Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan

pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik,

parasitologi klinik, imunologi klinik atau bidang lain yang berkaitan dengan

kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis

penyakit dan pemulihan kesehatan. (Mari Sari, 2012).

Mikroorganisme merupakan penyebab berbagai macam penyakit yang telah

melanda peradaban manusia selama berabad-abad. Miokroorganisme berkembang

biak dalam tubuh manusia sehingga menyebabkan penyakit. (Achmadi, 2006).

Virus adalah mikroorganisme patogen yang hanya dapat bereplikasi dalam sel

makhluk hidup karna mereka tidak memiliki, perlengkapan seluler untuk

bereproduksi sendiri. (Koonin, 2006).

Covid merupakan keluarga virus yang menyebabkan penyakit pada manusia

dan hewan pada mausia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pencernaan

mulai lu biasa penyakit seperti melaui fase Res Pirator/ Syndrome (Mers) dan
sindrom pernapasan cekat atau Seruser Acote Perpiratory Syndrome (SARS). (Bimo

dkk, 2020).

PCR tes yaitu salah satu tes serologi untuk mendeteksi adanya kandungan 19M,

19A, 19G atau antibody total terutama dari sampel darah. ( Nudong, 2020).

Adapun alasan dilakukan praktikum ini adalah untuk mengetahui metode

pemeriksaan tes pada Covid-19.

B. Maksud Percobaan

Adapun maksud dari praktikum ini adalah:

1. Untuk mengetahui cara pemeriksaan covid-19 dengan metode tes PCR.

2. Untuk mengetahui cara pemeriksaan covid-19 dengan metode Rapid antigen.

3. Untuk mengetahui cara pemeriksaan covid-19 dengan metode Rapid tes

antibody.

C. Tujuan Percobaan

Adapun maksud tujuan praktikum ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil dari pemeriksaan covid-19 dengan metode tes PCR

2. Untuk mengetahui hasil dari pemeriksaan covid-19 dengan metode Rapid tes

antigen

3. Untuk mengetahui hasil dari pemeriksaan covid-19 dengan metode Rapid tes

antibodi.

D. Prinsip Percobaan
Adapun prinsip dari praktikum ini adalah:

1. Pemeriksaan covid-19 dengan metode tes PCR menggunakan sampel Swab

nesofating dan Swab orofaring.

2. Pemeriksaan covid-19 dengan metode Rapid tes antigen menggunakan sampel

Swab nasofaring dan orafaring.

3. Pemeriksaan covid-19 dengan metode Rapid tes antibodi menggunakan

sampel darah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Teori Umum

1. Definisi Virus

Virus adalah mikroorganisme patogen yang hanya dapat bereflikasi di

dalam sel makhluk hidup karena mereka tidak memiliki perlengkapan seluler

untuk bereproduksi sendiri. ( Koonin, 2006).

Virus adalah mikroorganisme atau suatu renik yang berukuran sangat

kecil dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop electron yang menginfeksi sel

organisme biologis (Suprobandi, 2018).

Virus adalah suatu jasad renik yang berukuran sangat kecil dan hanya

dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop electron yang menginfeksi sel

organisme biologis ( ocky, 2018).

Virus adalah gen penyebeb infeksi yang hanya dapat hidup didalam sel

hidup yaitu pada sel hewan ( termasuk manusia), tumbuhan, jamur dan

bakteri.( Nurhayati, 2006).

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel

organisme biologis (Hari, 2010).


