Kelas : D4-TLM/3B
NIM : 20118035
A. Pra Analitik
1. Tujuan : umumnya dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan untuk deteksi dini
(skrining) kanker, diagnosis kanker, serta menentukan pengobatan kanker dan
keberhasilan terapi kanke
2. Metode : Enzyme Linked Imunosorbent Assay
3. Prinsip : ELISA merupakan immunoassay yang menggunakan enzim sebagai
label. Prinsip immunoassay ini adalah mendeteksi keberadaan antigen atau
antibodi yang terimobilisasi dalam sumur menggunakan antigen atau antibodi
spesifik yang terkonjugasi dengan enzim. kehadiran antigen atau antibodi target
ditandai dengan terjadinya reaksi enzimatik. Jika kompleks antigen dan antibodi
terbentuk maka susbtrat yang ditambahkan ke dalam sumur akan diubah menjadi
produk. Proses enzimatik tersebut akan mengakibatkan terjadinya perubahan
warna. Perubahan warna tersebut yang akan dikuantifikasi menggunakan
spektrofotometer atau ELISA reader
4. Sample : serum
5. Alat dan Bahan : ELISA plate, positif control,negatif control,dilution
buffer,conjugated,TMB subsrat, Stop solution
6. Preparasi sampel merupakan persiapan bahan sebelum dilakukan
pengujian sebagai berikut :
a. Serum disimpan pada suhu 2-8ᴼC (3 hari) dan dalam freezer (6 bulan)
hindari : penyimpanan dalam freezer
b. Serum lipemia, hemolysis, keruh tidak dapat digunakan untuk tes
7. Preparasi Reagen :
a. Muurine monoclonal
b. Reagen enzim konjugasi benzidine
1) Stop solution (1 N HCl)
2) Konsentrasi buffer pencuci
3) kontrol
4) Standart referensi
5) Reagen TMB : 3,3’, 5, 5’ tetramethyl
B. Analitik
1. Prosedur :
Setelah dilakukan preparasi pada sampel, maka dilakukan pengujian sampel sebagai
berikut :
a. Pipet 100 µL ekstrak sampel atau control positif pada wells uji
b. Inkubasi pada suhu ruang selama 45 menit
c. Cuci wells uji dengan cairan pencuci sebanyak 3 kali
d. Tambahkan 50 µL species biotin pada wells uji
e. Inkubasi pada suhu ruang selama 45 menit
f. Cuci wells uji dengan cairan pencuci sebanyak 3 kali.
g. Tambahkan 50 µL larutan konjugat (Avidin Peroxidase Conjugate) ke dalam
wells uji
h. Inkubasi pada suhu ruang selama 15 menit
i. Cuci wells uji dengan cairan pencuci sebanyak 5 kali
j. Tambahkan 100 µL TMB substrat pada wells uji
k. Inkubasi pada suhu ruang selama 45 menit tanpa pengocokan
l. Tambahkan 50 µL stop solution pada wells uji
m. Campur selama 10 detik untuk menghentikan perubahan warna dan
meratakan stop solution.Perubahan warna terjadi dari biru ke kuning
n. Ukur absorbansinya menggunakan ELISA reader pada λ 450 nm. Kontrol
negative menggunakan aquades.
C. Pasca Analitik
Interpretasi hasil :
E. Pembahasan
Petanda tumor (tumor marker) adalah sejenis zat yang pada umumnya
mengandung protein dan terdapat dalam cairan tubuh, atau terdapat pada jaringan
kanker penderita. Zat ini dapat dihasilkan oleh sel kanker atau sel tubuh penderita
yang lain akibat rangsangan kanker. Petanda ini mencerminkan keberadaan atau
keaktifan sel kanker.
Penanda tumor yang ideal secara teoritis harus memiliki kriteria berikut 1. Ini
harus sangat sensitif dan harus memiliki negatif palsu yang rendah. Ini harus sangat
spesifik dan memiliki positif palsu yang rendah. Ini harus memiliki nilai prediksi
positif dan negatif yang tinggi. Akurasi 100% dalam membedakan antara individu
sehat dan pasien tumor. Ini harus dapat membedakan antara penyakit neoplastik dan
non-neoplastik dan menunjukkan korelasi positif dengan volume dan luas tumor. Ini
harus memprediksi kekambuhan dini dan memiliki nilai prognostik. Ini harus sensitif
secara klinis yaitu dapat dideteksi pada tahap awal tumor. Kadarnya harus mendahului
proses neoplastik, sehingga bermanfaat untuk skrining kanker dini. Ini harus menjadi
penanda universal untuk semua jenis keganasan atau khusus untuk satu jenis
keganasan. Ini harus dapat dengan mudah dinilai dan dapat menunjukkan semua
perubahan pada pasien kanker yang menerima pengobatan.
Berikut ini adalah zat penanda tumor yang paling umum digunakan dalam
pemeriksaan kanker:
1. CEA (carcinoembryonic antigen)
CEA merupakan zat penanda tumor yang digunakan dalam pemeriksaan beberapa
jenis kanker, termasuk kanker usus besar, kanker paru-paru, kanker lambung, kanker
tiroid, kanker pankreas, kanker payudara, kanker kandung kemih, dan kanker
ovarium. Selain untuk mendeteksi penyakit kanker, pemeriksaan CEA juga bertujuan
untuk memantau perkembangan hasil pengobatan dan mendeteksi adanya sel kanker
yang muncul kembali setelah pasien selesai menjalani perawatan kanker.
2. AFP (alpha-fetoprotein)
AFP merupakan zat penanda tumor yang digunakan dalam pemeriksaan kanker hati,
kanker ovarium, dan kanker testis. Kegunaannya adalah untuk mendiagnosis ketiga
jenis kanker tersebut, menentukan tahapan atau stadium kanker, memantau
keberhasilan pengobatan, dan memprediksi tingkat kesembuhan.
F. Kesimpulan
Pada praktikum ini diketahui cara pemeriksaan tumor marker yang baik dan
benar.