oleh:
Kelompok 8:
1. Eka Saputri (4401420026)
2. Desy Fatmawati (4401420027)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2022
A. Fungsi Sistem Sirkulasi Darah
Sistem sirkulasi merupakan bagian dari sistem transport dalam tubuh. Proses
transport merupakan proses pengedaran berbagai zat yang diperlukan oleh tubuh dan
pengangkutan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh untuk dikeluarkan dari dalam
tubuh. Sistem sirkulasi pada manusia berperan dalam mengedarkan oksigen dan sari-
sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkut CO2 ke paru-paru , mengembalikan sisa-
sisa metabolisme ke ginjal untuk disekresikan, menjaga suhu tubuh, serta
mengedarkan hormon-hormon untuk melaksanakan fungsi-fungsi tubuh hingga
tercapainya suatu kondisi seimbang dalam tubuh (homeostasis).
B. Struktur Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi darah pada manusia disusun oleh darah, pembuluh darah, dan
jantung. Darah memegang peranan dalam mengangkut dan mengedarkan bahan-bahan
yang akan diedarkan keseluruh tubuh dan ataupun bahan-bahan yang akan
diendapkan, pembuluh darah berperan sebagai saluran untuk mengarahkan dan
mendistribusikan darah dari jantung ke seluruh tubuh dan mengangkutnya kembali ke
jantung, dan jantung berperan dalam memompa darah ke seluruh tubuh.
C. Mekanisme Sirkulasi Darah
Sirkulasi darah pada manusia dilakukan oleh jantung dan pembuluh darah yang
merupakan bagian dari sistem kardiovaskuler. Jantung memompa darah ke seluruh
tubuh melalui sistem tertutup pembuluh darah. Sistem peredaran darah manusia
dinamakan sistem peredaran darah tertutup hal ini karena darah yang beredar selalu
terjadi dan melalui pembuluh darah dan dinamakan juga sistem peredaran darah
ganda karena darah masuk ke jantung sebanyak dua kali dalam satu kali peredaran
darah (Porsche et al., 2019).
Mekanisme sirkulasi darah pada manusia dapat terjadi melalui dua mekanisme
yaitu sistem peredaran darah kecil dan sistem peredaran darah besar. Sistem peredaran
darah kecil mengangkut darah dari jantung ke paru-paru lalu kembali lagi ke jantung,
sedangkan peredaran darah besar mengangkut darah dari jantung ke seluruh tubuh
lalu kembali ke jantung.
(sumber:hartanaedu.my.id)
Gambar 1.Mekanisme sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonalis
(sumber: http://www.healthywa.wa.gov.au/)
Gambar 2. Penampakan jantung manusia (kiri) dan posisi jantung di dalam tubuh
Jantung dilapisi oleh suatu lapisan yang dinamakan pericardium. Pada rongga
pericardial dihasilkan suatu cairan yang dinamakan pericardium serosa yang berperan
sebagai pelumas jantung dan mengurangi jantung gesekan pada jantung ketika
berdenyut. Jantung juga memiliki dinding yang berlapis-lapis. Dinding jantung
terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan epicardium, miocardium, dan
endocardium. Epicardium merupakan lapisan terluar dari dinding jantung yang
tersusun dari epitel squamosa. Endocardium merupakan lapisan terdalam dari
dinding jantung yang memiliki endothelium yang terbentuk oleh squamosa di bagian
atas lapisan tipis jaringan areolar, namun pada endocardium tidak memiliki jaringan
adiposa. Miokardium terletak diantara epicardium dan endocardium yang tersusun
oleh otot jantung. Lapisan miokardium inilah yang merupakan lapisan tebal dan
lapisan yang melakukan kerja jantung. Ketebalan bervariasi antara satu ruang dengan
ruang yang lain tergantung pada ringan/beratnya aktivitas yang dilakukan oleh
seseorang. Dinding arteri lebih tebal dibanding dinding ventrikel hal ini karena kerja
arteri memompa darah ke seluruh tubuh, namun ventrikel hanya memompa darah
sampai paru-paru saja.
