Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM

BAKTERIOLOGI KLINIK

IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALURAN PERNAPASAN

DISUSUN OLEH:

Nama : Sri Ramadani Day

NIM : B1D122143

Kelas : 2022 C

Kelompok : IV(Empat)

PRODI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum :Identifikasi Bakteri Pada Saluran Pernapasan

Nama Praktikan : Sri Ramadani Day

NIM : B1D122143

Hari / Tanggal : Senin,13 November 2023

Kelompok : IV (Empat).

Rekan Kerja :

1. Sri Ramadani Day 5. Suwirna

2. Pratini Sule 6. Elsyan Armi

3. Aiyra Al Qarim

4. Fitrah Ramadhani

Penilaian

Makassar,17 November 2023

Disetujui Oleh

Asisten Dosen Praktikan

Habibah Gali, S.Tr,Kes,M.Biomed Sri Ramadani Day


Nim : B1D122127
Mengetahui

Dosen Pembimbing

Dr. Nirmawati Angria, S.Si,.M.Kes


NIDN 09 180687
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikrobiologi terdiri dari 3 kata yaitu micro yang artinya kecil, bio

artinya makhluk hidup dan logos artinya ilmu, jadi mikrobiologi merupakan

ilmu yang mempelajarai tentang makhluk hidup yang berukuran kecil atau

tak kasat mata.Selain itu, mikrobiologi dapat diartikan sebagai ilmu yang

mempelajarai tentang mikroba denagn teknik aseptis untuk mendapatkan

kultur murni. Mikrobiologi juga menjelaskan tentang cabang ilmu biologi

yang mempelajari tentang organisme mikroskopis(Fatmayanti,dkk,2022).

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroba, jasad

renik. Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologidan

memerlukan ilmu pendukung kimia, fisika dan biokimia.Mirobiologi sering

disebut ilmu praktek dari biokimia.Dalam mikrobiologi diberikan pengertian

dasar tentang sejarah penemuan mikroba, macam-macam mikroba di

alamstruktur sel mikroba dan fungsinya metabolisme mikroba secara umum,

pertumbuhan mikroba dan faktor lingkungan, mikrobiologi terapan di bidang

lingkungan dan pertanian(Fatmayanti,dkk,2022).

Mikrobiologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang

mempelajari mikroorganisme.Beberapa ilmu dasar yang diperlukan untuk

mendukung pemahaman mikrobiologiantara lain ilmu kimiafisikadan

biokimia.Mikrobiologi juga sering disebut sebagai ilmu praktik dari

biokimia(Fatmayanti,dkk,2022).

Selain beberapa definisi mikrobiologi diatas, organisme - organisme

kecil tersebut harus dilihat dengan alat bantu lensa (mikroskop).


Mikrobiologi dikenal sebagai ilmu aneka disiplin terdiri dari beberapa bidang

berdasarkan pendekatan taksonomis maupun aktivitas fungsional.

Berdasarkan taksonomi terdiri dari virologi, bakteriologi mikologi fikologi

dan protozoology.Sedangkan berdasar pendekatan fungsional terdiri dari

mikrobiologi kedokteran mikrobiologi pertanian mikrobiologi industry,

mikrobiologi pangan, mikrobiologi air, mikrobiologi udara, ekologi mikroba,

fisiologi mikroba, genetika mikrobaekso mikrobiologi dan mikrobiologi

geokimia(Fatmayanti,dkk,2022).

Mikrobiologi dewasa ini digunakan sebagai dasar alat penelitian dan

saling berkaitan denagn ilmu pengetahuan lain seperti kimia, fisika maupun

biokimia guna membantu memahami dasar dasar kehidupan organisme

kecilOrganisme kecil yang disebut dengn microorganism meliputi virus,

bakterijamur/fungi, archae, protozoa dan alga. Mikroorganisme tersebut

kemudian dapat digolongkan kedalam kelompok berdasarkan susunan sel

yaitu prokariotik (uniseluler/ satu sel) dan eukariotik(Fatmayanti,dkk,2022).

B. Tujuan

Untuk mengidentifikasi bakteri pada saluran pernapasan dengan

menggunakan sampel sputum,swab nasofaring dan swab orofaring.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pewarnaan Gram adalah teknik diferensial yang paling penting untuk membedakan

bakteri Gram-positif (pewarna biru dan ungu) dan Gram-negatif (pewarna merah) seperti

yang terlihat.Dinding sel Gram-positif akan mencegah peluntur alkohol pada pewarna

kompleks-iodin (pewarna primer+iodin). Jika yang digunakan adalah isolat bakteri yang

sudah lama ditumbuhkan dikultur, maka enzim autolitik dapat memecah dinding sel,

sehingga sel Gram-positif kemungkinan dapat terdeteksi Gram-negatif (bakteri Gram-

labil).Morfologi koloni dapat memberikan petunjuk awal untuk identitas suatu

mikroorganisme. Contohnya, koloni dari Serratia marcescens sering berwarna merah

ketika diinkubasi pada suhu 22°C karena produksi pigmen.Pseudomonas aeruginosa sering

menghasilkan pigmen kehijauan yang larut, yang mana berwarna gelap pada media

tumbuh. Selain itu, kultur P. aeruginosa memiliki bau buah yang khas.Pada laboratorium

klinis, penting dilakukan diagnosis yang cepat tetapi akurat, spesimen diinokulasi ke

media diferensial sebagai langkah awal dalam proses identifikasi. Misalnya spesimen yang

diambil dengan cara usap tenggorokan pada pasien yang mengeluh sakit dibagian

tenggorokan, kemudian diinokulasi ke media Agar darah. Metode ini memungkinkan

untuk mendeteksi karateristik koloni ẞ-hemolisis dari Streptococcus pyogenes, yaitu

bakteri yang meyebabkan radang tenggorokan. Urin dikumpulkan dari pasien yang

memiliki gejala infeksi saluran kemih (ISK), kemudian di kultur pada media MacConkey

AgarEscherichia coli merupakan penyebab ISK yang paling dominan, dan dapat tumbuh

pada media tersebut, dimana akan terjadi fermentasi laktosa dengan warna pink pada

koloni(Fatmayanti,dkk,2022).

Berbagai tes biokimia dapat digunakan untuk menentukan kemampuan

metabolisme isolat. Beberapa dari tes ini cukup cepat, karena tes tersebut mendeteksi

keberadaan enzim-enzim yang ada pada koloni bakteri.Kebanyakan tes ini membutuhkan

periode inkubasi kurang lebih 18 jam.


Salah satu tes yang paling mudah dan paling cepat dalam uji biokimia adalah

pengujian terhadap enzim katalase.Katalase adalah enzim yang diproduksi kebanyakan

organisme untuk melindungi dari hidrogen peroksida. Untuk medeteksi katalase, koloni

dalam porsi kecil dipindahkan ke kaca slide atau ke dalam petri dish, dan kemudian

ditetesi dengan hidrogen peroksida (H2O2). Jika ada katalase, maka akan segera memecah

hidrogen peroksida untuk membentuk 02 dan air; 02 dapat diamati sebagai gelembung

yang muncul pada tetesan reagen. Kebanyakan bakteri yang tumbuh dengan membutuhkan

02 adalah katalase-positif.Sebagian besar tes biokimia bergantung pada indikator kimia

yang berubah warna ketika suatu senyawa terdegradasi. Untuk menguji kemampuan suatu

organisme untuk memfermentasi gula tertentu, organisme itu ditambahkan ke media

pertumbuhan kaldu yang mengandung gula dan indikator pH(Fatmayanti,dkk,2022).

Pertumbuhan adalah meningkatnya jumlah kuantitas massa sel dengan cara

terbentuknya sel-sel baru. Pertumbuhan dicirikan dengan bertambahnya tinggi atau

beratnya suatu organisme. Pertambahan tinggi maupun berat organisme merupakan

bertambahnya ukuran sel atau bertambahnya jumlah sel.Dalam dunia mikroba

pertumbuhan diartikan sebagai bertambahnya jumlah sel. Hal ini karena mikroba sebagian

besar adalah organisme bersel tunggal sehingga definisi pertambahan tinggi maupun berat

organisme tidak berlaku lagi. Terjadinya proses pertumbuhan tergantung dari kemampuan

sel dalam membentuk protoplasma baru dari nutrient yang tersedia di lingkungan.Pada

organisme multiselular (banyak sel), yang disebut pertumbuhan adalah peningkatan jumlah

sel per organisme, dimana ukuran sel juga menjadi lebih besar. Pada organisme uniselular

(bersel tunggal) pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel, yang juga berarti

pertambahan jumlah organisme yang membentuk populasi atau suatu biakan. Pada

organisme yang membentuk soenositik (aselular), selama pertumbuhan ukuran sel menjadi

besar, tetapi tidak terjadi pembelahan sel. Pertumbuhan pada organisme sel tunggal seperti

bakteri dan khamir dinyatakan sebagai perbanyakan sel. Pada organisme bersel satu
pertumbuhan lebih diartikan sebagai pertumbuhan.Pertumbuhan mikroorganisme

tergantung dari tersedianya air. Bahan-bahan yang terlarut dalam air, yang digunakan oleh

mikroorganisme untuk membentuk bahan sel dan memperoleh energi, adalah bahan

makanan. Tuntutan berbagai mikroorganisme yang menyangkut susunan larutan makanan

dan persyaratan lingkungan tertentu, sangat berbeda-beda. Oleh karena itu diperkenalkan

banyak resep untuk membuat media pertumbuhan untuk mikroorganisme. Setiap mikroba

memiliki karakteristik kondisi pertumbuhan yang berbeda-beda. Pertumbuhan bakteri pada

kondisi yang optimum lebih cepat jika dibandingkan dengan jamur dan kapang. Hal ini

disebabkan karena bakteri memiliki struktur sel yang lebih sederhana, sehingga sebagian

besar bakteri memiliki waktu generasi hanya sekitar 20 menit jika dibandingkan dengan

khamir dan kapang yang struktur selnya lebih rumit dan waktu generasinya yang cukup

lama.Kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan dapat dibedakan menjadi dua

kategori, yaitu: kebutuhan fisik dan kebutuhan kimiawi atau kemis. Aspek-aspek fisik

dapat mencakup suhu, pH dan tekanan osmotik.; sedangkan kebutuhan kemis meliputi air,

sumber karbon, nitrogen oksigen, mineral-mineral dan faktor penumbuh. Pertumbuhan

mikroba merupakan aspek penting dalam mempelajari mikrobiologi karena berdasarkan

kurva pertumbuhan tersebut kita dapat memanipulasi pertumbuhan mikroba untuk

kepentingan manusia(Asrianto,dkk,2022).

Salah satu organ manusia yang sangat penting dalam sistem pernapasan adalah

paru- paru. Fungsi utama paru-paru adalah untuk proses respirasi yang bertugas memompa

udara. yang masuk ke dalam tubuh. Kesehatan organ paru-paru sangat penting, karena jika

organ ini mengalami gangguan maka akan berpengaruh terhadap kesehatan tubuh lainya.

Jenis penyakit.Yang menyerang organ paru-paru salah satunya adalah Tuberkulosis (TB).

TB merupakan.pernyakit yang paling banyak dialami masyarakat dan termasuk ke dalam

salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi di Dunia (World Health Organization,

2020). Penyakit TB disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium tuberculosis yang tergolong

pada bakteri yang menular. Pemeriksaan penyakit TB memerlukan beberapa hal yakni
pemeriksaan fisik dan laboratorium dengan melakukan pemeriksaan dahak menggunakan

3 spesimen. Pemeriksan dahak memiliki fungsi untuk menegakkan sebuah hasil akhir dari

pemeriksaan, apakah ditemukan Bakteri Tahan Asam (BTA) ataupun

tidak(Nurdiansyah,dkk,2020).

Infeksi saluran pernafasan bawah membutuhkan spektrum antibiotik yang sangat

luas , maka idealnya pengobatan antibiotik menunggu hasil isolasi agen penyebab dan uji

resistensi terhadap antibiotic.4 Survei awal yang dilakukan di Bagian Penyakit Dalam

RSUP M. Djamil, terapi yang dilakukan menggunakan terapi empiris, dimana

menggunakan beberapa antibiotik seperti ceftriaxone, amoxicilin clavulanate acid,

ciprofloxacin, azitromycin dan meropenam. Terapi empiris ini dapat meningkatkan resiko

terjadinya resistensi terhadap antibiotik spektrum luas, maka perlu adanya identifikasi

bakteri Infeksi Saluran Pernafasan Bawah (ISPB) non tuberkulosis (non TB) dan

resistensinya pada pasien Diabetes Melitus terlebih dahulu sebelum pemberian

pengobatan.Bakteri penyebab infeksi pernafasan bawah berikutnya adalah Staphylococcus

aureus, bakteri ini dapat menginfeksi pada orang-orang yang memiliki faktor resiko, yaitu

orang-orang yang dalam keadaan kronik seperti penderita diabetes.9 Bakteri Streptococcus

pneumonia juga merupakan penyebab infeksi saluran nafas bawah yang ditemukan. Pada

dasarnya Streptococcus pneumonia terdapat di saluran nafas atas pada sekitar 5-40%

manusia namun dapat menjadi patogen bila bakteri ini berkembang dan tumbuh banyak,

sehingga dapat menyebabkan pneumonia, sinusitis, otitis, bronkhitis, bakterimia,

meningitis, dan infeksi lain.10 Selain itu bakteri Pseudomonas aeruginosa merupakan

penyebab 10-20% infeksi nasokomial dan saluran nafas bawah.11 Patogenesis

Pseudomonas aeruginosa bersifat multifaktorial dan kompleks dimana bakteri ini bersifat

invasif dan toksigenik. Bakteri ini juga merupakan bakteri patogen oportunistik, dimana

menyebabkan infeksi pada individu dengan imunitas yang menurun.Bakteri Klebsiella

pneumonia, bakteri Pseudomonas aeruginosa membawa enzim beta laktamase pada

kromosomnya dan bakteri akan mejadi resisten terhadap sefalosporin dan penisilin jika
bakteri memproduksi enzim dalam jumlah yang cukup besar.14 Hasil uji resistensi

Staphylococcus aureus ditemukan bahwa resistensi hanya terjadi pada antibiotik

Ciprofloksasin (33,33%), dan masih sensitif terhadap antibiotik Amoksisilin Clavulanate

Acid, Ceftriakson, Azitromisin, dan Meropenem. Mekanisme resistensi bakteri

Staphylococcus aureus yaitu dengan mengubah tempat ikatan terhadap antibiotik

tersebut.15 Bakteri Streptococcus pneumonia masih sensitif terhadap Azitromycin.

Berdasarkan data zona hambat yang digunakan yaitu tabel CLSI (Clinical Laboratory

Standarts Institute) daya hambat dari antibiotik Azitromicin hanya terdapat untuk bakteri

Streptococcus pneumonia dan Staphylococcus aureus, pada antibiotik Amoxicilin

Clavulanate Acid, Ciprofloxacin, Ceftriaxone, Meropenem tidak terdapat data daya

hambat terhadap Streptococcus pneumonia(Lubis,dkk,2016).

Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ paru-paru

yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun parasit di mana pulmonary alveolus

(alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi "inflame" dan

terisi oleh cairan.Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-

paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak

minum alkohol. Penyebab yang paling sering ialah serangan bakteri Streptococcus

pneumoniae atau pneumokokus.Penyakit pneumonia sering kali diderita seba- gian besar

orang yang lanjut usia (lansia) dan mereka yang memiliki penyakit kronis sebagai akibat

rusak- nya sistem kekebalan tubuh. Namun, pneumonia juga bisa menyerang kawula muda

yang bertubuh sehat. Saat ini penyakit pneumonia merupakan pembunuh utama anak-anak

di bawah usia lima ta- hun (balita) di dunia. Angka kematian yang disebab- kan penyakit

ini lebih banyak dibandingkan penyakit lain seperti AIDS, malaria, dan campak.

Pneumonia juga merupakan salah satu penyakit serius yang me- renggut nyawa beribu-

ribu warga tua setiap tahun.Berdasarkan informasi yang dikeluarkan Pusat Komunikasi

Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan, dari 9 juta kematian balita setiap

tahun di dunia, lebih dari 2 juta meninggal akibat pneumo- nia. Dengan kata lain, empat
balita meninggal setiap menitnya. Dari empat kematian tersebut, satu di antaranya

disebabkan pneumonia(Suryo,2010).
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

1. Waktu

Adapun waktu yang digunakan pada praktikum Bakteriologi Klinik

ini yaitu:

Hari :Senin-Sabtu

Tanggal :13 November-17 November 2023

Waktu :15.00-17.00 WITA

2. Tempat

Adapun tempat yang digunakan pada praktikum Bakteriologi

Klinik ini yaitu dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi D-IV

Teknologi Laboratorium Medis, Lantai 1 Gedung D,Universitas

Megarezky Makassar.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu autoklaf,

inkubator, mikroskiop, cawan petri, batang pengaduk, ose bulat, ose

lurus, bunsen, kaki tiga, rak pewarnaan, pipet tetes, dan sendok tandu.
2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu Sampel

sputum,swab nasofaring daan swab orofaring, Alkohol swab, Aquadest,

Kristal violet, Larutan lugol, Safranin,Kapas, Media brain hearth infusion

broth (BHIB), Media Blood Agar Plate(BAP), Media Kinger Iron Agar

(KIA), Media Methyl Red (MR), Media Voges Paskoreur (VP), Media

Simmons Citrate Agar (SCA), Media Mac conkey Agar (MAC), Media

Manitto Salt Agar (MSA), Media Urea, Media Lysine Irone Agar (LIA),

Reagen Methyl Red, Reagen Alpha Naftol,dan Reagen KOH 40%.

C. Prinsip Kerja
Adapun prinsip kerja pada praktikum ini yaitu dengan menggunakan

sampel swab Nasofaring dan Sputum dengan menggunakan media selektif,

media diferensial, pewarnaan gram dan uji biokimia agar dapat melihat

bentuk dan jenis bakteri apa yang terdapan pada saluran pernapasan.

D. Cara Kerja

1. Pembuatan Media (Hari pertama)

a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b. Dihitung berapa gram media yang akan digunakan. Lalu, di

timbang media menggunakan neraca analitik.

c. Dimasukkan media yang ditimbang kedalam erlenmeyer.

d. Dimasukkan aquadest kedalam aquadest (sesuaikan dengan berapa

ml yang akan dibuat).

e. Larutkan diatas Bunsen dan kaki tiga sambil di aduk atau pakai hot

plate dan magnetic stirrer.


f. Disterilkan menggunakan autoklaf selama 15 menit pada suhu

121°C.

g. Dituang kedalam cawan petry dan tabung reaksi.

h. Ditunggu hingga medianya mengeras.

i. Dimasukkan kedalam lemari pendingin.

2. Inokulasi sampel (Sputum) dan sampel (swab nasofaring) pada

media BHIB ( Brain Heart Infosion Broth) (Hari kedua).

a. Di siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.

b. Di siapakan 2 tabung reaksi yang berisi media BHIB.

c. Diberikan label pada setiap tabung yang berisi media BHIB.

d. Di lakukan swab nasofaring

e. Di masukkan sampel swab nasofaring dan sampel sputum kedalam

media Brain- Heart Infusion Broth(BHIB).

f. Di tutup tabung media BHIB yang telah berisi sampel swab

nasofaring dan sampel sputum

g. Di inkubasi selama 1×24 jam di incubator dengan suhu 37°c.

h. Diamati pada hari ke tiga.

3. Pengamatan media brain heart infusion broth (BHIB) dan

Inokulasi pada media blood agar plate (BAP) dan media mac

conkey agar (MAC) (Hari ketiga).

a. Di siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.

b. Di siapakan masing-masing 2 cawan media BAP dan MAC.


c. Di amati media brain hearth infusion broth (BHIB) apakah terjadi

kekeruhan untuk mengetahui ada atau tidak bakteri yang tumbuh,

setelah di amati maka di lakukan proses inokulasi dari media brain

hearth infusion broth (BHIB) ke media blood agar plate (BAP) dan

media mac conkey agar (MAC).

d. Di ambil media brain hearth infusion broth (BHIB) yang memiliki

kekeruhan menggunakan ose bulat yang telah di sterilkan di atas

api Bunsen.

e. Di lakukan teknik penggoresan untuk memindahkan bakteri dari

media brain hearth infusion broth (BHIB) ke dalam media blood

agar plate (BAP) dan media mac conkey agar (MAC).

f. Di inkubasi selama 1×24 jam di incubator dengan suhu 37°c

g. Di amati pada hari keempat

4. Pengamatan media blood agar plate (BAP) dan mac conkey agar

(MAC), inokulasi pada media manitto salt agar (MSA) dan media

kinger iron agar (KIA) dan pewarnaan Gram (Hari Keempat).

A. Tahap pengamatan dan Inokulasi

1) Di siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan

2) Di amati media blood agar plate (BAP) apakah terjadi

hemolisis bakteri

3) Di amati media mac conkey agar (MAC) untuk

mengidentifikasi bakteri gram negative.


4) Di siapkan masing-masing 2 media manitto salt agar (MSA)

dan media kinger iron agar (KIA) dan di beri label.

5) Di ambil bakteri yang tumbuh pada media blog agar plate

(BAP) menggunakan ose bulat yang telah di sterilkan di atas

api bunsen.

6) Di lakukan proses inokulasi dari media blood agar plate (BAP)

ke media manitto salt agar (MSA)

7) Teknik menggores, kemudian ose yang telah di gunakan di

sterilkan kembali di atas api Bunsen.

8) Di ambil bakteri yang tumbuh pada media mac conkey agar

(MAC) menggunakan ose bulat yang telah di sterilkan di atas

api bunsen.

9) Di lakukan proses inokulasi dari media mac conkey agar

(MAC) ke media manitto salt agar (MSA) dengan teknik

menggores, kemudian ose yang telah di gunakan di sterilkan

kembali di atas api bunsen.

10) Di ambil bakteri yang tumbuh pada media blood agar

plate (BAP) menggunakan ose bulat yang telah di sterilkan di

atas api Bunsen.

11) Di lakukan proses inokulasi dari media blood agar plate (BAP)

ke media kinger iron agar (KIA) kemudian di homogenkan,

setelah itu ose yang telah di gunakan di sterilkan kembali di

atas api bunsen.


12) Di ambil bakteri yang tumbuh pada media mac conkey agar

(MAC) menggunakan ose bulat yang telah di sterilkan di atas

api Bunsen.

13) Di lakukan proses inokulasi dari media mac conkey agar

(MAC) ke media kinger iron agar (KIA) kemudian di

homogenkan, setelah itu ose yang telah di gunakan di sterilkan

Kembali di atas api Bunsen.

14) Di inkubasi selama 1×24 jam di incubator dengan suhu 37°c.

15) Di amati pada hari ke lima.

B. Tahap pewarnaan Gram

1) Di siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.

2) Di ambil 2 preparate yang telah di fiksasi dan di beri label.

3) Di ambil koloni bakteri pada media blood agar plate (BAP)

dan media mac conkey agar (MAC) menggunakan ose bulat

dan di letakkan di atas permukaan preparat.

4) Di buat bentuk oval dan di lewatkan di atas api 2-3 kali, tunggu

hingga kering.

5) Di lakukan pewarnaan dengan meneteskan larutan.

6) kristal violet di atas permukaan preparat selama 1 menit.

7) Di bilas pewarna kristal violet dengan air mengalir secara

perlahan.

8) Di teteskan larutan lugol selama 1 menit dan di bilas secara

perlahan.
9) Di tambahkan asam alkohol 95% tetes demi setetes hingga

larutan lugol hilang.

10) Di bilas dengan air mengalir.

11) Di teteskan pewarna safranin selama 30 detik dan bilas dengan

air mengalir, kemudian preparate di keringkan.

12) Di teteskan oil imersi 1 tetes.

13) Di amati di bawa mikroskop dengan pembesaran 100×.

5. Pengamatan media Manitto salt agar (MSA), Kinger iron agar

(KIA) dan inokulasi pada methyl red (MR),Voges

Paskoreur(VP),Meddiadan media Simmons citrate agar (SCA)

(Hari kelima).

a. Di siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.

b. Di amati warna Pertumbuhan koloni bakteri media manitto salt

agar (MSA) dan media kinger iron agar ( KIA).

c. Di siapkan masing-masing 2 media methyl red (MR) ,media voges

paskoreiur (VP), dan media simmons citrate agar (SCA).

d. Di lakukan proses Inokulasi.

e. Di ambil koloni bakteri pada media kinger iron agar (KIA)

menggunakan ose lurus yang telah di sterilkan di atas api bunsen.

f. Di masukkan ke dalam media methyl red (MR), media voges

paskoreur (VP), media simmons citrate agar (SCA),Media Urea,

media Lysin irone agar (LIA) dengan posisi ose lurus.

g. Di sterilkan kembali ose lurus yang telah di gunakan.


h. Di inkubasi selama 1×24 di dalam incubator.

i. Di amati pada hari ke enam.

6. Pengamatan media Methyl Red (MR), media Voges Paskoreur

(VP), media Simmons Cintrate Agar (SCA),media Urea,media

Lysin Iron Agar (LIA) dan melakukan Uji Biokimia (Hari

keenam).

a. Di siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.

b. Di lakukan uji biokimia.

c. Di amati perubahan warna pada media simmons citrate agar

(SCA), Media Lysin irone Agar (LIA), dan Media Urea.

d. Di teteskan 3-5 tetes reagen metil red ke dalam media methyl red

(MR), di amati terjadinya perubahan warna.

e. Di teteskan 12 tetes 2-naftol 5% dan 4 tetes KOH 40% , ke media

Voges paskoreur (VP) homogenkan secara perlahan dan amati

terbentuknya cincin merah setelah 15 menit.

f. Di tentukan jenis bakteri yang di dapat dengan melihat hasil uji

biokimia.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Tabel identifikasi hasil kultur swab nasofaring dan sampel sputum

Pengamatan Sampel Hasil

Pengamatan secara Swab Nasofaring dan Terjadi kekeruhan di

makroskopik dilihat sampel sputum bagian bawah pada

apakah terjadi tabung 1 dan 2 yang

kekeruhan atau tidak di sebut disebut

pada media brain dengan anaerob.

heart infusion broth

(BHIB) pada hari

ketiga

2. Tabel identifikasi hasil pertumbuhan koloni pada media blood

agar plate (BAP) dan mac congkey agar (MCA).

Pengamatan Media Hasil

Pengamatan secara Media Blood Agar Pada media BAP

makroskopik Plate(BAP) dari sampel sputum dan

langsung untuk sampel sputum dan nasofaring koloninya

melihat warna nasofaring dan berwarna abu-hijau(α-

pertumbuhan pada Mac Conkey hemolisi/hemolisis

koloni media Brain Agar(MCA) pada parsial atau

Heart Infusion sampel sputum dan sebagian),sedangkan

Broth(BHIB) nasofaring pada media MCA


sampel sputum dan

nasofaring koloninya

merah dan media

merah(Gamma-

hemolisis/tidak

hemolisis)

3. Identifikasi pewarnaan gram

pengamatan Media hasil

Pewarnaan gram pada Blood agar plate Bakteri berbentuk

(hari ke empat) (BAP) basil gram negatif

Mac conkey agar Bakteri berbentuk

(MAC) basil gram negatif

4. Tabel pengamatan secara makroskopik

pengamatan media hasil


Secara makroskopik Klinger Iron Agar Lereng (Slunt)

langsung yang telah (KIA) berwarna merah

dibiakkan dari media (Alkali) dan berwarna

Blood Agar Plate dasar (blunt) berwarna

(BAP) dan Mac kuning (Acid) dapat di

Conkey Agar (MAC) fregmentasikan

pada hari ke glukosa,medianya

(Hari kelima) terangkat dan

mengandung gas.

Manittol Salt Agar Pada media Manittol

(MSA) Salt Agar (MSA) yang

dibiakkan dari Media

Blood Agar Plate

(BAP) positif katalase

5. Tabel hasil pengamatan uji biokimia

Media Urea MR VP SCA LIA Keterangan

Tabung 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

Hasil - - - - - - + + - -
6. Gambar
a. Identifikasi hasil kultur swab nasofaring dan sampelsputum pada
media Brain Hearth Infusion (BHIB)

b. Hasil pertumbuhan koloni


1. Media Blood Agar Plate (BAP)
2. Media Mac Conkey Agar (MCA)

c. Pewarnaan Gram

1) Media Blood Agar Plate (BAP)


2) Media Mac Conkey Agar (MCA)

d. Pengamatan secara makroskopik

1. Kinger Iron Agar (KIA)


2. Manittol Salt Agar (MSA)

3. Media Urea
4. Media Lysin Irone Agar (LIA)

5. Media Simon Citrate Agar(SCA)


6. Media Metil Red(MR)

7. Media Voges-Proskauer(VP)
B. Pembahasan

Adapun praktikum Bakteriologi Klinik dengan judul "Identifikasi

bakteri pada saluran pernafasan" dengan tujuan Untuk mengidentifikasi

jenis bakteri pada saluran pernafasan, yang dilaksanakan pada hari senin

tanggal 13 November 2023 dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi

DIV Teknologi Laboratorium Medis, Lantai 1 Gedung D, Universitas

Megarezky Makassar.

Pada praktikum kali ini, yang pertama dilakukan sterilisasi alat

yang bertujuan untuk mematikan serta menghambat pertumbuhan

mikroorganisme yang ada pada alat yang akan digunakan, maka dari itu

pada pembuatan media cawan petri serta tabung reaksi yang akan

digunakan disterilisasi terlebih dahulu. Dan media yang akan digunakan

juga di sterilisasi menggunakan Autoclave.

Pada praktikum ini menggunakan Naraca Analitik yang berfungsi

untuk menimbang media yang diibuat. Pada saat melakukan pembiakan

dan pewarnaan bakteri, ose yang digunakan disterilisasi terlebih dahulu

diatas api bunsen, tujuannya sama dengan sterilisasi alat yaitu untuk

mematikan serta menghambat pertumbuhan mikroorganisme agar tidak

terjadi kontaminasi.

Pada pengamatan secara makroskopik dilihat pada media Brain

Hearth Infusion Broth (BHIB) terjadi kekeruhan di bagian bawah pada

tabung satu dan dua yang di sebut dengan anaerob yang artinya dalam

suasana kurang atau tidak m e m b u t u h k a n oksigen. Media blood

agar plate (BAP)


pertumbuhan koloninya berwarna abu kehijauan hemolisis Sebagian atau

alva hemolosis. Dan pada media Mac Conkey Agar (MCA) koloninya

berwarna merah dan media merah, tidak hemolisis atau gamma hemolisis.

Pada pewarnaan gram media blood agar plate (BAP) dan media Mac

Conkey Agar (MAC) bakteri yang di dapatkan yaitu berbentuk basil gram

negative. Media Kinger Iron Agar (KIA) hasil yang di dapatkan yaitu

berwarna merah (alkali) dan dasar juga berwarna kuning (acid) yang

artinya tdak difermentasikan glukosa. Pada media Mannitol salt agar

(MSA) yang di biakkan dari media blood agar plate ((BAP) positif

katalase.

Pada uji biokimia yang dilakukan dengan uji IMVIC yaitu

menggunakan media Methyl Red (MR), Media Voges Paskoreur (VP), dan

media Simmons Citrate Agar (SCA). Pada Uji biokimia ini, didapatkan

hasil pada media Simmons Citrate Agar (SCA) yaitu hasilnya positif (+),

perubahan warna menjadi warna biru.Yang Artinya, media Klinger Iron

Agar (KIA) yang dibiakkan ke media Simmons Citrate Agar (SCA) dapat

menggunakan Sitrate sebagai sumber karbonnya. Pada media lysine irone

agar (LIA) Adapun tanda yang menunjukkan bahwa hasilnya negative.

Selanjutnya, pada Media Voges Paskoreur (VP) hasilnya negative karena

tidak terbentuk cincin merah setelah pemberian reagen alpha naftol dan

KOH 40%.Dan pada media Methyl Red(MR) didapatkan hasil negatif, ,

Media Methyl Red (MR) mampu memfermentasikan asam campuran.

Setelah itu hasil dari kultur


swab nasofaring dan sampel sputum terjadi kekeruhan di bagian bawah

pada tabung satu dan dua yang disebut dengan anaerob.selanjutnya hasil

dari pertumbuhan koloni media Blood Agar Plate (BAP) dan mac conkey

agar (MAC) yang bertujuan untuk melihat adanya hemolisis bakteri atau

tidak .Pengamatan secara makroskopik untuk melihat warna

pertumbuhan koloni media brain hearth infusion broth (BHIB), pada

media Blood Agar Plate (BAP) pertumbuhan koloninya serupa dengan

warna medianya yang artinya tidak hemolisis. Pada uji biokimia media

urea tabung 1 dan 2 hasilnya negatif, media methyl red (MR) tabung 1 dan

2 hasil negatif, media Vogrs Paskoreur (VP) tabung 1 dan 2 hasilnya

negative, media lysin irone agar (LIA) hasilnya negative dan yang terakhir

media Simmons Citrate Agar (SCA) tabung 1 dan 2 positif . Setelah

dilakukan identifikasi, bakteri yang di dapatkan pada sampel sputum dan

swab nasofaring adalah bakteri Yersinia pestis.Yersinia pestis adalah bakteri

gram negative,tidak bergerak,bentuk batang,tanpa sporadan merupakan

organisme anaerob fakultatif yang dapat menginfeksi manusia melalui kutu

tikud oriental(Xenopsylla cheopis).


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dengan

menggunakan sampel swab nasofaring dan sampel sputum dapat disimpulkan

bahwa pada uji biokimia di dapatkan bakteri Yersinia pestis bakteri gram

negative,tidak bergerak,bentuk batang,tanpa sporadan merupakan organisme

anaerob fakultatif yang dapat menginfeksi manusia melalui kutu tikud

oriental(Xenopsylla cheopis).

B. Saran

Adapun saran pada praktikum ini yaitu disarankan kepada

praktikum agar selalu menggunakan Alat Pelindung Diri(APD)agar tidak

terkontaminasi.
DAFTAR PUSTAKA

Asrianti,dkk.2022.Mikrobiologi Farmasi Dan Parasitologi.Sumatera Barat.PT.Global


Teknologi.

Fatmayanti.A.dkk.Dasar-dasar Mikrobiologi.Sumatera Barat.PT.Global Eksekutif


Teknologi.

Joko.S.2010.Herbal Penyembuh Gangguan Sistem Pernapasan.Yogyakarta.PT.Bentang


Pustaka.

Lubis.V.A.dkk.2016.Identifikasi Bakteri Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Non


Tuberkulosis(Non TB)dan Pola Resistensinya Pada Penderita Diabetes Melitus di
RSUP M.Djamil.Jurnal Kesehatan Andalas.Vol.5.No.3.

Nurdiansyah.V.V.dkk.2020.Klasifikasi Penyakit Tuberkulosis (TB)Menggunakan Metode


Extreme Learning Machine(ELM).Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan
Ilmu Komputer.Vol.4.No.5.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai