Metode Mikroskopis
Prinsip Liquor Cerebro Spinalis diencerkan dengan larutan turk pekat
sehingga sel lainnya selain leukosit akan lisis dan sel leukosit
dihitung dalam kamar hitung di bawah mikroskop.
Reagen Turk Pekat, Komposisi :
Gentian Violet 200 mg
Asam acetat glacial 4 ml
Aquadest 1000 ml, saring
Alat 1. Mikroskop
2. Hemositometer
3. Tabung Serologi
4. Rak Tabung
Landasan Teori
Liquor cerebrospinalis (LCS) adalah cairan jernih yang menyelimuti susunan saraf pusat
yang menggenangi otak dan medula spinalis. Fungsi utama LCS adalah sebagai alat pelindung
bila terjadi hantaman keras pada tengkorak yang dapat menyebabkan cidera berat.Liquor
cerebrospinalis juga dapat digunakan untuk menentukan penyebab penyakit yang menyerang
susunan saraf pusat. ( Widyas titi, 2012). Fungsi LCS:
• Sebagai pelindung otak
• Turut mengatur komposisi ion
• Membawa keluar sisa metabolisme
• mempertahankan tek. Intra kranial
Jumlah cairan serebrospinal pada orang dewasa berkisar antara 75-150 ml. Jumlah ini
konstan sesuai hukum monroe-kelli kecuali jika terdapat kondisi yang tidak seimbang antara
komponen parenkim, darah dan cairan serebrospinal.6Produksi cairan serebrospinal berkisar
0,35 ml permenit atau sekitar 500 ml per hari. Dengan jumlah ruang yang terbatas antara 75-150
ml maka dibutuhkan pembersihan atau penggantian paling tidak 4-6 kali dalam sehari.
Perubahan dalam cairan serebrospinal dapat merupakan proses dasar patologi suatu
kelainan klinik. Pemeriksaan cairan serebrospinal sangat membantu dalam mendiagnosa
penyakit-penyakit neurologi. Selain itu juga untuk evaluasi pengobatan dan perjalanan penyakit,
serta menentukan prognosa penyakit. Pemeriksaan cairan serebrospinal adalah suatu tindakan
yang aman, tidak mahal dan cepat untuk menetapkan diagnosa, mengidentifikasi organism
pnyebab serta dapat untuk melakukan test sensitivitas antibiotika. Salah satu pemeriksaan
mikroskopis pada LCS yaitu pemeriksaan hitung jumlah leukosit pada LCS.
Eritrosit dan leukosit masuk ke dalam LCS jika ada kerusakan pada pembuluh darah atau
sebagai akibat reaksi terhadap iritasi. Bilirubin yang dalam keadaan normal tidak ada dalam LCS,
mungkin dapat ditemukan dalam LCS seorang yang tidak menderita ikterus setelah terjadi
perdarahan intrakranial. Bilirubin itu adalah bilirubin tidak dikonjugasi dan karena itu menandakan
adanya katabolisme hemoglobin setempat dalam SSP.
Perhitungan sel lekosit dan eritrosit harus segera dilakukan, hal ini dikarenakan 40% dari
lekosit dapat lisis setelah 2 jam, sedangkan eritrosit akan lisis setelah 1 jam pada suhu ruangan.
Perhitungan jumlah eritrosit LCS memiliki nilai diagnostik terbatas yaitu untuk differensial
diagnosis trama pungsi vs hemorhagi subarakhnoid dan koreksi jumlah lekosit LCS dan protein
untuk kontaminasi darah tepi yang ada kaitannya dengan trauma pungsi.
Nilai rujukan normal pada anak dan dewasa untuk jumlah lekosit (monosit dan limposit)
adalah 0 – 5 sel/ul, sedangkan untuk neonatus 0 – 30 sel/ul. Walaupun belum ada kesepakatan
batas tertinggi normal netropil dalam LCS sebagai patokan dapat dipergunakan sampai angka
7%, hal ini dapat disebabkan adanya kontaminasi minimal dari darah tepi. Sedangkan monosit
(14%) lebih rendah dibandingkan limposit (86%), tingginya perbedaan ini dapat disebabkan
karena monosit sering diklasifikasikan sebagai limposit.
Pada tahap dini meningitis bakteria akut, netrofil biasanya lebih dari 60%. Peningkatan
monosit biasanya diikuti peningkatan limposit, netropil, dan sel plasma merupakan cirri khas
meningitis tuberkulosa, meningitis fungi, dan meningitis bakteria kronis. Sedangkan pada
meningoensepalitis virus pada awalnya terjadi netrofilia kemudian berubah ke respons limposit.
Spesimen yang mengandung darah adakalanya perlu untuk mengetahui jumlah leukosit
atau kadar protein dalam LCS yang mengandung darah oleh trauma pungsi. Satu cara kasar
untuk meniadakan pengaruh dari darah trauma ialah dengan menganggap bahwa darah itu berisi
1-2 lekosit per 1000 eritrosit; demikian kalau dalam LCS hanya ada darah yang berasal dari
trauma pungsi didapat 20.000 eritrosit/ul maka jumlah lekosit tidak lebih dari 30-40 per ul. Kecuali
jika dalam darah pasien itu ada leukositosis tegas, maka menemukan lebih dari 45 leukosit/ul
menunjukkan ada pleiositosis yang sudah ada sebelum pungsi. Selain itu perdarahan oleh
trauma pungsi menambah sekitar 1 mg protein/dl untuk setiap 1000 eritrosit/ul.
Syarat pemeriksaan :
Dilakukan dalam waktu < 3 jam karena bila > 3 jam jumlah sel akan berkurang yang
disebabkan:
Sel mengalami sitolisis
Jumlah sel leukosit normal tertinggi 4-5 sel/mm3, dan mungkin hanya terdapat 1 sel
polymorphonuklear saja, Sel leukosit junlahnya akan meningkat pada proses inflamasi.
Perhitungan jumlah sel harus sesegera mungkin dilakukan, jangan lebih dari 30 menit setelah
dilakukan lumbal punksi. Bila tertunda maka sel akan mengalami lisis, pengendapan dan
terbentuk fibrin. Keadaaan ini akan merubah jumlah sel secara bermakna. Leukositosis ringan
antara 5-20 sel / adalah abnormal tetapi tidak spesifik. Pada meningitis bakterial akut akan
cenderung memberikan respon perubahan sel yang lebih besar terhadap peradangan dibanding
dengan yang meningitis aseptik.
Pada meningitis bakterial biasanya jumlah sel lebih dari 1000 sel/mm3, sedang pada
meningitis aseptik jarang jumlah selnya tinggi. Jika jumlah sel meningkat secara berlebihan
( 5000-10000 sel / ), kemungkinan telah terjadi rupture dari abses serebri atau
Hitung semua sel darah putih yang terdapat di dalam kotak hitung leukosit dan yang
menyentuh bagian garis kanan dan atas dihitung sedangkan sel darah putih yang bersentuhan
dengan bagian garis kiri dan bawah tidak dihitung. Di masing-masing dari empat bidang,
dilakukan penghitungan dengan alur zig zag.
Perhitungan :
Kedalaman ruang hitung adalah 0,1 mm. dan area yang dihitung adalah 4 mm 2 ( 4 kotak )
dihitung, masing-masing dengan luas 1,0 mm 2 oleh karena itu, 4 × 1,0 mm2 = total 4 mm2 ).
Volume yang dihitung adalah: area × kedalaman = volume. 4 × 1,0 mm2 = 0,4 mm3.
Contoh :
Faktor perhitungan = 10
Menggunakan ruang Improve Neubauer,
Jika 64 sel dihitung dalam 4 kotak :
Mononuklear 87% pasien dengan meningitis bakteri akan memiliki > 1.000 / 99%
akan memiliki > 100 / . < 100 WBCs / mm3 lebih umum pada meningitis.
Kalau menghadapi cairan otak keruh, yaitu yang banyak selnya, pililah pengenceran yang
sesuai dengan kekeruhan itu.umpamanya pengenceran yang dipakai untu menghitung jumlah
leukosit dalam darah. Jika ada lesi setempat yang bersifat menahun dan degenerative, yang
tidak disertai reaksi radang atau radang yang sangat ringan, jumlah sel tidak meningkat atau
hanya meningkat sedikit saja. Keadaan itu didapat umpamanya pada meningismus, tumor otk
tanpa komplikasi dan sclerosis multipleks.
Polymyelitis, encephalitis dan neurosyphilis disertai pleiositosis ringan sampai 200 sel/ul ;
begitu juga meningitis tuberculosa. Jumlah sel yang besar sekali didapat pada meningitis acuta
purulenta.
Prosedur Kerja
4. Dikocok perlahan selama lebih kurang 3 menit dengan menggerakkan pipet tegak
lurus sumbu panjang pipet
8. Dihitung sel dalam kamar hitung pada semua kotak leukosit di mikroskop lensa
objektif 10x.
Interpretasi Sel leukosit di bawah mikroskop pada perbesaran 10x akan terlihat
hasil seperti titik hitam yang memiliki inti putih mengkilat ditengahnya.
Normal : 0-5 sel / ul ( dewasa )
Normal : 20 sel / ul ( masih normal untuk anak-anak dibawah
5th )
Batas keadaan abnormal : 6-10 sel / ul
Abnormal : sel / ul
Pustaka
Gandasoebrata, R. 1967. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat
Mansjoer, Arif; Suprohaita; dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta :
Media Aesculapius
Widyastiti, N.S. 2012. Liquor Cerebrospinalis. Semarang : Bagian Patologi Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Diponogoro
Santhi, Dharma; Dewi, Rasmika; dkk. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Klinik
Urinalisa dan Cairan Tubuh. Denpasar: Universitas Udayana
Nurhayati; Yusneli; dkk. 2019. Penuntun Praktikum Kimia Klinik Urinalisa dan
Cairan Tubuh. Palembang : Analis Kesehatan
http://repository.unimus.ac.id ( diakses 1 Desember 2019; 13.40 )
http://id.scribd.com/document/326835038/csf-final ( diakses 1 Desember 2019;
13.42 )