(sumber: pinterest.com)
Gambar 3. Struktur pericardium dan dinding jantung
bagian dinding jantung tepatnya antara ventrikel, cincin fibrosa sekitar katub, dan
dalam lembaran jaringan yang menghubungkan cincing fibrosa terdapat kerang
berserat kolagen yang elastis. Kerangka berserat ini memiliki beberapa fungsi
diantaranya: 1) menyediakan dukungan struktural untuk jantung terutama bagian
sekitar katup dan bukaan pembuluh besar; menjaga lubang tetap terbuka dan
mencegah peregangan yang berlebihan ketika adanya lonjakan aliran darah, 2)
sebagai nonkonduktor listrik yang berfungsi sebagai isolasi listrik antara atrium dan
ventrikel, sehingga atrium tidak dapat merangsang langsung ventrikel, dan 3)
elastisitas dari kerangka berserat kolagen dapat membentu mengisi jantung dengan
darah setiap denyut.
Jantung memiliki empat ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel
kanan, dan ventrikel kiri. Diantara atrium kanan dan vetrikel kanan terdapat katup
trikuspidalisyang berperan mencegah agar darah dalam ventrikel kanan tidak masuk
kembali ke atrium kanan. Katup bikuspidalis terletak diantara atrium kiri dan
ventrikel kiri, katup ini berperan mencegah darah dalam ventrikel kiri tidak mengalir
kembali ke atrium kiri. Untuk menghindari terjadinya aliran balik darah dari aorta ke
ventrikel kiri dibatasi oleh katup semilunaris aorta. Katup seminularis pulmoner
berperan dalam mencegah terjadinya aliran balik darah dari arteri pulmoner ke
ventrikel kanan.
(sumber: https://medicastore.com)
Gambar 4. Struktur anatomi jantung
Siklus jantung mencakup kontraksi dan relaksasi. Fase kontraksi dikenal
sebagai sistol dan fase relaksasi dinamakan diastole. Ventrikel mengalami relaksasi
ketika atrium berkontraksi dan atrium relaksasi ketika ventrikel berkontraksi. Ketika
atrium dan ventrikel mengalami relaksasi diantara denyutan, darah mengalir ke atrium
dari vena besar yang mengarah ke jantung dan ke dalam ventrikel. Atrium kemudian
berkontraksi yang menyebabkan lebih banyak darah ke dalam ventrikel sehingga
ventrikel dipenuhi darah. Kemudian ventrikel berkontraksi dan menghasilkan tekanan
darah tinggi dalam ventrikel yang kemudian menutup kedua katup atrioventrikular
dan kemudian kedua katup semilunar terbuka dan darah dipompa ke dalam arteri
menuju jantung diikuti distol pada ventrikeli yang akhirnya memungkinkan katup
atriovertikel terbuka. Dalam waktu yang bersamaan katup semilunar saling mendekat
dikarenakan tekanan darah yang lebih besar dalam arteri.
Dinding arteri dan vena memiliki tiga lapisan yaitu 1) tunika interna (tunika
intim), 2) tunika media, dan 3) tunika externa (adventitia). Tunika interna
merupakan bagian dalam dari dinding pembuluh yang tersusun dari epitel squamosa
sederhana (endotelium) yang terletak yang terletak diatas memberan basal lapisan
tipis jaringan ikat. Endotelium ini berperan sebagai penghalang selektif permeabel
bagi bahan-bahan aktif yang akan masuk ke dalam pembuluh darah, mengeluarkan
bahan kimia yang akan merangsang pelebaran atau penyempitan kapal, serta menolak
sel darah dan trombosit agar tidakmenempel pada pembuluh darah. Tunika media
tersusun dari otot polos, kolagen, dan jaringan elastis. Tunika media berperan dalam
memperkuat pembuluh darah dan mencegah tekanan darah pecah serta perubahan
diameter pembuluh darah. Tunika externa (tunika adventitia) adalah lapisan terluar
yang tersusun dari jaringan ikat longgar yang menempel dengan pembuluh darah dan
saraf.
