Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR MIKROTEKNIK
PEMBUATAN PREPARAT IRISAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE NON
EMBEDDING/ IRISAN BEBAS JARINGAN TUMBUHAN ORGAN AKAR, BATANG,
DAN DAUN SIRIH GADING (Epipremnum aureum)

Nama : Eka Saputri


NIM : 4401420026
Rombel : Pendidikan Biologi 2020

JURUSAN BIOLOGI
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2022
I. Tujuan
1. Membuat preparat irisan melintang jaringan tumbuhan dari akar, batang dan daun
tumbuhan Epipremnum aureum dengan metode non embedding.
2. Mengetahui perbedaan struktur akar, batang dan daun pada tumbuhan Epipremnum
aureum.
II. Landasan Teori
Tumbuhan terdiri dari beberapa organ antara lain akar, batang dan daun. Pada akar
dan batang dan daun memiliki berbagai macam jaringan. Jaringan adalah kumpulan sel-sel
yang berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama.
Tumbuhan berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua
dikelompokkan menjadi jaringan (Heza 2021)
1. Akar
Akar adalah organ tumbuhan yang masuk ke dalam tanah. Fungsi akar pada
tumbuhan, antara lain sebagai tempat melekatnya tumbuhan pada media (tanah),
menyerap air dan garam mineral dari tanah, memperkuat berdirinya tumbuhan, tempat
penyimpanan cadangan makanan, dan sebagai alat pernapasan. Jaringan penyusun
akar, antara lain epidermis, korteks, endodermis, stele (silinder pusat), perisikel, xilem,
floem, dan empulur (Ramdhini et.al. 2021).
2. Batang
Batang merupakan organ tumbuhan yang tumbuh di permukaan tanah. Fungsi
batang, antara lain menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun, menyalurkan
zat makanan dari daun ke seluruh tubuh, tempat penyimpanan cadangan makanan,
serta tempat menempelnya daun, bunga, dan buah. Jaringan penyusun batang, antara
lain epidermis, korteks, stele, endodermis, perisikel, empulur, xilem, floem, dan
cambium (Ramdhini et.al. 2021).
3. Daun
Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan
yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak
berlangsung di daun. Fungsi daun, antara lain sebagai tempat berlangsungnya
fotosintesis, menyerap CO2 dari udara, sebagai tempat pengeluaran air melalui
transpirasi dan gutasi, serta ubtuk respirasi. Daun tersusun atas beberapa jaringan,
antara lain epidermis, mesofil, berkas pengangkut, xilem, floem, palisade (jaringan
tiang), spons (janringan bunga karang), serta stomata (Ramdhini et.al. 2021).
Pembuatan preparat jaringan tumbuhan dapat dilakukan dengan metode irisan.
Metode irisan merupakan suatu metode pembuatan sediaan dengan jalan membuat suatu
irisan dengan ketebalan tertentu sehingga dapat diamati bagian-bagiannya di bawah
mikroskop (Mulyaningsih et.al. 2015). Tujuan dari pembuatan preparat irisan adalah untuk
menyediakan preparat mikroskopis yang dapat memperlihatkan struktur bagian yang diiris
secara keseluruhan seperti keadaan yang sebenarnya. Ada 2 macam preparat irisan yaitu
preparat irisan bebas (non embeding) dan preparat irisan (embedding). Preparat irisan
bebas (non embeding) merupakan preparat irisan yang dibuat yang dibuat secara langsung
tanpa melakukan penyelubungan terlebih dahulu sedangkan preparat dengan embedding
merupakan preparat irisan yang dibuat dengan penyelubungan terlebih dahulu
menggunakan parafin/ celoidin/ plastik. Pada pembuatan preparat jaringan tumbuhan
digunakan zat warna safranin 1%dalam alkohol 70%, agar apabila diamati, preparat irisan
jaringan tumbuhan dapat terwarnai dengan kontras (Samiyarsih 2020)
III. Langkah Kerja
Untuk membuat preparat irisan jaringan tumbuhan dilakukan dengan langkah-langkah
berikut: Organ akar, batang, dan daun tumbuhan Epipremnum aureum diiris secara
melintang dengan menggunakan silet tajam dan dengan bantuan gabus berbentuk balok,
diiris setipis mungkin dengan cara akar, batang dan daun tersebut diletakkan diantara
belahan sebuah gabus kemudian diiris dengan silet tajam. Kemudian, irisan organ tersebut
difiksasi dengan larutan fiksatif FAA di dalam botol flakon 10 ml selama 24 jam,
kemudian dicuci dengan alkohol 70% sebanyak dua kali sehingga bersih dengan cara
fiksatif dalam botol flakon diganti dengan alcohol menggunakan pipet tetes. Berikutnya
yaitu melakukan pewarnaan dengan menggunakan zat warna safranin 1% dalam alkohol
70% selama 48 jam dengan cara irisan jaringan tumbuhan Epipremnum aureum tersebut
direndam dalam botol flakon. Kemudian, irisan jaringan tumbuhan tersebut dicuci dengan
cara mengganti zat warna Safranin dengan alkohol 70% beberapa kali hingga bersih.
Kemudian dehidrasi dengan alkohol bertingkat, dengan cara dimasukkan alkohol 70% ke
dalam botol flakon isi irisan jaringan kemudian alkohol 80%, 90% dan absolut bergantian
masing-masing selama 2 menit. Langkah selanjutnya adalah dealkoholisasi dan clearing
dengan menggunakan larutan alkohol-xilol dengan perbandingan 3:1, 1:1, 1:3 dan
dilanjutkan dengan xilol murni I dan II di dalam botol flakon, masing-masing selama 2
menit. Langkah selanjutnya yaitu mounting dengan 1 tetes canada balsam diteteskan pada
gelas objek dengan jarak 1,5 cm yang telah berisi sediaan preparat irisan jaringan
tumbuhan, kemudian ditutup dengan gelas penutup dengan jarak 1 cm dari kiri gelas benda.
Proses terakhir yang dilakukan ialah labelling, yaitu preparat diberi identitas seperti nama
dan metode pembuatan preparat, metode pewarnaan, serta tanggal pembuatan preparat
disebelah kanan gelas benda dengan posisis memanjang. Kemudian dilakukan pengamatan
dibawah mikroskop dengan perbesaran kuat, foto, dan dianalisis hasilnya.
IV. Hasil
Gambar Keterangan

