Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

FISIOLOGI HEWAN

“Menghitung jumlah eritrosit dan leukosit”

Disusun Oleh:

Nama : Jefri Nugroho


NIM : K4316038
Kelas :B
Kelompok : 13

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
Laporan Resmi Praktikum
Fisiologi Hewan
I. Judul : Menghitung jumlah eritrosit dan leukosit

II. Tujuan :
1. Menghitung jumlah eritrosit per mm3 darah
2. Menghitung jumlah leukosit per mm3 darah

III. Alat dan Bahan :


 Alat:
- Mikropipet pencampur 1-11 untuk leukosit
- Mikropipet pencampur 1-101 untuk eritrosit
- Mikroskop
- Blood counter
- Emositometer tipe Double Improved Neubaueur
 Bahan:
- Emositometer tipe Double Improved Neubaueur
- Kertas HVS
- Millimeter blok

IV. Cara Kerja


 Menghitung jumlah Leukosit (sel darah putih)
Langkah kerja pada praktikum kali ini, pertama kali yang harus dilakukan
untuk menghitung leukosit adalah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
kemudian dilanjutkan dengan mengencerkan darah 10 kali menggunakan larutan Turk
(terdiri dari campuran asam asetat glasial 3 ml, gentian violet 1% 1 ml dan akuades 100
ml). Setelah itu darah probandus yang keluar dari ujung jari diisap dengan mikropipet
sampai angka 1 dan ujungnya dibersihkan dengan kertas isap. Larutan Turk dituang
dalam botol flakon, kemudian diisap dengan mikropipet yang sama sampai angka 11,
pipa karet pada mikropipet dilepas dan larutan dalam mikropipet dikocok. pengocokan
dilakukan selama 2 menit dengan memegang kedua ujung mikropipet menggunakan ibu
jari dan telunjuk lalu digerakkan membentuk angka 8.
Kemudian membuang 2-3 tetes larutan dalam mikropipet, baru tetes berikutnya
digunakan untuk menghitung. Menyiapkan bilik hitung dibawah mikroskop dan tutup
dengan gelas penutup, setelah itu ujung mikropipet ditempelkan pada tepi gelas penutup
sehingga cairan dalam pipet dapat masuk dengan sendirinya dalam bilik hitung karena
daya kapilaritasnya. Setelah itu mengamati dengan mikroskop perbesaran kuat dan hitung
jumlah leukositnya. Leukosit yang terdapat di dalam bujursangkar-bujursangkar pojok
dihitung semua dengan cacatan leukosit yang terletak pada garis batas sebelah kiri dan
atas dari suatu bujursangkar masih ikut dihitung, sedang yang terletak pada garis kanan
bawah tidak ikut dihitung. Jadi jumlah bujursangkar yang dihitung menjadi 4 x 16 = 64
bujursangkar dengan sisi masing-masing ¼ mm.
Perhitungannya sebagai berikut :
Jumlah leukosit per mm3 = L / 64 x 160 x 10 = 25L

 Menghitung jumlah eritrosit (sel darah merah)


Dalam menghitung jumlah eritrosit, cara kerjanya hampir sama dengan
menghitung jumlah leukosit, yang mana perbedaannya adalah darah diencerkan 100 kali
dengan pengencer larutan Hayem (larutan hayem terdiri dari campuran Sodium sulfat 2,5
gram, sodium klorida 0,5 gram, merkuri klorida 0,25 gram dan akuades 100 ml). Eritrosit
yang terdapat di dalam bujursangkar-bujursangkar tengah dihitung semua dengan cacatan
eritrosit yang terletak pada garis batas sebelah kiri dan atas dari suatu bujursangkar masih
ikut dihitung, sedang yang terletak pada garis kanan bawah tidak ikut dihitung. Jadi
jumlah bujursangkar yang dihitung menjadi 5 x 16 = 80 bujursangkar dengan sisi masing-
masing 1/20 mm.
Perhitungannya sebagai berikut :

Jumlah eritrosit per mm3 = E / 80 x 4000 x 100 = 5000E

Untuk menghitung sel darah baik leukosit maupun eritrosit dibantu dengan blood
counter atau alat penghitung darah.

V. Dasar Teori
Darah terdiri atas dua bagian yang penting, yaitu plasma darah dan sel darah. Di
dalam plasma darah terdapat air dengan elektrolit terlarut serta protein darah (albumin,
globulin dan fibrinogen) sedangkan komponen sel darah yaitu eritrosit, leukosit dan
trombosit. Ketiga sel tersebut terbentuk dalam stem cell yang sama yaitu sel induk
pluripotent, pada mamalia dan ungags, pembentukan sel darah pertama kali terjadi dalam
yolk sac. Sekitar pertengahan kehamilan, pembentukan sel darah terjadi didalam
beberapa jaringan tubuh, mislanya sumsum tulangm hati, limfa, timus dan nodus
limpatikus, menjelang masa kelahiran sampai dewasa, sumsum tulang pipih berperan
uatama dalam hematopoeiesis tersebut (Raharjo dkk, 2017).
Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel yang paling sederhana yang ada di
dalam tubuh. Eritrosit tidak memiliki nukleus dan merupakan sel terbanyak dalam darah.
Eritrosit mengandung hemoglobin, yaitu protein yang mengandung zat besi, berperan
dalam transpor oksigen dan karbondioksida di dalam tubuh. Oleh karena itu eritrosit
sangat diperlukan dalam proses oksigenasi organ tubuh. Dengan mengetahui keadaan
eritrosit, secara tidak langsung dapat diketahui juga keadaan organ tubuh seseorang
(Bakta, 2006).

Gambar 1. Sel Darah Merah (Eritrosit)


Fungsi utama eritrosit adalah mengangkut hemoglobin yang selanjutnya
hemoglobin ini mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan (Guyton dan Hall, 1997).
Faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit dalam sirkulasi antara lainhormon
eritropoietin yang berfungsi merangsang eritropoiesis dengan memicu produksi
proeritroblas dari sel-sel hemopoietik dalam sumsum tulang. Vitamin B12 dan asam folat
mempengaruhi eritropoiesis pada tahap pematangan akhir dari eritrosit. Sedangkan
hemolisis dapat mempengaruhi jumlah eritrosit yang berada dalam sirkulasi (Meyer dan
Harvey 2004).
Sel darah merah atau eritrosit berbentuk cakram kecil bikonkaf, cekung pada
kedua sisinya, sehingga dilihat dari samping tampak seperti dua buah bulan sabit yang
saling bertolak belakang. Dalam setiap mm3 darah terdapat 5.000.000 sel darah.
Strukturnya terdiri atas pembungkus luar atau stroma dan berisi masa hemoglobin. Sel
darah merah terbentuk di dalam sumsum tulang (Pearce, 2002). Jangka hidup sel darah
merah kira- kira 120 hari. Jumlah sel darah merah pada wanita normal kira- kira 4,5 juta
sel / mm3 darah. Sedangkan untuk laki- laki normal 5 juta / mm3 darah. Meskipun
demikian nilai-nilai ini dapat turun-naik dalam suatu kisaran yang luas sekali, tergantung
pada faktor-faktor seperti ketinggian tempat seorang hidup dan kesehatan (Hidayati,
2006).

Gambar 2. Sel Darah Putih (Leukosit)


Leukosit merupakan sel darah putih yang memiliki ukuran lebih besar daripada
eritrosit atau sel darah merah akan tetapi jumlahnya lenih sedikit. Pada umumnya leukosit
berwarna bening, atau tidak berwarna. Leukosit tidak mengandung haemoglobin,
memiliki nucleus dan pada dasarnya dijumpai dalam keadaan tidak berwarna (Kimball,
1996).
Leukosit merupakan unit yang mobil/aktif dari sistem pertahanan tubuh. Luekosit
ini sebagian dibentuk di sumsum tulang (granulosit dan monosit serta sedikit limfosit)
dan sebagian lagi di jaringan limfe (limfosit dan sel-sel plasma). Setelah dibentuk, sel-sel
ini diangkut dalam darah menuju berbagai bagian tubuh untuk digunakan. Manfaat
sesungguhnya dari sel darah putih ialah bahwa kebanyakan ditranspor secara khusus ke
daerah yang terinfeksi dan mengalami peradangan serius, jadi, menyediakan pertahanan
yang cepat dan kuat terhadap setiap bahan infeksius yang mungkin ada (Guyton, 1995).
Dalam kondisi normal tiap mm3 mamlaia terdapat 4000-11000 sel darah putih. Leukosit
memiliki peran yang sangat penting bagi perlindingan tubuh terhadap mikroorganisme.

VI. Data Pengamatan

Keterangan
10 26 6  Warna merah = daerah jumlah eritrosit
 Warna putih = daerah jumlah leukosit

18 40 48

8 14 12

VII. Pembahasan
1. Analisis Kuantitatif
Perhitungan Leukosit
Jumlah leukosit per mm3 = L / 64 x 160 x 30
= 36 / 64 x 160 x 30
= 2.700 sel/mm3

Keterangan :
64 = Jumlah bujursangkar yang dihitung
3
1/160 mm = Volume masing-masing
30 = Pengenceran
L = Jumlah leukosit
Perhitungan eritrosit
Jumlah eritrosit per mm3 = E / 80 x 4000 x 300
= 140 / 80 x 4000 x 300
= 2.100.000 sel/mm3

Keterangan :
80 = Jumlah bujursangkar yang dihitung
3
1/4000 mm = Volume masing-masing
300 = Pengenceran
E = Jumlah eritrosit

2. Analisis Kualitatif
a. Perbedaan Eritrosit dan Leukosit

No Pembeda Eritrosit Leukosit


.
1. Ukuran 7,4 µm 15 µm

2. Jumlah ± 5.000.000/mm³ darah ± 300.000/mm³ darah

3. Struktur - -Tidak punya nukleus -Mempunyai nukleus


-Mempunyai hemoglobin -Tidak punya
hemoglobin

4. Bentuk Cakram Bikonkaf Tidak Beraturan


(ireguler), ameboid
5. Tempat Sumsum Merah tuang Sumsum tulang dan
Produksi pipa dan tulang pipih kelenjar limfa

6. Fungsi Transport zat Pertahanan tubuh


(Membawa O2 dari paru- (fagosit memakan
paru ke seluruh tubuh kuman Limfosit
dan CO2 dari seluruh menghasilkan antibod
jaringan tubuh ke paru- untuk membunuh
paru). kuman).

b. Jumlah eritrosit per mm darah


Pada praktikum menghitung jumlah eritrosit langkah pertama yang harus
dilakukan adalah darah dihisap hingga skala 1, lalu dilanjutkan dengan menghisap
larutan Hayem hingga skala 301, artinya pengenceran dilakukan 300 kali.
Larutan Hayem pada praktikum kali ini digunakan sebagai pengencer eritrosit
karena larutan Hayem mengandung zat-zat yang sifatnya tidak merusak eritrosit.
Kandungan larutan Hayem tersebut berupa 5 gr Natrium Sulfat, 1 gr Natrium
clorit, formalin 40% dan 200 ml air suling.
Langkah selanjutnya adalah kedua ujung pipet dipegang dan dikocok
hingga larutan yang ada di dalam pipet thoma menjadi homogen. Setelah itu
sebelum dimasukkan ke dalam Haemacytometer, dua tetesan darah pertama
dibuang, hal ini untuk meningkatkan akurasi (validitas) sel darah yang akan
dihitung. Setelah itu larutan diteteskan ke dalam counting chamber (daerah kotak
perhitungan) yang ditutupi oleh kaca penutup. Kemudian diamati di bawah
mikroskop serta dihitung jumlah eritrositnya. Kotak yang dihitung adalah kotak
yang terletak di tengah dan terbagi menjadi 25 bujur sangkar dengan sisi 1/5 mm.
Dari hasil pengamatan dan perhitungan dapat dikatakan bahwa jumlah
eritrosit pada probandus tidak sesuai dengan jumlah normal. Probandus dalam
praktikum ini adalah Suci Nur Cahyani yang merupakan perempuan dewasa.
Hasil perhitungan menunjukkan jumlah eritrositnya 2.100.000 sel/mm3 darah.
Berdasarkan teori jumlah eritrosit normal pada laki-laki dewasa sekitar 5 juta
sel/mm3 darah dan wanita dewasa sehat sekitar 4,5 juta sel/mm3 darah. Hal
tersebut menunjukkan bahwa data yang diperoleh tidak/ kurang sesuai dengan
teori yang ada.

c. Jumlah leukosit per mm darah


Pada praktikum menghitung leukosit, langkah kerja yang dilakukan adalah
dengan cara yang sama pada percobaan pertama, darah diambil dari probandus.
Namun terdapat perbedaan yaitu pada pipet yang digunakan menggunakan skala
11 dan larutan pengencer yang digunakan adalah larutan Turk. Komposisi
dari larutan Turk adalah 2% asam asetat glasial dan 1 ml larutan gentian violet
1%, serta 475 ml air suling. Asam asetat glasial berfungsi untuk melisiskan
eritrosit dan trombosit, sedangkan gentian violet merupakan zat warna ungu
bersifat basa yang dapat berikatan dengan inti dan sitoplasma sel sehingga
memberikan kejelasan warna di bawah mikroskop yang selanjutnya akan
memudahkan perhitungan sel target yang dalam hal ini adalah sel darah putih.
Pada perhitungan leukosit dilakukan pengenceran 30 kali. Hal ini
disebabkan jumlah leukosit di dalam tubuh manusia jumlahnya lebih sedikit
dibandingkan jumlah eritrosit, yaitu 7.000-9.000 sel/mm3 darah, sehingga untuk
menghitungnya tidak diperlukan pengenceran yang tinggi. Selanjutnya sel darah
putih dihitung dengan cara yang sama dengan menggunakan mikroskop, kotak
yang diamati adalah kotak yang terletak di bagian pojok dan masing-masing
terbagi lagi menjadi 16 kotak dengan sisi ¼ mm (Harpaz, I. 2013)
Dari hasil pengamatan dan perhitungan dapat dikatakan bahwa jumlah
leukosit pada probandus sesuai dengan jumlah normal. Probandus dalam
praktikum ini adalah Suci Nur Cahyani yang merupakan perempuan dewasa.
Hasil perhitungan menunjukkan jumlah leukositnya 2.700 sel/mm3 darah.
Berdasarkan teori jumlah leukosit normal pada orang dewasa berkisar 7.000-9.000
sel/mm3 darah. Hal tersebut menunjukkan bahwa data yang diperoleh tidak/
kurang sesuai dengan teori yang ada.

d. Faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit


Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit, yaitu
diantaranya adalah:
 Jenis kelamin : untuk jenis kelamin, orang dewasa memiliki jumlah eritrosit
lebih banyak dibanding anak-anak. Pada laki-laki normal jumlah
(konsentrasi) eritrosit mencapai 5,1 – 5,8 juta per mililiter kubik darah. Pada
wanita normal 4,3 – 5,2 juta per mililiter kubik darah
 Usia : untuk usia, biasanya orang dewasa memiliki jumlah eritrosit yang lebih
banyak jika dibandingkan dengan anak-anak.
 Tempat Ketinggian : untuk orang yang hidup di dataran tinggi cenderung
memiliki jumlah eritrosit lebih banyak.
 Kondisi Tubuh Seseorang : apabila seseorang dalam keadaan sakit dan luka
yang mengeluarkan banyak darah cenderung dapat mengurangi jumlah
eritrosit dalam darah (Urry, L.2014).

e. Faktor yang mempengaruhi jumlah leukosit


Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah leukosit, yaitu
diantaranya adalah:
 Faktor fisiologis, yaitu masa hidup dari masing-masing sel leukosit tersebut.
Masa hidup sel leukosit yang memiliki granula relatif lebih singkat
dibandingkan sel leukosit yang tidak memiliki granula. Masa hidup sel
leukosit yang memiliki granula adalah 4-8 jam dalam sirkulasi darah dan 4-5
hari di dalam jaringan (Huyan, X. 2011)
 Kondisi tubuh seseorang : apabila seseorang dalam keadaan sakit (karena
infeksi usus, keracunan bakteri, septicoemia, kehamilan, dan partus), stres,
kurang makan atau disebabkan oleh faktor lain (kehamilan, olahraga berlebih,
merokok, kelainan imun, alergi, dll).

VIII. Kesimpulan

a. Dalam menghitung jumlah eritrosit, dilakukan dengan menggunakan alat yang


disebut Haemacytometer. Darah diencerkan terlebih dahulu sebanyak 300 kali
dengan menggunakan larutan Hayem. Berdasarkan hasil pengamatan dan
perhitungan diketahui bahwa jumlah eritrosit pada darah probandus sebanyak
2.100.000 sel/mm3 darah.
b. Dalam menghitung jumlah leukosit, dilakukan dengan menggunakan alat yang
disebut Haemacytometer. Darah yang akan diamati diencerkan terlebih dahulu
sebanyak 30 kali dengan menggunakan larutan Turk. Berdasarkan hasil pengamatan
dan perhitungan diketahui bahwa jumlah eritrosit pada darah probandus sebanyak
2.700 sel/mm3 darah.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit adalah jenis kelamin, usia,
ketinggian tempat, dan kondisi tubuh.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah leukosit adalah kondisi tubuh seseorang :
apabila seseorang dalam keadaan sakit (karena infeksi usus, keracunan bakteri,
septicoemia, kehamilan, dan partus), stres, kurang makan atau disebabkan oleh
faktor lain (kehamilan, olahraga berlebih, merokok, kelainan imun, alergi, dll).

IX. Daftar Pustaka

Bakta, I Made. 2006. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC.1-2,9.11


Guyton dan Hall. (1997). Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit EGC.
Harpaz, I., Abutbul, S., Nemirovsky, A., Gal, R., Cohen, H., & Monsonego, A. (2013).
Chronic exposure to stress predisposes to higher autoimmune susceptibility in
C57BL/6 mice: Glucocorticoids as a double-edged sword. European Journal of
Immunology, 43(3), 758–769. https://doi.org/10.1002/eji.201242613
Hidayati, Dewi. (2006). Modul Ajar Fisiologi Hewan. Surabaya: Program Studi Biologi
FMIPA-ITS.
Huyan, X. H., Lin, Y. P., Gao, T., Chen, R. Y., & Fan, Y. M. (2011). Immunosuppressive
effect of cyclophosphamide on white blood cells and lymphocyte subpopulations
from peripheral blood of Balb/c mice. International Immunopharmacology,
11(9), 1293–1297. https://doi.org/10.1016/j.intimp.2011.04.011
Isnaeni, wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisus.
Kimball, Jhon W, (1993). Biologi, Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Kimball, John W,1996. Biologi Edisi Kelima jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Miale JB. Laboratory Medicina Hematology. 4th .Ed. St. Louis; The C.V. Mosby
Companya, 1972: p 759.
Pearce, C. Evelyn. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedic. Jakarta : Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Raharjo,dkk. 2017. Petunjuk Praktikum Mata Kuliah Fisiologi Hewan. Surabaya :
Universitas Negeri Surabaya.
Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., Minorsky, P. V., & Reece, J. B. (2014).
Campbell Biology (Tenth Edit). New York: Pearson.
X. Lampiran
1 Lembar Laporan Sementara
1 Lembar Dokumentasi Praktikum

XI. Pengesahan

Surakarta, 7 November 2018


Asisten Praktikum Praktikan

( Adifa Risa Bagasta) (Jefri Nugroho)


NIM. K43150 NIM. K4316038
XII. Lampiran
Laporan Sementara

Dokumentasi Praktikum

Anda mungkin juga menyukai