PERCOBAAN III
“PEMERIKSAAN CAIRAN SEREBROSPINAL”
DI SUSUN OLEH:
A. Latar Belakang
Cairan serebrospinal merupakan cairan bening yang berada di otak
dan sterna serta ruang subrachnoid yang mengelilingi otak dan medulla
spinalis “sumsum tulang belakang” cairan ini memiliki tekanan yang
konstan dan memiliki ruangan-ruangan yang saling berhubungan satu
sama lain.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk mendiagnosa penyakit-penyakit
neurologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
C. Prosedur Kerja
1. Pra Analitik
a. Persiapan pasien
Hindari sampel bercampur darah pada saat
melakukan pungsi.
b. Prinsip
Membandingkan warna cairan otak dengan larutan
jernih dengan latar belakang berwarna terang.
2. Analitik
a. Pemeriksaan Makroskopik
1. Warna
a. Tabung reaksi pertama di isi aquades secukupnya
sebagai pembanding.
b. Tabung reaksi ke dua di isi cairan serebrospinal.
c. Dibandingkan warna tabung pertama dan ke dua.
b. Pemeriksaan Kima
1. Kekeruhan
a. Tabung reaksi pertama di isi aquades secukupnya
sebagai pembanding.
b. Tabung reaksi kedua diisi cairan serebrospinal
ditambahkan asam asetet.
c. Dibandingkan kekeruhan tabung pertama dan ke dua.
2. Bekuan
a. Tabung reaksi yang diisi cairan serebrospinal
ditambahkan asam asetet dipanaskan.
b. Selanjutnya dibandingkan dengan tabung yang berisi
aquades.
3. Pasca Analitik
Nilai rujukan :
a. Warna
b. Kekeruhan
c. Bekuan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Data Pasien
Nama : Mister X
Umur : 29 tahun
Hari/ tanggal : Jumat,30 November 2018
Alamat : Kendari
Jenis kelamin : Laki-laki
2. Data Pengamatan Makroskopis
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pemeriksaan Makroskopis dan
Kimia
2. Kekeruhan Postif(++)
kekeruhan
ringan
3. Bekuan Positif
(bekuan)
Interpertasi hasil:
B. Pembahaasan
Pemeriksaan makroskopis cairan serebrospinalis Pemeriksaan
makroskopis cairan serebrospinalis yang dilakukan meliputi pemeriksaan
warna dan kekeruhan, serta bekuan. Pemeriksaan warna dan bekuan
dilakukan dengan membandingkan warna dan kekeruhan sampel dengan
aquades. Sampel dituang dalam tabung reaksi dan diamati secara visual
dengan latar belakang putih dan terang. Hal ini dilakukan agar
pengamatan secara visual tidak mengalami ganguan. Warna cairan LCS
dibandingkan dengan aquades. Warna merah pada cairan LCS
menandakan bahwa adanya darah di dalam sampel, warna coklat
menandakan ada pendarahan kronik karena eritrosit yang hemolisis dan
jika diendapkan akan berwarna kuning, warna kuning menandakan
adanya ikterus atau kadar protein yang tinggi, keabu-abuan menandakan
adanya leukosit dalam jumlah banyak. Cairan LCS yang normal tidak
berwarna dan jernih
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum ini yaitu pada sampel dapat
didiagnosa penyakit menginitis karena pada sampel di
dapatkan warna kuning pada cairan otak, dan terdapat keruhan
ringan atau (positif ++) serta ada bekuan, sedangkan pada
cairan otak tidak berwarna atau jernih atau tidak ada bekuan.
B. Saran
Saran saya pada praktikum selanjutnya sebaik nya praktikan
lebih memperhatikan lagi APD sebelum praktikum dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Sid Gilman M.D. 2007. The cerebrospinal fluid in Manter and Gat’z
Essentials of clinicalneuroanatomy and neurophysiology. 8th ed.
Philadelphia: Davis press.