuju
bagian dorsal tubuh. Dari bagian dorsal tubuh darah kembali ke
jantung. Sistem peredaran darah, yang merupakan juga bagian dari
kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler
dibentuk.
Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh
metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia
dan fisiologis cairan tubuh
1)      Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan
karbon dioksida dalam arah yang berlawanan.
2)      Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan
seperti lemak, gula dan protein dari saluran pencernaan dalam
jaringan masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai dengan
kebutuhan mereka, diproses atau disimpan. Metabolit yang
dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat) yang
kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal
dan usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel
kekebalan tubuh dan bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam
tubuh.

2.2 Komponen Darah


 Sel-sel darah
a. Eritrosit (sel darah merah)
Tidak berinti, mengandung Hb (protein yang mengandung senyawa
hemin dan Fe yang mempunyai daya ikat terhadap O 2 dan CO2), bentuk
bikonkav, dibuat dalam sumsum merah tulang pipih sedang pada bayi
dibentuk dalam hati. Dalam 1 mm3 terkandung  5 juta eritrosit (laki-laki)
dan  4 juta eritrosit (wanita).
Setelah tua sel darah merah akan dirombak oleh hati dan dijadikan zat
warna empedu (bilirubin).
b. Leukosit (leukosit)
Mempunyai inti, setiap 1 mm3 mengandung 6000 – 9000 sel
darah putih, bergerak bebas secara ameboid, berfungsi melawan kuman
secara fagositosis, dibentuk oleh jaringan retikulo endothelium disumsum
tulang untuk granulosit dan kelenjar limpha untuk agranulosit.
Leukosit, meliputi :
a. Granulosit : merpakan sel darah putih yang bergranula :
b. Neutrofil : granula merah kebiruan, bersifat fagosit.
c. Basofil : granula biru, fagosit.
d. Eosinofil : granula merah, fagosit.
e. Agranulosit : merupakan sel darah putih yang

sitoplasmanya tidak bergranula :


a. Monosit : inti besar, bersifat fagosit, dapat bergerak cepat.
b. Limphosit : inti sebuah, untuk imunitas, tidak dapat bergerak.
.
c. Trombosit (sel darah pembeku)
Tidak berinti dan mudah pecah, bentu tidak teratur, berperan
dalam pembekuan darah, keadaan normal 1 mm 3 mengandung 200.000 –
300.000 butir trombosit.
Mekanisme pembekuan darah :
a. Trombosit pecah tromboplastin/ faktor antihemofili trombokinase.
b. Protombin thrombin Ca++ dan Vit.K
c. Fibrinogen fibrin
Untuk keperluan tertentu, misal dalam proses pengambilan darah dari
donor, maka pembekuan darah dapat dihindarkan dengan jalan :
- Mendinginkan darah mendekati titik bekunya. Tujuannya untuk
menhalangi pembentukan trombin.
- Memberi garam natrium oksalat atau natrium sitrat. Tujuan
mengendapkan ion Ca, sehingga pengubahan protrombin menjadi
trombin terhambat.
- Pemberian heparin atau dikumarol yang merupakan zat antikoagulan
(anti pembekuan darah). Zat ini digunakan untuk mencegah pembekuan
darah dalam transfusi darah dan pada saat operasi.
- Mencegah persentuhan dengan permukaan yang kasar, misal
menggunakan alat pengambil darah yang sangat tajam dan permukaan
alat yang licin dan halus.

2.3 Hemopoiesis atau Hematopoiesis


Hemopoesis atau hematopoiesis ialah proses pembentukan darah.
Tempat hemopoesis pada manusia berpindah-pindah sesuai dengan umur :
a. Janin : umur 0-2 bulan (kantung kuning telur)
Umur 2-7 bulan (hati,limpa)
Umur 5-9 bulan (sumsum tulang)
b. Bayi : Sumsum tulang
c. Dewasa : vetrebra, tulang iga, stemum, tulang tengkorak
Sacrum, dan pelvis ujung proksimal femur
Pada orang dewasa dalam keadaan fisiologik semua hemopoesis terjadi pada
sumsum tulang, untuk kelangsungan hemopoesis diperlukan :
1. Sel induk hemopoeik (hematopoetik stem cell)
Sel induk hematopoetik adalah sel-sel yang akan berkembang
menjadi sel-sel darah, termasuk eritrosit, lekosit, trrombosit dan juga
beberapa sel dalam sumsum tulang seperti fibroblast. Sel induk yang
paling primitif sebagai pluripotent (totipotent) stem cell.
Sel induk pluripotent mempunyai sifat
a. Self renewal : kemampuan memperbaharui diri sendiri
sehingga tidak akan pernah habis meskipun terus membelah
b. Proliferative : kemampuan membelah atau memperbanyak diri
c. Diferensiatif : kemampuan untuk mematangkandiri menjadi
sel-sel dengan fungsi-fungsi tertentu
Menurut sifat kemampuan diferensiasi nya maka sel induk
hemmopoetik dapat dibagi menjadi
a. Pluripotent (toti potent) stem cell : sel induk yang mempunyai
kemampuan untuk menurunkaneluruh jenis sel-sel darah
b. Committeed stem cell : sel induk yang mempunyai komitmen
untuk berdiferensiasi melalui satu garis turunan sel (cell line).
Sel induk ini merupakan golongan sel induk myeloid dan sel
induk limfoid
c. Oligopotent stem cell : sel induk yang dapat berdiferensiasi
menjadi hanya beberapa jenis sel
d. Unipotent stem cell : sel induk yang hanya mampu berkembang
menjadi satu jenis sel saja.
2. Lingkungan mikro (microenvironment) sumsum tulang
Lingkungan mikro sumsum tulang adalah subtansi yang
memungkinkan sel induk tumbuh secara kondusif. Komponen lingkungan
mikro meliputi :
a. Mikrosirkulasi dalam sumsum tulang
b. Sel-sel stroma :
 Sel endotel
 Sel lemak
 Fibroblast
 Makrofag
 Sel reticulum
c. Matriks ekstraseluler
Skema Hematopoiesis

3. Bahan-bahan pembentuk darah


a. Asam folat dan vitamin B12
b. Besi
c. Cobalt, Magnesium, Cu, Zn
d. Vitamin lain: vitamin C, vitamin B kompleks

4. Mekanisme regulasi
Mekanisme regulasi sangat penting untuk mengatur arah dan kuantitas
pertumbuhan sel dan pelepasan sel darah yang matang dari susum tulang
ke darah tepi sehingga sumsum tulang dapat merespon kebutuhan tubuh
dengan tepat. Produksi komponen darah yang berlebihan atau kekurangan
(defisiensi) sama-sama meninbulkan penyakit.

2.4 Komponen Darah Serum dan Plasma


Serum adalah bagian cair darah yang tidak mengandung sel-sel darah dan
faktor-faktor pembekuan darah. Protein-protein koagulasi lainnya dan protein
yang tidak terkait dengan hemostasis, tetap berada dalam serum dengan kadar
serupa dalam plasma. Apabila proses koagulasi berlangsung secara abnormal,
serum mungkin mengandung sisa fibrinogen dan produk pemecahan
fibrinogen
atau protrombin yang belum di konevensi (Sacher dan McPerson, 2012).
Serum diperoleh dari spesimen darah yang tidak ditambahkan
antikoagulan dengan cara memisahkan darah menjadi 2 bagian dengan
menggunakan sentrifuge, setelah darah didiamkan hingga membeku kurang
lebih 15 menit (Nugraha, 2015). Setelah disentrifugasi akan tampak gumpalan
darah yang bentuknya tidak beraturan dan bila penggumpalan berlangsung
sempurna, gumpalan darah tersebut akan terlepas atau dengan mudah dapat
dilepaskan dari dinding tabung. Selain itu akan tampak pula bagian cair dari
darah. Bagian ini, karena sudah terpisah dari gumpalan darah maka tidak lagi
berwarna merah keruh akan tetapi berwarna kuning jernih. Gumpalan darah
tersebut terdiri atas seluruh unsur figuratif darah yang telah mengalami proses
penggumpalan atau koagulasi spontan, sehingga terpisah dari unsur larutan
yang berwarna kuning jernih
Plasma darah merupakan komponen dari darah yang berbentuk cairan
dengan warna kuning. Cairan ini yang kemudian menjadi medium sel-sel
darah yang berbentuk butiran-butiran darah. Di dalamnya terkandung benang-
benang fibrin yang berguna untuk menutup luka yang terbuka.

Plasma darah tersebut mengandung 90% air dan juga larutan bermacam-
macam zat dengan sejumlah 7%-10%. Zat ini yang terkandung di dalam
plasma darah, yaitu ialah sebagai berikut :

 sari makanan,
 hormon enzim,
 mineral,
 antibodi dan
 zat-zat sisa (misalnya CO2 dan sisa pembongkaran protein).

Yang semua zat yang terkandung diatas akan di serap oleh usus halus dalam
tubuh manusia
Pengertian dan fungsi Plasma Darah Menurut Ahli Biologi
Mineral didalam plasma darah tersebut terdapat didalam suatu bentuk garam
mineral. Fungsi garam mineral adalah untuk dapat mengatur suatu tekanan
osmotik dan juga PH darah. Protein yang terdapat didalam darah (protein
darah) tersebut terdiri dari albumin, globulin, dan juga fibrinogen.

Albumin tersebut berperan didalam pengaturan suatu tekanan darah.


Globulin tersebut biasanya disebut juga ialah sebagai imunoglobulin yang
berguna untuk dapat membentuk benang-benang fibrin. Benang-benang fibrin
tersebut berperan sangat penting didalam suatu proses pembekuan darah saat
tubuh manusia tersebut terluka. apabial larutan protein dalam plasma darah
tersebut diendapkan dengan suatu sentrifuge (alat pemutar), akan tertinggal
suatu cairan berwarna kuning jernih yang disebut dengan serum.

Pengertian dan fungsi Plasma Darah Menurut Ahli Biologi – Serum


tersebut mengandung antibodi yang dapat melawan suatu zat ataupun benda-
benda asing bahkan juga kuman yang masuk ke dalam tubuh manusia . Zat
asing yang masuk ke dalam tubuh manusia tersebut disebut ialah sebagai
antigen. Antibodi ialah yang dapat menggumpalkan suatu antigen yang
disebut dengan presipitin ; yang dapat menguraikan zat antigen dalam tubuh
disebut dengan lisin ; dan yang dapat menawarkan racun dalam tubuh disebut
dengan antioksin.

Plasma darah adalah komponen terbesar dalam darah, besar volumenya


55% dari volume darah yang terdiri dari 90% air dan 10% larutan protein,
glukosa, faktor koagulasi, ion mineral, hormon dan karbon dioksida. Karena
dinding kapiler permiabel bagi air dan elektrolit maka plasma darah selalu
ada dalam pertukaran zat dengan cairan interstisial. Dalam waktu 1 menit
sekitar 70% cairan plasma bertukaran dengan cairan interstisial.

Plasma darah dapat dipisahkan di dalam sebuah tuba berisi darah segar
yang telah dibubuhi zat anti-koagulan yang kemudian diputar sentrifugal
sampai sel darah merah jatuh ke dasar tuba, sel darah putih akan berada di
atasnya dan membentuk lapisan buffy coat, plasma darah berada di atas
lapisan tersebut dengan kepadatan sekitar 1025 kg/m3, or 1.025 kg/l. Serum
darah adalah plasma tanpa fibrinogen, sel dan faktor koagulasi lainnya.
Fibrinogen menempati 4% alokasi protein dalam plasma dan merupakan
faktor penting dalam proses pembekuan darah.

Protein dalam plasma memiliki konsentrasi sekitar 1 mmol/L. Dengan


bantuan elektroforesis, protein plasma dapat dipisahkan menjadi fraksi
albumin serta fraksi α1, α2, β, dan γ-globulin. Sekitar 56% protein plasma
merupakan fraksi albumin, 4% adalah α1-globulin, α2-globulin sebanyak
10%, β-globulin 12%, dan 18% dari jumlah protein plasma merupakan γ-
globulin.

Globulin diperlukan untuk berbagai fungsi biologik. Sejumlah α- globulin


dan β-globulin mempunyai fungsi transpor khusus. Kelompok α1- globulin
yaitu transkobalamin yang mengangkut vitamin B12 dan transkortin yang
mengangkut kortisol. β-globulin bertanggung jawab untuk transpor besi
bervalensi tiga dalam plasma. Sementara itu, γ-globulin merupakan
glikoprotein yang pada pemisahan elektroforesis bergerak paling lambat.
Karena peran sertanya pada reaksi imun, maka γ-globulin disebut juga
imunoglobin (IgG). Protein plasma juga mempunyai peran yang penting
dalam pengaturan distribusi air antara plasma dan ruang interstisial, karena
sebagai protein ia tidak dapat melewati dinding kapiler. Dengan demikian,
tekanan osmotik koloidnya akan menahan air dalam sirkulasi darah. Peran
yang terbesar dilakukan albumin (±80%). Albumin juga mempunyai arti yang
besar untuk ikatan protein obat.

Tekanan osmosis plasma yaitu 7,3 atm dan dijaga dengan pengaturan
osmosis yang berfungsi dengan baik. Pada tekanan ini, yang berperan sampai
96% elektrolit anorganik. Perbandingan ion yang satu terhadap ion yang lain
dan pH plasma juga dijaga hampir tetap oleh proses pengaturan khusus.
Kation dengan konsentrasi plasma tertinggi adalah natrium sedangkan anion
plasma yang secara kuantitatif paling berarti adalah klorida

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat
peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri. Peredaran
darah manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang
dialirkan dari dan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah
mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai
peredaran darah ganda. Peredaran darah sistemik adalah peredaran darah
yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari ventrikel sinistra lalu
diedarkan keseluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida
di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena
menuju atrium dextra. Peredaran darah pulmonal adalah peredaran darah
yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali lagi ke
jantung. Darah yang kaya karbondioksida dari ventrikel dextra dialirkan ke
paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolis darah tersebut bertukar
dengan darah yang kaya oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke atrium
sinistra melalui vena pulmonalis.
Sedangkan sistem konduksi jantung dimana aktivitas listrik dari jantung
merupakan akibat dari perubahan pada permiabelitas membran sel, yang
memungkinkan pergerakan ion-ion. Dengan masuknya ion-ion tersebut maka
muatan listrik sepanjang membran itu mengalami perubahan relative. Ada
tiga ion yang mempunyai fungsi penting sekali dalam elektrofisiologi sel,
yaitu : kalium, natrium dan kalsium. Adalah kation intrasel yang dominan
sedangkan konsentrasi Na dan Ca tertinggi pada lingkungan ekstrasel.
Membran sel otot jantung pada keadaan istirahat berada
dalam keadaan polarisasi, dengan bagian luar berpotensi positif dibandingkan
bagian dalam selisih potensial ini disebut potensial membrane. Bila membran
otot jantung dirangsang, sifat permeabel berubah sehingga ion Na masuk ke
dalam sel, yang menyebabkan potensial membrane. Perubahan potensial
membran karena stimulasi ini disebut depolarisasi. Setelah proses depolarisasi
selesai, maka potensial membran kembali mencapai keadaan semula yaitu
proses repolarisasi.

1.2 Kritik dan Saran


Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa yang kami tulis
masih banyak kesalahan, baik dari isi materi dan cara penulisan. Oleh karena
itu, penulis mengharapankan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini, sehingga makalah ini dapat menjadi wawasan
pengetahuan bagi pembaca nya.
Daftar Pustaka

1. Brunner, Suddarth, (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta, Buku


Kedokteran EGC
2. https://tiahafizah.wordpress.com/2014/01/30/makalah-sistem-peredaran-
darah/  diakses pada tanggal 28 September 2015
3. https://chellious.wordpress.com/2011/03/06/elektrofisiologi-dan-sistem-
konduksi-jantung/ diakses pada tanggal 28 September 2015
4. http://webcache.googleusercontent.com/
5. http://nondellasafitri.blogspot.com/
6. http://yudhaendrap.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai