Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

“PENGARUH PEMBERIAN ALKOHOL TERHADAP JUMLAH


LEUKOSIT MENCIT (Mus musculus)”
DAN
“PEMBEKUAN DARAH “

Oleh :

Nida Salimah Tina


2106050035

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2023
ACARA 1
I. Judul
Pengaruh Pemberian Alkohol Terhadap Jumlah Leukosit Mencit (Mus
Musculus)”

II. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh pemberian alkohol terhadap
jumlah leukosit pada mencit (Mus musculus).

III. Dasar Teori


Alkohol adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsi
hidroksil (OH) terikat pada atom karbon. Alkohol merupakan senyawa
organik yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pada
penelitian ilmu eksakta, alkohol digunakan sebagai pelarut, bahan
bakar, dan antiseptik. Alkohol juga sebagai campuran pada minuman,
misalnya anggur, vodka, dan bir. Pada minuman, jenis alkohol yang
digunakan adalah ethyl alcohol (ethanol). Dalam jumlah yang rendah
atau sedang, penggunaan alkohol dapat memberikan efek positif
seperti menghilangkan kecemasan dan memberi rasa tenang. Namun,
jika dikonsusmsi dalam jumlah yang banyak secara terus menerus
dalam waktu yang lama, alkohol dapat mempengaruhi homeostasis
tubuh dan menyebabkan kurangnya kemampuan koordinasi sistem
motorik.
Komponen darah pada tubuh manusia terdiri dari trombosit,
eritrosit dan leukosit. Diantara tiga komponen darah yang paling
banyak di dalam tubuh adalah eritrosit atau sel darah merah yang
memiliki peran untuk membawa oksigen keseluruh tubuh. Sedangkan,
sel darah yang berperan penting pada sistem kekebalan atau pertahanan
tubuh dari infeksi suatu penyakit adalah sel darah putih atau leukosit.
Leukosit adalah satuan dari sel darah putih yang berguna sebagai
pertahanan tubuh terhadap patogen yang menyebabkan infeksi suatu
penyakit. Terdapat 2 jenis leukosit yaitu agranulosit dan granulosit.
Pada agranulosit terdapat monosit dan limfosit sedangkan pada
granulosit terdapat neutrofil, basofil, eosinofil. Jenis-jenis leukosit :
1. Monosit memiliki ukuran yang lebih besar dari pada limfosit,
mempunyai protoplasma yang besar, warnanya kebiruan dengan
sedikit bercampur dengan warna abu dan juga memiliki seperti
bintik-bintik bewarna kemerahan. Fungsi dari monosit ini sendiri
yaitu sebagai fagosit. Monosit dibentuk disumsum tulang.
2. Limfosit memiliki nukleus yang bulat dan berwarna gelap.
Limfosit juga memiliki sitoplasma yang berwarna biru seperti
langit dan berbentuk lingkaran yang terdapat disekitar nukleus.
Fungsi dari limfosit itu sendiri sebagai mematikan bakteri yang
ada didalam tubuh. Limfosit juga dibedakan menjadi 2 adalah
limfosit B dan juga limfosit T yang memiliki peran untuk respon
imun adaptif.
3. Basofil memiliki sel yang lebih kecil dibandingkan dengan
eosinofil dan basofil memiliki granula yang berwarna biru dan
bentuknya juga lebih rapi atau teratur. Basofil memiliki fungsi
yaitu melepaskan mediator terhadap inflamasi dan mengatur sel
kekebalan terhadap alergi.
4. Neutrofil adalah jenis sel yang paling banyak pada darah manusia.
Neutrofil memiliki granula yang tidak berwarna dan memiliki inti
sel yang tidak teratur. Neutrofil selalu berjaga-jaga untuk dapat
melihat dan memastikan apakah terdapat tanda dari infeksi
mikroba dan jika ditemukan maka sel ini segera mematikan
patogen yang masuk.
5. Eosinofil adalah bagian dari granulosit yang menduduki posisi ke
2 dengan jumlah yang sedikit dalam darah. Eosinofil memiliki
ukuran granula yang besar dan berwarna merah. Dalam eosinofil
terdapat sel T yang dapat mengeluarkan senyawa yang akan
meningkatkan kinerja eosinofil dalam mematikan parasit.
IV. METODELOGI
IV.1 Waktu dan Tempat
Praktikum telah dilaksankan pada hari Rabu, 10 Mei 2023
pada pukul 14.00-17.00 di Laboratorium Zoologi, Program
Studi Biologi , Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa
Cendana.
IV.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum acara pertama antara
lain hemositometer, silet, mikroskop, gelas beker, dan kaca
preparat..
Bahan yang digunakan antara lain, mencit (Mus musculus),
alkohol, kapas, tisu, larutan Turk, dan aquades.

IV.3 Prosedur Kerja


 Perlakuan 
1. Siapkan 2 ekor mencit , alat dan bahan lainnya yang
dibutuhkah 
2. Sebelum menggunakan mencit terlebih dahulu mengaklamasi
mencit selama 6 hari kemudian memelihara selama 10 hari 
3. Memberikan minuman air putih untuk perlakuan kontrol pada
mencit 
4. Memberikan minuman beralkohol perlakuan pada mencit
melalui jalur oral sebanyak 1,5 ml pada yang diberi perlakuan
dengan bantuan spet injeksi dan jarum gavage setiap hari. 
5. Setelah 10 hari perlakuan, sampel darah diambil melalui ekor
dengan cara melukai pembuluh darah mencit. 
 Menghitung leukosit 
1. Gunakan pipet leukosit standar yang bertanda “101”,
kemudian hisap darah sampai tanda “0.5”. Jika darah melebihi
tanda “0.5”, maka darah dapat dikeluarkan dengan membuka
jari dan ujung pipet dibersihkan dengan kertas saring.
2. Reagen : Larutan Turk
3. Ujung pipet harus bersih (tidak boleh ada sisi darah) sebelum
memasukkan pipet ke dalam larutan reagen. Larutan dihisap
sampai tanda “101”. Darah diencerkan dengan perbandingan
1:1.
4. Tempatkan pipet secara horizontal dan letakkan jari pada ujung
tabung sebelum pipa karet .
5. Pipet dibolak-balikan agar dapat campur homogen. Caranya
tempatkan pipet horizontal, tutup ujung-ujungnya dengan jari
telunjuk dan ibu jari kemudian gerakkan membentuk angka 8.
6. Teteskan beberapa tetes cairan dalam pipet sebelum diteteskan
pada hemositometer. 

 Perhitungan 
1. Daerah yang bergaris-garis dari hemositometer dan kaca
penutup harus dibersihkan dengan kertas tisu secara hati-hati.
2. Tempatkan kaca penutup di atas kamar/bilik hitung (counting
chamber) improved Neubaur ruling hemocytometer. Jagalah
jangan sampai mengalir ke dalam parit di pinggirnya. Biarkan
beberapa menit supaya sel-sel mengelilingi parit, perlu
dihindari terhadap terjadinya evaporasi (penguapan) karena
akan menyebabkan kesalahan.
3. Periksa menggunakan mikroskop, dengan perbesaran kecil cari
ruang tengah dari 9 ruangan besar. 
4. Kemudian dengan perbesaran kuat, hitung semua eritrosit
dalam 5 kotak dari 25 ruangan kecil. Tiap kotak (5 kotak)
masing-masing dibagi menjadi 16 ruangan kecil. Jadi yang
dihitung 80 ruangan kecil. Penghitungan dimulai dari ruangan
kiri atas dari 4 persegi kecil ke kanan, kemudian dari baris
kedua dari kanan ke kiri.

Ketentuan dan rumus perhitungan 


 Ketentuan untuk triple lines: sel-sel yang menempel pada garis atas
dan kiri (garis yang tengah) dihitung, sedang yang menempel pada
garis kanan dan bawah tidak dihitung. 
 Ketentuan untuk double ruling: sel-sel yang menempel pada
dinding atas dan garis luar kiri dihitung, yang pada garis bawah
dan kanan tidak dihitung. 
 Perhitungan :
Jumlah leukosit = n.p/v 
n = total sel yang dihitung 
p = pengenceran 
v = volume (p.l.t × jumlah kotak)
Masing-masing mencit dari Kontrol dan perlakuan 1 (1 ml
alkohol/hari) dihitung Leukositnya dan  dilakukan perbandingan.
Hasilnya akan dijadikan patokan Pengaruh alkohol terhadap
jumlah leukosit pada mencit. 
V. Hasil dan Pembahasan
Tabel 4.1 Jumlah Leukosit Pada Bilik Hitung
Bilik Hitung Jumlah Leukosit yang Teramati
Kanan atas 269
Kiri atas 257
Kiri bawah 442
Kanan bawah 401
Jumlah 1.369

Perhitungan jumlah sel leukosit :


L = n/v x p
(269+257+ 442+401)
L= ×2
4( 1× 1× 0,1)
= 6845
= 6,845 × 103
Tabel 4.1.2 Hasil Perhitungan Jumlah Leukosit

No
Perlakuan Jumlah sel darah putih (ribu /mm3)
.
1. K 6x103-15x103
2. P 6,845x103
Keterangan : K : Mencit control
P : Mencit Perlakuan Alkohol
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan pemberian
alkohol pada dosis 1 ml tidak berpengaruh pada jumlah sel leukosit
mencit Hal ini dapat terlihat pada tabel hasil perhitungan jumlah sel
leukosit masih dalam batas normal. Hasil tersebut ternyata masih dalam
rentangan nilai normal total leukosit pada mencit. Fahrimal et al.
(2014), jumlah total leukosit normal pada mencit berkisar antara 6x10 3
–15x103 / mm3 Tidak berpengaruhnya pemberian alkohol terhadap
jumlah sel leukosit mencit diduga karena jumlah dosis yang diberikan.
Dosis alcohol yang diberikan pada mencit tergolong masih
rendah.Semakin tinggi dosis maka semakin tinggi pula pengaruhnya.
Ketika terjadi infeksi bakteri, respon tubuh biasanya mencakup
peningkatan jumlah sel darah putih terutama neutrofil dalam darah,
kondisi ini disebut leukositosis. Sebaliknya, pecandu alkohol yang
menderita infeksi bakteri sering menunjukkan penurunan jumlah
neutrofil dalam darah (yaitu, neutropenia). Neutropenia yang diamati
mungkin terkait dengan gangguan perkembangan neutrofil di sumsum
tulang. Dengan demikian, analisis sumsum tulang pasien alkoholik
selama tahap neutropenia menunjukkan bahwa hampir tidak ada
prekursor neutrofil yang matang melampaui tahap perkembangan
awal. Selain itu, simpanan neutrofil yang dipertahankan di sumsum
tulang untuk memungkinkan respons cepat terhadap infeksi bakteri
habis lebih cepat pada pecandu alkohol aktif daripada subjek kontrol
yang sehat. Konsumsi alkohol juga mengganggu kemampuan neutrofil
untuk mencapai tempat infeksi atau peradangan (yaitu pengiriman
neutrofil). Saat bepergian ke tempat seperti itu, neutrofil menempel
pada dinding pembuluh darah sebelum bermigrasi keluar dari pembuluh
darah ke jaringan yang terkena.
Alkohol yang diberikan sebenarnya memberikan pengaruh pada
berat badan Mencit, pertambahan berat badan ini dipengaruhi oleh
proses penyerapan alkohol. Alkohol mengandung kalori yang tinggi,
sehingga masuknya alkohol ke dalam tubuh menyebabkan penambahan
massa tubuh Mencit. Alkohol yang masuk ke dalam tubuh akan dipecah
menjadi menjadi hydrogen dan asetaldehida, yang selanjutnya akan
diuraikan menjadi asetat oleh ADH. Asetat akan lebih dahulu dibakar
dibandingkan dengan lemak dan karbohidrat. Hal inilah yang
menyebabkan cadangan lemak dan karbohidrat menumpuk (Na & Lee.,
2017; Philibin, 2012). Hepar atau hati merupakan organ utama tubuh
untuk metabolisme etanol, alkohol dalam konsentrasi rendah akan
menghasilkan energi yang bermanfaat bagi tubuh. Namun konsumsi
alkohol dalam volume dan intensitas yang tinggi mengakibatkan
terjadinya kerusakan sel hepatosit yang berujung timbulnya penyakit
hati seperti sirosis hati (Campollo, 2019; Bertola et al., 2013). Hepar
berperan dalam detoksifikasi racun dan zat yang merugikan tubuh, salah
satunya adalah alkohol, proses penyerapan alkohol terkait erat dengan
sistem pencernaan, alkohol diserap oleh usus dan dimetabolisme oleh
hepatosit pada hepar. Konsumsi alkohol yang berlebihan menyebabkan
perubahan mikrobia di dalam usus dan terintegritas dengan epitel usus,
hal ini juga berkontibusi pada defisiensi mikronutrien penting termasuk
asam lemak rantai pendek yang dapat mempengaruhi fungsi dan
kekebalan dan menyebabkan kerusakan hepar (Pohl et al., 2021).
VI. Kesimpulan
Pengaruh pemberian alkohol terhadap mencit (Mus muculus)
menunjukan pengaruh yang tidak begitu besar. Jumlah eritrosit pada
mencit yang diberi perlakuan yaitu 6,845x103 , jumlah yang didapatkan
ini terhitung masih dalam jumlah rentangan normal leukosit yaitu
6x103 –15x103 / mm3. Selain itu diduga dosis alkohol yang diberikan
pada hewan mencit masih kurang sehingga pengaruh perlakuan
alkohol terhadap jumlah leukosit belum dapat optimum.
ACARA II

I. Judul
Pembekuan Darah Pada Manusia.
II. Tujuan
Untuk mengetahui waktu pembekuan darah pada manusia.

III. Dasar Teori


Koagulasi darah adalah suatu fungsi penting dari darah untuk
mencegah banyaknya darah yang hilang dari pembuluh darah yang
rusak (terluka). Bagian dari darah yang sangat berperan dalam proses
koagulasi adalah trombosit atau keping darah. Trombosit berasal dari
sistem sel disumsum tulang belakang yaitu mengakorsit yang
berkembang menjadi trombosit.
Dalama keadaan normal darah terdapat didalam pembuluh darah
arteri, kapiler dan vena. Apabila terjadi pendarahan, darah keluar dari
oembulih tersebut baik kedalam maupun keluar tubuh. Tubuh
mencegah atau mengendalikan pendarahan melalui bebrapa cara
seperti homeostatis. Homeostatis adalah cara tubuh untuk
menghentikan pendarahan pada pembukluh darah yang mengalami
cedra.
Trombosit membantu mempermudah pembekuan darah dan
memperbaiki robekan atau bocoran pada dinding pembuluh darah
yang mencegah kehilangan darah. Nilai hitung trombosit normal
berkisar dari 200.000 sampai 400.000 permikroliter darah. Kerusakan
endotel mikrovaskular yang umum memungkinkan agregasi trombosit
pada kolagen melalui protein pengikat kolagen dimembran trombosit.
Suatu sumbatan trombosit terbentuk sebagai langkah pertama untuk
menghentikan pendarahan.
Pendarahan dapat berhenti sendiri misalnya dengan kontraksi vasa
ditempat pendarahan yang terjadi beberapa menit sampai beberapa
jam. Kisaran waktu pendarahan yang normal untuk manusia adalah 15
hingga 120 detik. Trombosit melekat pada endotel pada tepi-tepi
pembuluh yang rusak. Hal ini terjadi sampai elemen-elemen pembuluh
darah yang putus menyempit.
IV. Metodelogi
1. Waktu dan Tempat
Praktikum telah dilaksankan pada hari Rabu, 10 Mei 2023
pada pukul 14.00-17.00 di Laboratorium Zoologi, Program
Studi Biologi , Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa
Cendana.
2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah Blood lanset, jarum pentul,
kaca preparat, stopwatch dan alat tulis.
Bahan yang digunakan antara lain darah praktikan, alkohol,
dan kapas.
3. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mensterilkan jari yang akan diambil darahnya
menggunakan alkohol 70%.
3. Menusuk ujung jari dengan menggunakan lanset blood
4. Mencatat waktu dengan stopwatch dimulai dari pertama
kali darah keluar.
5. Meneteskan 1 tetes darah diatas kaca preparat dan menusuk
darah berulang kali menggunakan jarum pentul serta
mencatat waktu yang dibutuhkan sampai terlihat fibrin
( sebagai waktu beku darah )
6. Menyajikan data kedalam tabel penagamatan.
V. Hasil dan Pembahasan
Tabel hasil pengamatan waktu pembekuan darah
NO Praktikan Waktu Pembekuan Darah
1. Dio 01.54
2. Elis 01.04
3. Anje 02.30
4. Aizz 51
5. Sari 01.08
6. Aldo 03.49
7. Carles 02.30
8. Eanda 05.50

Dari data pada tabel tentang pembekuan darah terdapat 1 orang


yang memiliki waktu beku darah dibawah satu menit, yaitu 51 detik.
Terdapat 3 orang yang memiliki waktu beku darah 1 menit atau lebih
yaitu 1 menit 1 detik, 1 menit 54 detik, 1 menit 04 detik, dan 1 menit 08
detik. Terdapat 2 orang yang memiliki waku beku darah 2 menit atau
lebih yaitu 2 menit 30 detik, dan 2 menit 30 detik. Terdapat 1 orang yang
memiliki waktu beku darah 3 menit lebih yaitu 3 menit 49 detik.
Terdapat 1 orang juga yang memiliki beku darah 5 menit atau lebih yaitu
5 menit 50 dekatik. Dengan demikian yang memiliki waktu beku darah
mencapai 2 menit diindikasi memiliki masalah, karena akan berpengaruh
ketika luka besar makan akan membahayakan bagi pertahanan tubuh
yaitu terjadi pendarahan. Untuk wanita akan sangat berbahaya,
mengingat manusia memiliki kodrat melahirkan. Pada pengukuran
jumlah sel darah merah (eritrosit) dengan menggunakan alat
haemocytometer dan mikroskop kemudian dianalisis dengan
menggunakan rumus mendapatkan hasil 2,04 x 105 mm
VI. Kesimpulan
Pengaruh pemberian alkohol terhadap mencit (Mus muculus)
menunjukan pengaruh yang tidak begitu besar. Jumlah eritrosit pada mencit
yang diberi perlakuan yaitu 6,845x103 , jumlah yang didapatkan ini terhitung
masih dalam jumlah rentangan normal leukosit yaitu 6x103 –15x103 / mm3.
Selain itu diduga dosis alkohol yang diberikan pada hewan mencit masih
kurang sehingga pengaruh perlakuan alkohol terhadap jumlah leukosit belum
dapat optimum.
Pada pengukuran jumlah sel darah merah (eritrosit) dengan
menggunakan alat haemocytometer dan mikroskop kemudian dianalisis
dengan menggunakan rumus mendapatkan hasil 2,04 x 105 mm3.
DAFTAR PUSTAKA

Guyton Ac Dan Hall 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed Ke-9.


Diterjemahkan Oleh Setiawan I, Tengadi Ka, Santoso A. Jakarta: Egc.
Terjemahan Dari: Textbook Of Medical Physiology.

Guyton Ac. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Textbook Of Medical


Physiology. Ed Ke7.

Diterjemahkan Oleh Tengadi Iw. Jakarta: Egc. Hlm 52-67.

Kumalaningsih. 2006. Antioksidan Alami Terong Belanda (Tamarillo). Surabaya: Trubus


Agrisarana. hlm. 4-11.

Desmawati. 2013. Sistem Hematologi dan Imunologi. Edited by D. Juliastuti. Jakarta:


Penerbit In Media.

Anda mungkin juga menyukai