NAMA : HERNAWATI
KELAS : ANAKES B
BAB I
PENDAHULUAN
A. DASAR TEORI
Darah merupakan komponen esensial nahlik hidup, mulai dari
hewan primitive hingga manusia.dalam keadaan fisiologik, darah selalu
berada dalam pembuluh darahsehingga dapat dengan mudah
menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksigen (oxygen carrier),
mekanisme oertahanan tubuh terhadap infeksidan mekanisme
hemostasis. Darah terdiri dari dua komponen utama:
1. Plasma darah : bagian cair dalam darahyang sbagian besar terdiri
atas air(91,0 %), elektrolit, mineral (0,9 %) dan protein
darah(8,0%). Sisanya diisi oleh sejimlah bahan organik, yaitu
glukosa, lemak, urea, asam urat, kreatinin, cholesterol, dan asam
amino.
2. Butir-butir (blood corplucles), yang terdiri dari: Eritrosit : sel
darah merah (SDM)-red blood cell (RBC)Leukosit: sel darah
putih (SDP)-white blood cell (WBC)Trombosit: butir pembeku
darah-platelet
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
METODE KERJA
1. ALAT DAN BAHAN
a. Alat :
1. Tabung EDTA
2. Pipet tetes
3. Spoit
4. Torniquet
5. Objek gelas
6. Kapas Alkohol
7. Mikroskop
b. Bahan :
1. Sampel darah
2. EDTA 10%
3. Metanol
4. Giemsa
2. PRINSIP PRAKTIKUM
a. Mengidentifikasi dan menghitung jenis leukosit sekurang- kurangnya
100 sel, dan dinyatakan dalam %.
b. Pemeriksaan gambaran darah tepi dapat dilakukan di counting areal
setelah melakukan pemeriksaan hitung jenis leukosit, mula-mula
dengan pembesaran 10 x kemudian dengan pembesaran 100 x dengan
minyak emersi selanjutnya dilihat masing-masing morfologi selnya.
C. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
a. Pembuatan Darah Tepi
1. Memilih kaca obyek yang bertepi betul-betul rata untuk
digunakan sebgai "kaca penghapus"
2. Diletakkan satu tetes kecil darah ± 2-3 MM dari ujung kaca
objek di depan tetes darah.
3. Tarik objek gelas ke belakang sehingga menyentuh tetes darah,
tunggu sampai darah menyebar pada sudut tersebut.
4. Dengan gerak yang mantap lalu di doronglah objek gelas
sehingga terbentuk apusan darah sepanjang 3-4 cm pada kaca
objek.
5. Lalu dibiarkan apusan darah mengering di udara.
6. Kemudian ditulis identitas pada bagian preparat tebal ( bagian
kepala).
b. Pewarnaan Hapusan Darah Tepi
1. Difiksasi hapusan yang telah kering dengan metanol
2. Didiamkan selama 3 menit
3. Lalu ditetesi larutan giemsa pada seluruh hapusan
4. Didiamkan selama 30 menit
5. Kemudian diambil hapusan dan dibiarkan kering
6. Lalu diamati dibawah mikroskop perbesaran 100 +oil emersi
c. Pemeriksaan di mikroskop
1. Di pilih bagian yang cukup tipis dan penyebaran leukosit
merata
2. Mulai menghitung dari pinggir atas sediaan è pinggir bawah
è kekanan è pinggir atas lagi è dst
3. Lalu dilakukan terus sampai 100 sel leukosit, dihitung menurut
jenisnya
4. Kemudian dicatat kelainan morfologi pada leukosit dan jumlah
setiap jenis sel dinyatakan dalam persen
5. Kemudian dilaporkan jika terdapat eritrosit berinti per 100
leukosit
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
A. GAMBAR
B. HASIL
SEL 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 KE
T
BASOFIL 0
EOSINOFI 1 1 2 4
L
NETROFIL 2 1 2 5
BATANG
NETROFIL 4 4 6 8 3 7 8 5 8 8 61
SEGMEN
LIMFOSIT 1 2 1 1 6 3 5 2 2 23
MONOSIT 2 2 1 1 1 7
JUMLAH 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
C. JUMLAH
Basofil = 0%
Eosinofil = 4%
Neutrofil batang = 5%
Neutrofil segmen = 61%
Limfosit = 23%
Monosit = 7%
Nilai Normal:
D. PEMBAHASAN
Pada praktikum yang telah di lakukan yaitu Untuk
melakukan hitung jenis leukosit, pertama membuat sediaan apus darah
yang diwarnai dengan pewarna Giemsa, Wright atau May Grunwald.
Amati di bawah mikroskop dan hitung jenis-jenis leukosit hingga
didapatkan 100 sel. Tiap jenis sel darah putih dinyatakan dalam persen
(%). Jumlah absolut dihitung dengan mengalikan persentase jumlah
dengan hitung leukosit, hasilnya dinyatakan dalam sel/μL.
Hitung jenis leukosit dilakukan pada counting area, mula-
mula dengan pembesaran 100x dengan minyak imersi. Pada hitung
jenis leukosit hapusan darah tepi yang akan digunakan perlu
diperhatikan hapusan darah harus cukup tipis sehingga eritrosit dan
leukosit jelas terpisah satu dengan yang lainnya, hapusan tidak boleh
mengandung cat, dan eritrosit tidak boleh bergerombol.
Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah
berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-
masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam melawan patogen. Sel-
sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil
hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik
mengenai infeksi dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit hanya
menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk
mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai
relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total (sel/μl)..
Hitung jenis leukosit berbeda tergantung umur. Pada anak
limfosit lebih banyak dari netrofil segmen, sedang pada orang dewasa
kebalikannya. Hitung jenis leukosit juga bervariasi dari satu sediaan
apus ke sediaan lain, dari satu lapangan ke lapangan lain. Kesalahan
karena distribusi ini dapat mencapai 15%.
Pada praktikum yang dilakukan ditemukan beberapa jenis
leukosit Basofil = 0%, Eosinofil = 4%, Neutrofil batang = 5%,
Neutrofil segmen= 61%, Limfosit = 23%, Monosit = 7% hasil ini
termasuk dalam nilai normal.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
hasil yang didapat Basofil 0%,Eosinofil 4%,Neutrofil btang
5%,Neutrofil sigmen 61%,Limfosit 23%,Monosit 7%.
DAFTAR PUSTAKA
http://labkesehatan.blogspot.co.id/2009/11/hitung-jenis-lekosit.html
http://kuliahanaliskesehatan.blogspot.co.id/2013/05/pemeriksaan-hitung-jenis-
leukosit-diff.html