Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

“TERMOREGULASI”

OLEH KELOMPOK 10 :

NI MADE SITIARI (C0320085)

NI MADE RINA PUSPITA DEWI (C0320087)

ABU BAKAR SIDIQ (C0320089)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020
1. Judul Kegiatan Praktikum : Termoregulasi

2. Tanggal Praktikum : 3 – 4 November

3. Tujuan Praktikum :
Mengetahui pengaruh perubahan suhu lingkungan terhadap aktivitas hewan
poikiloterm (ikan)

4. Dasar Teori
Termoregulasi adalah suatu mekanisme mahkluk hidup untuk
mempertahankan suhu internal agar berada di dalam kisaran yang dapat di tolelir.
Suhu berpengaruh kepada tingkat metabolism . Suhu yang tinggi akan menyebabkan
aktivitas molekul molekul semakin tinggi karena energi kinetiknya makin besar dan
kemungkinan terjadinya tumbukan antara molekul satu dengan molekul lain semakin
besar pula. Akan tetapi kenaikan aktivitas metabolism hanya akan bertambah seiring
dengan kenaikan suhu hingga batas tertentu saja . Hal ini disebabkan metabolism di
dalam tubuh diatur oleh enzim (salah satunya) yang memiliki suhu optimum dalam
bekerja. Jika suhu lingkungan atau tubuh meningkat atau menurun drastis, enzim
enzim tersebut dapat terdenaturasi dan kehilangan fungsinya (Campbell, 2004)
Berdasarkan kemampuannya untuk mempertahankan suhu tubuh , hewan dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu poikiloterm dan homoiterm . Hewan poikiloterm
yaitu hewan yang suhu tubuhnya selalu berubah seiring dengan berubahnya suhu
lingkungan . Sementara, hewan homoiterm yaitu hewan yang suhu tubuhnya selalu
konstan atau tidak berubah sekalipun suhu lingkungannya sangat berubah . Hewan
poikiloterm juga dapat disebut sebagai ektoterm karena suhu tubuhnya ditentukan dan
dipengaruhi oleh suhu lingkungan eksternalnya.Sementara ,homoiterm dapat disebut
endoterm karena suhu tubuhnya diatur oleh produksi panas yang terjadi di dalam
tubuh (Isnaeni,2006)
Menurut Yuliani dan Rahardjo (2012) , reaksi enzimatis sangat bergantung pada
suhu,karena aktivitas metabolism di berbagai jaringan atau kehidupan suatu
organisme bergantung pada kemampuan untuk mempertahankan suhu yang sesuai
dalam tubuhnya. Terhadap berbagai jenis hewan , bila terjadi kondisi luar yang
kurang cocok atau stress, misalnya terjadi perubahan suhu lingkungan (dingin atau
panas) akan menimbulkan usaha untuk mengimbangi stress tersebut.
Suhu air dipengaruhi oleh suhu udara. Tinggi rendah suhu juga berpengaruh terhadap
aktivitas ikan.Tingginya suhu air akan mengurangi kadar oksigen terlarut.Keadaan
suhu air dan DO akan mempengaruhi aktivitas ikan. Suhu air sangat berkaitan erat
dengan konsentrasi oksigen terlarut dan laju konsumsi oksigen hewan air (Yuliani
,Rahardjo,2012)
Ikan termasuk hewan yang bersifat poikiloterm ,serta selalu membutuhkan air untuk
hidupnya , karena ikan merupakan hewan air yang mengalami kehidupan sejak lahir
atau menetas dari telurnya sampai akhir hidupnya di air. Selanjutnya dijelaskan bahwa
air merupakan habitat ikan yang erat kaitannya dengan pembentukan struktur tubuh
ikan , proses pernafasan , cara pergerakan , cara memperoleh makanan , reproduksi
dan segala hal yang diperlukan bagi ikan (Odum,1996)

5. Alat, bahan dan cara kerja

Alat Kegunaan

a) Wadah Untuk menempatkan ikan


Bahan Kegunaan
a) Ikan Mas Komet (Carassius Sebagai objek praktikum
auratus)
b) Air biasa Sebagai variabel bebas dalam praktikum
c) Air panas Sebagai variabel bebas dalam praktikum
d) Air es Sebagai variabel bebas dalam praktikum

Cara Kerja
a) Memasukkan 1 ekor ikan ke dalam wadah I yang berisi air biasa. Mengamati gerakan
ikan dan mencatat gerak insang setiap menit selama 5 menit
b) Masukkan secara perlahan air es kedalam wadah tersebut. Mengamati gerakan ikan
dan mencatat gerak insang setiap menit selama 5 menit
c) Memasukkan 1 ekor ikan yang lain ke dalam wadah II. Perlahan- lahan menuang air
panas,memastikan agar ikannya tidak langsung terkena air. Mengamati gerakan ikan
dan mencatat gerak insang setiap menit selama 5 menit

6. Penyajian Data Hasil Praktikum


Pengolahan Data
7. Pembahasan
8. Kesimpulan
9. Daftar Pustaka
Campbell , 2004. Biology . Jakarta : Erlangga
Isnaeni , Wiwi. 2006 . Fisiologi Hewan . Yogyakarta : Kanisius
Odum , E.P . 1996 . Dasar Dasar Ekologi Edisi Ketiga . Yogyakarta : Gajah Mada
University Press
Yuliani,dan Rahardjo . 2012 . Panduan Praktikum Ekofisiologi . Surabaya : Unipress

LAMPIRAN HASIL DISKUSI


1. Ikan mempunyai derajat toleransi terhadap suhu dengan kisaran tertentu yang
sangat berperan bagi pertumbuhan, inkubasi telur, konversi pakan dan
resistensi terhadap penyakit. Ikan akan mengalami stress manakala terpapar
pada suhu diluar kisaran yang dapat ditoleransi. Pada lingkungan perairan,
faktor fisik, kimiawi dan biologis berperan dalam pengaturan homeostatis
yang diperlukan bagi pertumbuhan dan reproduksi ikan. Perubahan-perubahan
faktor tersebut hingga batas tertentu dapat menyebabkan stress dan timbulnya
penyakit. Faktor fisik tersebut mencakup suhu, dan intensitas cahaya
2. Karena suhu lingkungan itu sangat berpengaruh, maka tentu saja ada
perbedaan aktivitas antara organ sebelah dalam dan organ sebelah luar,
dimana organ dalam akan melakukan aktivitas sesuai suhu yang diberikan dan
organ luar akan memberikan respon atas aktivitas dari organ dalam, mengingat
juga suhu sangat berpengaruh terhadap metabolisme, jadi tentu saja saat suhu
berbeda,metabolisme di dalam tubuh juga berbeda
3. Letak pusat termoregulasi hewan termoregulator yaitu pada otak, khususnya
pada Hypotalamus anterior
4. Pengaturan suhu tubuh dilakukan oleh suatu pengatur sistem suhu yang pada
dasarnya tersusun atas 3 komponen yaitu :

 Termoreseptor dan saraf afferent

 Hipotalamus

 Saraf efferen dan efektor termoregulator

Sistem ini mempunyai fungsi utama untuk menjaga suhu supaya selalu berada
dalam zona termoneutral, jadi berfungsi sebagai termostat dengan hipotalamus
sebagai pusat kontrolnya.

Anda mungkin juga menyukai