(sumber: https://materi.co.id/)
Gambar 5. Struktur anatomi dinding pembuluh darah arteri dan vena
Ada tiga jenis pembuluh darah yaitu arteri, vena, dan kapiler. Adapun perbedaan
ketiga jenis pembuluh darah tersebut sebagai berikut:
Arteri bercabang berulang kali menjadi kecil dan arteri yang paling kecil
kemudian membentuk arteri mikroskopis yang dinamakan arteriol. Dinding
arteriol terkecil hanya terdiri dari endotelium dan beberapa serat otot polos yang
mengelilinginya. Arteriol berperan penting dalam mengendalikan aliran darah dan
tekanan darah. Kapiler darah memiliki dinding yang tersusun dari endotelium
yang memungkinkan terjadinya pertukaran bahan antara darah di kapiler dan sel-sel
tubuh. Kapiler dapat ditemukan di jaringan otot dan jaringan saraf, namun tidak
ditemukan di jaringan tulang rawan, epidermis, lensa, dan kornea mata. Aliran darah
dalam kapiler dikendalikan oleh otot sfingter prekapiler yang berupa serat otot polos
yang melingkari dasar kapiler di persimpangan arteri-kapiler. Kontraksi sfingter akan
menghambat aliran darah ke jaringan kapiler tersebut, namun ketika relaksasi
membuat darah mengalir ke dalam jaringan kapiler untuk menyediakan oksigen dan
nutrisi untuk sel-sel jaringan. Darah yang mengalir melalui kapiler akan
memasuki vena terkecil yang disebut dengan venula. Beberapa kapiler akan akan
bersatu membentuk venula. Venula terkecil hanya tersusun dari endotelium dan
jaringan ikat, namun venula yang besar mengandung jaringan otot polos. Vena besar
yang terdapat di kaki dan tangan mengandung katup yang berperan dalam mencegah
aliran balik darah dan membantu kembalinya darah ke jantung.
Tekanan darah merujuk pada tekanan yang dialami darah pada
pembuluh arteri darah ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota
tubuh. Tekanan darah umumnya ditunjukkan dengan angka 120/80 mmHg, nomor
120 menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung (sistole)
dan nomor 80 menunjukkan tekanan saat jantung berelaksasi (diastole). Tekanan
darah tinggi ketika di pagi hari dan ketika malam hari tekanan darah akan menurun.
Ketika seseorang tekanan darahnya tinggi melebihi batas normal (semisal saja 140/80
mmHg) maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut menderita tekanan darah tinggi.
(sumber: www.aboutkidshealth.ca)
Gambar 7. Struktur hemoglobin dalam eritrosit.
Leukosit (sel darah putih) memiliki struktur yang lebih besar dari
eritrosit dan memiliki inti sel. Kadar eritrosit dalam darah hanya berkisar 5-10 juta
per milimeter darah atau 7000/mm3 . Leukosit memiliki beberapa peran diantaranya
melakukan fagositosis terhadap pathogen, mengidentifikasi dan menghancurkan sel-
sel kanker dalam tubuh, dan membersihkan sel-sel mati dalam tubuh. Leukosit
memiliki lima sel yang terbagi ke dalam dua kelompok besar yaitu granulosit
(neutrofil, eusinofil, dan basofil) dan agranulosit (monosit dan limfosit). Granulosit
adalah kelompok sel yang memiliki granula (lobus) pada bagian sitoplasma,
sedangkan agranulosit merupakan kelompok yang tidak memiliki granula (lobus)
pada sitoplasmanya (Adinugroho et al., 2019).
Neutrofil merupakan kelompok eritrosit yang komposisinya terbesar
sekitar 60-70 % dari total leukosit. Neutrofil memiliki beberapa ciri-ciri diantaranya
memiliki 2-5 lobus, memiliki usia yang pendek, hanya dapat bertahan dalam aliran
darah selama 10 jam, dan berperan sebagai pertahanan pertama dan sebagai
pembersih debris. Neutrofil akan mati setelah menelan satu atau dua bakteri, namun
sebelum pecah neutrofil tersebut akan menarik neutrofil lainnya ke daerah yang
terdapat bakteri tersebut. Neutrofil yang telah mati akan bercampur dengan debris dan
mikroorganisme lain yang telah mati membentuk nanah.