2. Komponen Utama Virus

Virion (partikel virus) genom asam nukleat (partikel virus) terdiri dari

geroun nukleat yaitu DNA atau RNA yang dibungkus oleh lapisan protein

(kapsid) atau dibungkus oleh amplop virus (envelope). (Kemenkes RI, 2017).

a. Kepala

Virus memiliki kepala berisi DNA atau RNA yang menjadi

bahan genetik kehidupannya isi kepala dilindungi oleh kapsid yaitu

selubung protein yang tersusun oleh protein.

b. Isi tubuh

Isi tubuh virus atau biasa disebut virore dalah bahasa genetic

yang berupa salah satu tipe asam nukleat (DNA atau RNA). Tipe asam

nukleat yang dimiliki virus dan memengaruhi virus dan memengaruhi

bentuk tubuh virus.

c. ekor

Ekor merupakan bagian dalam struktur tubuh virus yang

berfungsi sebagai alat untuk menempelkan diri pada inang.


d. kapsid

Kapsid adalah lapisan berupa rangkaian kapsouet pada tubuh

virus yang berfungsi sebagai pembungkus RNA dan DNA.

(Firmansyah, 2007).

3.Ciri-ciri Virus

a. hanya dapat hidup dan memperbanyak diri didalam sel hidup

organisme lain.

b. memerlukan asam nukleat untuk bereproduksi.

c. virus dibentuk oleh sebuah partikel yang disebut virion yang

mengandung DNA atau RNA saja.

d. dapat dikristalkan tetapi virus masih memeliki patogen apabila

diinfeksi ke organisme hidup.

e. bersifat aseluler (tidak memiliki sel) dan tidak memiliki organel-

organel sel. (Firmansyah, 2007).

Adapun ciri-ciri virus ang lain yaitu:

a. memiliki RNA dan DNA saja


b. dapat dikristalkan

c. memerlukan asam nukleat untuk bereproduksi

d.tidak melakukan metabolism

e.bersifat aseluler

f.berukuran lebih kecil dari bakteri

g.berbatu variasi. ( sumber : Pitendy,2017)

4.Struktur dan Anatomi Virus

(Sumber: Kurnia, 2018)

Asam nukleat virus merupakan DNA atau RNA genom virus

dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai

ganda. Selain itu asam nukleat genom dapat berbentuk linear tunggal.

Jumlah gen virus bervariasi empat untuk yang terkecil hingga

beberapa ratus untuk yang terbesar. Adapun siklus hidup virus:


a. Virus menginfeksi sel menggunakan ribosom sel hopes untuk

keperluan metabolisme

b. Struktur virus reaktif sangat sederhana yaitu dari pembungkus yang

mengelilingi atau melindungi asam nukleat (Suprowobati, 2018).

5. klasifikasi virus

Klasifikasi virus adalah klasifikasi yang didasarkan pada karakteristik

fisik dan biokimiawi seperti ukuran, morfologi ( misalnya ada atau tidak

adanya amplop virus macam genom, dan replikasinya. Virus DNA yang

berhubungan dengan penyakit manusia ada 6 Famili dan virus RNA dapat

dibagi menjadi setidaknya 13 Famili. (Kemenkes RI, 2017).

6. reproduksi virus

Virus dapat berkembang biak pada sel atau jaringan hidup. Cara

reproduksi virus disebut replikasi. Ada beberapa macam tahapan replikasi

yaitu:

a.Mengenali sel target

b.Perlekatan pada sel target

c.Penetrasi ( masuk kedalam sel target)

d.Pelepasan selubung

e.Replikasi dan sintesa komponen virus yang terdiri dari:


f.Perakitan virus

g.bertunas dan berlapis dengan selang amplop

h.pelepasan virus

(sumber: Kemenkes RI, 2017)

7. Definisi covid-19

Virus corona merupakan virus RNA dengan ukuran partikel 60-140

nm.(Fitriani, 2020)

Virus corona adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus

corona yang baru-baru ini ditemukan. Sebagian besar orang yang tertular

covid-19 akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih setelah

penanganan khusus. (Jubir, 2020).

Covid-19 atau virus corona adalah penyakit yang disebabkan oleh

virus severe accagi respiratory syndrome corona virus 2 (Sars-cov-2). (Setia,

2020).

Covid merupakan keluarga virus yang menyebabkan penyakit pada

manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi

saluran pernafasan. Mulai flu biasa hingga penyakit seperi MERS dan SARS.

(Bimo dkk, 2020).


Covid-19 Merupakan zoonosis, sehingga terdapat kemungkinan virus

berasal dari hewan dan ditular kemanusia. Pada covid-19 belum diketahui

dengan pasti proses penularannya, tetapi dapat vilogenetik memungkinkan

covid-19 juga merupakan zoonosis. (Falsal, 2020).

8. Struktur virus covid-19

(Sumber : Perki,2020)

9. pemeriksaan covid-19

A. Rapid tes antibody

 Adalah tes diagnostik cepat covid-19 yang umum dipakai dan

diperjual belikan untuk mendeteksi keberadaan antibody didalam

darah orang yang diyakini telah terinfeksi Covid-19. Antibody

akan dihasilkan setelah beberapa hari atau munggu setelah

terjadinya infeksi virus. ( sumber: WHO, 2020).

 Sampel yang digunakan darah. ( sumber WHO, 2020)


 prosedur pemeriksaan, Pelaksanaan tes dilakukan untuk

mendeteksi respon antibody terhadap covid-19. Tes Molekuler

diambil dari sample saluran pernapasa (seperti reaksi berantai

polymeras (RT-PCR). Respon antobodi dilaporkan lemah,

terlambat atau tidak terjadi. ( sumber: WHO, 2020).

B. Rapid Tes Antigen

 pengertian untuk mendeteksi adanya protein virus (antigen)

covid-19 pada sampel dari saluran pernapasan seseorang.

 Sampel yang digunakan yaitu Swab nasofaring, Swab nasal,

Spotum:

 prosedur pemeriksaan

- Disupervisi dan di intropetasi oleh tim ahli

- Dilakukan oleh tenaga terlatih, misalnya ahli teknologi

laboratorium medic

- Tes cepat antigen dilakukan laboratorium baik milik

pemerintah dan swasta yang memiliki fasilitas biological

Safety cabinet (BSC) kelas II.

 Interpretasi hasil

- Negatif bila di dapatkan satu garis berwarna pada garis

control
- Positif bila didapatkan satu garis hitam pada garis tes (T)

dan satu garis control (C)

- Invalid bila tidak ada garis pada garis control (C).

( Sumber : Tudong, 2020).

C. PCR Test

 pengertian: yaitu tes Serplogi untuk mendeteksi adanya

kandungan 19M, 19A, 19G atau antibodi total terutama dari

sampel darah.

 Sampel yang digunakan saluran pernapasan seperti (Sputum,

Swab nasal).

 prosedur pemeriksaan

- tahapan yang harus dilakukan adalah persiapan spesimen,

ekstraksi RNA

- masing-masing langkah pada pemeriksaan PCR dilakukan

berdasarkan cara kerja dari reagan yang digunakan.

 Interpretasi hasil

- positif jika terdapat RNP+ dan terdeteksi Scr5 – cov – 2

positif.

- negatif jika terdapat RNP- dan terdeteksi Scr5 – cov – 2

negatif.
- invalid jika tidak terdeteksi RNP dan tidak terdeteksi Scr5 –

cov – 2 sama sekali. ( sumber : Ludong, 2020)

10. Vaksin (Definisi)

Vaksin adalah antigen yang dapat lunitas (antibodi) sistem imun

didalam tubuh. (Martira, 2018).

Vaksin adalah antigen yang dapat digunakan untuk penghasilan

kekebalan terhadap suatu penyakit. Pemberian vaksin digunakan untuk

mencegah atau mengurangi penyebaran penyakit tertentu ( Hari, 2016).

Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih

hidup, baik dilemahkan, mati utuh atau bagiannya yang lebih diolah, berupa

toksin mikroorganisme yang telah/sudah menjadi toksid, yang akan diberikan

kepada seseorang dan akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif

terhadap penyakit infeksi tertentu. (Kemenkes RI, 2017).

Vaksin adalah antigen biologis yang menimbulkan suatu kekebalan

terhadap penyakit didalamnya terkandung sejumlah bahan yang menyerupai

organisme patogen, yang mampu menginduksi sistem imun. ( Ocky, 2018).

11. Jenis-Jenis Vaksin

a. vaksin hepatitis B (HB)

b. vaksin polio
c. vaksin BCG

d. vaksin pneumokokus

e. vaksin DTP

f. vaksin influenza

g. vaksin campak

h. vaksin MMR/MR

i. vaksin human variloma virus

j. vaksin Japanese enchepalitos

k. vaksin dengue

( sumber: Martira, 2018)

Adapaun jenis-jenis vaksin menurut literatur lain yaitu:

a.BCG Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberculosis.

b. DPT – he – hiB untuk mencegah terhadap difteri, tetanus, pertussis (

bentuk rejan), hepatitis B dan infeksi hemopilus influence tipe b secara

stimuka.

c. Hepatitis B pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit B


d. Polio coll ( ocal polio vaccine (opu) ) untuk pemberian kekebalan

aktif terhadap poliombelitis.

e. inactive polio vaccine ( OPU) untuk pencegahan poliomyetitis pada

bayi dan anak Immunocom promised

f. campak pemebrian kekebalan aktif terhadap penyakit campak.

( Kemenkes RI, 2014)

12. tujuan pemberian vaksin

Tujuan pemberian vaksin yaitu sebagai upaya pencegahan primer yang

sangat handal untuk mencegah penyakit. Adapun tujuannya menurut literature

lain yaitu untuk menstimulasi kekebalan tubuh tanpa menimbulkan penyakit

serta untuk mencegah antigen, sehingga apabila antigen tersebut menginfeksi

kembali reaksi imunitas yang kuat atau timbul. (Kemenkes RI, 2017).

13. bagaimana scr5 – cov – 2 masuk kedalam sel tubuh manusia:

Protein pada mahkota dinding sel Scr5 – cov – 2 ( spike protein) bisa

berikatan dengan reseptor dinding sel manusia. Ikatan protein danm reseptor

ini akan membuka jalan masuk buat virus dan akan bereplikasi dan

memperbanyak diri. Setelah jumlahnya bertambah, virus ini akan keluar dari

sel dan menyebar keseluruh tubuh melalui aliran darah. ( sumber : Sinaga,

2020).
14. Bagaimana respon tubuh manusia setelah terinfeksi Scr5 – cov – 2

Secara akriah, tubuh akan melakukan perlawanan dengan

mengaktifkan sistem kekebalan tubuh, yang pertama disebut respon non

spesifik, dengan sel makrofage netrofil dan sel deatritik yang memperlambat

pertumbuhan virus: pada beberapa pasien, mencegah tumbuhnya penyakit.

15. Cara penularan covid-19

Pada pandemi covid memperlambat penyebaran virus corona ( covid-

19) jalan keluar yang terbaik. Upaya yang bisa dilakukan oleh semua pihak

didalam maupun diluar rumah seperti: sosial distancing, menggunakan masker

ketika diluar rumah, sering mencuci tangan, segera membersihkan diri setelah

bepergian.

16. Apa saja obat yang dikonsumsi pasien yang terinfeksi covid-19

 Vitamin C 200-400 mg

 Vitamin B1 1 ampul/24 jam

 klorokein fosfat, 500 mg/12 jam lorat

 Azitromisin 500 mg /24 jam I.V

 Antivirus:

-oseltamivis 75 mg/12 jam orat

-kombinasi: lopinavis + zitonavis 2×400 (100 mg ,10 hari).


 Anti koagolan LMWH / UFH berdasarkan evaluasi :DPJP

 Deksamteson dengan dosis 6mg/24 jam.

( Tim Rayesan, 2020)

17. seberapa ampuh vaksin covid-19 melindungi tubuh

Setelah melakukan evaluasi terhadap hasil uji klinis, efektifitas vaksin

memunculkan antibodi spesifik terhadap covid-19. Pemantapan terhadap efek

dan kemana vaksin dilakukan hingga 6 bulan. ( Yuningsih, 2020).

18. prioritas pemberian vaksin covid-19

 Tenaga kesehatan, asisten tenaga kerja, tenaga penunjang dan prioritas

kepada fasilitas Pelayanan kesehatan

 Tokoh masyarakaqt/ agama

 Guru/tenaga pendidik dari PAUD/ TK, SD, SMP, SMA dan

perguruan tinggi

 Aparatur kesehatan/lembaga

 Masyarakat reatan dari aspek ge 5 pasien, sosial dan ekonomi.

 Masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya. ( Kemenkes, RI 2020).

B. Uraian Bahan

1. Virus corona (covid-19)

Klasifikasi
Kingdom : Ribovira

Ordo : Nidoverates

Sub ordo : Cornidoviriniae

Famili : Corona viridae

Sub family : Orthocoronavirinae

Genus : Beta coronavirus

Sub genus : Sarbeovirus

Spesies         :Severe acute respiratory, Syndrome, SARS–related–

coronavirus

Individu : SARS – covurbari – SARS – COVICA – 227 SARS – co VB +

KY 72, SARS- COV- 2, COVRAT G13 dan seterusnya.

2. Alkohol ( FI III , 1979)

Nama resmi : AETHANOLUM

Sinonim : Alkohol

Rumus struktur : H H H
| | |
H – C – C – OH
| | |
H H H
Pemeriaan : cairan induk berwarna jernih mudah menguap dan

bergerak, bau Khas rasa panas, muda terbakar. Nyala

biru yang tidak berasap.

       Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dalam klorofom P dan

dalam eter P

Penyimpanan         : sebagai zat tambahan

3.Reagen

a. Reagen Rapid test antibodi : larutan boffer antibodi

b. Reagen Rapid test antigen : larutanj boffer antigen

c. Reagen PCR Scr5 – cov – 2 yang berbeda (multiplet) + control +

reagen manual

Target Gen

E (eavelope) E
N ( Nodeocapsid) N, N1, N2
OF ( open reading frame) Orf 1, orf ab, orf a, orf1b, RdRp

C. Uraian Sampel
1. Plasma darah

Komposisi

Air : 91,0%

Protein : 8,0 % (Albomin, okbulin, protein lain, dan gidrogen).

Mineral           : 0,9 % ( NaOH, natrium bikarbonat, garam dan kelium,  fosfat,

Magnesium dan besi )

Bahan organik: Glukosa, lemak, urea, asam urat, kreatinin, kolestrol, dan

asam amino

2. Serum darah

Darah merupakan jaringan cair yang terdiri dari 2 bagian yaitu flasma

dan sel darah. Serum itu sendiri adalah bagian dari darah yang tidak

mengandung sel-sel darah dan Faktor-faktor pembekuan darah.

3.Sputum

Berupa cairan yang di produksi dari bronkioli, yang berupa air liur dari

ludah yang berupa gelombang-gelombang dari ludah dan berwarna jernih.

BAB III
METODE PEMERIKSAAN

A. Alat

1. Alat tes PCR

a. Erytube

b. Dakron

c. Marker atau label

d. Dra filum

e. Tongue spatel

f. Gunting

g. Pulpen

2. Alat rapid tes antibody

a. BD vacutainer

b. Alcohol swab

c. Jarum

d. Mikropipet

e. Plester

f. Torriquet

3. Alat rapid tes antigen

a. Tabung swab
b. Alat rapid antigen

c. Transfor swab stril

B. Bahan

1. Bahan tes PCR

a. Alkohol

b. Ice pack dan cold box

c. Label alamat

d. Virus transport media (VTM)

e. Leader / cairan nasofaring & orofaring

f. Gen target

2. Bahan tes antibody

a. Serum darah

b. Plasma darah

c. Larutan buffer

3. Bahan rapid tes antigen

a. Alkohol

b. Cairan lendir nasofaring/orofaring

c. Larutan boffer

C. Cara kerja

1. Tes PCR

a. Pra analitik
1. Sebelum pengambilan spesialis harus memperhatikan

kewaspadaan universal (universal precaution)

2. Pengambilan sampel/spesialis dilakukan menggunakan crytube

yang berisi transfor virus

3. Swab yang dari dakron (rayan steril) dengan tangkai plastik atau

sejenis flocked swab

4. Dilakukan gerak memutar pada swab yang ada dalam hidung

dengan lembut

5. Dimasukkan segera kedalam crytube yang berisi VTM

6. Ditutup dengan rapat

b. Analitik

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dilakukan ekstraksi RNA. Sintesis CDNA dan amplifikasi

menggunakn one step reverse trans, criptise PCR ( RT-PCR)

3. Dilakukan masing-masing langkah pada pemeriksaan PCR

berdasarkan reagen yang digunakan

4. Dilakuakan target gen Scr5 – cov – 2 dengan menggunakan gen

target N1, N2, dan RNP. Sebagai kontrol internal

c. Pasca analitik

1. Dilakukan interpretasi hasil PCR

2. Dilakukan lerifikasi dan input hasil jika valid

3. Dilakukan pengulangan proses analisis jika invalid


4. Dilakukan pengimputan data pada sistem

5. Dilakukan verifikasi hasil

2. Rapid tes antibodi

a. Pra analitik

1. Dipersiapkan alat dan bahan

2. Disarankan menggunakan sperimen whole blood yaitu berupa

serum dan plasma

3. Dikerjakan oleh dokter spesialis patologi klinik, dengan

menggunakan alat APD level 3

4. Dilakukan pemerilksaan pada pasien

b. Analitik

1. Dipersiapkan alat dan bahan

2. Digunakan sperimen whole blood dari antikoagulan EDTA,

hapirin atau sitrat

3. Pengambilan sperimen dilakukan menggunakan tabung vakum

dengan prinsip closed system

4. Dilakukan pengambilan darah dari vena secara langsung dan

dialirkan ke tabung vakum yang tadi

5. Dilakukan sentrifugasi segera untuk untuk mencegah hemolysis

6. Diteteskan 2-3 tetes larutan boffer rapid tes antibodi

7. Ditunggu proses pembacaan hasil. Hasil yang diberikan berupa

reaktif dan non reaktif


c. Pasca analitik

- Dicatat hasil pemeriksaan

- Diverifikasi hasilnya

- Diserahkan kepasien hasilnya

3. Rapid tes reagen

a. Pra analitik

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dilakukan survey oleh tim ahli

3. Dilakukan pemasangan APD level 3 sebelum pengambilan

sperimen

4. Dilakukan pengambilan sampel dari nasofaring dan orofaring

5. Dilakukan pemeriksaan berdasarkan insert kit

b. Analitik

1. Dipersiapkan alat dan bahan

2. Dilakukan swab pada lokasi yang diduga komplik spot/ bercak

komplik (biasanya belakang faring)

3. Diekstrasi sperimen menggunakan boffer tes reagen

4. Ditandai sprimen kedalam buffer dan dielusi hingga homogeny

5. Ditutup tabung buffer menggunakan penutup yang telah

disediakan.
6. Ditambahkan 100 untuk eksperimen yang telah diproses dalam

tabung tersebut kedalam well

7. Dilakukan pembacaan hasil menggunakan imunoasui flouresens

c. Pasca analitik

1. Dilakukan interpretasi hasil tes reagen

2. Dilakukan verifikasi hasil

3. Diserahkan hasil kepasien


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Interpretasi hasil meode tes PCR

2019 2019 RNP pelaporan Interpretasi

n cov – N1 N cov – N2 hasil

Scr5 – cov- Scr5- cov-2

+ + ± 2 terdeteksi

positif
Hasil belum Hasil belum

+ - ± dapat dapat

disimpulkan disimpulkan
Scr5-cov-2 Scr5-cov-2

- - + negatif Tidak

terdeteksi
Hasil Invalid

- - - invalid (pengulanagan

ekstraksi

RNA dan RT-


PCR

2. Interpretasi hasil meode rapid tes antibodi

Anti SAR5 – cov – 2 Anti SAR5 – cov – 2 Interpretasi

IgM IgG Hasil


+ + reaktif
+ - reaktif
- + reaktif
- - nonreaktif

3. Interpretasi hasil metode rapid tes reagen

Garis kontrol interpretasi


(C) dan (T) Hasil

1 garis merah (C) negatif


1 garis hitam (T)

1 garis merah (C) positif


Tidak ada garis invalid

B. Pembahasan

Virus adalah mikroorganisme patogen yang inangnya dapat bereplikasi

didalam sel makhluk hidup karena mereka tidak memiliki perlengkapan

seluler untuk berproduksi sendiri. ( Koonin, 2006)


Covid-19 merupakan keluarga virus yang menyebabkan infeksi saluran

pernapasan mulai flu biasa hingga penyakit seperti MERS dan SARS. (Bimo

dkk,2020)

Pada hasil yang diperoleh pada pemeriksaan tes PCR yaitu: pada pasien

pertama diketahui hasil terdeteksi Scr5 – cov – 2 dengan nilai N1 (+), N2 (+)

RNP (+) pada pasien kedua hasil belum dapat disimpulkan karna nilai N1 dan

N2 hanya satu saja yang positif namun RNP (+) maka akan dilakukan

pemeriksaan ulang yang lebih spesifik pada gen target. Pada pasien ketiga

diketahui hasil tidak terdeteksi Scr5 – cov – 2 atau negative dengan nilai yaitu

n1(-), n2(-) dan Rnp (H), dan pada pasien terakhir diketahui hasil yang invalid

dengan nilai yang di dapatkan n1(-), n2(-) dan RnP(-) maka akan dilakukan

pengulangan ekstraksi RNA dan RT-PCR.

Pada hasil yang diperoleh pada metode Rapid tes antibody yaitu: pada

pasien pertama diketahui hasil Reaktif dengan nilai 1gM(+), dan hasil 1gG

(+). Pada pasien kedua diketahui hasil Reaktif dengan nilai 1gM(+), dan nilai

1gG(-). Pada pasien ketiga diketahui hasil Reaktif dengan nilai 1gM(-) dan

1gG(+). Dan pada pasien terakhir di ketahui hasil non reaktif karena di

dapatkan nilai 1gM dan 1gG masing-masing negatif.

Dan pada hasil yang diperoleh pada metode Rapid tes Antigen yaitu:

Apabila garis control (C) terdapat 1 garis merah maka hasilnya negatif,

apabila pada garis kontrol terdapat 1 garis hitam (T) dan 1 garis merah (C)
maka hasil yang di dapatkan positif. Dan apabila tidak memunculkan apa-apa

pada alat garis kontrol maka hasil yang di dapatkan pada pasien yaitu invalid.

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik pada pemeriksaan Scr5 – cov – 2 ini yaitu:

- Pada interpretasi hasil tes PCR didapatkan

1. Pada pasien 1 terdeteksi Scr5 – cov – 2 dengan nilai N1 (+),

N2 (+) dan RnP (+)


2. Pada pasien 2 tidak terdeteksi/ belum dapat disimpulkan Scr5 –

cov – 2 karena nilai N1 dan N2 hanya salah satunya saja yang

positif sementara nilai RnP (+)

3. Pada pasien 3 tidak terdeteksi Scr5 – cov – 2 dengan nilai N1

(-), N2 (-) dan RnP (+)

4. Pada pasien 4 hasil yang didapatkan invalid

- Pada interpretasi hasil rapid tes antibodi di dapatkan:

1. Pada pasien 1 hasil yang diperoleh pada reaktif dengan nilai

1gM (+) dan 1gG(+)

2. Pada pasien 2 hasil yang diperoleh reaktif dengan nilai 1gM

(+) dan 1gG (-)

3. Pada pasien 3 hasil yang diperoleh reaktif dengan nilai 1gM (-)

dan 1gG(+)

4. Pada pasien 4 hasil yang diperoleh nol reaktif nilai 1gM dan

1gG (-)

- Pada interpretasi hasil rapid tes Reagan didapatkan:

1. Dikatakan negative apabila hanya ada 1 garis merah (C) pada

alat kontrol

2. Dikatakan positif apabila terdapat 1 garis merah (C) dan 1 garis

hitam (T) pada alat kontrol


3. Dikatakan invalid apabila tidak memunculkan garis apapun

pada alat kontrol

B. Saran

Adapun saran untuk semua pemeriksaan ini yaitu pemeriksaan ini harus

dilakukan oleh petugas kesehatan yang berwenang karena resiko terpaparnya

virus ini yang sangat berbahaya bagi orang lain dan para petugas harus

menggunakn APD yang telah di tetapkan .

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, dkk. 2006 . Imunisasi mengapa perlu? Jakarta : PT. Kompas Media

Nusantara.

Bimo , dkk. 2002. Pengantar psikologi umum .Yogyakarta : Andi offset


Faisal, 2020. Respirologi. Perhimpunan dokter paru. Indonesia . Jakarta

Farmakope Indonesia, Edisi III,1979 Departemen Kesehatan Republik

Indonesia .Jakarta.

Fitriani, Feri, 2020 . Resfirologi Indonesia . perhimpunan dokter Indonesia (PDI),

Jakarta

Firendy, Mades, 2017. Mikrobiologi. Kencana. Depok.

Handayani, 2020. Stigma terhadap orang dengan virus covid-19 sebagai hambatan

pengobatan. Jakarta.

Hari, Martina. 2016. Membangun sistem pakar untuk diagnose infeksi virus pada

anak dengan menggunakan metode forward dhaining. YPTTK; Padang.

Jubir, 2020. Vaksin Covid-19. W. BPOM. Jakarta.

Kemenkes RI, 2017. Bahan ajar teknologi laboratorium medika (TLM) Virologi, Ten

P2M2. Jakarta.

Koonin, 2006, The Virus Word and evolution of cells, Biolgy pired. PMID.16984643.

Ludong, 2020. Perhimpunan dokter spesialis patologi klinik dan kedokteran

laboratorium Indonesia, Jakarta.

Martira, 2018. Buku panduan prosedur vaksinasi .fakultas kedokteran Universitas

Hasanuddin Makassar.

Suprobowati, Dwi oky, 2018. Virologi, Kemenkes RI.Jakarta. Indonesia


Tim Penyusun, 2020. Pedoman tata laksana Covid-19. diterbitkan bersama oleh ;

PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATN, Dan idai, Jakarta.

WHO, 2020. Saran penggunaan tes imunodiagnostik di fasyankes (point of care)

untuk covid-19. World health organization. Lisensi, EC BY,IGG . Swiss.

Sinaga ,2020. Virus corona, Hal-hal yang perlu diketahui. Dokterahli konsultan

rumah sakit pekanbaru, Ria

Yuningsih, 2020, Uji Klinik Coronavac Dan Vaksinasi, Bidang Kesehatan Sosial,

info singkat. Jakarta pusat.

LAMPIRAN

A. Lampiran Gambar Tes Pcr


1. Pengambilan sampel Swab Nasofaring

2. Pemasukan specimen kedalam crytube

3. Alat PCR

B. Lampiran Gambar Rapid Tes Antibodi


1. Pengamlan sampel darah

2. Alat tes Antibodi

C. Lampiran Gambar Rapid Tes Reagen

1. Pengambilan sampel melalui Orofaring


2. Alat tes reagen

LABORATORIUM KIMIA KLINIK

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

LAPORAN PERCOBAAN III


“PEMERIKSAAN CORONA VIRUS”

Oleh
Kelompok 6 :

Aditya Syafaat (D1B1)


Andih Ismail (D1B1 )
Irsyal Rinaldi (D1B120017)
La Ode Sarmin (D1B1)
Muh. Ikram (D1B1)
Muh. Akbar (D1B1)

ASISTEN : Rina Safitri Ramadhani

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2021

Anda mungkin juga menyukai