Anda di halaman 1dari 7

HITUNG RETIKULOSIT

Oleh :
NI PUTU PURI ARTINI
P07134014014

Jurusan Analis Kesehatan


Politeknik Kesehatan Denpasar
Tahun akademik 2015-2016

HITUNG RETIKULOSIT

Hari, tanggal praktikum

: Rabu, 7 Oktobember 2015

Tempat praktikum

: Lab Imunoserologi JAK

I.

TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara hitung retikulosit darah probandus
2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara hitung retikulosit darah probandus
B. Tujuan Instruksional Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan hitung retikulosit darah probandus
2. Mahasiswa dapat mengetahui jumlah retikulosit dalam %
3. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil hitung retikulosit darah probandus

II.

METODE
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sediaan basah dan sediaan kering

III.

PRINSIP
Sel-sel retikulosit adalah eritrosit muda mengandung sisa dari RNA yang bashophilic

(berwarna biru). Materi yang berwarna biru ini akan tercat secara supravital oleh cat tertentu
seperti New Methylene Blue atau Brilliant Cresyl Blue untuk membentuk suatu granula yang
berwarna biru.
IV.

DASAR TEORI
Eritrosit merupakan sel darah yang sangat khusus, dimana sel darah ini berfungsi untuk

transportasi hemoglobin dan pertukaran gas di paru-paru dan jaringan perifer. Rata-rata umur
dari eritrosit dalam darah manusia adalah 120 hari. (Ney, Paul A. 2011). Eritrosit berkembang
dari retikulosit, retikulosit didefinisikan sebagai sel eritrosit yang telah kehilangan inti namun
masih terkandung RNA sisa. Retikulosit pada prosesnya dihasilkan di sumsum tulang dari
erithroblast matang melalui proses enukleasi. Setelah jangka waktu singkat di sumsum tulang,
retikulosit dilepaskan ke dalam sirkulasi, di mana sel ini akan menghilangkan sisa RNA dan
menjadi eritrosit muda Paul A. Ney. 2011. Sementara, jumlah retikulosit hanya mewakili 0,6% 2,9% eritrosit dalam darah orang dewasa dan 1,7% - 5,0% di darah tepi. Hitung retikulosit
merupakan dasar bagaimana aktivitas eritropoiesis, patofisiologi berbagai gangguan darah

termasuk penyakit sel sabit, malaria dan in vitro produksi sel darah merah. (Malleret, Benoit
2013)
Retikulosit dapat diidentifikasi dengan adanya dua atau lebih butiran intrasitoplasmik
basofilik sesuai dengan ribosom eritrosit sisa dan biasanya hanya terlihat dengan pewarnaan
supravital, jenis cat yang biasa digunakan seperti New Methylene Biru (NMB) dan Brilliant
cresyl Blue (Lee, Wenn-Chyau .2013)
Semua hapusan darah tipis diperiksa segera di bawah mikroskop cahaya menggunakan
minyak imersi dengan pembesaran objektif 100x. Jumlah persentase retikulosit ditentukan
dengan menghitung jumlah retikulosit per 1000 eritrosit. (Lee, Wenn-Chyau .2013)
Sementara untuk teknik identifikasi awal masih digunakan perhitungan jumlah retikulosit
yangmanual, dalam beberapae terakhir platform otomatis telah menjadi andalan penilaian
retikulosit memberikan bukti yang lebih baru dari kurangnya presisi dalam penilaian manual.
[19,23] Namun demikian, jumlah retikulosit pengguna tetap menjadi tolok ukur yang berguna
dalam konteks jaminan kualitas. Etienne R. Mahe, 2014
V.

ALAT DAN BAHAN


a.
1.
2.
3.
4.
5.

Alat
Objek glass
Cover glass
Tabung reaksi kecil
Pipet Pasteur
Mikroskop

b. Bahan
1. Darah EDTA

c. Reagen
Reagen pewarna dengan formula sebagai berikut :
1. Larutan brilliant crecyl blue 1 g
2. NaCl 0,85 g
3. Citrat natricus 0,40 g
4. Aquadest 100 mL
VI.
PROSEDUR KERJA
A. Sediaan Basah
1. Satu tetes larutan brilliant cresyl blue dalam alkohol ditengah kaca obyek dan biarkan
sampai kering (kaca dengan bercak zat itu boleh disimpan untuk menjadi persediaan
yang dapat dipakai)

Kalau akan menggunakan larutan brilliant cresyl blue dalam garam, langkah 1.a
diganti dengan:
Taruhlah 1 tetes larutan zat warna tersebut diatas kaca obyek kemudian lanjutkan
dengan langkah 2.
2. Setetes darah kecil darah ditaruh pada bercak kering atau kearah tetes zat warna, dan
segera campur darah dan zat warna itu dengan memakai sudut kaca obyek lain.
3. Tetes darah itu ditutup dengan kaca penutup.
Lapisan darah dalam sediaan basah ini harus tipis benar.
4. Biarkan beberapa menit atau masukkan dalam cawan petri yang berisi kertas saring
basah jika pemeriksaan ditunda.
5. Tentukan berapa banyak reticulosit didapat antara 1000 eritrosit.
B. Sediaan Kering
1. 0.5 sampai 1 ml larutan brilliant cresyl blue kedalam tabung kecil
2. 5 tetes darah ditambahkan pada larutan tadi kemudian dicampur, dan biarkan selama
5 menit.
3. Dari campuran itu diambil setetes untuk membuat sediaan apus seperti biasa yang
kemudian dipulas Wright atau Giemsa. (Campuran diatas boleh juga dipakai untuk
membuat sediaan basah : setetes diletakkan diatas obyek dengan ditutup oleh kaca
penutup).
4. Periksalah dengan lensa imersi dan hitunglah jumlah reticulosit yang terlihat per 1000
eritrosit.
C. Persentanse dari jumlah retikulosit
Jumlah retikulosit
100
Kadar retikulosit (%) =
1000 eritrosit
Retikulosit per L darah : Kadar % Jumlah eritrosit per L darah
VII.

NILAI RUJUKAN
Jumlah Retikulosit biasanya dihitung dengan % atau per seribu eritrosit.
Nilai normal retikulosit adalah 0,5 1,5 % dari jumlah eritrosit. Dapat menyebut
jumlah eritrosit per l darah. Nilai normal 25.000 75.000 retikulosit per l darah.
Dewasa : 0.5 - 1.5 %
Bayi baru lahir : 2.5 - 6.5 %
Bayi : 0.5 - 3.5 %
Anak : 0.5 - 2.0 %

VIII. HASIL PENGAMATAN


IX.
PEMBAHASAN
Hitung retikulosit digunakan untuk menilai ketepatan reaksi sumsum tulang terhadap
anemia. Hitung retikulosit relatif akurat untuk menunjukkan jumlah produksi eritrosit dalam

sisitem eritropoetik. (Rosita, L. 2006) Serangkaian pemeriksaan penyaring untuk menetapkan


klasifikasi anemia, seperti jumlah sel darah merah yang terdiri dari hitung eritrosit, hemoglobin,
dan hematokrit; indeks eritrosit yang terdiri dari mean cell volume (MCV), mean cell
hemoglobin (MCH), mean cell concentration (MCHC), dan red blood cell distribution width
(RDW), serta pemeriksaan tambahan berupa morfologi darah tepi, dan hitung retikulosit. (Rosita,
L. 2006)
Pada praktikum kali ini, dilakukan pemeriksaan retikulosit terhadap sampel darah pasien
atas nama I Wayan Ladra usia 73 tahun. Sapel darah pasien ini berasal dari Laboratorium salah
satu rumah sakit, sehingga pasien ini memiliki medical recod pada pemeriksaan darah
lengkapnya. Metode pengecatan yang digunakan adalah Supravital dengan teknik giemsa. Seperti
yang kita ketahui, retikulosit didalamnya masih mengandung sitoplasma yang dapat menyerap
beberapa pewarna tertentu seperti azure B, brilliant cresyl blue, atau new methylene blue (WennChyau Lee, . 2013). Sebelum dilakukan pemeriksaan mikroskopis, dibuat larutan darah dengan
cat brilliant cresyl blue dengan perbandingan (1:1). Pada praktikum tersebut, darah dan cat yang
dipipet sebanyak 500

l . Selanjutnya larutan darah tersebut akandiinkubas selama 15 menit.

Apabila darah diinkubasi bersama larutan pewarna tadi dalam keadaan supravital, sehingga
secara mikroskopis akan tampak sebagai presipitat yang berwarna biru tua di dalam sitoplasma,
baik hanya mengandung beberapa granula (2 granula) maupun sebagai filamen (untaian granula),
dimana hal ini terjadi akibat terbentuknya kompleks dye ribonucleoprotein. (Wenn-Chyau Lee, .
2013). Dalam metode pengecatan ini harus diperhatikan cat yang digunakan apakah
menimbulkan bercak-bercak cat atau tidak, karena hal tersebut akan menyebabkan positif palsu.
Hal tersebut disebabkan karena eritrosit yang berisi bercak-bercat akan terindentifikasi sebagai
retikulosit.
Tahap selanjutnya adalah

pembuatan hapusan, tahapan ini merupakan tahapan yang

terpenting, karena dalam hal ini akan menentukan lapang pandang pada mikroskop. Dengan
sampel yang telah diinkubasi, dibuat hapusan darah tipis. Dalam hal ini akan digunakan hapusan
darah tipis karena lebih mudah melakukan penghitungan jumlah eritrosit dibandingkan pada
lapang pandang hapusan darah tebal yang eritrositnya menumpuk sehingga menyulitkan

penghitungan jumlah eritrosit. Selanjutnya preparat dibiarkan sampai kering, agar hapusan benarbenar melekat pada kaca objek
Apabila hapusan sudah benar-benar kering maka dilakukan pengamatan secara
mikroskopik dengan perbesaran objektif 100x. Dalam pengamatan tersebut dihitung jumlah
retikulosit yang ditemukan dalam 1000 eritrosit. Bagian yang diamati adalah bagian counting
atau bagian ujung yang berbentuk peluru.
Selanjutnya setelah dilakukan penghitungan jumlah retikulosit yang ditemukan adalah 17
retikulosit dalam 1070 eritrosit. Setelah melalui proses perhitungan, didapatkan persentase
retikulositnya adalah 1,58 %. Menurut medical recod yang tersedia

X.
XI.

SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Paul A. Ney. 2011.

Normal

and

disordered

reticulocyte

maturation.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3157046/
Juan Jos Prez-Ruixo. 2008 Pharmacodynamic Analysis of Recombinant Human Erythropoietin
Effect on Reticulocyte Production Rate and Age Distribution in Healthy Subjects.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3145321/

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3614967/PLoS One. 2013; 8(4): e60303.2013


Giemsa-Stained Wet Mount Based Method for Reticulocyte Quantification: A Viable Alternative
in Resource Limited or Malaria Endemic SettingsWenn-Chyau Lee, . 2013
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4060401/J Pathol 2014 Etienne R.
Mahe,Accuracy of the CellaVision DM96 platform for reticulocyte counting

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3793000/. Benot Malleret2013 Oct 8.


Significant Biochemical, Biophysical and Metabolic Diversity in Circulating Human Cord Blood
Reticulocytes

Linda Rosita, 2006, Pemeriksaan Retikulosit Metode Manualpada Pengamatan Per


1000 Eritrosit Dan Per 500 Eritrosit Dibanding Metode Automatik Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

I.LAMPIRAN
II.
SURAT PERSETUJUAN
III.
LEMBAR PENGESAHAN

Anda mungkin juga menyukai