Anda di halaman 1dari 18

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Polimer alam yang banyak ditemukan ialah protein, selain
karbohidrat. Protein merupakan makromolekul yang terdapat
berlimpah didalam sel. Sebanyak 50% atau lebih berat dari kering sel
merupakan protein. Protein berperan penting bagi kelangsungan
makhluk hidup. Misalnya berfungsi sebagai unit structural pada
tubuh.
Istilah protein dikemukakan pertama kali oleh seorang ahli
kimia dari Belanda, yaitu G.J. Mulder pada tahun 1939. Protein
berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘proteios’ yang artinya pertama
atau paling utama. Protein tersusun oleh unsur Karbon, Oksigen,
Hidrogen dan Nitrogen.Beberapa molekul protein juga mengandung
unsur S.
Protein merupakan zat yang sangat penting bagi tubuh
manusia karena berfungsi sebagai bahan bakar bagi tubuh apabila
keperluan energi dalam tubuh tidak terpenuhi oleh senyawa organik
lain seperti karbohidrat dan lemak. Di samping itu, protein juga
berfungsi sebagai zat pengatur proses dalam tubuh. Protein
mengatur keseimbangan cairan dalam jaringan dan pembuluh darah.
Beberapa protein merupakan komponen utama dari jaringan
struktur (otot, kulit, kuku, rambut). Protein lain mengangkut molekul
dari satu bagian ke bagian lain dalam makhluk hidup. Setiap bahan
pangan mengandung kadar protein yang berbeda-beda tergantung
pada jenis bahan pangan tersebut. Terdapat beberapa bahan
pangan yang mengandung kadar protein yang tinggi dan bahan
pangan yang mengandung kadar protein yang rendah. Masih ada
lagi yang bertindak sebagai katalis dalam banyak reaksi biologis
yang diperlukan untuk mempertahankan hidup. Ada protein mudah
larut dalam air, tetapi ada pula yang sukar larut dalam air. Protein
juga dapat mengalami koagulasi dan denaturasi, serta dapat
bereaksi dengan ion-ion logam.Albumin merupaka protein terbanyak
yang terdapat didalam plasma, kira-kira sekita 55 – 60%, tetaapi
ukurannya paling kecil. Albumin disentetis didalam hati dan berfungsi
untuk membantu mempertahankan tekanan osmotic koloid darah, hal
ini dikarenakan albumin adalah protein yang memiliki berat molekul
yang besar yag tidak bisa melewati dinding pembuluh atau dinding
kapiler sehingga dapat membantu mempertahankan cairan yang
terdapat didalah system vascular. Dan albumin merupakan protein
yang larut air.
Berdasarkan pendahuluan di atas, maka akan dilakukan
beberapa pengujian terhadap sampel serum darah yang akan
diujikan,dan dilakukan pemeriksaan proteindan albumindalam serum.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui
dan memahami cara pemeriksaan pemeriksaan protein total dan
albumin dalam serum dan menginterpretasikan hasil percobaan
dengan cara mengaitkan hasil percobaan dan teori yang telah
diperoleh mahasiswa
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mampu melakukan
pemeriksaan protein total dan albumin dalam serum, mampu
menghitung nilai albumin dan protein dalam serum serta mampu
menginterpretasikan hasil pemeriksaan albumin dan protein dalam
serum.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Umum

Albumin merupakan protein dalam plasma manusia yang larut


dalam air dan mengendap dalam pemanasan serta protein yang
tertinggi konsentrasinya dalam plasma darah 15. Albumin mempunyai
waktu paruh yang panjang (20 hari), jika kadar albumin menurun,
maka penurunan ini menunjukkan bahwa defisiensi protein sudah
berlangsung lama dan berat (Kusuma dkk, 2012 h.49).
Albumin adalah protein kecil yang dihasilkan oleh hepar yang
bekerja secara osmotic untuk membantu menahan volume
intravaskular di dalam ruang vaskular.Penurunan albumin serum
(hipoalbuminemia) dapat menimbulkan terjadinya edema karena
gerakan air keluar dari ruang vascular dan masuk ke ruang
interstisial.Edema terlihat pada malnutrisi protein yang terjadi karenan
penurunan prosuksi albumin (Horne & Swearingan, 2000 h. 47).
Faktor-faktor yang dapat menurunkan albumin serum (Horne &
Swearingan, 2000 h. 47):
a) Penurunan masukan protein: sebagai contoh, malnutrisi protein.
b) Penurunan sintesis hepatic: contoh, sirosis.
c) Kehilangan urin abnormal: sebagai contoh, sindrom nefrotik.
Kadar albumin normal adalah 4 gr% - 5,2 gr%. Kadar albumin
sampel rata-rata 4,07 gr%, kadar albumin terendah 2,37 gr%, dan
kadar albumin tertinggi sebesar 4,85 gr% (Kusuma dkk, 2012 h.49).
Albumin pada umumnya dibentuk di hati.Hati menghasilkan
sekitar 12 gram albumin per hari yang merupakan sekitar 25% dari
total sintesis protein hepatik danseparuh dari seluruh protein yang
diekskresikan organ tersebut.Albumin pada mulanya disintesis
sebagai preprotein.Peptida sinyalnya dilepaskan ketika preprotein
melintas kedalam sinterna reticulum endoplasma kasar, dan heksa
peptide pada ujung terminal-amino yang dihasilkan itu kemudian
dipecah lebih lanjut disepanjang lintasan skreotik.Albumin dapat
ditemukan dalam putih telur dan darah manusia. Golongan protein ini
paling banyak dijumpai pada telur berupa albumin telur, darah berupa
albumin serum, dalam susu berupa laktalbumin(Kusuma dkk, 2012
h.50).
Protein yang terdapat dalam plasma terdiri dari albumin,
globulin dan fibrinogen.Albumin memiliki kemampuan untuk mengikat
berbagai ligand dan bertanggung jawab pada 80% tekanan
osmotic.Globulin berkaitan dengan sistem imunitas tubuh (Widhyari
dkk, 2011 h.180).
Albumin sepenuhnya disintesis di hati.Fungsi hati yang optimal
akan meningkatkan sintesis protein sehingga kadar albumin juga
meningkat. Manfaat lain dari kurkumin adalah sebagai antibakteri,
antifungi, antiprotozoa, antiviral, dan meningkatkan aktivitas pankreas
dalam sekresi enzim tripsin dan kimotripsin. Enzim tripsin dan
kimotripsin berperan dalam proses metabolisme protein. Peningkatan
sekresi kedua enzim tersebut akan meningkatkan proses katabolisme
protein sehingga kadar albumin meningkat (Widhyari dkk, 2011
h.182).
Penurunan kadar albumin akan memberikan efek yang besar
pada protein total plasma. Penurunan kadar albumin di bawah kisaran
normal kemungkinan disebabkan oleh kadar globulin yang tinggi atau
adanya gangguan pada gastrointestinal dan hati serta intake protein
yang berkurang sehingga produksi albumin berkurang (Widhyari dkk,
2011 h.182).
Struktur protein memiliki molekul rantai panjang yang tersusun
oleh mata rantai asam amino.Dalam sebuah asam amino terdapat
gugus fungsional, dari gugus fungsional tersebut menentukan reaksi
kimia asam amino. Untuk gugus karboksilat reaksi mencakup
pembentukan ester, amida dan anhidra asam, untuk gugus amino
terjaditeraksi asilasi, amidasi, dan esterifikasi (Supriyanto & Sulistiyati,
2017 h. 24)
Dalam molekul protein, asam amino saling dirangkaikan melalui
reaksi gugusan karboksil asam amino yang satu dengan gugusan
amino dari asam amino yang lain, sehingga terjadi ikatan yang disebut
ikatan peptide dan reaksi terpenting dalam reaksi pembentukan ikatan
peptida.Ikatan peptide ini merupakan ikatan tingkat primer. Dua
molekul asam amino yang saling diikatkan dengan cara demikian
disebut ikatan peptide. Ikatan peptide ini merupakan ikatan tingkat
primer. Dua molekul asam amono yang saling diikatkan dengan cara
demikian disebut ikatan peptide. Bila tiga molekul asam amino,
disebut tripeptida dan bila lebih banyak lagi disebut
polipeptida.Polipeptida yang hanya terdiri dari sejumlah beberapa
molekul asam amino disebut oligopeptida, dimana sejumlah besar
asam aminonya saling ditautkan dengan ikatan peptide tersebut
(Supriyanto & Sulistiyati, 2017 h. 24).
Ciri molekul protein adalah makromolekul polopeptida yang
tersusun dari sejumlah L-asam amino yang dihubungkan oleh ikatan
peptida, bobot molekul tinggi.Suatu molekul protein disusun oleh
sejumlah asam amino dengan susunan tertentu dan bersifat turunan
(Supriyanto & Sulistiyati, 2017 h. 22).
Rantai polipeptida sebuah molekul protein mempunyai satu
konformasi yang sudah tertentu pada suhu dan pH normal.Konformasi
ini disebut konformasi asli, sangat stabil sehingga memungkinkan
protein dapat diisolasi dalam keadaan konformasi aslinya itu
(Supriyanto & Sulistiyati, 2017 h. 22).
2.2 Uraian Sampel (Oktari & silvia 2016, h. 50)
Komposisi serum sama dengan plasma yaitu 91% air, 8%
protein, dan 0,9% mineral.
2.3 Uraian Bahan
1. Aquades (Ditjen POM 1979, h. 96):
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Aquades
Rumus struktur
:

Rumus molekul : H2O


Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, tidak mempunyai rasa.
Kegunaan : Sebagai pelarut
2. Komposisi Reagen
1) Reagen Albumin (ELITechGroup CLINICAL SYSTEM)
Komposisi Reagen
a. Reagen
Dapar Suksinat, pH 4,20 : 87 mmol/L
Bromkresol Hijau : 0,2 mmol/L
Brij 35 : 7,35 mL/L
b. Standar
Bovine Albumin : 5 g/gL
50 g/L
Sodium Azide : <1%
2) Reagen Protein Total(ELITechGroup CLINICAL SYSTEM)
Komposisi Reagen
a. Reagen :
Potassium iodide : 6 mmol/L
Potassium sodium tartrate : 21 mmol/L
Copper Sulfate : 6 mmol/L
Natrium Hidroksida : 490 mmol/L
b. Standar :
Albumin : 6 g/dL
: 60 g/L
Sodium azide : < 0,1 %

2.4 Prosedur kerja ( Anonim 2020, h.16 & 18)


1. Pemerikasaan Protein Total Dalam Serum
a. Penyiapan Serum
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge
3) Disentrifuge selama ± 15 menit pada kecepatan 6000 rpm
4) Diambil serum darah dan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi
b. Pemeriksaan Prtein dalam Serum
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Disiapkan 3 buah tabung reaksi dan diberi label untuk
blanko, standard an sampel
3) Dibuat masing-masing formula berikut tiap tabung reaksi :
Standar Sampel
- -
30 µL -
- 30 µL
3000 3001

4) Masing-masing tabung dihomogenkan, kemudian diinkubasi


selama 10 menit pada suhu 25°C
5) Diukur absorbansi pada spectrum UV-Vis dengan panjang
gelombang 546 nm
6) Rumus perhitungan protein total dan albumin :
absorbsan sampel g
Protein total = X konsentrasi standar ( )
absorbsan standar dL
2. Pemeriksaan Albumin Dalam Serum
a. Penyiapan Serum
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge
3) Disentrifuge selama ± 15 menit pada kecepatan 6000 rpm
4) Diambil serum darah dan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi
b. Pemeriksaan Prtein dalam Serum
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Disiapkan 3 buah tabung reaksi dan diberi label untuk
blanko, standard an sampel
3) Dibuat masing-masing formula berikut tiap tabung reaksi :
Blank Standar Sampel
o
30 µL - -
- 30 µL -
- - 30 µL
3000 a. b.

4) Masing-masing tabung dihomogenkan, kemudian diinkubasi


selama 10 menit pada suhu 25°C
5) Diukur absorbansi pada spectrum UV-Vis dengan panjang
gelombang 546 nm
6) Rumus perhitungan protein total dan albumin :
absorbsan sampel g
Albumin = X konsentrasi standar ( )
absorbsan standar dL

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat yang Digunakan


Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu
kuvet, mikropipet, tabung sentrifuge, tabung reaksi, sentrifuge, dan
spektofotometer serta wadah sampel darah berisi EDTA.
3.2 Bahan yang Digunakan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu
aquadest, darah, larutan standar, reagen TPR, dan reagen albumin.
2.5 Cara Kerja
1. Pemerikasaan protein dalam serum
a. Persiapan serum
- Disiapkan alat dan bahan
- Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge
- Disentrifuge selama + 15 menit pada kecepatan 6000 rpm
- Diambil serum darah
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
b. Pengukuran absorban blanko
- Disiapkan alat dan bahan
- Dipipet 30 µL aquadest ke dalam kuvet
- Ditambahkan 3000 µL reagen TPR
- Diinkubasi pada suhu 370 C selama 11 menit 30 detik
- Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 546 nm
c. Pengukuran absorban standar
- Disiapkan alat dan bahan
- Dipipet 30 µL larutan standar ke dalam kuvet
- Ditambahkan 3000 µL reagen TPR
- Diinkubasi pada suhu 370 C selama 11 menit 30 detik
- Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 546 nm
d. Pengukuran absorban sampel
- Disiapkan alat dan bahan
- Dipipet 30 µL sampel ke dalam kuvet
- Ditambahkan 3000 µL reagen TPR
- Diinkubasi pada suhu 370 C selama 11 menit 30 detik
- Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 546 nm
2. Pemeriksaan albumin dalam serum
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Disiapkan 3 buah tabung reaksi dan diberi label untuk blanko,
standard an sampel
c. Dibuat masing-masing formula berikut tiap tabung reaksi :
Blanko Standar Sampel
Aquadest 30 µL - -
Standar - 30 µL -
Sampel - - 30 µL
Reagen 3000 µL 3000 µL 3000 µL
albumin
d. Masing-masing tabung dihomogenkan, kemudian diinkubasi
selama 10 menit pada suhu 25°C
e. Diukur absorbansi pada spectrum UV-Vis dengan panjang
gelombang 546 nm
f. Rumus perhitungan protein total dan albumin :
Protein total/ albumin =

absorbsan sampel g
X konsentrasi standar ( )
absorbsan standar dL

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Praktikum
a. Pemeriksaan Protein Total
Kelompok Abs. Standar Abs. Sampel Nilai
1 0,090 1,374 g/dL
2 0,113 1,725 g/dL
0,393
3 0,111 1,694 g/dL
4 0,136 2,076 g/dL

b. Pemeriksaan Albumin
Kelompok Abs. Standar Abs. Sampel Nilai
1 0,390 1,908 g/dL
2 0,287 1,404 g/dL
1,022
3 0,525 2,568 g/dL
4 0,392 1,917 g/dL
4.2 Pembahasan
Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur
pokoknya sama dengan sitoplasma. Plasma terdir dari 92% air dan
mengandung campuran kompleks zat organik dan anorganik.
Protein berperan penting bagi kelangsungan makhluk
hidup.Protein merupakan makromolekul yang berlimpah didalam sel.
Sebanyak 50% atau lebih berat dari kering sel merupakan protein.
Albumin adalah protein plasma yang terbanyak, sekitar 55
sampai 60%, tetapi ukurannya paling kecil.Albumin disintesis dalam
hati dan bertanggung jawab untuk tekanan osmotik koloid darah.Pada
penderita malnutrisi sering ditemukan kadar albumin serum yang
rendah, namun tidak jarang kadar albumin serum masih dalam batas
normal. Peningkatan kadar albumin berkaitan erat dengan kadar
hemoglobin darah. Penurunan kadar albumin dalam darah akan
menyebabkan terjadinya penurunan kadar hemoglobin. Adapun yang
dapat menghambat sintesis albumin adalah alkohol serta adanya
suatu penyakit yang mengakibatkan gangguan sintesis albumin
seperti pada seseorang penderita penyakit hati kronis, ginjal, dan
kekurangan gizi seperti kwashiorkor. Sedangkan peningkatan kadar
protein total menyebabkan dehidrasi, muntah, diare, sindrom
distress, pernapasan.
Pada umumnya protein total terdiri dari albumin dan globulin.
Penggunaan pemeriksaan protein total serum dibatasi kecuali
dilakukan pemeriksan elektroforsis protein. Albumin berperan penting
dalam mempertahanlan tekanan osmotic koloid serum. Gamma
globulin adalah antibody tubuh yang memberikan imunitas
Adapun prinsip dari uji protein total yaitu adanya protein
bersama  dengan ion tembaga dalam pereaksi TPR akan membentuk
kompleks warna ungu biru dalam larutan basa.Sedangkan prinsip
pengujian albumin yaitu adanya albumin bersama dengan bromkresol
hijau dalam suasana asam akan merubah warna dari kuning-hijau ke
biru-hijau.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui serta
menentukan jumlah protein total dan albumin dalam serum dan
menginterpretasikan hasil percobaan dengan cara mengaitkan hasil
percobaan dan teori yang telah diperoleh.
Digunakan reagen albumin untuk memberikan warna biru hijau
pada sampel karena proses penentuan absorbanya menggunakan
spektrofotometri pada panjang gelombang 546 nm  yang termasuk
dalam panjang gelombang sinar tampak. Dimana,penentuan absorban
berdasarkan warna. Pada percobaan ini juga dilakukan inkubasi pada
suhu ruangan selama beberapa menit, hal ini berguna agar reagen
dan sampel dapat bercampur dengan baik,sehingga pada saat
pengukuran absorban hasilnyapun sesuai dengan yang diharapkan
Alasan diinkubasi yaitu hal ini dimaksudkan agar reagen dan
sampel dapat bercampur dengan baik ,sehingga pada saat
pengukuran absorban hasilnya pun sesuai dengan yang diharapkan.
Alasan kenapa digunakan spektrofotometer yaitu karena
spektofotometer merupakan instrument yang digunakan untuk
pengujian kuantitatif atau untuk menetapkan kadar suatu sampel dan
sampel darah yang akan ditetapkan kadarnya mengandung senyawa-
senyawa yang memiliki panjang gelombang sinar tampak. Oleh
karena itu spektrofotometer mudah untuk menginterpretasikan
kadarnya dan panjang gelombang 546 nm dinyakini bahwa pada
panjang gelombang tersebut dapat menampakkan senyawa-senyawa
yang kita inginkan.
Pada percobaan ini kita menggunakan larutan blanko dan
larutan standar. Larutan blanko adalah larutan yang tidak
mengandung analit untuk dianalisis. Larutan blanko digunakan
sebagai kontrol atau larutan pembanding dengan nilai 100%
transmittan. Sedangkan larutan standar adalah larutan yang
konsentrasinya telah diketahui yang berfungsi untuk menentukan
konsentrasi larutan analit berwarna yang absorbansinya telah
diketahui.
Darah yang dikumpulkan disentrifuge untuk memisahkan antara
plasma darah dengan serum. Pemilihan serum tentu saja karena pada
serum mengandung banyak protein termaksud cairan elektrolit,
antibody, antigen, hormon, dan semua substansi.
Adapun hasil yang didapatkan yaitu kadar protein total dalam
serum yaitu data pertama 1,374 g/dL, kedua 1,725 g/dL, ketiga 1,694
g/dL dan keempat 2,076 g/dL. Dimana hasil yang diperoleh tidak
normal karena berada dibawah range normal protein total dalam
tubuh. Adapun kadar normal total protein 6,6 – 8,8 g/dL. Untuk
interpretasi data pada protein dimana ketika kadar protein dalam
tubuh menurun maka dapat menyebabkan Jika terjadi penurunan
protein dapat menggambarkan kerusakan hati, kerusakan ginjal,atau
kerusakan protein tidak dapat dicerna sepenuhnya, malnutrisi
berkepanjangan, kanker gastrointestinal, luka bakar yg parah, sindron
retensi NaCl, dll.
Pada pemeriksaan albumin dilakukan penambahan reagen
albumin yang terdiri dari buffer sitrat pH 4,2 dengan 30 mmol/L,
bromkresol hijau 0,26 mmol/L, dan standar 5 gr/dL.
Adapun hasil yang diapatkan dari pemeriksaan albumin adalah
data pertama 1,908 g/dL, kedua 1,404 g/dL, ketiga 2,568 g/dL dan
keempat 1,917 g/dL. Dimana hasil yang diperoleh tidak normal karena
berada dibawah range normal albumin dalam tubuh. Kadar normal
albumin 3,5 – 5,0 g/dL. Untuk interpretasi data pada albumin ketika
kadar albumin dalam darah di bawah normal maka dapat timbul
malnutrisi, sindroma absorpsi, hipertiroid, kehamilan, gangguan fungsi
hati, infeksi kronik, luka bakar, edema, asites, sirosis, nefrotik sindrom,
SIADH dan pendarahan.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
dari masing-masing keempat data pemeriksaan protein total dan
albumin dalam serum menunjukkan penurunan protein total dan
albumin dalam tubuh
5.2 Saran
Diharapkan agar asisten tetap mendampingi serta memberikan
penjelasan mengenai percobaan yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2020, Penuntun Kimia Klinik Dasar, Universitas Muslim
Indonesia, Makassar.

Ditjen POM, 1979,Farmakope Indonesia Edisi III, DepartemenKesehatan


RI, Jakarta.

Horne & Swearingan, 2000, Keseimbangan Cairan, Elektrolit & Asam


Basa, EGC, Jakarta.
Kusuma dkk, 2012, Hubungan Asupan Protein dan Kadar Albumin pada
Pasien Kanker di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah
Semarang, Universitas Muhammadiyah Semarang, Semarang.

Oktari& Silvia, N D, 2016,Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO


Metode Slide dengan Reagen Serum Golongan Darah A, B, O,
Jurnal Teknologi Laboratorium, 5(2) : 50.

Supriyanto & Sulistiyati, 2017, Metabolisme Protein, UB Press, Malang.

Widhyari dkk, 2011,Profil Protein Total, Albumin dan Globulin pada Ayam
Broiler yang Diberi Kunyit, Bawang Putih dan Zinc (Zn), Jurnal
Ilmu Pertanian, Indonesia.

LAMPIRAN
A. Skema Kerja
1. Pemeriksaan Protein Total

Sampel
Penyiapan Blanko Standar
(serum)
Aquadest 30 µL - -
Larutan Standar - 30 µL -
Serum - - 30 µL
Reagen 3000 µL 3000 µL 3000 µL
o
Inkubasi Suhu 37 C selama 11 menit 30 detik
Spektro UV-Vis 546 nm
|sampel|
Perhitungan Protein = ( )
|standar|
x Konsentrasi standar

2. Pemeriksaan Albumin

Sampel
Penyiapan Blanko Standar
(serum)
Aquadest 24 µL - -
Larutan Standar - 24 µL -
Serum - - 24 µL
Reagen 2880 µL 2880 µL 2880 µL
Inkubasi Suhu 37oC selama 4 menit 30 detik
Spektrofotometer 620 nm
|sampel|
Perhitungan Albumin = (
|standar| ) x Konsentrasi standar

B. Perhitungan
1. Pemeriksaan Protein Total
Absorban Sampel
Protein total = x Konsentrasi standar
Absorban Standar
0,090
= x 6 g/dL
0,393
= 1,374 g/mL
Absorban Sampel
Protein total = x Konsentrasi standar
Absorban Standar
0,113
= x 6 g/dL
0,393
= 1,725 g/mL
Absorban Sampel
Protein total = x Konsentrasi standar
Absorban Standar
0,111
= x 6 g/dL
0,393
= 1,694 g/mL
Absorban Sampel
Protein total = x Konsentrasi standar
Absorb an Standar
0,136
= x 6 g/dL
0,393
= 2,076 g/mL
2. Pemeriksaan Albumin
Absorban Sampel
Albumin = x Konsentrasi standar
Absorban Standar
0,390
= x 5 g/dL
1,022
= 1,908 g/mL
Absorban Sampel
Albumin = x Konsentrasi standar
Absorban Standar
0,287
= x 5 g/dL
1,022
= 1,404 g/mL
Absorban Sampel
Albumin = x Konsentrasi standar
Absorban Standar
0,525
= x 5 g/dL
1,022
= 2,568 g/mL
Absorban Sampel
Albumin = x Konsentrasi standar
Absorban Standar
0,392
= x 5 g/dL
1,022
= 1,917 g/mL

Anda mungkin juga menyukai