PENDAHULU
A. Latar AN
Belakang
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas
dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut : “Apakah ada
perbedaan antara hasil hitung jumlah trombosit cara tidak langsung dan
secara langsung pada metode manual ”.
C. TUJUAN PENELITIAN
Untuk melihat perbedaan pada metode manual yaitu secara langsung
pada bilik kamar hitung dan secara tidak langsung pada apusan darah.
D.MANFAAT PENELITIAN
Dalam ilmu pengetahuan untuk mengetahui cara hitung jumlah
trombosit dengan metode manual yaitu secara langsung dan tidak langsung.
BAB II
ISI
A. Tromb
osit
C. Hitung trombosit
Salah satu pemeriksaan laboratorium pada trombosit adalah hitung
jumlah trombosit. Namun trombosit sukar di hitung karena mudah sekali
pecah dan sulit dibedakan dengan kotoran kecil. Trombosit dapat di hitung
dengan beberapa cara yaitu cara langsung dengan larutan Rees Ecker atau
amonium oksalat 1%, dan cara tidak langsung menggunakan metode Fonio,
dan cara automatik. Jumlah trombosit dalam keadaan normal adalah
150.000-450.000 per ul darah (Gandasoebrata, 2010).
D. Cara pemeriksaan
- Cara langsung atau metode rees ecker
a. Larutan Rees Ecker dihisap ke dalam pipet eritrosit sampai garis tanda ’1’
kemudian dibuang.
b. Darah dihisap sampai garis tanda ’0,5’ kelebihan darah yang melekat pada
ujung pipet dihapus dengan tissue.
c. Ujung pipet dimasukkan ke dalam larutan Rees Ecker sambil menahan
darah pada garis tanda dan larutan dihisap sampai tanda ’101’, pipet
diangkat dari larutan, pipet kocok selama 3 menit.
d. Tiga sampai empat tetes cairan yang ada di dalam batang kapiler dibuang.
e. Sentuhkan ujung pipet dengan sudut 30 derajat pada permukaan kamar
hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup kemudian campuran
tersebut diteteskan.
f. Kamar hitung yang telah diisi dibiarkan dengan sikap datar dalam cawan
petridis yang tertutup selama 10 menit supaya trombosit mengendap.
g. Trombosit yang terdapat dalam seluruh bidang besar ditengah-tengah (1
milimeterpersegi), dihitung memakai lensa obyektif besar.
h. Jumlah tersebut dikali 2000 untuk menghasilkan jumlah trombosit per ul
darah. Meskipun cara ini CV- nya relatif besar, tetapi cara ini masih dapat
menghitung trombosit berukuran besar yang tidak terhitung dengan cara
otomatis.
- Cara tidak langsung atau apusan darah
1. Dipilih kaca objek yang bertepi rata untuk digunakan sbg “ kaca peng-apus “
sudut kaca objek yang dipatahkan, menurut garis diagonal untuk dapat
menghasilkan sedian apus darah yang tidak mencapai tepi kaca objek
2. Satu tetes kecil darah diletakkan pada ± 2 –3 mm dari ujung kaca
objek.Kaca penghapus diletakkan dengan sudut 30 – 45 derajat terhadap
kaca objek didepan tetes darah.
3. Kaca pengapus ditarik kebelakang sehingga tetes darah , ditunggu sampai
darah menyebar pada sudut tersebut.
4. Dengan gerak yang mantap , kaca penghapus didorong sehingga
terbentuk apusan darah sepanjang 3 – 4 cm pada kaca objek. Darah harus
habis sebelum kaca penghapus mencapai ujung lain dari kaca objek. Apusan
darah tidak bolah terlalu tipis atau terlalu tebal, ketebalan ini dapat diatur
dengan mengubah sudut antara kedua kaca objek dan kecepatan
menggeser. Makin besar sudut atau makin cepat menggeser, maka makin
tipis apusan darah yang dihasilkan.
5. Apusan darah dibiarkan mengering di udara. Identitas pasien ditulis pada
bagian tebal apusan dengan pensil kaca.
6. Lakukan pewarnaan Meletakkan sediaan di atas bak pewarnaan.
7. Melakukan fiksasi dengan meneteskan methanol sampai menggenangi
permukaan apusan (2 menit).
8. Membuang sisa methanol.
9. meneteskan cat giemsa selama 20 menit sampai memenuhi permukaan
sediaan.
10.Mencuci dengan aquadest.
11.Mengeringkan sediaan dengan mengangin-anginkannya.
12.Mengamati sediaan di bawah mikroskop.
A. Pembahasan
Trombosit merupakan salah satu komponen darah yang terdapat pada
tubuh manusia, berperan penting dalam pembentukan hemostasis.
Trombosit merupakan elemen terkecil dalam pembuluh darah.
Pemeriksaan jumlah trombosit dapat dilakukan dengan menggunakan
cara langsung dan cara tidak langsung. Cara langsung yaitu dengan
menggunakan larutan rees ecker dan cara tidak langsung menggunakan
apusan darah tepi.
Larutan Rees Ecker berisi: aquadest, natrium sitrat, Brillian Cresyl Blue
(BCB) dan formaldehid. Kelebihan dari larutan ini adalah trombosit yang
diperiksa terwarnai oleh larutan BCB yang berwarna biru sehingga terlihat
lebih jelas yang memudahkan dalam proses perhitungan,sedangkan
kekurangannya adalah eritrosit tidak dilisiskan, sehingga trombosit tertutup
oleh eritrosit yang menyebabkan trombosit sulit dihitung.
Sediaan apus darah tepi (SADT) diwarnai dengan menggunakan
larutan giemsa. Kelebihan sediaan apusan darah tepi (SADT) yaitu dapat
melihat angsung keadaan sel trombosit yang rusak dan yang beragregasi,
biayanya murah. Kekurangannya yaitu tergantung dari keterampilan
seseorang dari pembuatan apusan darah tepi, hasil pemeriksaan yang
sangat subjektif, cara membaca dalam lapang pandang, distribusi sel yang
tidak merata (Sacher dan McPherson, 2004).
Mengacu pada kelebihan dan kekurangan dari ketiga larutan yang
digunakan untuk menghitung jumlah trombosit seperti yang dijelaskan di
atas maka dalam hal ini mau menganalisis apakah ada berbedaan hasil
hitung jumlah trombosit yang menggunakan dua larutan tersebut. larutan
Rees Ecker eritrosit tidak dilisiskan, sehingga trombosit tertutup oleh
eritrosit yang menyebabkan trombosit sulit dihitung, dan sediaan apus darah
tepi (SADT) tergantung dari keterampilan seseorang dari pembutan apusan
darah, hasil pemeriksaan yang sangat subjektif cara membaca dalam lapang
pandang, distribusi sel yang tidak merata distribusi trombosit yang kurang
baik dalam sediaan apus darah tepi dan juga mungkin disebabkan oleh cara
perhitungan yang berbeda dengan metode lainnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN
A. Kesimpu SARAN
lan