(sumber: https://www.istockphoto.com)
Gambar 8. Penampakan neutrofil
Eosinofil memiliki ciri-ciri sebagai berikut bentuk selnya bulat, inti terdiri
dari dua lobus, memiliki banyak granula, dan kromatin berwarna ungu (Fauziah,
2020). Eosinofil berperan dalam mengurangi respon peradangan dengan
memproduksi enzim yang dapat merusak bahan kimia inflamasi yaitu histmin.
Eosinofil juga berperan dalam melepaskan bahan kimia beracun seperti oksida nitrat
dan enzim sitoksik yang menyerang parasit cacing seperti cacing pita, cacing kremi,
dan cacing tambang.
(sumber: https://www.orami.co.id/)
Gambar 9. Penampakan eosinofil dibawah mikroskop
Basofil berperan utama dalam reaksi allergen, inti selnya memiliki 2
lobus, serta granula berwarna ungu (Rahmayanti, 2021). Komposisi basofil lebih
kecil dibanding sel darah putih lainnya yaitu sekitar 0,5 % - 1 %. Basofil ukurannya
lebih kecil dari neutrofil dan eosinofil yaitu diameternya berkisar 8- 10 mikrometer
dan memiliki inti berbentuk U. Basofil dirangsang untuk melepaskan bahan kimia ke
dalam caian interstitial untuk meningkatan peradangan lokal yang diprakarsai oleh sel
mast.
(sumber: http://repository.unimus.ac.id/)
Limfosit merupakan leukosit terkecil dan sedikit lebih besar dari eritrosit.
Beberapa ciri-ciri yang dimiliki limfosit yaitu memiliki inti yang besar dan sitoplasma
yang tipis. Limfosit sebagian besar terdapat pada kelenjar getah bening, limpa, tonsil,
nodul limfatik, dan timus. Limfosit menjalankan peran dalam imunitas tubuh.
Limfosit terdiri dari dua jenis yaitu limfosit B dan limfosit T. Limfosit T akan
menyerang dan menghancurkan patoge serta perusakan sel-sel tumor, sedangkan
limfosit B berperan dalam menghasilkan antibodi yang akan menyerang bakteri
(Pohara, 2020).
(sumber: http://eprints.undip.ac.id/)
Monosit merupakan leukosit terbesar bisa mencapai dua hingga tiga kali
diameter eritrosit. Monosit memiliki inti besar yang jelas, berwarna violet, dan
bentuknya seperti ginjal. Monosit memiliki sitoplasma yang jarang mengandung
butiran halus. Selama tiga hari monosit akan tetap dalam sirkulasi darah,
meninggalkan sirkulasi, kemudian berubah menjadi makrofag dan bermigrasi melalui
berbagai jaringan. Makrofag akan memfagositosit bakteri, sel-sel mati, dan fragmen
sel.
(sumber: https://www.istockphoto.com)
DAFTAR PUSTAKA
Adinugroho, M. O., Suwiti, N. K., & Kendran, A. A. S. (2019). Histomorfometri Sel
Darah Putih Agranulosit Bibit Sapi Bali Di Nusa Penida. Buletin Veteriner
Udayana, 21, 33. https://doi.org/10.24843/bulvet.2019.v11.i01.p06
Ramatillah, D. L., Lucyanawati, S., & Pangestu, A. A. (2019). Edukasi dan Deteksi Dini
Penyakit Leukimia Kepada Masyarakat di RPTRA Tunas Harapan Sunter Jakarta.
Jurnal Berdikari, 2, 44–47.
Rizky, R., Susilawati, S., Hakim, Z., & Sujai, L. (2020). Sistem Pakar Deteksi Penyakit
Hipertensi Dan Upaya Pencegahannya Menggunakan Metode Naive Bayes Pada
RSUD Pandeglang Banten. Jurnal Teknik Informatika Unis, 7(2), 138–144.
https://doi.org/10.33592/jutis.v7i2.395