Akar Epipremnum aureum 1. Epidermis


1
7 2 2. Korteks
3. Endodermis
3
4. Perisikel
4
5. Xylem

8 5 6. Floem

6 7. Rambut akar
8. Stele
Batang Epipremnum aureum 1. Epidermis
2. Korteks luar
1
3. Korteks parenkima
7 2
4. Perisikel
3 5. Xylem
4 6. Floem

5 7. Empulur

Daun Epipremnum aureum 1. Epidermis atas


1 2. Xylem
3. Floem

2 4. Kolenkim
5
5. Epidermis bawah

Hasil preparat irisan daun dengan metode non embedding, perbesaran 40x10 = 400 kali

Hasil pengamatan batang, daun, dan akar dapat diamati tetapi untuk irisan akar kurang jelas karena
terlalu tebal. Preparat irisan batang dapat diamati dengan jelas bagian-bagiannya tetapi pada bagian
empulurnya terlalu tebal, sedangkan preparat irisan daun dapat diamati dengan jelas.
Pada irisan akar dapat teramati jelas bagian epidermis, korteks, endodermis, perisikel, xylem,
floem, rambut akar dan stele lalu pada batang organ yang teramati epidermis korteks luar, korteks
parekima, xylem, floem, dan empulur dan untuk daun yaitu epidermis atas xylem, floem,
kolenkim, epidermis atas.

