Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

“Jumlah Eritrosit dan Leukosit”

Dosen Pengampu :

Oleh:

Kadek Wirna Dewi Suaningsih ( 2013041022 )


Jeni Henny Widiya Sijabat ( 2013041023 )
Ni Wayan Wina Febri Lestari ( 2013041025 )
Ni Luh Erawati ( 2013041030 )
Yusnaida Eka Setiani ( 2013041035 )

4B PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKANAN KELAUTAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2022
KEGIATAN 2
JUMLAH ERITROSIT DAN LEUKOSIT

I. Tujuan : Menghitung jumlah eritrosit dan leukosit

II. Landasan teori :


Pada dasarnya darah merupakan cairan yang berada dalam tubuh manusia maupunhewan
yang berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat dalam tubuh, seperti O2, CO2,hormon, dan
lain sebagainya. Selain itu darah juga meupakan suatu faktor kehidupan.Tanpa darah didalam
tubuh mahluk hidup (manusia maupun hewan), maka mahluk hidup tersebut tidak akan
mendapatkan energi yang berasal dari Oksigen.
Hemoglobin merupakan suatu zat organik yang terdapat dalam sel darah merahyang
berfungsi untuk mengikat oksigen dalam darah. Hemoglobin merupakan zat
yangmenentukan warna pada darah yang berhubungan dengan nilai hematokrit, sel darah
merah,dan sel darah putih. Darah yang merupakan cairan dengan volume yang berbeda-beda
tergantung pada jenis kelamin, ukuran tubuh, dan umur yang setiap saat beredar ke
seluruhbagian tubuh.
Menghitung jumlah sel darah merah dan sel darah putih sangat penting untuk diketahui
agar dapat mengetahui tingkat kekabalan seseorang yang memiliki antibodi untuk melawan
suatu jenis penyakit. Untuk lebih jelasnya sehingga dilakukan praktikum tentangdarah untuk
menentukan kadar hemoglobin dalam darah, menghitung jumlah sel darah merah dan sel
darah putih dan sediaan apus darah tepi. Darah merupakan cairan tubuh yang terdapat dalam
jantung dan pembuluh darah. Darah terdiri dari dua bagian, yaitu sel-sel darah (butir-butir
darah) dancairan darah (plasma darah). Sel-sel darah merupakan bagian yang mempunyai
bentuk. Ada 3 macam sel darah yaitu, sel darah merah (eritrosit), sel darah putih(leukosit),
dan keping darah (trombosit). (Wulangi, 1993)
Fungsi utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel
diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat
sisametabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.
a. Eritrosit
Pada umumnya sel darah merah yang tidak berinti mempunyai ukuran lebih kecil
dibandingkan dengan sel darah merah yang berinti. Sel darah merahyang ukurannya paling
besar terdapat pada hewan amfibia. (Eckert, 1978)
Dalam setiap 1 mm3 darah terdapat sekitar 5 juta eritrosit atau sekitar 99%, oleh
karena itu setiap pada sediaan darah yang paling banyak menonjol adalah sel-sel tersebut.
Dalam keadaan normal,eritrosit manusia berbentuk bikonkaf dengan diameter sekitar 7 -8
mikrometer, tebal ± 2.6 mikrometer dan tebaltengah ± 0.8 mikrometer dan tanpa memiliki
inti. Komposisi molekuler eritrosit menunjukan bahwa lebih dari separuhnya terdiri dari air
(60%)dan sisanya berbentuk substansi padat. Secara keseluruhan isi eritrosit merupakan
substansi koloidal yang homogen, sehingga sel ini bersifat elastis dan lunak. Eritrosit
mengandung proteinyang sangat penting bagi fungsinya yaitu globin yang dikonjugasikan
dengan pigmen hemmembentuk hemoglobin untuk mengikat oksigen yang akan diedarkan
keseluruh bagian tubuh.Seperti halnya sel-sel yang lain, eritrositpun dibatasi oleh membran
plasma yang bersifatsemipermeable dan berfungsi untuk mencegah agar koloid yang
dikandungnya tetap didalam.

b. Leukosit

Leukosit adalah sel darah yang mengendung inti, disebut juga sel darah putih.
Leukositmempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap
zat-zat asingan. Sebenarnya leukosit merupakan kelompok sel dari beberapa jenis.

III. Alat dan bahan :


1. Mikroskop
2. Jarum franke/ “blood lanset”
3. Hemositometer
4. Tolly counter
5. Alkohol 70%
6. Kapas
7. Larutan Hayem
8. Larutan Turk
9. Asam cuka glacial 3%
10. Alkohol 95%

IV. Prosedur Kerja


a. Menghitung Leukosit
I. Mengisi Pipet Leukosit
1. Basahi ujung jari tengah dengan alkohol 70%, biarkan hingga kering. Kemudian
tusuk dengan jarum Franke yang sebelumnya sudah disterilisasi.
2. Isaplah darah yang keluar dari ujung jari tersebut dengan menggunakan pipet
leukositsampai pada garis tanda tepat 0,5.
3. Hapuslah kelebihan darah pada ujung pipet. Jika ternyata sepanjang tabung berisi
gelembung-glembung udara, maka segera tiup pangkal pipa atau pipet tersebut,
cuci dengan asam cuka glacial 3%, bilas dengan aquades, serta keringkan dengan
alkohol 95%. Ulangi lagi mengisinya dengan darah yang dikeluarkan dari luka tadi.
4. Masukkan ujung pipet yang sudah berisi darah ke dalam larutan Turk sambil tetap
mempertahankan darah pada garis tanda tadi. Pipet dipegang dengan sudut 450 dan
larutan Turk, menghisap perlahan-lahan sampai tanda 11. Hati-hatilah jangan
sampai terbentuk gelembung udara.
5. Angkatlah pipet dari larutan Turk, kemudia tutup ujung pipet dengan ujung jari
lalu tekuk ujung karet pipet pengisap.
6. Kocoklah pipet tersebut selama 15-30 menit, kemudian meletakkan dalam sikap
horizontal.
II. Mengisi Kamar Hitung
1. Letakkan kamar hitung yang sudah bersih dengan kaca penutup terpasang mendatar
diatas meja mikroskop.
2. Kocok pipet yang sudah diisi tadi selama 2-3 menit terus-menerus, jagalah jangan
sampai ada cairan terbuang dari pipet selama pengocokan.
3. Buanglah semua cairan yang ada pada batang pipet (3-4 tetes) dan kemudian segeralah
sentuhlah ujung pipet itu dengan sudut 300 pada permukaan kamar hitung dengan
menyinggung pinggir kaca penutup. Membiarkan kamar hitung terisi cairan perlahan-
lahan dengan daya kepilaritasnya sendiri.
4. Biarkan kamar hitung yang sudah berisi cairan tadi 2-3 menit agar leukosit-leukosit
tersebut tidak mengendap.
III. Menghitung Jumlah Sel (Leukosit)
1. Memakai lensa objektif kecil, yaitu dengan pembesaran 10x.
2. Menurunkan lensa kondensor atau kecilkan diafragma. Meja mikroskop harus datar.
3. Kamar hitung dengan bidang bergarisnya diletakkan dibawah lensa objektif dan
focus mikroskop diarahkan pada garis-garis bagi tadi. Dengan sendirinya leukosit-
leukosit jelas terlihat.
4. Menghitung semua leukosit pada bidangnya, memulai untuk menghitung dari sudut
kiri atas, terus ke kanan, kemudian turun ke bawah dan dari kanan ke kiri, kemudian
turun lagi, dari kiri ke kanan dan seterusnya. Terkadang ada sel-sel yang menyinggung
garis batas antara dua bidang. Menghitung sel-sel yang menyinggung garis batas
sebelah kiri atau atas dihitung, sebaliknya sel yang menyinggung garis batas kanan
atau bawah tidak dihitung.

IV. Perhitungan
Jumlah sel yang dihitung x 50 = jumlah sel leukosit per ul darah.
b. Menghitung Eritrosit
I. Mengisi Pipet Eritrosit
Tindakan sama seperti cara mengisi pipet leukosit, hanya darah diisap dengan pipet
eritrosit sampai garis tanda 0,5 dan larutan pengencer Hayem ditambahkan sampai garis
tanda 101.
II. Mengisi Kamar Hitung
Seperti diterangkan pada kegiatan menghitung leukosit.
III. Menghitung Jumlah Sel (Eritrosit)
1. Turunkan lensa kondensor atau kecilkan diafragma. Meja mikroskop harus sikap
rata air.
2. Aturlah fokus terlebih dahulu dengan menggunakan lensa objektif kecil (10x),
kemudian diganti dengan lensa objektif 40x sampai garis-garis pada kamar hitung
jelas nampak.
3. Hitunglah semua eritrosit pada 80 bidang kecil.

IV. Perhitungan
Jumlah eritrosit per ul darah = jumlah yang terhitung x 10.000.
V. Hasil dan Pembahasan
a. Hasil
Eritrosit
Rumus
Jumlah eritrosit per ul darah = jumlah yang terhitung x 10.000
= 499 x 10.000
= 4.999.000 juta/mikroliter

Leukosit
Rumus
Jumlah sel leukosit per ul darah = Jumlah sel yang dihitung x 50
= 232 x 50
= 11.600/mm3

b. Pembahasan

Pada percobaan kali ini, hal yang dilakukan adalah menghitung jumlah sel darah
merah menggunakan alat yang dinamakan hematositmeter. Darah manusia mengandung
komponen: plasma darah yang terdiri atas 92% air, protein plasma 7% dan zat terlarut
lainnya sebesar 1% serta elemen seluar yang terdiri dari eritrosit 99,9%, dan sisanya
adalah leukosit. Protein plasma yang terdapat dalam darah antara lain terdiri atas albumen
60%, globulin 35%, fibrinogen4% serta protein pengatur seperti enzim, proenzim dan
hormon sebanyak kurang lebih 1%.Zat terlarut lain berupa elektrolit Na+, K+, Ca2+,
Mg2+, Cl-, HCO3-, HPO4-, dan SO42-serta nutrien organik yang penting menghasilkan
energi antara lain asam lemak, kolesterol,glukosa dan asam amino.
Eritrosit merupakan sel yang hanya terdiri atas membran sel dan sitoplasma.Bagian
inti sel dan organel-organel sel lainnya telah tereduksi. Eritrosit ini berwarna merah
karena didalamnya terdapat hemoglobin yang berperan dalam transportasi oksigen
(O2).Hemoglobin terdiri atas heme (porfirin tipe III atau protoporfirin III) dan globin
yang berupa protein. Variasi hemoglobin antar hewan dapat dilihat dari : 1. bentuk
kristalnya,2. posisi ikatan absorbsi, 3. kekuatan berikatan dengan oksigen. Sintesa
hemoglobin dimulai pada saat sel darah tingkat eritoblast dan dilanjutkan sampai tingkat
normoblast.Materi selular lainnya yaitu leukosit (sel darah putih).
Kurang dari 1 % darah manusia adalah leukosit. Ukuran leukosit lebih besar
daripada eritrosit. Leukosit tidak mengandung haemoglobin, memiliki nucleus dan
pada dasarnya dijumpai dalam keadaan tidak berwarna (Kimball, 1996). Leukosit
merupakan unit yang mobil/aktif dari sistem pertahanantubuh. Luekosit ini sebagian
dibentuk di sumsum tulang (granulosit dan monosit serta sedikit limfosit) dan sebagian
lagi di jaringan limfe (limfosit dan sel-sel plasma). Setelah dibentuk, sel-sel ini
diangkut dalam darah menuju berbagai bagian tubuh untukdigunakan. Manfaat
sesungguhnya dari sel darah putih ialah bahwa kebanyakan ditranspor secara khusus
ke daerah yang terinfeksi dan mengalami peradangan serius, jadi, menyediakan
pertahanan yang cepat dan kuat terhadap setiap bahan infeksius yang mungkin ada
(Guyton, 1995).
Kesulitan yang di dapat pada saat melalukan praktikum adalah :
1. Darah sedikit sulit untuk keluar
2. Sulit untuk memasukkan darah kedalam pipet eritrosit tepat 0,5 sehingga membutuhkan
waktu bahkan bisa terjadi pengulangan berkali-kali
3. Keterbasan dalam menggunakan mikroskop karena tidak semua dapat berfugsi
4. Tidak dapat melakukan praktikum secara penuh karena ketrbatasan waktu yang ada

Pertanyaan
5. Apakah fungsi larutan hayem dan turk pada percobaan di atas?
Jawab :
Larutan hayem adalah larutan isotonis yang dipergunakan sebagai pengencer darahdalam
penghitungan sel darah merah. Apabila sampel darah dicampur dengan larutan Hayemmaka
sel darah putih akan hancur, sehingga yang tinggal hanya sel darah merah saja. Metode yang
digunakan untuk menghitung jumlah eritrosit adalah Haemocytometer dengan larutan
Hayem yang berfungsi sebagai pengencer. Didalam larutan Hayem terdapat HgCl2 yang
berfungsi untuk melisiskan leukosit dan trombosit.

Larutan Turk adalah larutan yang sejenis dengan larutan Hayem, hanya saja fungsi
dankomposisinya yang berbeda. Larutan ini digunakan untuk pengencer darah pada
saat penghitungan sel darah putih. Larutan turk merupakan bahan pemeriksaan leukosit
manual dengan komposisi : gentian violet, asam asetat glasial, aquadest. Asam asetat glasial
pada larutan turk berfungsi melisiskan eritrosit dan mempunyai kandungan asam dengan
pH 2.4.

6. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi jumlah eritrosit dan leukosit seseorang?


Jawab :
Faktor -faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit dalam darah bukan hanya
konsentrasi hemoglobin tetapi juga umur, status nutrisi, volume darah, pemeliharaan,waktu,
temperatur lingkungan dan ketinggian tempat. Jumlah eritrosit dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu jenis kelamin, usia, dan ketinggian tempat tinggal seseorang.
Konsentrasi eritrosit pada laki-laki normal adalah 5,1-5,8 juta per milimeter kubik darah dan
pada wanita normal 4,3-5,2 juta per milimeter kubik darah. Orang yang hidup di dataran
tinggi cenderung memiliki jumlah eritrosit yang lebih banyak. Jumlah eritrosit dapat
berkurang, misalnya karena luka yang mengeluarkan banyak darah atau karena anemia.
a. Faktor usia ( semakin bertambah usia maka semakin rendah jumlah eritrosit yang ada
dalam darah ).
b. Asupan gizi (bila jumlah asupan gizi kurang otomatis jumlah zat besi ataupun zat – zat
yang lain akan berkurang juga dalam darah termasuk jumlah sel yang ada didalam
seperti eritrosit, leukosit )
c. Kondisi tubuh
Kondisi tubuh manusia juga bisa mempengaruhi volume eritrosit pada tubuh.
Seseorang yang mengalami luka atau sakit , yang menyebabkan banyak keluar darah
bisa mengurangi volume eritrosit pada tubuh.

7. Kaitkanlah faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit dan leukosit dengan


gangguang/ penyakit yang terjadi pada sistem peredaran darah!

Jawab :
• Kurangnya produksi Fe (Zat besi) disebabkan oleh wanita yang
mengalami masa menstruasi terlalu banyak mengeluarkan darah sehingga terjadi
anemia. Seorang wanita bisa mengalami anemia karena menstruasi apabila darah yang
keluar dari vaginanya cukup banyak setiap kali haid. Jika tidak segera
diobati, anemia yang dialami bisa semakin parah dan menimbulkan berbagai
komplikasi. Setiap wanita dapat mengalami perdarahan dan pola menstruasi yang
berbeda-beda.
• Seseorang disebut mengalami eritrosit tinggi ketika terjadi peningkatan jumlah sel
darah merah melebihi batas normal di dalam tubuhnya. Kondisi ini dapat menimbulkan
beberapa komplikasi yang berbahaya apabila tidak segera diobati. Eritrosit atau sel
darah merah berfungsi untuk membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan
tubuh. Sel darah ini mengandung hemoglobin dan diproduksi di sumsum
tulang. eritrosit tinggi berisiko menimbulkan komplikasi berupa penyumbatan
pembuluh darah, misalnya deep vein thrombosis (DVT), stroke, serangan jantung, dan
emboli paru. Selain itu, tingginya kadar eritrosit juga dapat membuat seseorang rentan
mengalami perdarahan.
• Kelebihan sel darah putih bisa disebabkan oleh penyakit leukemia. Kondisi ini
menyebabkan jumlah sel darah putih meningkat karena adanya gangguan pada sel di
sumsum tulang yang berfungsi memproduksi sel darah. Penyakit Leukemia dapat
dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa. Ada beberapa faktor host Leukemia ,
seperti genetik dan kelainan kromosom. Kemudian penyakit ini juga bisa dipicu oleh
faktor lingkungan, radiasi, sering terpapar bahan kimia, obat-obatan, infeksi virus.
8. Analisislah kemungkinan timbul suatu kesalahan dalam perhitungan sel darah dengan cara
seperti di atas?
Jawab :
Kemungkinan suatu kesalahan yang dapat terjadi dalam menghitung sel darah adalah
kesalahan perhitungan akibat adanya sel darah yang bertumpuk didalam hemositometer
sehingga sulit untuk dilakukan pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA

Agus. 2012. Bagian-Bagian Darah dan Fungsinya. (online)


http://agustocom.blogspot.com/2010_07_01_archive.html
Alfiansyah, M. 2012. Fungsi, Jenis dan Jumlah Leukosit (sel darah putih). (online)
http://www.sentra-edukasi.com/2011/07/fungsi-jenis-jumlah-leukosit.html
Arisanto, mico. 2010 Struktur Sel Darah. (online)
file:///C:/Users/Ainin/Downloads/refrensi%20lap.%20fisiologi%202/struktur-sel-
darah.htm
Ochan.2012. Laporan Hemoglobin. (online)
http://ochenbiofisiologi.blogspot.com/2012/01/laporan-hemoglobin.html
Shalehah, 2010. Menghitung JumlahEritrosit dan Leukosit. (Online)
http://katahatimutiara.wordpress.com/2011/05/23/menghitung-jumlah-eritrosit-dan-
leukosit/
Sri.2010. Leukosit.(online) http://gekrik.blogspot.com/2010/12/leukosit.html
Widayati, opik. 2010. Sediaan Apus Darah. Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam
universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka; Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai