Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI II

Identifikasi Balantidium Coli

Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Parasitologi II
yang diberikan oleh dosen : Yati Supriatin, S.Pd, M.Si

Oleh :
Kelas A
Kelompok
F.A Bayu P (1811E20)
Elita Ruslina (1811E20)
Ningrum Wijayanti (1811E2031)
Tri Muryani (1811E20)

D3 Analis Kesehatan
SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH BANDUNG
Jl. Padasuka Atas No. 233 Bandung 40192, Tel/Faks (022) 7203733
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah
kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan
Parasitologi II.

Penulisan laporan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Parasitologi II di Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih.

Dalam penulisan laporan ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya para anggota kelompok yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas laporan
ini sehingga selesai tepat waktu dan tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah Parasitologi II.

Kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada
pembaca umumnya.

Penulis

Bandung, Febuari 2020


I Judul : Identifikasi Balantidium Coli
II Hari / tanggal : Sabtu, 22 Febuari 2020
Tujuan : 1. Membedakan morfologi Balantidium Coli baik dalam bentuk tropozoit
maupun bentuk kista

Prinsip : 1. Pada pembesaran 10 x 40 pada mikroskop, kita dapat melihat bagian –


bagian bentuk tropozoit Balantidium Coli
2. Dengan pembesaran10 x 40 pada mikroskop, kita dapat melihat Kista
Balantidium Coli
III Landasan Teori : Protozoa Usus

Balantidium Coli

a. Klasifikasi :

Kingdom : Chromalveolata
Domain : Eukarya
Superphylum : Alveolata
Filum : Ciliophora
Kelas : Litostomatea
Ordo : Vestibuliferida
Family : Balantididae
Genus : Balantidium
Spsies : Balantidium Coli

b. Hospes dan Nama Penyakit


Hospes parasit ini adalah babi dan beberapa spesies kera yang hidup di
daerah tropic. Tetapi parasit ini kadang- kadang di temukan pada
manusia dan dapat menyebabkan balantidiasis atau balantidium.

c. Morfologi dan Daur Hidup


(Sumber : Lushi rosmayanti, 2012)
Balantidium Coli adalah protozoa yang terbesar pada manusia. Parasit
ini mempunyai dua bentuk yaitu bentuk vegetative dan bentuk kista.
Bentuk vegetative adalah lonjong, besarnya 60-70 mikron. Pada bagian
anterior yang agak menyempit, terdapat sitostom yang berfungsi
sebagai mulut. Bagian posterior bentuknya agak melebar, pada daerah
ini di temukan sitopig (cytopage) yang berfungsi untuk mengeluarkan
zat – zat yang tidak di perlukan lagi. Pada seluruh permukaan badan
terdapat bulu getar (silium) yang tersusun dalam baris – baris
longitudinal. Pada sitostom terdapat bulu getar yang agak panjang.
Fungsi bulu getar adalah untuk bergerak dan mengambil makanan. Di
sitoplasma terdapat dua buah inti yang khas yaitu makronukleus besar
yang berbentuk seperti ginjal dan satu mikronukleus yang berbrntuk
bulat. Seelain itu di temukan juga 1- 2 buah vakuol dan kontraktil dan
banyak vakuol makanan. Bentuk vegetative selain bentuk yang masih
makan juga merupakan bentuk yang berfungsi untuk berkembang biak
dengan cara belah pasang transversal.Mula – mula mikronukleus yang
membelah, di ikuti oleh makronukleus dan sitoplasma sehingga
menjadi dua organism baru. Kadang – kadang tampak pertukaran
krromatin (konjugasi)
Bentuk kista, berukuran kira - kira 60 mikron, lonjong dan berdinding
tebal. Bentuk kista hanya mempunyai makronukleus. Kista yang hidup,
mempunyai bulu getar yang masih bergerak. Bentuk kista tidak untuk
berkembangbiak fungsinya hanya untuk bertahan. Kista dalam tinja
dapat hidup 1-2 hari pada suhu kamar. Parasit ini hidup di selaput
lender usus besar terutama di daerah sekum. Bentuk kista merupakan
bentuk infektif. Bila kista tertelan, terjadi ekskistasi di usus halus. Dari
satu kista keluar satu bentuk vegetative yang segera berkembangbiak
dan membentuk koloni di selaput lender usus besar. Bentuk kista dan
bentuk vegetative keluar bersama tinja hospes. Infeksii terjadi bila
bentuk kista tertelan.
d. Patologi dan Gejala Klinis
Penyakit yang di timbulkan oleh parasit ini hampir sama dengan
penyakit yang di timbulkan oleh Entamoeba Histolytica. Di selaput
lender usus besar, bentuk vegetatif membentuk abses- abses kecil yang
kemudian pecah, menjadi ulkus yang menggaung. Penyakit dapat
berlangsung akut dengan ulkus yang merata pada selaput lender usus
besar. Pada kasus berat, ulkus ini dapat menjadi gangren yang berakibat
fatal. Biasanya di sertai dengan sindrom disentri. Penyakit dapat
menjadi menahun dengan diare yang diselingi konstipasi, sakit perut,
tidak nafsu makan, muntah dan kakeksia (cachexia). Infeksi ringan
berlangsung tanpa gejala, bila parasit hidup di rongga usus besar.
Balantidium Coli kadang – kadang dapat menimbulkan infeksi
ekstraintestinal, misalnya dapat menyebabkan peritonitis, uretritis.
Pada tahun 1983 di laporkan 1 kasus di italia dengan balantidium coli
dalam sediaan apis secret servikovaginal, pasien ini setiap hari kontak
dengan babi. Dari spanyol di laporkan 2 kasus dengan diare karena
Balantidium Coli, sedangkan daru venezula dilaorkan 1 kasus yang fatal
denga parasit ini di temukan dalam usus dan paru – paru. Di ekuador
Balantidium Coli di temukan sebagai penyebab sindrom disentri dan
abses hepar.

e. Diagnosis
Diagnosis ini ditegakkan dengan menemukan bentuk vegetatif dalam
tinja encer atau bentuk kista dalam tinja padat.

f. Pengobatan
Balantidiasis dapat diobati dengan tetrasiklin 4x500 mg/hari selama 10
hari, atau iodokuinol 3x650 mg/hari selama 20 hari. Obat pilihan adalah
metronidazol 3x750 mg/hari

g. Epidemiologi
Parasit ini banyak di temukan pada babi yang di pelihara (60%-90%).
Penularan antara babi mudah terjadi, sekali- sekali dapat menular pada
manusia (zoonosis). Penularan pada manusia terjadi dari tangan ke
mulut atau melalui makanan yang terkontaminasi, misalnua pada orang
yang memelihara babi dan yang membersihkan kandang babi, bila
tangan oramh ini terkontaminasi dengan tinja babi yang mengandung
kista dan kista ini tertelan, maka terjadilaj infeksi. Kebersihan
perorangan dan sanitasi lingkungan dapat mempengaruhi terjadinya
penularan.
IV Alat dan : Alat :
Bahan 1. Atlas parasitologi medik
2. Mikroskop cahaya atau mikroskop listrik
3. Object glass
4. Deck glass
5. Lidi

Bahan :
1. Preparat baru
2. Preparat awetan tropozoit dan kista Balantidium Coli
3. NaCl Fisiologis
4. Sample Feses

V Cara Kerja : Metode Natif :


1. Di siapkan alat dan bahan
2. Di teteskan 1-2 tetes NaCl Fisiologis pada objek glass yang sudah di
bersihkan
3. Di ambil Feses sedikit dengan lidi atau jika feses cair menggunakan pipet
pastur
4. Di homogenkan dengan lidi
5. Di periksa di bawah mikroskop ada tidaknya tropozoit atau kista pada
pembesaran 40x.

Preparat Awetan :
1. Di amati preparat bentuk tropozoit dan kista Balantidium Coli di
bawah mikroskop dengan perbesaran 10x terlebih dahalu kemudian
di lanjutkan dengan pembesaran 40x
2. Di gambar hasil pengamatan

VI Hasil : Gambar Gambar


Pengamatan
Tropozoit Balantidium Kista Balantidium Colo
Coli

Keterangan Gambar :
Keterangan Gambar :

VII Pembahasan : Balantidium Coli merupakan protozoa manusia yang terbesar dan satu-
satunya golongan ciliate manusia yang pathogen, menimbulkan balantidiasis
atau ciliate dysentri. Penyakit zoonosis penyebab utamanya adalah babi
sebagai hospes reservoarnya, hidup didalam usus manusia,babi dank era.
Balantidium Coli dalam siklus hidupnya memiliki 2 stadium yaitu stadium
tropozoit dan kista. Lingkaran hidup balantidium coli dan entamoeba histolytica
sama, hanya saja bentuk kista dari balantidium coli tidak dapat membelah
sebagaimana entamoeba histolytica.
Stadium kista yang bertanggung jawab dalam proses penularan
balantidiasis :
1. Umumya kista tertelan melalui kontaminasi pada makanan dan air
2. Setelah tertelan, terjadi eksistasi pada usus halus, dan tropozoit
berkoloni di usus besar
3. Tropozot dalam lumen usus besar binatang dan manusia, dimana
memperbanyak diri sengan cara pembelahan binary fission
4. Tropozoit menjadi kista infektif
5. Beberapa tropozoit menginvasi ke dinding usus besar dan
berkembang dan beberapa kembali ke lumen dan memisahkan diri

VIII Hasil diskusi : 1.

IX Kesimpulan : 1. Balantidium Coli termasuk ke dalam protozoa kelas ciliata


2. Hasil pengamatan dengan mikroskop, ditemukan protozoa dalam bentuk
tropozoit dan kista
3. Balantidium Coli memiliki 2 stadium yaitu stadium tropozoit dan kista.
Perubahan bentuk dari tropozoot menjadi kista di sebut enkistasi. Perubahan
bentuk dari kista menjadi tropozoit di sebut eksistasi.
4. Diagnosis laboratorium dapat ditentukan dengan pemeriksaan tinja untuk
menemukan bentuk tropozoit dan kista Balantidium Coli
5. Upaya pencegahannya adalah menghidari kosumsi daging babi, memasak
daging babi sampai benar-benar matang dan menjaga personal hygiene dengan
mencuci tangan menggunakan sabun
X Daftar pustaka : 1. Buku Parasitologi kedokteran edisi ke IV
2. Gandasoebrata 1968. Penutun Laboratorium Klinik Jakarta : Dian Rakyat

Anda mungkin juga menyukai