Anda di halaman 1dari 8

Nama : I Gede Bayu Adi Raditya

NIM

: P07134015029

Hitung Retikulosit
I.

Tujuan
a Tujuan Instruksional Umum
1 Mahasiswa dapat mengetahui cara menghitung retikulosit darah probandus.
2 Mahasiswa dapat menjelaskan cara menghitung retikulosit darah probandus.
b

II.
III.

Tujuan Instruksional Khusus


1 Mahasiswa dapat melakukan hitung retikulosit darah probandus.
2 Mahasiswa dapat mengetahui jumlah retikulosit dalam %
3 Mahasiswa dapat menginterprestasikan hasil hitung retikulosit darah probandus.

Metode : Metode yang digunakan adalah sediaan basah dan sediaan kering.
Prinsip :
Sel-sel retikulosit adalah eritrosit muda mengandung sisa dari RNA yang
basophilic (berwarna biru). Materi yang berwarna biru ini akan tercat secara supravital
oleh cat tertentu seperti New Methylene Blue atau Brilliant Cresyl Blue untuk
membentuk suatu granula yang berwarna biru.

IV.

Tinjauan Pustaka
Retikulosit merupakan sel darah merah yang belum matang. Awalnya berada di
sumsum tulang kemudian dilepaskan ke dalam sirkulasi sistemik di mana mereka
berkembang menjadi sel darah merah yang matang. Retikulosit yang dihasilkan dari selsel progenitor eritroid (BFU-E dan CFU-E) yang terletak terutama di sumsum tulang.
(Kevin J. Freise,dkk.2010).

Retikulosit secara umum didefinisikan sebagai tahap kedua dalam pematangan


eritroid, tidak ada definisi tunggal untuk retikulosit karena merupakan continum antara
ekstrusi dari eritroblast inti pyknotic dan tidak adanya mitokondria dan ribosom pada
retikulosit. Retikulosit yang belum matang biasanya menyusun sekitar 1% dari sel darah

merah dalam tubuh manusia. Retikulosit ini juga non-berinti sel darah merah yang belum
matang pada perifer yang mengandung residu RNA.Reticulocyte. Retikulosit ini
berkembang di sumsum tulang dan dapat bertahan sekitar satu hari sebelum eritrosit
menjadi matang sempurna., retikulosit tidak memiliki sel nucleus. Pada saat melihat
dibawah mikroskop jaringan reticular dari RNA ribosom yang ditambahkan pewarnaan
New Metilen blue. (Okoroiwu,I.L,dkk.2015)
Retikulosit baru lahir mengandung mitokondria, ribosom, vesikel endocytic,
Golgi cisternae, dan retikulum endoplasma kasar. (Ji Zhang,dkk.2009). Retikulosit dan
sel darah merah berbeda karena memiliki bentuk yang lebih rumit, dan sekitar 8% lebih
besar dari sel-sel yang lebih matang dari eritrosit. suatu persentase retikulosit dalam
darah perifer merupakan indikasi dari kecepatan dari sel darah merah. Namun pada
jumlah retikulosit dilepaskan ke dalam darah mencerminkan jumlah eritropoiesis pada
hari tertentu. Jumlah retikulosit adalah jumlah retikulosit dalam spesimen darah secara
keseluruhan

yang

digunakan

dalam

menghitung

aktivitas

sumsum

tulang.

(Okoroiwu,I.L,dkk.2015). Semua apusan darah dan preparat basah diperiksa dengan

mikroskop cahaya yang ditambahkan minyak imersi dalam pembesaran 100x. Jumlah
persentase retikulosit ditentukan dengan menghitung jumlah retikulosit per 1000 eritrosit.
(Wenn-Chyau Lee,dkk.2013).

Retikulosit dikelompokkan menjadi, multilobular motil, dan biasanya terbatas


pada sumsum tulang, dan , yang nonmotile, jauh lebih mekanis stabil, dan dilepaskan ke
sirkulasi perifer di mana mereka terdiri 2%. Sel darah merah selama pematangan eritrosit,
retikulosit harus kehilangan 20% dari luas permukaan, mengurangi volume, dan
menurunkan atau menghilangkan organel sitosol residual. Saat ini dogma menganggap
bahwa hilangnya membran plasma melalui pelepasan membran plasma endocytosed
sebagai exosomes, sedangkan membersihkan organel seluler dijalankan oleh autophagy.
(Tosti J. Mankelow,dkk.2015).

Metode retikulosit penghitungan di laboratorium klinis Saat ini dibagi menjadi


manual dan otomatis. Manual retikulosit penghitungan dengan mikroskop menjadi
tradisional dan memiliki dianggap metode standar sejak tahun 1940, karena
kesederhanaan dan biaya rendah. Namun, menyajikan beberapa ketidaknyamanan dan
keterbatasan, seperti kurangnya akurasi, reproduktifitas rendah, waktu menghabiskan
dalam rutinitas laboratorium, kurangnya kualitas yang digunakan noda, film darah yang

tidak pantas. Pengamat ketajaman visual dan kesabaran, pengalaman teknisi untuk
membedakan reticulated sel dari sel-sel lain dengan inklusi yang juga noda dengan
pewarna, selain kualitas dan kekuatan resolusi mikroskop yang faktor penting lainnya
yang mempengaruhi keakuratan manual jumlah retikulosit Studi tentang retikulosit
penghitungan dengan metode otomatis telah menunjukkan hasil yang memuaskan, datang
untuk menjadi lebih sering dan ditingkatkan. (Karina Augusta Viana,dkk.2014).
Alat dan Bahan
a Alat
1 Objek glass
2 Cover glass
3 Tabung serologi
4 Mikroskop binokuler
5 mikropipet
b Spesimen Pemeriksaan
Darah kapiler atau darah Vena dengan antikoagulan EDTA
c Bahan
Brilliant Cresyl Blue atau
New Methylene Blue (Colour Index 52030)................................1g
Larutan sitrat salin........................................................................ 100 ml
Larutan sitrat salin dibuat dengan mencamour :
1 bagian natrium sitrat 30 g/l
4 bagian larutan NaCl 9,0 g/l
V.

Prosedur Kerja
A Sediaan Basah
1 a. Satu tets larutan brilliant cresyl blue dalam alcohol ditengah kaca obyek dan
biarkan sampai kering (kaca dengan bercak zat itu boleh disimpan untuk menjadi
persediaan yang dapat dipakai )
kalau akan menggunakan larutan brilliant cresyl blue dalam garam langkan 1.a
diganti dengan :
*Taruhlah 1 tetes larutan zat warna tersebut diatas kaca objek kemudian lanjutkan
dengan langkah 2.
2. Setetes darah kecil darah ditaruh pada bercak kering atau kearah tetes zat warna,
dan segera campur darah dan zat warna itu dengan memakai sudut kaca objek
lain.
3. Tetes darah itu ditutup dengan kaca penutup.

Lapisan darah dalam sediaan basah ini harus tipis benar.


4

Biarkan beberapa menit atau masukkan dalam cawan petri yang berisi kertas

saring basah jika pemeriksaan ditunda.


Tentukan berapa banyak retikulosit didapat antara 1000 eritrosit.

B Sediaan Kering
1 Kedalam tabung reaksi kecil teteskan 3 tetes larutan Brilliant Cresyl Blue atau
2

New Methylene Blue.


Tambahkan 3 tetes darah, campurkan baik-baik dan biarkan pada suhu ruangan
selama 15 menit agar pewarnaan sempurna.

Cara yang lai :


Stelah ditambahkan 3 tetes darah, campurkan baik-baik tabung ditutup dengan
parafilm dan diinkubasi pada 370 C selama 30-60 menit.
3

Setelah inkubasi, tabung dihomogenkan lagi dan ambil 1 tetes untuk mwmbuat

4
5

sediaan apus. Keringkan di udara dan diperiksa dibawah mikroskop.


Periksalah dengan perbesaran obyektif 100 kali
Dicari daerah yang baik yaitu eritrosit tidak tumpang tindih. Retikulosit tampak
sebagai sel yang lebih besar dari eritrosit. Dan mengandung filament atau granula.
Dengan BCB, eritrosit berwarna biru keunguan dengan filmen atau granula

VI.

berwarna ungu.
Bila menggunakan NMB, retikulosit berwarna biru dengan filament atau granula

7
8

berwarna biru tua.


Hitunglah jumlah retikulosit per 1000 eritrosit dengan lensa emersi.
Jumlah retikulosit dapat dinyatakan persen/per mil terhadap jumlah eritrosit total

atau dilaporkan dalam jumlah mutlak.


Hasil Pengamatan
Nama Probandus
Umur
Jenis Kelamin
Hasil
Nilai Rujukan Retikulosit

: Ni Luh Putu Yuni Widianingsih


: 19 Tahun
: Perempuan
: 0,6 %
: 0,5 1,5 %

RETIKULOSIT

VII.

Perhitungan
Jumlah eritrosit
Jumlah retikulosit
Diatanya
Jawaban
Nilai retikulosit

VIII.

: 1011
:6
: Nilai Retikulosit?
:
jumlah retikulosit
100
:=
jumlah eritrosit
= 0,59 = 0,6 %

Pembahasan
Retikulosit umumnya digunakan untuk memantau fungsional dari sumsum tulang
eritroid dan memainkan peran penting dalam diagnosis dan anemia. Pengukuran jumlah
retikulosit penting untuk menentukan respon dari produksi endogen atau eksogen
erythropoietin. Jumlah retikulosit juga digunakan untuk memantau penekanan sumsum
tulang

setelah

dikemoterapi

atau

transplantasi

sumsum

tulang.

(Kevin

J.

Freise,dkk.2010).
Pada praktikum kali ini melakukan pemeriksaan hitung rertikulosit menggunakan
metode sediaan basah atas nama probrandus Ni Luh Putu Yuni Widianingsih, berusia 19
tahun dengan jenis kelamin perempuan didapatkan hasil sebesar 0,6%. Itu menandakan
bahwa probandus tersebut normal.
Nilai normal dari retikulosit

sebesar

0,5%

-1,5%.

(Kathryn

Shaw-

Saliba,dkk.2016). Retikulosit baru lahir mengandung mitokondria, ribosom, vesikel


endocytic, Golgi cisternae, dan retikulum endoplasma kasar. Pengukuran RC (%)

digunakan untuk mengklasifikasikan anemia menjadi regeneratif (retikulositosis) dan


non-regeneratif (reticulocytopenia). Dalam studi epidemiologi, retikulositosis dikaitkan
dengan penyakit serebrovaskular dan anemia. Sedangkan, reticulocytopenia terkait
dengan malaria dan infeksi parasit. (Ravibabu Kalahasthi,dkk.2016).
Reticulocytopenia ini terjadi pada 20-40% kasus anemia hemolitik autoimun dan
merupakan faktor prognostik yang buruk. Peningkatan retikulosit, laktat dehidrogenase,
dan bilirubin, serta mengurangi haptoglobin, yang diamati dalam kondisi selain
hemolisis.

Retikulositosis ini menggambarkan peningkatan eritropoiesis dalam

menanggapi berbagai gejala klinis seperti tidak mendapatkan darah atau hemolysis. Dan
juga kondisi seperti anemia gizi yang tidak dapat diobati atau kegagalan sumsum tulang
akan menekan produksi sel darah merah untuk menghitung retikulosit. (Afsheen Farzand
Ali,dkk.2010)
Pewarnaan retikulosit seperti New Methylene Biru (NMB) dan Brilliant cresyl
Blue.

Namun,

penggunaan

flowcytometry

di

negara-negara

berkembang

dan

laboratorium lapangan yang bermasalah karena tingginya biaya peralatan, akses terbatas
ke servis dan kekuasaan tidak dapat diandalkan pasokan . NMB adalah pewarnaan
spesialis dengan kehidupan rak terbatas dan memasok konsisten. Selain itu, pewarnaan
NMB diproduksi oleh produsen yang berbeda serta memiliki bahan yang bervariasi dapat
menghasilkan inkonsistensi yang signifikan dalam identifikasi retikulosit . Oleh karena
itu, ada kebutuhan untuk mengembangkan metodologi pewarnaan alternatif untuk
kuantifikasi retikulosit mikroskopis yang murah dan akurat. Salah satu pewarnaan yang
paling sering ditemui di lapangan adalah Giemsa ini stain (Giemsa). Pewarnaan ungu
yang murah ini digunakan untuk berbagai pemeriksaan histologis dan mikrobiologi.
(Wenn-Chyau Lee,dkk.2013).

Perhitungan otomatis dapat dilakukan dengan menggunakan a fluorochrome


untuk pewarnaan asam ribonukleat sisa (RNA) hadir pada retikulosit ini. Setelah bernoda,
sel-sel neon bisa dihitung dengan menggunakan aliran cytometer dari penggunaan umum
(2). inovasi teknologi telah membuat jumlah retikulosit hasil lebih dan lebih direproduksi
dan tepat untuk penggunaan klinis, ketika dibandingkan dengan metode manual. Hasil
secara statistik lebih diandalkan karena jumlah besar dari sel dihitung. Meskipun
kemajuan besar dan keuntungan yang otomatisasi hitung retikulosit mungkin
menawarkan, kit komersial untuk metode yang sangat mahal, dan tidak banyak

digunakan

di

laboratorium

klinik

yang

memiliki

teknologi

(Penelitian

ini

membandingkan hasil dari protokol laboratorium untuk retikulosit penghitungan oleh


aliran cytometry menggunakan akridin oranye (FC / AO), yang menyajikan biaya rendah
untuk penggunaan laboratorium, dengan dua metode retikulosit penghitungan lainnya
secara rutin digunakan dalam klinis laboratorium. Salah satu metode ini adalah pengguna
(referensi); yang lain, otomatis aliran citometry (FC) metode menggunakan kit komersial
BD Retic-CountTM (FC / RC). (Karina Augusta Viana,dkk.2014).
IX.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan hitung retikulosit dengan metode sediaan basah
atas nama probrandus Ni Luh Putu Yuni Widianingsih, berusia 19 tahun dengan jenis
kelamin perempuan didapatkan hasil sebesar 0,6%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pasien
tersebut normal.

X.

Daftar Pustaka
Okoroiwu,I.L,dkk.2015. Reticulocyte count in healthy male and female students of imo
state university,owerri. International Journal of Advanced Research in Biological
Sciences. http://www.ijarbs.com/pdfcopy/july2015/ijarbs17.pdf
Wenn-Chyau Lee,dkk.2013. Giemsa-Stained Wet Mount Based Method for Reticulocyte
Quantification: A Viable Alternative in Resource Limited or Malaria Endemic
Settings. PLoS One. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3614967/
Ravibabu Kalahasthi,dkk.2016. Effect of Lead Exposure on the Status of Reticulocyte
Count Indices among Workers from Lead Battery Manufacturing Plant. Toxicol
Res. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5080849/
Tosti J. Mankelow,dkk.2015. Autophagic vesicles on mature human reticulocytes explain
phosphatidylserine-positive

red

cells

in

sickle

cell

disease.Blood.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4608391/
Ji Zhang,dkk.2009. Mitochondrial clearance is regulated by Atg7-dependent and
-independent

mechanisms

during

reticulocyte

maturation.

Blood.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2710944/
Karina Augusta Viana,dkk.2014. Reticulocyte count: comparison among methods. J Bras
Patol Med Lab.www.scielo.br/pdf/jbpml/v50n5/1676-2444-jbpml-50-05-0339.pdf
Kevin J. Freise,dkk.2010. Pharmacodynamic analysis of time-variant cellular disposition:
reticulocyte disposition changes in phlebotomized sheep. J Pharmacokinet
Pharmacodyn. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2882108/

Kathryn Shaw-Saliba,dkk.2016. Insights into an Optimization of Plasmodium vivax Sal-1


In Vitro Culture: The Aotus

Primate Model. PLoS

Negl Trop Dis.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4963040/
Afsheen Farzand Ali,dkk.2010. Is manual reticulocyte count a reliable option for
under resourced countries. Department of Pathology and Laboratory Medicine.
http://ecommons.aku.edu/cgi/viewcontent.cgi?
article=1024&context=pakistan_fhs_mc_pathol_microbiol

Anda mungkin juga menyukai