NIM : 1193083
Identitas Probandus =
Nama : Herta, Tn
Jenis kelamin : Pria
Usia : 47 tahun
No. Rekam medik : 031148
1. Tujuan : Untuk mengetahui unsur – unsur organik dan anorganik dalam urine
2. Prinsip : Adanya bentukan – bentukan elemen – elemen atau unsur – unsur yang
tersuspensi dalam urine, akan dipresiptatkan dengan cara dicentrifuge dan dianalisa di bawah
mikroskop.
3. Alat dan bahan :
Objek glass
Urine
Deck glass
Mikroskop
Tabung centrifuge
Centrifuge
4. Cara kerja :
Kocok botol penampung dan ukur pH urine
Masukkan urine sebanyak 7 – 8 ml ke dalam tabung centrifuge
Pusinglah urine pada 1500 – 2000 rpm dalam 5 menit
Buang cairan atas, sehingga suspensi sedimen tinggal 0,5 ml
Kocok tabung untuk meresuspensikan sedimen
Teteskan 1 tetes urine di atas objek glass dan ditutup dengan deck glass
Periksa di bawah mikroskop dengan lensa obyektik 10x kemudian dengan
lensa obyektif 40x
Cara melaporakan hasil pemeriksaan sedimen :
Sel lekosit dan sel erytrosit dilaporkan jumlah rata-rata per LPB (Lapang pandang
besar) 40x
Sel epitel dan silinder dilaporkan jumlah rata-rata per LPK (Lapang pandang
kecil) 10x
Unsur-unsur lain dan kristal-kristal dalam urine dilaporkan per LPK dengan
keterangan:
(-) tidak ada
(+) ada
(++) banyak
(+++) banyak sekali
5. Interprestasi hasil : -
6. Harga normal :
Sel eritrosit 0 – 1 per LPB
Sel lekosit 1 – 5 per LPB
Kristal – Kristal dalam urine :
Dalam urine asam : asam urat, natrium urat, calcium sulfat
Urine asam / netral / agak basa : Ca oxalat, asam hipurat
Urine lindi kadang dalam netral : triple fosfat, dikalsium fosfat
Dalam urine lindi : calcium carbonat, calcium fosfat,
amonium biurat
7. Hasil :
I II III IV V VI VII VIII IX X
Eritrosit 9 10 11 11 7 5 5 6 5 7
Leukosit 2 1 0 1 0 3 0 1 3 1
Sel eritrosit
= 9 + 10 + 11 + 11 + 7 + 5 + 5 + 6 + 5 + 7
10
= 76
10
= 7,6 = 8
Jadi sel eritrosit adalah 8 – 11 sel/LPB
Sel leukosit
=2+1+0+1+0+3+0+1+3+1
10
= 12
10
= 1,2 = 1
Jadi sel leukosit adalah 1 – 3 sel/LPB
Sel epitel
=4+7+8+9+6+8+6+6+8+7
10
= 69
10
= 6,9 = 7
Jadi sel epitel adalah 7 – 9 sel/LPK
Silinder
Dalam urine probandus tidak ditemukan silinder pada 10 lapang pandang, jadi hasil nya
adalah 0 – 1 sel silinder/ LPK
8. Kesimpulan :
Pada sampel urine probandus yang diperiksa, sedimen urine di temukan sel eritrosit abnormal,
ditemukan sel leukosit normal, ditemukan sel epitel abnormal
Pemeriksaan
Sedimen urine
Metode : Sternheimer malbin
Korektor 1 Korektor 2
Identitas probandus =
Nama : Herta, Tn
Jenis kelamin : Pria
Usia : 47 tahun
No. Rekam medik : 031148
Sel eritrosit
= 9 + 10 + 11 + 11 + 7 + 5 + 5 + 6 + 5 + 7
10
= 76
10
= 7,6 = 8
Jadi sel eritrosit adalah 8 – 11 sel/LPB
Sel leukosit
=2+1+0+1+0+3+0+1+3+1
10
= 12
10
= 1,2 = 1
Jadi sel leukosit adalah 1 – 3 sel/LPB
Sel epitel
=4+7+8+9+6+8+6+6+8+7
10
= 69
10
= 6,9 = 7
Jadi sel epitel adalah 7 – 9 sel/LPK
Silinder
Dalam urine probandus tidak ditemukan silinder pada 10 lapang pandang, jadi hasil nya
adalah 0 – 1 sel silinder/ LPK
8. Kesimpulan : Pada sampel urine probandus yang diperiksa, sedimen urine di temukan sel
eritrosit abnormal, ditemukan sel leukosit normal, ditemukan sel epitel abnormal.
PEMBAHASAN
Dalam sampel urine probandus yang diperiksa kemungkinan ditemukan unsur :
- Kalsium oksalat
- Sel epitel
- Sel leukosit
- Sel eritrosit
- Triple fosfat
Urine atau air seni adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinalisasi. Ekresi urine diperlukan untuk membuang
molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal untuk menjaga homeostasis cairan
tubuh. Peranan urin sangat penting dalam mempertahankan homeostasis tubuh, karena sebagian
pembuangan cairan tubuh adalah melalui sekresi urin (Sudiono, H dkk, 2006).
Pemeriksaan urin terdiri dari pemeriksaan makroskopik, mikroskopik sedimen urine dan
pemeriksaan kimia urin. Pemeriksaan makroskopik adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
menilai tes warna, kejernihan, bau, berat jenis dan pH. Analisis kimiawi meliputi tes protein,
glukosa, keton. Pemeriksaan mikroskopik untuk melihat adanya sedimen urine seperti eritrosit,
leukosit, sel epitel, torak, bakteri, kristal, jamur danparasit (Hardjoeno, H dan Fitriani, 2007).
Sedimen urin adalah unsur yang larut didalam urin yang berasal dari darah, ginjal dan
saluran kemih. Sedimen urin dapat memberikan informasi penting bagi klinis dalam membantu
menegakkan diagnosis dan melihat perjalanan penyakit penderita dengan kelainan ginjal dan
saluran kemih (Hardjoeno, H dan Fitriani, 2007).
Hematuria makroskopik adalah urine yang berasal dari daerah posterior uretra atau leher
kandung kemih(Lestari, E. 2011). Hematuria makoskopik yang berlangsung terus menerus dapat
berakibat fatal atau kematian karena dapat menimbulkan penyulit berupa terbentuknya gumpalan
darah yang dapat menyumbat aliran urine, sehingga menimbulkan syok hipovolemik atau anemi,
dan menimbulkan urosepsis (Sjaifullah, M. 2011).
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalahpenyakit yang bertumbuh dan berkembang biaknya bakteri
yang mengakibatkan invasi sertainflamasi jaringan pada saluran kemih. Infeksi saluran kemih
(ISK) terjadi akibatadanya peradangan bakterial saluran kemih mulai dari korteks renalis sampai
meatus uretra disertai adanya kolonisasi bakteri di urin.Infeksi saluran kemih komplikasi yaitu
infeksi saluran kemih yang terjadi pada pasien yangmenderita kelainan anatomi atau struktur
saluran, atau karena adanya penyakit sistemik (Rusdidjas,dkk.2002).
Infeksi saluran kemih dapat menyerang laki-laki atau perempuan,infeksi saluran kemih
simptomatik adalah terdapat bakteri yang disertai sejala klinis. Infeksi yang menyerang paremkim
ginjal disebutpielonefritisdengan gejala utama demam dan sakit pinggang dan infeksi yang
terbatas pada saluran kemih bagian bawah (sistitis) dengan gejala utama gangguan sulit buang air
kecil (disuria) ( Tambunan,T.2006)
Sumber : Ariyadi, R. (2016). Pengaruh Penundaan Jumlah Sel Eritrosit Pada Sedimen Urine
Hematuria. Skripsi, 31–38.