Anda di halaman 1dari 9

PEMERIKSAAN CALSIUM

(Metode : Pemeriksaan Sulkowich)

Tanggal Pemeriksaan : 07 Desember 2020 Korektor 1 Korektor 2

Probandus
Nama : Ny. Rivana
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan

I. TUJUAN
Untuk mengetahui adanya calsium dalam urine
II. PRINSIP
Reagen sulkowitch akan mengendapkan calsium dalam bentuk calcium oxalat tanpa
calsium fosfat oleh pH reagen itu
III. ALAT DAN BAHAN
 2 Tabung reaksi
 Reagent sulkowitch
 Urine
IV. CARA KERJA

a. Masukkan 3 ml urin kedalm tabung reaksi, masing-masing 2 tabung reaksi. tabung 1


sebagai kontrol dan tabung 2 sebagai tes.
b. Tambahkan pada tabung tes 3 ml rg Sulkowitch, campur biarkan 2-3 menit
c. Baca hasil

V. INTEPRETASI HASIL
 (-) tidak terjadi kekeruhan
 (+) terjadi kekeruhan halus
 (+2) Kekeruhan sedang
 (+3) kekeruhan agak berat yang timbul dalam waktu ,20 detik
 (+4) kekeruhan berat yang terjadi seketika
VI. HARGA NORMAL
(+1) terjadi kekeruhan yang halus
VII. HASIL
(+3) kekeruhan agak berat yang timbul dalam waktu ,20 detik
VIII. KESIMPULAN
Pada sampel probandus yang diperiksa adalah abnormal
IX. PEMBAHASAN
Kalsium adalah mineral yang paling banyak di dalam tubuh dan termasuk paling
penting. Tubuh membutuhkan kalsium untuk membentuk dan memperbaiki tulang dan
gigi, membantu fungsi saraf, kontraksi otot, pembentukan darah, dan berperan dalam
fungsi jantung. Semua kalsium yang masuk ke dalam tubuh (melalui makanan/asupan)
sebagian besar disimpan oleh tubuh dan tidak dibuang melalui urin atau feses.
Kalsium urine adalah kalsium yang berada di dalam urine yang berasal dari
pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal , saluran ginjal atau kandung kemih
yang berbentuk kristal yang tidak dapat larut ( Kus Irianto, Kusno Waluyo, 2004)
Pemeriksaan kalsium urin cara Sulkowitch merupakan salah satu pemeriksaan urin
khusus. untuk pemeriksaan ini diperlukan urin 24 jam dan penderita tidak dibolehkan makan
yang mengadung kalsium. Pemeriksaan ini berguna untuk kelainan faal gl. parathyreoidea
dan gangguan bolismus calcium pada umumnya. Reagen sulkowitch ini mengendapkan
kalsium dalam bentuk kalsium oxalate tanpa kalsium fosfat oleh pH reagen tersebut.
Ekskresi kalsium urine dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu
asupan gizi, Riwayat penyakit, gaya hidup, dan konsumsi obat-obatan. Salah satu yang
mempengaruhi ekskresi kalsium dalam urine yaitu asupan fosfor. Fosfor banyak
terkandung di dalam bahan makanan seperti daging, biji-bijian, susu, dan olahannya.
Ekskresi kalsium dalam 24 urine 24 jam mencerminkan besarnya jumlah asupan kalsium,
penyerapan kalsium oleh tubuh, jumlah kalsium dalam darah, dan kalsium tulang yang
hilang. Ekskresi kalsium urine yang tinggi dapat mempercepat terjadinya penurunan
kepadatan tulang.
PEMERIKSAAN NITRIT
(Metode : Pemeriksaan Gries)

Tanggal Pemeriksaan : 07 Desember 2020 Korektor 1 Korektor 2

Probandus
Nama : Ny. Rivana
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan

I. TUJUAN
Untuk mengetahui adanya nitrit dalain urine
II. PRINSIP
Asam sulfanilat dalam larutan gries akan diazotasi dengan asam nitrit dan direaksikan
dengan naftulamin terjadi warna merah jambu.
III. ALAT DAN BAHAN
 tabung reaksi
 reagent gnes
 urine
IV. CARA KERJA
1. Masukkan 2 ml urin kedalam tabung reaksi
2. Tambahkan 5 tetes larutan gries
3. Hasil positif akan terbentuk warna merah jambu
V. INTERPRESTASI HASIL
(-) Tidak terbentuk warna merah jambu
(+) Terbentuk warna merah jambu
VI. HARGA NORMAL
(-) Tidak terbentuk warna merah jambu
VII. HASIL
(+) Terbentuk warna merah jambu
VIII. KESIMPULAN
Pada sampel probandus yang diperiksa adalah abnormal
X. PEMBAHASAN
Dasar tes kimia nitrit adalah kemampuan bakteri tertentu untuk mereduksi
nitrat(NO3) menjadi nitrit (NO2). Nitrit terdeteksi oleh pereaksi Gries dimana nitrit pada pH
asam bereaksi dengan amia aromatic(asam p-arsanilat atau sulfanilamide) membentuk
senyawa diazonium yang kemudian bereaksi dengan tetrahidrobenzoquinolin
menghasilkan warna azo yang merah muda. Nitrit urine merupakan hasil yang bersumber
dari makanan. Perubahan nitrat menjadi nitrit hanya akan terjadi bila dalam urine
mengandung bakteri yang menghasilkan enzim nitrat reductase. Enzim ini akan
mengubah nitrat menjadi nitrit.
Didalam urine orang yang normal terdapat nitrat sebagai hasil metabolisme
protein, yang kemudian jika didapat bakteri dalam jumlah signifikan dalam urine
(Escherichia coli, Enterobacter, Citrobakte, Protesus) yang mengadung enzim reduktase,
akan mereduksi nitrat menjadi nitrit. Sehingga hasil positif dari pemeriksaan urine nitrit
menunjukkan adanya aktivitas bakteri yang menghasilkan enzim reduktase, sebaliknya
pemeriksaan urine nitrit dengan hasil negative dapat mengekslusi adanya infeksi bakteri,
Hasil negative bukan berarti tidak terdapat bakteriuria, sebab tidak semua jenis bakteri
dapat membentuk nitrit, atau urine memang tidak mengadung nitrit, atau urine urine
berada didalam kadung kemih krang dari 4 jam pada keadaaan tertentu, enzim bakteri
telah mereduksi nitrat menjadi nitrit, kemudian nitrit berubah menjadi nitrogen.
Hasil positif palsu:
1. Pengumpulan urine yang buruk dapat mengakibatkan kontaminasi
kuman pada saat proses pengambilan atau proliferasi kuman pasca
pengambilan urine
2. Obat-obatan yang dapat mewarnai urine menjadi merah pada medium
asam
Hasil negative palsu:
1. Adanya asam askorbat, kadar urobilinogen tinggi
2. pH rendah kurang dari 6
3. Penggunaan urine sewaktu dapat mempengaruhi hasil tes karena
kuman membutuhkan waktu untuk dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit
dalam kandung kemih.
4. Organisme yang dapat mereduksi nitrat membentuk senyawa selain
nitrit seperti ammonia, oksida nitrit dan nitrous, hydroxyl-amine, dan
nitrogen. 5. Diet rendah nitrit.
PEMERIKSAAN CHLORIDA
(Metode : Pemeriksaan Fantus)

Tanggal Pemeriksaan : 07 Desember 2020 Korektor 1 Korektor 2

Probandus
Nama : Ny. Rivana
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan

I. TUJUAN
Untuk mengetahui kadar chlorida dalam meg/l urine
II. PRINSIP
Titrasi AgNO3 dengan ion chromat sebagai indikator sampai terbentuk warna coklat
merah yang menetap, dimana jumlah AgNO3 sebanding dengan jumlah gram NaCl per
liter urin.
III. ALAT DAN BAHAN
 1 Tabung reaksi
 Reagent AgNO3 29%
 Pipet tetes
 Reagent K2CrO4 20%
 Aquadest
 Urine
IV. CARA KERJA
1. Masukkan 10 tetes urin kedlam tabung reaksi
2. Dengan pipet yang sama, tambahkan 1 tetes Kalium Kromat 20%
3. Dengan Pipet yang sama tambahkan tetes demi tetes larutan AqNo3 2.9% sampai
terbentuk warna merah yang menetap.
4. hitung kadar Cl dengan cara :
Jumlah tetesan AgNo3=Jumlah gram NaCl/l urin, hasil tersebut dibagi dengan 58,5
dan dikalikan 1000, sehingga merupakan kadar Cl dalam meq/l
V. INTERPRESTASI HASIL
-
VI. HARGA NORMAL
110—250 meq/l urine
VII. HASIL
Diket : Terjadi warna merah yang menetap pada tetesan ke 17
Rumus :
Jumlah tetesan/58,5 x 1000
= 17/58,5 x 1000
= 290,5982906
= 291 meq/l urine
VIII. KESIMPULAN
Pada sampel probandus yang diperiksa adalah lebih dari normal
XI. PEMBAHASAN
Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel. Klorida adalah sebuah
anion halogen anorganik yang didistribusikan secara eksklusif dalam cairan ekstrasel
(ECF) pada kompartemen darah/plasma (atau serum) dan kompartemen cairan interstitial
Jumlah klorida pada orang dewasa normal sekitar 30 mmol per kg berat badan. Sekitar
88% klorida berada dalam cairan ekstrasel dan 12% dalam cairan intrasel. Konsentrasi
klorida pada bayi lebih tinggi dibandingkan pada anakanak dan dewasa.
Chlorida merupakan anion yang paling banyak ditemukan dicairan ektraseluler.
Chloride berperan penting dalam mempertahankan keseimbangan cairan tubuh,
osomolalitas tubuh (dengan natrium), serta keseimbangan asam-basa. Ion ini bergabung
dengan ion hydrogen untuk mengahsilkan kadar keasaman (asam hidroklorida) di
lambung. Tujuan pemeriksaan Chlorida dalam urine adalah untuk memantau pengeluran
chloride dari hari ke hari. Metode pemeriksaanya adalah fantus. Urine yang digunakan
adalah urine 24 jam. Jumlah chlorida dalam urine tergantung pada makanan minuman
dan aktivitas. Makin banyak konsumsi minuman berion maka jumlah chloride dalam urine
akan meneingkat.
Jumlah klorida dalam tubuh ditentukan oleh keseimbangan antara klorida yang
masuk dan yang keluar. Klorida yang masuk tergantung dari jumlah dan jenis makanan.
Kandungan klorida dalam makanan sama dengan natrium. Orang dewasa pada keadaan
normal rerata mengkonsumsi 50-200 mmol klorida per hari, dan ekskresi klorida bersama
feses sekitar 1-2 mmol perhari
Gangguan keseimbangan klorida yaitu hipoklorinemia. Hipoklorinemia terjadi jika
pengeluaran klorida melebihi pemasukan. Penyebab umumnya sama dengan
hiperklorinemia, tetapi pada alkalonosis metabolic dengan hiperklorinemia, deficit klorida
tidak disertai deficit natrium. Hipoklorinemia juga dapat terjadi pada gangguan yang
berkaitan dengan retensi bikarbonat, contohnya pada asidosis respiratorik kronik dengan
kompensasi ginjal.
DAFTAR PUSTAKA

Berhandus,L.A. dkk. 2016. Gambaran Nitrit Urine Pasien Pada Pasien Tuberculosis Paru
Dewasa Di RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado. Jurnal e-Biomedik. 4(2)

Gandasoebrata. 2006. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta Dian Rakyat

Irianto, Kus dan Kusno Waluyo. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung. Yrama Widya

Tambajong, R. Y. dkk. 2016. Gambaran Kadar Natrium dan Klorida pada Pasien Penyakit
Ginjal Kronik Stadium 5 non - dialisis. Jurnal e- Biomedik. 4(1).

Tim Kimia Klinik. 2011. Petunjuk Praktikum Kimia Klinik 1. Akademi Analis Kesehatan
Manggala Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai