Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

HEMOGRAM

Tanggal Praktikum: 13 Oktober 2020

Kelompok 1

1. Yirehiel Safha L. M. (4401418005)

2. Khilyatul Jannati K. (4401418062)

3. Anggun Novita C. (4401418093)

PENDIDIKAN BIOLOGI A 2018

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020
A. Tujuan
Menentukan persentase dari tiap-tiap jenis/macam leukosit

B. Landasan Teori
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan
sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit.
Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan atau kira-kira
lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah, sedangkan 45% terdiri dari sel darah.
Sisanya diisi oleh sejumlah bahan organic, yaitu : glukosa, lemak, urea, asam urat,
kreatinin, kolesterol, dan asam amino. Plasma juga berisi : gas oksigen dan
karbondioksida, hormon – hormon, enzym, dan antigen (Pearce, 2006).
Sel darah pada umumnya dikenal ada tiga tipe yaitu: eritrosit, lekosit dan
trombosit. Eritrosit manusia dalam keadaan normal berbentuk cakram bulat bikonkaf
dengan diameter 7,2 µm tanpa inti, lebih dari separoh komposisi eritrosit terdiri dari
air (60%) dan sisanya berbentuk substansi koloidal padat. Sel ni bersifat elastis dan
lunak. Lekosit (sel darah putih) terdapat pada bagian pinggir sel darah, lekosit ini
dibagi menjadi dua yaitu granulosit dan agranulosit (Mescher, 2010).
Leukosit dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu granulosit dan agranulosit.
Granulosit adalah sel yang memiliki segmen atau lobus pada inti sel dan granul pada
sitoplasma, terdiri atas neutrofil, basofil, dan eosinofil. Agranulosit adalah sel yang
tidak memiliki segmen atau lobus pada inti dan tidak ada granul pada sitoplasma,
terdiri atas limfosit dan monosit. Limfosit berupa sel bulat kecil berdiameter 7-12 μm,
memiliki nukleus yang relatif besar, berbentuk bulat atau sedikit berlekuk, yang
dikelilingi oleh sitoplasma. Fungsi utama limfosit sebagai respon terhadap adanya
antigen dengan cara membentuk antibodi yang bersirkulasi di dalam darah atau dalam
pengembangan imunitas seluler (Junqueira dan Caneiro, 2005).
Diferensiasi penghitungan jumlah tiap macam sel dari leukosit ialah
determinasi berbagai macam sel-sel darah putih dalam darah. Leukosit dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu: granulosit dan agranulosit. Leukosit granulosit
terdiri atas tiga macam yaitu: granulosit basofil, granulosit eosinofil dan granulosit
netrofil. Leukosit agranulosit terdiri atas dua macam yaitu: limfosit dan monosit
(Marianti . A dan Christijanti. W, 2019).
Hemogram merupakan gambaran dari persentase macam-macam leukosit.
Pada pengecatan giemsa: Neutrofil memiliki ciri-ciri sebagai berikut: inti kebiruan,
granula dan sitoplasmanya ungu muda, inti berlobus 2-3 buah. Eosinofil adalah
sebagai berikut: inti ungu kebiruan, granula dan sitoplasmanya berwarna ungu tua
atau tampak kemerahan, inti berlobus 2- 3 buah. Basofil adalah: inti ungu kebiruan,
granula dan sitoplasmanya berwarna ungu muda, dan inti berlobus 2-3 buah.
Sedangkan yang agranulosit ditandai dengan inti tunggal dan sitoplasma tak
bergranula terdiri atas limfosit dan monosit. Limfosit adalah: inti besar, bulat, warna
ungu kebiruan, dan sitoplasmanya sedikit. Monosit adalah inti berbentuk seperti ginjal,
sitoplasma banyak, tak bergranula, dan berwarna ungu kebiruan (Marianti . A dan
Christijanti. W, 2019).
Macam-macam bentuk sel darah (Siswapedia, 2015).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
Nama Alat Kegunaan
Mempermudah pengambilan darah yang akan digunakan
Mikrohematokrit
untuk uji praktikum dari hewan coba.
Sebagai alas/tempat untuk tetesan darah yang selanjutnya
digunakan untuk preparat apus darah yang kemudian di
Gelas Benda amati di bawah mikroskop. Serta untuk membantu proses
pembuatan preparat, untuk mendorong darah agar
terbentuk apusan yang tipis.
Untuk mengamati preparat apus darah yang sudah jadi dan
Mikroskop
mengetahui bentuk leukosit yang ada.
Untuk mengambil sampel darah dan larutan atau bahan
Pipet
yang berbahan cair.
Membantu mempermudah penutupan gelas penutup, agar
Tusuk Gigi
tidak terbentuk gelembung-gelembung udara.

2. Bahan
Nama Bahan Kegunaan
Membantu proses pengeringan preparat setelah di tetesi
Kertas Saring etanol dan didiamkan beberapa menit. Agar sisa etanol
tidak menggenang pada gelas benda.
Sebagai larutan pewarna agar sel leukosit mudah diamati.
Pewarna Giemsa Karena mampu mewarnai kromatin, membran inti sel,
metachromasia, dan komponel sel lainnya dengan baik.
Untuk mempertahankan nilai pH larutan agar tidak terjadi
Larutan Buffer perubahan pH yang berarti oleh karena penambahan asam
atau basa maupun pengenceran.
Sebagai bahan untuk proses fiksasi sehingga preparat dapat
Aceton/Metanol diawetkan dalam kondisi yang sedikit banyak mendekati
keadaan aslinya.

D. Cara Kerja
Mempersiapkan darah hewan coba.

Memegang ekor dan kulit tengkuk hewan coba sesuai dengan cara
handling, dan pengambilan sampel pada hewan coba.

Memasukkan tabung mikrohematokrit di daerah medial kantus sinus


orbitalis hewan coba.

Memasukkan darah hewan ke dalam gelas benda yang telah disiapkan.

Meneteskan darah hewan di atas gelas benda yang berada di sebelah


kanan menggunakan pipet tetes.

Menggerakkan gelas benda 2 ke kanan dengan cepat sehingga menghasilkan


tetesan darah yang berada di sudut antara gelas benda 1 dan gelas benda 2
membentuk apusan tipis dan transparan.

Memfiksasi sediaan apus darah dilakukan setelah kering dengan


menggunakan methanol 3—5 menit.

Setelah kering, menambahkan pewarna giemsa dan menunggu hingga 20-30 menit.
Lalu, membuang sisa dari larutan dengan air mengalir.

Setelah sediaan apus telah kering, melakukan pengamatan di bawah


mikroskop dengan perbesaran 10 x 10.

Menghitung jumlah leukosit dan jenisnya dan menentukan jumlah dan


persentase masing-masing leukosit.

Membuat laporan hasil praktikum setelah praktikum selesai dilakukan.


E. Penyajian Data

No Nama Preparat Jenis Jumlah Jumlah Persentase jenis


leukosit jenis tolal leukosit
yang leukosit leukosit
ditemukan
1 Yirehiel D1 1. Neutrofil 1 7 Limfosit : 42,9%
2. Limfosit 1 Neutrofil : 42,9%
3. Limfosit 1 Monosit : 14,3%
D2 1. Monosit 1 Eosinofil : 14,3%
2. Neutrofil 1
D3 1. Eosinofil 1
2. Neutrofil 1
2 Khilya D1 1. Eosinofil 1 7 Limfosit : 14,3%
2. Neutrofil 1 Neutrofil : 42,9%
3. Limfosit 1 Monosit : 14,3%
D2 1. Monosit 1 Eosinofil: 14,3%
2. Neutrofil 1 Basofil : 14,3%
D3 1. Basofil 1
2. Neutrofil 1
3 Anggun D1 1. Eosinofil 1 7 Limfosit : 28,6%
2. Neutrofil 1 Neutrofil : 28,6%
3. Limfosit 1 Monosit : 14,3%
D2 1. Monosit 1 Eosinofil: 14,3%
2. Limfosit 1 Basofil : 14,3%
D3 1. Basofil 1
2. Neutrofil 1

F. Pengolahan Data

Pada praktikum hemogram ini, data hasil praktikum yang dihasilkan akan dianalisis
secara deskriptif dan kuantitatif. Data dihasilkan dari tiga orang praktikan dalam satu
kelmpok sehingga didapatkan data kelompok. Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan
persentase dari tiap-tiap jenis atau macam leukosit. Untuk menentukan persentase dari tiap-
tiap jenis atau macam leukosit langkah yang pertama yang harus dilakukan adalah
menentukan jumlah keseluruhan leukosit yang terdapat pada preparat dan menganalisis
jenisnya berdasarkan ciri-ciri yang telah ada dalam teori. Langkah yang selanjutnya adalah
memasukkan data yang diperoleh ke dalam rumus. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:

% Jenis Leukosit = Σ Jৌi 䔫 lu݊o 䔫 i‫ ݏ‬x 100%


Σ lu݊o 䔫 i‫ݏ‬

Leukosit dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: granulosit dan agranulosit.
Leukosit granulosit terdiri atas tiga macam yaitu: granulosit basofil, granulosit eosinofil dan
granulosit netrofil. Leukosit agranulosit terdiri atas dua macam yaitu: limfosit dan monosit.
Pada praktikan Yirehiel menemukan neutrofil dan limfosit pada preparat D1, monosit
dan neutrofil pada preparat D2, neutrofil dan eosinofil pada preparat D3. Pada praktikan
Khilya menemukan eosinofil, neutrofil, dan limfosit pada preparat D1, monosit dan neutrofil
pada preparat D2, basofil dan neutrophil pada preparat D3. Pada praktikan Anggun
menemukan eosinofil, neutrofil, dan limfosit pada preparat D1, monosit dan limfosit pada
preparat D2, basofil dan neutrofil pada preparat D3.

1. Data Praktikan Yirehiel


 Limfosit = 3 x 100% = 42,9%
7
 Neutrofil = 3 x 100% = 42,9%
7
 Monosit = 1 x 100% = 14,3%
7
 Eosinofil = 1 x 100% = 14,3%
7

2. Data Praktikan Khilya


 Limfosit = 1 x 100% = 14,3%
7
 Neutrofil = 3 x 100% = 42,9%
7
 Monosit = 1 x 100% = 14,3%
7
 Eosinofil = 1 x 100% = 14,3%
7
 Basofil = 1 x 100% = 14,3%
7
3. Data Praktikan Anggun
 Limfosit = 2 x 100% = 28,6%
7
 Neutrofil = 2 x 100% = 28,6%
7
 Monosit = 1 x 100% = 14,3%
7
 Eosinofil = 1 x 100% = 14,3%
7
 Basofil = 1 x 100% = 14,3%
7

4. Rata-Rata Persentase Tiap-Tiap Jenis Leukosit

 Limfosit = (42,9 + 14,3 + 28,6) : 3 = 28,6%


 Neutrofil = (42,9 + 42,9 + 28,6) : 3 = 38,1%
 Monosit = (14,3 + 14,3 + 14,3) : 3 = 14,3%
 Eosinofil = (14,3 + 14,3 + 14,3) : 3 = 14,3%
 Basofil = (14,3 + 14,3) : 2 = 14,3%

Jumlah limfosit umumnya 20-40% dari leukosit. Sel-T yang menyerang dan
membunuh kuman, serta membantu mengatur sistem kekebalan tubuh dan sel-B yang
membuat antibodi, protein khusus yang menyerang kuman. Neutrofil berfungsi
melawan infeksi bakteri. Biasa jumlahnya adalah 55-70% dari leukosit.
Monosit atau makrofag mencakup 2- 8% dari leukosit. Sel ini melawan infeksi
dengan ‘memakan’ kuman dan memberi tahu sistem kekebalan tubuh mengenai
kuman apa yang ditemukan. Eosinofil biasanya 1-3% dari leukosit. Sel ini terlibat
dengan alergi dan tanggapan terhadap parasit. Fungsi basofil tidak jelas dipahami,
namun sel ini terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang, misalnya asma atau alergi
kulit. Sel ini jumlahnya kurang dari 1% leukosit. Hal ini menytakan bahwa jumlah
persentase leukosit terbanyak adalah neutrofil diikuti dengan limfosit, monosit,
eosinofil dan basofil. Berdasarkan hasil yang diperoleh kelompok kami sudah
menunjukkan bahwa jumlah persentase leukosit terbanyak adalah neutrofil dan diikuti
oleh limfosit, lalu monosit, eosinofil dan basofil hal ini menunjukkan hasil yang kami
peroleh mendekati teori. Selain itu jumlah limfosit dalam data menunjukkan jumlah
limfosit darah normal.

G. Pembahasan

Pada praktikum hemogram ini bertujuan untuk mengetahui macam dan ciri dari
leukosit. Pengamatan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan preparat apus darah.
Pada tes hemogram ini digunakan pewarnaan dengan giemsa dan proses fiksasi
dengan metanol. Pewarna Giemsa ini berfungsi sebagai pewarna untuk sediaan apusan.
Giemsa sendiri merupakan zat warna yang terdiri dari eosin dan metil azur yang akan
memberi warna merah muda pada sitoplasma dan metilen blue pada inti leukosit.
Ketiga zat warna tersebut dilarutkan dengan metil alkohol dan gliserin dan memiliki
pH7. Selama proses pewarnaan fiksasi dengan metanol ini berfungsi untuk melisiskan
dinding sel sebagai zat warna yang bisa masuk ke dalam sel darah. Sebaiknya fiksasi
dilakukan <1 jam setelah kering angin. Jika tidak maka akan didapatkan latar
belakang dari plasma yang berwarna kebiruan dan mengering. Fiksasi yang tidak baik
juga menyebabkan perubahan morfologi dan warna sediaan. Pada hasil yang
didapatkan melalui gambar yang diberikan Asisten. Di dapatkan hasil yang terlihat
pada tabel hasil pengamatan. Dengan presentase rata rata kelompk Neutrofil :38,1% ,
Limfosit :28,6%, Monosit :14,3%, Eosinofil:14,3%, Basofil:14,3%

Leukosit merupakan sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik untuk
jenis bergranula dan jaringan limfatik untuk jenis tidak bergranula dan berfungsi
sebagai pertahanan tubuh. (Sutedjo, 2006). Leukosit paling sedikit dalam tubuh
jumlahnya sekitar 4000-11000/mm3. Leukosit ini memiliki 2 jenis yaitu granulosit dan
agranulosit. Granulosit yaitu sel darah putih yang memiliki granula pada sitoplasma
nya sedangkan agranulosit merupakan leukosit yang mempunyai inti sel satu dan
sitoplasma nya tidak bergranula. Ada tidaknya granula dalam leukosit serta sifat dan
reaksinya terhadap zat warna merupakan ciri khas dari jenis leukosit,selain bentuk dan
ukuran granula menjadi bagian penting dalam menentukan jenis leukosit.
(Nugraha,2015).

Leukosit yang termasuk dalam granulosit yaitu neutrofil dengan ciri berukuran sekitar
14 mikrometer. Granula berbentuk butiran halus tipis dengan sifat netral sehingga
terjadi pencampuran warna asam (eosin) dan warna basa (metilem blue), sedang pada
granula berwarna ungu atau merah muda yang samar.(Nugraha,2015). Neutrofil
berfungsi sebagai pertahanan terhadap bakteri, bersifat fagosit dan dapat masuk ke
jaringan yang terinfeksi. Neutrofil memiliki inti dengan 2-5 lobus dan merupakan
jenis leukosit terbesar yaitu sekitar 50-70%.(Kiswari,2014). Selanjutnya eosinofil
dengan jumlah sekitar 1-6% di dalam tubuh.berfungsi sebagai fagositosis dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen yang dikeluarkan parasit, memiliki granula
dengan besar yang sama dan teratur seperti gelembung dan jarang ditemukan >3 lobus
inti.(Hoffbrand,2012). Jenis leukosit granulosit yang terakhir yaitu basofil yang
memiliki jumlah paling sedikit yaitu kira-kira kurang dari 2% jumlah keseluruhan
leukosit. Memiliki ukuran 14 mikrometer dan granula memiliki ukuran bervariasi
dengan susunan tidak teratur hingga menutupi nukleus berwarna ungu dan biru tua.
Basofil berfungsi sebagai anti alergi atau berperan dalam reaksi hipersentifitas yang
berhubungan dengan imunoglobin E(Ig E) (Kiswari,2014)

Leukosit yang termasuk dalam agranulosit yaitu monosit dengan jumlah sekitar 3-8%.
memiliki dua fungsi sebagai fagosit mikroorganisme serta dalam reaksi imun
(Kiswari,2014). Monosit merupakan leukosit yang ukurannya sekitar 18 mikrometer,
berinti padat dan melekuk seperti ginjal, sitoplasma tidak mengandung granula.
(Effendi, 2013). selanjutnya ada limfosit yang memiliki jumlah paling besar kedua
setelah neutrofil yaitu sekitar 20- 40%. Berdasarkan fungsinya dibagi menjadi dua
yaitu limfosit B yang matang di sumsum tulang sebagai antibodi dan limfosit t matan
di timus dan sebagai pengawas kekebalan serta berukuran 12 mikrometer.
( Farich,2008)

H. Kesimpulan

Presentase jenis leukosit yang didapatkan pada hasil praktikum Hematogram yaitu
Neutrofil :38,1% , Limfosit :28,6%, Monosit :14,3%, Eosinofil:14,3%, Basofil:14,3%

I. Diskusi
1. Sebutkan macam-macam leukosit yang saudara temukan pada praktikum ini
beserta ciricirinya! dan persentase masing-masing.
Jawab:
Neutrofil : Bergranula dengan lobus inti 2-3 , 38,1%
Limfosit : Inti besar, tidak bergranula, 28,6%
Monosit : Inti seperti ginjal, tidak bergranula, 14,3%
Eosinofil : Bergranula,ungu kebiruan, lobus 2, 14,3%
Basofil : Paling sedikit, granula ungu muda, 14,3%
2. Adakah perbedaan fungsi dari masing-masing leukosit tersebut? jelaskan!
Jawab:
Neutrofil : Untuk perlindungan dari infeksi bakteri
Limfosit : Untuk membentuk antibodi
Monosit : Untuk pertahanan kedua dalam tubuh (fagositosis)
Eosinofil : Untuk pertahanan terhadap alergi
Basofil : Penyembuhan dan untuk anti alergi

3. Terangkan mekanisme pembentukan sel-sel leukosit tersebut dimulai dari sel-


sel mesenchymal!
Jawab :
Mekanisme pembentukan leukosit :
Dimulai saat embrio membentuk pulau-pulau darah dari sel mesenkim pada
sakus vittelins yang menghasilkan eritrosit berinti kemudian terjadi fase
mioblas yang kemudian diikuti fase meloid pembentukan plastolets dan
granulosit.

J. Daftar Pustaka

Evelyn C, Pearce. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT


Gramedia.

Hoffbrand,dkk.2012. Kapita Sekta Hematologi Edisi 4. Jakarta : EGC

Kiswari, R. 2014. Hematologi & Transfusi. Jakarta : Erlangga

Nugraha, G. 2015. Panduan Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Jakarta:Trans


Info Media

Mescher, Anthony L. 2010. Histology dasar junqueira. Jakarta: EGC.

Junqueira LC, Caneiro J. 2005. Basic Histology Text and Atlas. Ed ke-11. USA: The
Mc Graw-Hill Companies Inc.

Marianti, A dan Christijanti, W. 2019. PETUNJUK PRAKTIKUM FISIOLOGI


HEWAN. Semarang : FMIPA UNNES.

Siswapedia. 2015. Jaringan Darah pada Hewan. Diakses pada 15 Oktober 2020 dari
https://www.siswapedia.com/jaringan-darah-pada-hewan/.
K. Lampiran
Objek yang digunakan dalam menentukan presentase tiap jenis leukosit (1 set foto/3
foto)

Link yang digunakan untuk panduan praktikum


https://youtu.be/qgg0PpFKPac

Anda mungkin juga menyukai