Oleh Kelompok : VI
KARMILA (2016310304)
SINAR (2016310312)
2019
KATA PENGANTAR
Demikian makalah ini kami buat semoga dapat manfaat bagi kita semua.
Kelompok VI
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ......................................................................................... 19
B. Saran ................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Trematoda atau cacing daun adalah cacing yang termasuk kelas Trematoda
Filum Platyhelminthes dan hidup sebagai parasit. Pada umumnya cacing ini
pada manusia termasuk sub kelas Digenea, yang hidup sebagai endoparasit.
trematoda, antara lain kucing,anjing, kambing, sapi, tikus, burung, musang, harimau, dan
manusia.
Ada tiga spesies trematoda darah yang penting bagi manusia yaitu
struktur bentuknya sama, tetapi beberapa hal seperti morfologinya sedikit berbeda
dan juga lokasi berparasitnya pada tubuh hospes definitif. S. hematobium dan S.
2002).
B. Rumusan Masalah
darah?
C. Tujuan Penulisan
darah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Trematoda Darah
pipih dan tinggal di berbagai aliran darah. Biasanya cacing ini masuk ke tubuh
manusia melalui makanan atau minuman yang mengandung parasit cacing ini dan
mandi pada air yang kotor. Hospes definitifnya adalah manusia, berbagai macam
binatang dapat berperan sebagai hospes reservoir. Pada manusia cacing ini
skistomiasis atau bilharziasis. Jenis cacing yang menyerang hewan dan manusia
Timur Tengah, Asia Timur dan Tenggara termasuk Indonesia (Iskandar, 2006).
sejumlah spesies yang penting bagi manusia karena dapat menularkan penyakit,
yaitu :
B. Schistosoma japonicum
japonicum. Hospes definit yaitu manusia, binatang domestik dan rodentia. Hospes
Domain : Eukaryota
Kingdom : Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Class : Trematoda
Order : Strigeatoidea
Family : Schistosomatoidae
Genus : Schistosoma
macam binatang seperti anjing, kucing, rusa, tikus sawah (rattus), sapi, babi rusa,
dan strain Sulawesi. Terdapat perbedaan pada kedua strain yaitu tuan rumah siput
terpencil di Sulawesi Tengah, yaitu di lembah Napu, Besoa dan dataran tinggi
Lindu. Hewan yang biasa menjadi inang reservoar yaitu sapi, babi,anjing, kucing,
kerbau, domba, rusa, kuda, tikus dan celurut. Sedangkan pada manusia pertama
kali dilaporkan di Desa Tomado oleh Tesch pada tahun 1937 Penelitian
Inang perantaranya baru ditemukan pada tahun 1971 oleh Davis and Carney di
daerah pesawahan Paku yaitu siput (snail) yang diidentifikasi sebagai subspesies
1. Fokus pada daerah yang digarap seperti ladang, sawah yang tidak dipakai lagi,
4. Morfologi
12-20 mm, diameter 0,5-0,55 mm, dan kanalis ginekoporik dan memiliki 6-8 buah
testis. Betina panjang kurang lebih 26 mm dengan diameter 0,3 mm. Ovarium
Telur berhialin, subsperis atau oval dilihat lateral, dekat salah satu kutub
terdapat daerah melekuk tempat tumbuh semacam duri rudimeter. Telur berukuran
70-100 x 50-65 µ. Khas sekali, telur diletakan dengan memusatkanya pada vena
kecil pada submukosa atau mukosa organ yang berdekatan (Natadisastra dkk,
2009).
5. Siklus hidup
usus dan keluar dari tubuh bersama tinja, didalam air telur menetas, keluar
6. Patologi
jaringan biopsi hati dan biopsi rektum. Reaksi serologi dapat dipakai untuk
(Complement fixation test), FAT (Fluorescent antibody test) dan ELISA (Enzyme
efektif. Sedangkan untuk manusia dosis 60 mg/kg BB, dibagi dalam 2 dosis dan
Pencegahan yang dilakukan yaitu hindari berenang disungai atau danau air
C. Schistosoma mansoni
mansoni. Hospes definit yaitu manusia, kera dan rodentia. Hospes intermedier
Domain : Eukaryota
Kingdom : Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Class : Trematoda
Order : Strigeatoidea
Family : Schistosomatoidae
Genus : Schistosoma
Nigeria, Gabon, Togo, Ghana, Pantai Gading, Liberia dan Sierra Lione.
Kitts dan Antiqua (Iskandar, 2006). Cacing ini mempunyai hospes perantara
mansoni ditemukan pada hewan pengerat dan primata tetapi target utama infeksi
adalah manusia.
4. Morfologi
a b
1,4 cm. Pada badan cacing jantan S.mansoni terdapat tonjolan lebih kasar bila
mempunyai tonjolan yang lebih halus. Tempat hidupnya di vena, kolon dan
rektum. Telur berukuran 140 x 60 µ atau lebih besar dari S. japonicum. Telur juga
tersebar ke alat-alat lain seperti hati, paru dan otak. Berbentuk oval dengan salah satu
kutubnya membulat dan yang lain lebih meruncing, spina terletak lateral dekat dengan
bagian yang membulat, besar dan berbentuk segitiga. Kulit sangat tipis dan halus, warna
kuning pucat dan berisi embrio besar bersilia, diliputi membran (kulit dalam)
5. Siklus hidup
rongga usus atau kandung kemih dan dikeluarkan melalui tinja. Masuk ke dalam
air dan menetas menjadi mirasidium ( larva ) mirasidium berenang aktif dalam air,
cacing Schistosoma. Serkaria keluar dari keong air, berenang aktif di dalam air,
serkaria menembus kulit manusia pada waktu manusia masuk ke dalam air yang
mengandung serkaria, waktu yang diperlukan untuk infeksi adalah 5-10 menit.
mengalir dengan aliran darah masuk ke jantung kanan, lalu paru dan kembali ke
jantung kiri kemudian masuk ke dalam sistem peredaran darah besar, ke cabang-
cabang vena portae dan menjadi dewasa di hati. Setalah dewasa cacing ini
kembali ke vena portae dan vena usus kemudian cacing betina bertelur setelah
berkopulasi.
6. Patologi
disentri. Pada stadium III ditemukan sirosis hati splenomegalia yang biasanya si
penderita menjadi lemah, mungkin terdapat gejala syaraf, gejala paru dan lain-
lain.
ditegakkan dengan menemukan telur di dalam tinja atau jaringan biopsi hati dan
test), IHT (Indirect Haemagglutation test), CFT (Complement fixation test), FAT
(Fluorescent antibody test) dan ELISA (Enzyme linked immuno sorbent assay).
efektif. Sedangkan untuk manusia dosis 60 mg/kg BB, dibagi dalam 2 dosis dan
dilaut atau dikolam renang yang sudah diberi kaporit atau klorin aman dari
D. Schistosoma haematobium
haematobium. Hospes definit yaitu manusia. Hospes intermedier yaitu keong air.
Domain : Eukaryota
Kingdom : Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Class : Trematoda
Order : Strigeatoidea
Family : Schistosomatoidae
Genus : Schistosoma
Cacing ini mempunyai hospes perantara berupa keong dari genus bulinus.
Hospes deinitif adalah manusia, sedangkan baboon dan beberapa jenis kera
dilaporkan menjadi hospes reservoir. Cacing ini menyebabkan penyakit
dan Timur Tengah. Hal ini juga kadang-kadang terlihat di Asia Barat. S.
daerah endemik dan 90 juta terinfeksi dengan parasit. Sebagian besar hidup di
dalam urin), 18 juta orang terkait gangguan dari dinding kandung kemih, dan 10
juta dari hidronefrosis (akumulasi urin terkait di ginjal akibat obstruksi ureter).
Diperkirakan 150.000 orang meninggal setiap tahun akibat gagal ginjal resultan
dan sejumlah tapi signifikan dari kandung kemih dan kanker genitourinari
Di banyak tempat, ada insiden yang lebih tinggi infeksi pada anak laki-laki
dan perempuan. Hal ini terjadi karena kontak dengan air meningkat dibandingkan
mengambil air untuk keperluan rumah tangga dan anak laki-laki sering bermain di
atau dekat air. Di beberapa daerah di mana pria terutama nelayan air tawar atau
Cacing jantan dewasa berukuran 10-15 mm. Mereka memiliki alur yang
biasanya melekat. Cacing jantan memiliki nodul kecil (tuberkel) pada permukaan
dorsal dan banyak duri kecil pada alat hisap dan gynecorphoral calanya. Cacing
betina lebih panjang yaitu sekitar 16-22 mm, halus dan lebih ramping. Kedua jenis
kelamin ini memiliki dua alat hisap, satu di anterior ventral dan satu lagi
Telur dapat ditemukan dalam urin dari hospes yang terinfeksi. Ukuranya
5. Siklus hidup
Serkaria merupakan bentuk infektif dari cacing ini. Cara infeksinya yaitu serkaria
menembus kulit pada waktu manusia masuk kedalam air yang mengandung
serkaria. Waktu yang diperlukan untuk infeksi adalah 5-10 menit. Setelah serkaria
menembus kulit larva ini memutus ekor menjadi skistosomula kemudian masuk
ke dalam kapiler darah, mengalir dengan aliran darah masuk ke jantung kanan,
lalu ke paru dan kembali ke jantung kiri, kemudian masuk ke sistem peredaran
darah besar, ke cabang-cabang vena porta dan menjadi dewasa di hati. Setelah
dewasa cacing ini meninggalkan hati dan bermigrasi, pada akhirnya berakhir di
pembuluh darah disekitar kandung kemih (vena kandung kemih) kemudian cacing
betina bertelur setelah bekopulasi. Telur dilepaskan pada dinding kandung kemih,
kemudian masuk kedalam dan keluar bersama urin untuk memulai siklus lagi
(IARC, 1994).
6. Patologi
yang ditemukan adalah hematuria dan disuria bila terjadi sistisis. Syndrome
disentri ditemukan bila terjadi kelainan di rectum. Gatal-gatal atau ruam kulit atau
disebut “swimmer itch” dan pembengkakan lokal sering terjadi 24 jam setelah
infeksi awal dan berlangsung selama 4 hari. Pada satu atau dua bulan, mungkin
muncul gejala berupa demam, hepatitis, pembesaran hati, limpha dan kelenjar
getah bening. Gejala ini berlangsung selama 2-3 minggu. Tidak emua orang
mengalami buang air kecil sakit atau sulit (disuria), darah di urin (hematuria),
obstruksi uretra, kerusakan ginjal dari obstruksi air seni (nefropati obstruktif),
tidak buang air kecil (disuria), dan / atau kaki gajah penis. 50-70% orang dengan
pemeriksaan.
Infeksi saluran kencing kronis oleh bakteri adalah komplikasi yang sering terjadi
dari disfungsi saluran kemih yang disebabkan oleh parasit. Kandung kemih juga
dapat mengembangkan tuberkel, polip, tukak, patch berpasir, sistitis cystica, dan /
adalah dengan identifikasi ova (telur) dalam urin atau di biopsi kandung kemih,
rektum, atau dinding vagina. Urinalisis juga dapat mengungkapkan darah dalam
urin. Orang yang terinfeksi sering mengalami anemia, eosinofil tinggi tingkat, dan
/ atau trombosit rendah dalam darah mereka. Tes antibodi juga dapat digunakan
(10mg/kg 1x seminggu setiap minggu, dengan total 3 dosis) adalah obat pilihan.
Kortikosteroid juga dapat diberikan dengan infeksi akut. Sementara terapi obat
yang efektif untuk membunuh parasit sudah dalam tubuh, tidak mencegah infeksi
dan mandi memberi alternatif lain untuk melakukan kontak dengan air yang
pipih dan tinggal di berbagai aliran darah. Biasanya cacing ini masuk ke tubuh
manusia melalui makanan atau minuman yang mengandung parasite cacing ini
dan mandi pada air yang kotor. Pada manusia ditemukan 3 spesies penting yaitu S.
berbagai macam binatang dapat berperan sebagai hospes reservoir. Pada manusia
B. Saran
Semoga makalah yang kami buat secara sederhana ini dapat membantu
pengetahuan teman-teman dalam memahami materi tentang “Trematoda Parasit
Pada Darah Manusia”. Kritik dan saran sangat kami perlukan untuk
kesempurnaan makalah kami. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA