Anda di halaman 1dari 27

PEMERIKSAAN HEMATOLOGI

Disusun oleh:
Winda Septa Anggraini
Ahmad Adi Herwanto
PRA ANALITIK
• Pengambilan darah vena dengan menggunakan
tabung vacutainer dengan antikoagulan K2EDTA
( tutup ungu)
• Apabila menggunakan metode open system, segera
masukkan darah ke dalam tabung EDTA agar tidak ada
bekuan.
• Darah yang sudah didapat dihomogenkan, pastikan
tidak ada bekuan
• Tabung yang telah berisi darah kemudian diberi
identitas dan barcode
ANALITIK
• Sysmex Xn 1000 dan 2000 Hematology Analyzer
• Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED)
• Pemeriksaan Sumsum Tulang (BMP)
• Analisa Cairan Otak
• Pemeriksaan Cairan Transudat-Eksudat
• Sediaan Apus Darah Tepi
• Pulasan Wright
• Pulasan Giemsa
• Pulasan SBB
• Menghitung Retikulosit
Sysmex Xn 1000 dan 2000 Hematology
Analyzer
Metode : Flow Cytometri
Prinsip : Mengalirkan sel melewati celah dimana berkas
cahaya difokuskan mengenai sel, kemudian cahaya itu
akan dihamburkan, dipantulkan, atau dibiaskan
kesemua arah dan ditangkap detektor yang diletakkan
pada sudut tertentu maka dihasilkan sinyal listrik warna
atau flouresensi yang akan dihitung jumlah, ukuran
maupun volume sel
Tujuan : Untul pemeriksaan hematologi yang terdiri
dari rutin 1,2,3
Nilai Rujukan
No Pemeriksaan Nilai Rujukan

1. Eritrosit Pria :4,5-5,5 Jt/UL Wanita: 4,0-5,0 Jt/UL

2. Hematokrit Pria: 40-48 % Wanita: 37-43 %

3. Hemoglobin Pria: 14-18 gr/dL Wanita: 12-16 gr/dL

4. Leukosit 5.000-10.000 /UL

5. Trombosit 150.000-400.000/UL

6. Retikulosit 0,5-1,5 %

7. MCV 84-96 fl
8. MCH 27-31 pg
9. MCHC 32-6 %
Nilai Kritis

No Pemeriksaan Umur Kritis Kritis Atas Satuan


Bawah
0 – 7 Minggu ≤ 6,0 ≥ 24,0 g/dL
1. Hemoglobin
> 7 Minggu ≤ 6,0 ≥ 20,0 g/dL
2. Leukosit ≥ 100,0 /L
3. Manual Absolute ≤ 0,5
Netrofil Count
4. Neutrofil ≤ 0,5 /L
5. Platelet, darah ≤ 40 ≥ 1000 /L
Laju Endap Darah (LED)
LED: Pemeriksaan untuk mengukur kecepatan
pengendapan sel darah merah di dalam plasma
Metode : Westergreen
Tujuan: Memantau adanya peradangan dan mengetahui
banyaknya sel-sel darah yang mengendap
Prinsip: Darah yang sudah diberi antikoagulan bila
didiamkan dalam waktu tertentu dengan posisi tegak
lurus maka sel-sel darah akan mengendap, dalam hal ini
yang dihitung adalah kecepatan waktu mengendapnya
dalam mm/jam
Alat dan Bahan:
• Darah whole blood
EDTA
• Nacl 0,9%
• Mikropipet 250 uL dan
1000 uL (perbandingan
darah dan Nacl 4:1)
• Tabung reaksi
• Pipet LED
• Rak westergreen
• Badan spuit, tip biru,
dan gunting
Prosedur LED:
• Siapkan alat dan bahan
• Homogenkan sampel
• Pipet 1000 uL darah EDTA
kedalam tabung reaksi
• Ditambahkan 250 uL Nacl 0,9%
• Homogenkan larutan darah dan
Nacl
• Pipet darah dengan pipet LED
Interpretasi Hasil:
sampai angka nol
Laki-laki : 0-15 mm/jam
• Diletakkan dirak westergreen
dengan keadaan tegak lurus Wanita : 0-20 mm/jam
• Diamkan selama 1 jam, diatur
waktu dengan alarm
• Dibaca plasma yang terbentuk
selama 1 jam
Pemeriksaan Sumsum Tulang Belakang (BMP)

BMP : Merupakan pemeriksaan sumsum tulang untuk


melihat kepadatan sel dan sel muda (Blast)
Metode : Manual makroskopis
Tujuan : Untuk melihat kepadatan dari sel-sel muda
(blast)
Prinsip : memisahkan antara partikel-partikel leukosit
yang terdapat dalam sumsum tulang belakang dangan
lemak, partikel-partikel yang ada kemudian dilihat
kepadatannya serta dihitung jumlah sel-sel muda (blast).
Prosedur:
Jika pada sampel BMP tidak
Sampel sumsum tulang dibuat 7 buah slide ditemukan partikel cukup biat 6
sediaan apus (5 slide sediaan apus dan 2 slide slide hapusan
ulir ulir partikel sumsum tulang)
• Homogenkan sumsum tulang, dibuang pada
objek glass
• Dibalikkan kedalam wadahnya, sehingga yang
tertinggal hanya partikel
• Pembuatan 5 slide sediaan hapus sama
dengan pembuatan sediaan darah tepi
• Untuk slide ulir-ulir dibuat zig-zag pada objek
glass sampai tipis
• Diwarnai dengan pewarnaan wright
• Sediaan ditambahkan zat warna wright 14
menit
• Ditambahkan buffer 14 menit
• Dicuci dengan air mengalir, dan dikeringkan
• Diperiksan dimikroskop pb 10x100 dengan
minyak imersi
ANALISA CAIRAN OTAK (ACO)
ACO : Pemeriksaan terhadap cairan otal yang meliputi
pemeriksaan makroskopis, mikroskopis dan kimia
Bahan : Cairan otak tanpa antikoagulan. Pemeriksaan
dilakukan maksimal 30 menit setelah cairan otak diamil
Metode : Makroskopis dan mikroskopis
Tujuan : Untuk mengetahui jumlah sel, bekuan, kadar proten,
glukosa dan klorida yang disesuaikan dengan referensi nilai
normal dalam otak sehingga dapat memberi petunjuk kearah
penyakit susunan saraf pusat baik, akut maupun kronik.
Prinsip : cairan otak dilihat warna, kejernihannya kemudiaan
diperiksa kadar kimianya (protein, glukosa, klorida) jumlah sel
yang terkandunh di dalam cairan tersebut, dan dibuat
pewarnaan wright setelah dilakukan cytospin
Makroskopis
Warna : tidak berwarna/ merah/
kuning/ coklat/ keabu-abuan
Normal : tidak berwarna

Kejernihan : jernih/ keruh


Normal : jernih

Sedimen : tidak ada/ ada sedimen


Normal : tidak ada sedimen

Bekuan : tidak ada/ tidak ada


bekuan
Normal : tidak ada bekuan
Mikroskopis
1. Hitung Sel 2. Hitung Jenis Sel
• Pasang objek glass pada dudukan klip
Hitung sel • Pasang filter khusus berlobang
• Pasang sampel camber, kunci dudukan klip
dilakukan dengan • Pasang dudukan klip pada alat cytospin
sysmex xn 2000. • Putar dengan kecepatan 1500 RPM, 10 Menit
• Masukan 250 uL sampel kedalam corong
analysis dilakukan chamber
secara manual. • Putar di alat cytospin dengan kecepatan 1500
rpm, 10 menit
Jumlah sel, %PMN, • Sediaan diwarnai dengan pewarnaan wright
selama 15 menit
DAN MN % • Ditambahkan buffer 15 menit, dicuci dengan air
mengalir dan biarkan kering
• Diperiksa dibawah mikroskop pb 10x100 + imersi
oil
• Dihitung PMN dan limfositnya
Kimia
1. Protein Kualitatif
Test Pandy
Tujuan: untuk mengetahui adanya
albumin & globulin dalam LCS
Prinsip: protein akan mengendap dalam
larutan jenuh phenol dalam air
Prosedur:
• Masukan 0,5 mL reagen pandy dalam
tabung reaksi kecil
• Tambahkan 1 tetes LCS
• Liat derajat kekeruhan

Kekeruhan tidak ada/ halus berupa kabut Negatif (-)


Ada kekeruhan Positif (+)
Tidak ada kekeruhan Normal
Test Nonne
Tujuan: untuk mengetahui adanya globulin
dalam LCS
Prinsip: globulin akan mengendap dalam
larutan jenuh ammonium sulfat dalam air
Prosedur:
• Masukan 0,5 mL reagen Nonne kedalam
tabung reaksi
• Tambahkan 0,5 mL LCS dengan cara
mengalirkannya melalui pinggir tabung,
sehingga membentuk 2 lapisan seperti cincin

Kekeruhan tidak ada Negatif (-)


Ada kekeruhan Positif (+)
Tidak ada kekeruhan Normal
2. Protein Kuantitatif, Glukosa,
Klorida
• Lakukan pemeriksaan glukosa,
protein. Dimasukkan 250 uL
sampel LCS ke cup sampel,
kemudian diperiksa kadar glukosa
dan protein pada alat Cobas C 501
• Lakukan pemeriksaan klorida (Cl).
Sisa sampel digunakan untuk
mengukur kadar klorida pada alat
Easylite plus
Interpretasi hasil
Protein total : Dewasa (15-45 mg/dL)
>60 tahun (15-60 mg/dL)
Neonatus (15-100 mg/dL)
Glukosa : 50-80 mg/dL
Klorida : 115-130 mmol/L
NO JENIS PEMERIKSAAN NILAI NORMAL
1. Warna Tidak berwarna

2. Kejernihan Jernih
3. Sedimen Tidak ada
4. Bekuan Tidak ada
5. Jumlah leukosit • Dewasa (0- 5 sel/uL )
• Anak < 1 tahun (0- 30 sel/ uL )
• Anak 1- 4 tahun (0- 20 sel/uL )
• Anak 5- pubertas (0- 10 sel/uL )

6. Limfosit • Dewasa (40- 80 %)


• Neonatus (5- 35 %)
7. Monosit • Dewasa (15-45 %)
• Neonatus (50- 90 %)

8. Neutrofil • Dewasa (0- 6 %)


• Neunatus (0- 8 %)
9. Total protein • Dewasa (15- 45 mg/dL
• >60 tahun (15- 60 mg/dL
• Neonatus (15- 100 mg/dL
10. Glukosa 50- 80 mg/dL
11. Klorida 115- 130 mmol/L
Pemeriksaan Cairan Transudat Eksudat

Metode : makroskopis dan mikroskopis


Bahan : cairan pleural, pericardial atau peritoneal. Bila cairan keruh
atau bercampur darah diberi antikoagulan NaCl 20% (0,01 mL per mL
cairan). Dikerjakan dalam setengah jam setelah diambil. Darah beku
3- 5 mL untuk diperiksa glukosa, protein dan LDH serumnya.
Tujuan : untuk mengetahui dan membedakan antara cairan eksudat
dan transudat
Prinsip : cairan eksudat transudat diperiksa secara makroskopis
(warna, kejernihan, bekuan) dan secara kimia dengan tes rivalta. Yang
dievaluasi dengan ciri khas keduanya, membedakan apakah cairan
tersebut transudat (cairan bukan radang) atau eksudat (yang
disebabkan oleh radang).
Makroskopis
• Warna : kuning muda/
tua, kuning kehijauan,
merah, coklat, putih
kekuningan/ putih
seperti susu
• Kejernihan : jernih,
agak keruh, sangat
keruh
• Bekuan : tidak ada/
ada (halus, berkeping,
kasar)
Mikroskopis 2. Hitung Jenis Sel
• Pasang objek glass pada dudukan klip dan filter
1. Hitung Sel khusus berloban. Pasang sampel camber, kunci
Hitung sel dudukan klip. Pasang pada alat cytospin
• Putar dengan kecepatan 1500 RPM, 10 Menit
dilakukan
• Masukan 250 uL sampel kedalam corong
dengan sysmex chamber
xn 2000. • Putar di alat cytospin dengan kecepatan 1500
analysis rpm, 10 menit
• Sediaan diwarnai dengan pewarnaan wright
dilakukan
selama 15 menit
secara manual. • Ditambahkan buffer 15 menit, dicuci dengan
Jumlah sel, air mengalir dan biarkan kering
%PMN, DAN • Diperiksa dibawah mikroskop pb 10x100 +
imersi oil. Dihitung PMN dan limfositnya
MN %
• Jika sampel keruh diencerkan dahulu dengan
NaCl (1:1) dbuat cytospin
Kimia
• Lakukan pemeriksaan glukosa, protein, LDH.
Dimasukan 250 uL sampel ke cup, kemudian di
periksa di alat Cobas C 501
• Lakukan pemeriksaan glukosa, protein, LDH
serum
Tes Rivalta
• Disiapkan tabung reaksi dan pipet
• Dmasukan 1000 mL air + (2- 3) tetes asam
asetat glasial + (2- 3) sampel
Sediaan Apus Darah Tepi
Sediaan apus darah tepi
adalah pemeriksaan
laboratorium yang dilakukan
untuk melihat jenis-jenis sel
darah putih didalam darah
Tujuan: membantu diagnosis
dan memantau penyakit
terutama penyakit infeksi dan
keganasan
Bahan: darah segar kepiler/
vena tanpa antikoagulan,
whole blood EDTA dengan
batas penyimpanan 18 jam
Alat: objek glass yang bersih
bebas debu/ lemak dan rata,
spreader (penggeser) bisa
menggunakan objek glass atau
deck glass, pipet darah
(mikropipet 10 ul dan tip
kuing)
Prosedur:
• Siapkan objek glass
• Pipet darah EDTA ± 10 uL di
sisi ujung objek glass
• Buat apusan darah, seperti
lidah api
• Ujung rata ada bagian tebal
tipis dengan panjang 2/3
objek glass
Pulasan Wright

Prosedur: Interpretasi hasil:


• Letakkan sediaan diatas rak Basofil 0- 1 %
• Teteskan larutan wright
sampai menutupi sampel, Eosinofil 1- 3 %
biarkan selama 2 menit
• Teteskan buffer pH 6,8 Netrofil Batang 2- 5 %
selama 5-12 menit sampai
menutupi sampel Netrofil 50- 70 %
Segmen
• Cuci dengan air mengalir,
Limfosit 20- 40 %
keringkan
• Dilihat dengan mikroskop Monosit 4- 8
pb 40x atau 100x plus
PASCA ANALITIK

• Pengetikan hasil
• Pencetakan dan pengecekan hasil
Nilai riwayat positif: bila nilai rendah/ tinggi secara berturut dalam 2x24
jam
Nilai kritis: nilai yang sudah melewati ambang batas bawah dan ambang
batas atas nialai kritis jarak pemeriksaan > 2x 24 jam
Hasil invalid: bisa dikarenakan adanya bekuan pada darah, dilakukan
duplo. Trombosit duplo di PLT-F plus WBC
• Revisi hasil
• Input note, berisi informasi tentang pasien atau kondisi sampel
Trombosit bisa tinggi karena post tranfusi trombo, rendah karena ada
bekuan di sampel atau pasien post kemo
Hemoglobin bisa tinggi post tranfusi, tiba tiba rendah karena post kemo,
anemia, pendarahan.
Leukosit bisa rendah karena post kemo

Anda mungkin juga menyukai