V. Pembahasan
Pada pembuatan preparat irisan jaringan tumbuhan ini dibuat beberapa macam irisan
jaringan yaitu irisan melintang akar, batang serta irisan melintang daunEpipremnum
aureum. Hasil pengamatan dibawah mikroskop menunjukkan hasil yang cukup jelas. Pada
irisan melintang akar, dapat terlihat bagian-bagiannya berupa jaringan korteks, perisikel
dan jaringan pengangkut yaitu xylem dan floem. Sedangkan pada irisan melintang batang
tidak dapat teramati dengan jelas bagian-bagiannya, hanya terlihat epidermis, parenkim
dan jaringan pengangkut. Pada pembuatan preparat irisan melintang daun, bagian-bagian
irisan nampak begitu jelas dan dapat dibedakan antar bagiannya, dalam gambar terlihat
epidermis atas, epidermis bawah, jaringan palisade, jaringan spon dan jaringan pengangkut
yang meliputi xilem dan floem.
Pada pembuatan preparat ini, pewarna yang digunakan ialah safranin 1% dalam alcohol
70%, pewarna ini digunakan untuk mewarnai sel. Safranin berwarna dasar merah, sehingga
setelah sel diamati, sel tampak berwarna merah. Dari hasil pewarnaan, semua hasilnya
bagus,semua jaringan terwarna,namun karena irisan akar terlalu tebal jadi zat warna yang
terserap menjadi sangat merah. Fiksatif yang digunakan ialah FAA yang terdiri atas
formalin 4%, asam asetat glacial dan alcohol 70%. Adapun fungsinya saling melengkapi
satu sama lain yaitu formalin dapat mengeraskan jaringan, begitu pula alcohol. Sedangkan
adanya asam asetat glacial dapat mencegah atau mengurangi pengerasan jaringan yang
diakibatkan oleh adanya alcohol dan formalin. Dehidrasi menggunakan alcohol bertingkat
70%, 80%, 90% dan absolute untuk menghilangkan air dari dalam sel penyusun jaringan,
sedangkan dealkoholisasi menggunakan alcohol : xylol 3:1, 1:1, dan 1:3 dilanjutkan
dengan xylol murni I dan II untuk menghilangkan alcohol dari dalam sel penyusun
jaringan. Proses ini disebut juga clearing karena xilol dapat membuat jaringan menjadi
jernih dan transparan.
Pembuatan preparat ini tidak mudah dilakukan, dan tidak dilakukan sekali atau dua kali,
melainkan dibuat berulangkali, sampai mendapatkan hasil yang lebih baik dari
sebelumnya, pada mulanya irisan terlalu tebal dan juga terlalu tipis. Pada irisan yang terlalu
tebal, bagian-bagian dalam irisan tidak nampak dalam mikroskop karena irisan yang terlalu
tebal menyebabkan cahaya tidak dapat menembus irisan. Adapun irisan yang terlalu tipis,
sel-selnya tidak terlihat karena ada bagian yang terbuang.
Pada saat mounting,diperoleh hasil yang kurang baik,karena terdapat gelembung udara
pada preparat setelah ditutup dengan kaca penutup, hal ini di sebabkan karena adanya
kesalahan pada saat melakukan mounting.
VI. Kesimpulan

Pada pembuatan preparat jaringan tumbuhan, dapat disimpulkan beberapa


kesimpulan, antara lain :

1. Preparat jaringan tumbuhan dapat dibuat dengan metode irisan dan pewarnaan
dengan menggunakan zat warna safranin.
2. Bagian yang teramati pada preparat irisan melintang batang Epipremnum aureum
antara lain epidermis, endodermis, korteks luar, korteks parenkima xylem, floem,
perisikel, dan empulur
3. Bagian irisan akar yang teramati yaitu rambut akar, epidermis, endodermis, stele,
floem, xylem, dan empulur.
4. Bagian irisan daun yang teramati antara lain epidermis atas, kolenkim, xylem, floem,
epidermis bawah.
VII. Daftar Pustaka
Heza, A. Y. Y. (2021). MODUL PEMBELAJARAN TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH
(PTERIDOPHYTA) (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Latifa, R. (2016). Improving The Quality Of Activity Based Practicum Histological Preparations
In Laboratory. Research Report.
Mulyaningsih, T., & Astuti, S. P. (2015). Buku Petunjuk Praktikum Mikroteknik Tumbuhan.
Ramdhini, R. N., Manalu, A. I., Ruwaida, I. P., Isrianto, P. L., Panggabean, N. H., Wilujeng, S.,
... & Surjaningsih, D. R. (2021). Anatomi Tumbuhan. Yayasan Kita Menulis.
Samiyarsih, S., Juwarno, J., Abbas, M., & Herawati, W. (2020, June). PENERAPAN
TEKNOLOGI MIKROTEKNIK: UPAYA PENYEDIAAN
MODELPEMBELAJARANPREPARAT ANATOMI TUMBUHAN DI SMA NEGERI 1
PURWOKERTO. In Prosiding Seminar Nasional LPPM Unsoed (Vol. 9, No. 1).

Anda mungkin juga menyukai