Oleh :
Kelompok II Genap
Luh Kadek Suciari
(P07134014012)
(P07134014014)
(P07134014016)
(P07134014018)
(P07134014020)
I.
TUJUAN
a. Tujuan Instruksional Umum
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara penetapan Laju Endap Darah pada darah probandus.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara penetapan Laju Endap Darah pada darah probandus.
b. Tujuan Instruksional Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan cara penetapan Laju Endap Darah pada darah
probandus.
2. Mahasiswa dapat mengetahui kecepatan pengendapan eritrosit dalam mm/jam.
3. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil penetapan Laju Endap Darah pada darah
probandus.
II. METODE
Westergreen dan Wintrobe.
III.
PRINSIP
Spesimen darah dengan antikoagulan yang telah dicampur dengan baik dituangkan
ke dalam tabung Westergreen dan diletakkan pada rak Westergreenatau dituangkan dalam
tabung Wintrobe dan ditunggu selama 1 jam itu adalah LED nya.
IV.
DASAR TEORI
a. Laju Endap Darah (LED)
Laju Endap Darah (LED) disebut juga erythrocyte sedimentation rate (ESR) atau
sedimentation rate (sed rate) adalah kecepatan pengendapan sel-sel eritrosit di dalam
tabung berisi darah yang telah diberi antikoagulan dalam waktu satu jam (Bridgen, 1999;
Desai & Isa-Pratt,2000; Norderson, 2004).
Laju Endap Darah juga didefinisikan sebagai kecepatan pengendapan sel-sel
eritrosit dalam plasma (Burns, 2004). Hasil pemeriksaan LED digunakan sebagai
penanda non spesifik perjalanan penyakit, khususnya memantau proses inflamasi dan
aktivitas penyakit akut (Seldon, 1998; Herdiman T. Pohan, 2004). Peningkatan nilai LED
menunjukkan suatu proses inflamasi dalam tubuh seseorang, baik inflamasi akut maupun
kronis, atau adanya kerusakan jaringan (Estridge et al, 2000; Norderson, 2004)
Laju Endap Darah adalah kecepatan mengendapnya eritrosit dari suatu sampel
darah yang diperiksa dalam suatu alat tertentu yang dinyatakan dalam mm/jam.
LED sering juga diistilahkan dalam bahasa asing BBS (Blood Bezenking Snelheid),
BSR (Blood Sedimentation Rate), ESR (Erytrocyte Sedimentation Rate) dan dalam
bahasa indonesianya adalah KPD (Kecepatan Pengendapan Darah).(Depkes, 1992)
Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) adalah pemeriksaan sederhana yang telah
dilakukan semenjak zaman Yunani kuno (Norderson, 2004). Pemeriksaan LED pertama
kali ditemukan oleh seorang dokter Polandia bernama Edmund Biernacki pada tahun
1897. Metode pemeriksaan LED pertama kali dikemukakan oleh Fahraeus dan
Westergren pada tahun 1921, yang secara cepat telah menyebar ke seluruh penjuru dunia
sebagai pemeriksaan skrining umum penyakit-penyakit akut dan kronis.
Pemeriksaan Laju Endap Darah termasuk dalam pemeriksaan hematologi pada
pemeriksaan darah rutin. Pemeriksaan Laju Endap Darah sangat penting untuk
membantu diagnosis, khususnya untuk mengelompokkan penyakit yang bersifat kronis
ataupun akut (Kresno, 1989).
Laju Endap Darah adalah kecepatan mengendapnya eritrosit dalam sampel darah
yang diperiksa dengan suatu alat tertentu yang dinyatakan dalam mm/jam. Laju Endap
Darah menggambarkan keadaan plasma dan perbandingan antara eritrosit dengan
plasma.
Prinsip dasar pemeriksaan LED adalah pengendapan, yaitu proses pengendapan
partikel padat ke dasar tabung dalam suatu cairan darah. Sampel darah yang telah diberi
antikoagulan, bila dibiarkan pada suhu ruang 20-25C, dalam suatu tabung yang
diletakkan tegak pada raknya, maka sel-sel eritrosit akan mengendap ke dasar tabung
secara perlahan-lahan dan terpisah dari plasma (Estridge et al, 2000).
b. Metode Westergreen & Wintrobe
Pemeriksaan Laju Endap Darah merupakan pemeriksaan hematologi sederhana.
Pemeriksaan Laju Endap Darah ada dua metode yaitu metode Westergren dan Wintrobe,
akan tetapi metode Westergren lebih umum digunakan sesuai yang direkomendasikan
oleh The International Commite For Standarisation In Hematology (ICSH). (Martin,
1998)
Metode Westergren mensyaratkan menggunakan tabung khusus yang disebut
tabung Westergren, tabung berskala yang terbuat dari kaca atau polysterene. Penggunaan
tabung ini dengan cara darah dimasukan kedalam tabung sampai tanda 0 kemudian
ditempatkan pada rak khusus dengan posisi vertikal atau tegak lurus. Pembacaan hasil
Laju Endap Darah dilakukan dengan melihat tinggi kolom plasma pada batas miniskus
yang dinyatakan dalam mm/jam, selama 1 - 2 jam.
Untuk pemeriksaan laju endap darah harus dikerjakan maksimal 2 jam setelah
sampling darah. Apabila baru dikerjakan setelah lebih dari 2 jam maka bentuk
eritrosit akan berubah, keadaan ini mempercepat terjadinya rouleaux dan akibatnya
akan mempercepat laju endap darah
6. Luas Permukaan Tabung
Semakin besar diameternya maka laju endap darah semakin cepat turun
7. Kedudukan tabung
Apabila meletakkan tabung dalam posisi miring maka laju endap darah akan
menngkat. Tabung yang miring 3 c akan mempercepat laju endap darah sebanyak
3%
8. Temperatur
Sebaiknya dikerjakan pada suhu 18 C 27 C. pada suhu rendah viskositas meningkat
dan laju endap darah menurun. Makin tinggi temperature/ suhu ruang, maka laju
endap darah makin meningkat.
9. Perbandingan antara koagulan dan darah yang tidak tepat
Keadaan ini emnyebabkan terjadinya defribrinasi/ partial clothing yang akan
memperlambat laju endap darahn. Antikoagulan yang seharusnya digunakan, bila
terlalu banyak pengendapan sel akan berjalan lambat. Tiap 1 mg EDTA
menghindarkan membekunya 1 mL darah
V. ALAT dan BAHAN
a. Alat
Pipet Westergreen atau pipet Wintrobe dan pipetnya
Tabungan reaksi 10 ml
Rak Westergreen
Push ball
b. Bahan
Darah vena dengan anticoagulant tertentu
Na Citrat 3,8%
VI.
CARA KERJA
a. Menurut Wintrobe
1. Siapkan daeah vena yang dicampur dengan campuran oxalate
2. Dengan memakai pipet wintrobe, masukkan darah itu ke dalam taung wintrobe
3. Biarkan tabung itu dalam sikap lurs pada satu tempat yang tidak banyak angin
selama 1 jam
4. Bacalah tingginya lapisan plasma dengan millimeter dan laporkan angka tersebut
sebagai LED
b. Menurut Wetergreen
1. Isaplah dalam semprit (spuit inject) 0,4 ml larutan natrium sitrat 3,8%
2. Lakukan puncti vena dengan seprit itu dan isaplah 1,6 ml darah sehingga
mendapat 2 ml campuran.
3. Masukkan campuran itu kedalam tabung dan campurlah baik-baik.
4. Isaplah darah itu kedalam westergreen sampai garis tanda 0 mm kemudian biarkan
pipet itu dalam sikap tegak lurus dalam rak westergreen selama 60 menit.
5. Bacalah tigginya lapisan plasma dengan millimeter dan laporkan angka itu
sebagai LED.
VII.
NILAI RUJUKAN
Di laboratorium cara untuk memeriksa Laju Endap Darah (LED) yang sering
digunakan
adalah cara Wintrobe dan cara Westergreen. Pada cara Wintrobe nilai
rujukan untuk wanita 020 mm/jam dan untuk pria 010 mm/jam, sedang pada cara
Westergreen nilai rujukan untuk wanita 0 15 mm/jam dan untuk pria 010
mm/jam.
Metode Westergreen
Jenis Kelamin
Wanita
0 15 mm/jam
Pria
0 10 mm/jam
Metode Wintrobe
Jenis Kelamin
Wanita
0 20 mm/jam
Pria
0 10 mm/jam
DAFTAR PUSTAKA
Bridgen
ML.
1999.
Clinical
utility
of
erythrocyte
sedimentation
rate.
http://www.aafp.org/afp/991001ap/1443.html.
Burns C. 2004. Routine hematology procedurs. In: McKenzie S. B., editor: Clinical laboratory
hematology. New Jersey: Pearson Education.
Estridge BH, Reynolds AP, Walters NJ. 2000. Basic medical laboratory techniques. Albany, New
York: Thomson Learning
Herdiman T. Pohan. 2004. Manfaat klinik pemeriksaan laju endap darah. Dalam: Djoko Widodo,
Herdiman T. Pohan (penunting), Bunga rampai penyakit infeksi. Jakarta: Pusat
Informasi dan Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
ICSH (International Council for Standardization in Haematology). 1993. ICSH recommendations
for measurement of erythrocyte sedimentation rate. J Clin Pathol 1993;46:198-203.
Norderson
NJ.
2004.
Erythrocyte
sedimentation
rate.
M.
1998.
Erythrocyte
sedimentation
rate.
http://www.haps.nsw.gov/edrsrch/edinfo/esr.html.
Susilo,
Yani.
2008.
BAB
II.
[online]
tersedia