Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS

SEDIMEN URINE

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Urinalisa dan Cairan Tubuh

Dosen Pengampu Devi Devi Etiviana Purlinda, S.ST.,M.Si

Program Diploma III Kesehatan Bidang Analis Kesehatan

disusun oleh

Qonita Nur Aini (P1337434119012)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2020
PEMERIKSAAN SEDIMEN URIN

A. Medote
Metode yang digunakan adalah pemeriksaan mikroskopis sedimen urine
B. Tujuan
Untuk mendeteksi dan mengidentifikasi bahan yang tidak larut dalam urin
untuk mengetahui gangguan metabolisme.
C. Prinsip
Melakukan pemusingan dengan kecepatan 2000 Rpm selama 5 menit sehingga
elemen-elemen yang ada di dalam urine terpisah dari supernatannya. Yang kemudian
dilakukan pengamatan di bawah mikroskop dengan perbesaran tertentu untuk melihat
adanya sel-sel, Kristal- Kristal, dan elemen lainnya.
D. Dasar Teori

Urin merupakan keluaran akhir yang dihasilkan ginjal sebagai akibat


kelebihan urine dari penyaringan unsur-unsur plasma (Frandson, 1992). Urine atau
urin merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari
dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan untuk membuang
molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga
homeostasis cairan tubuh. disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju
kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra (Ningsih, 2012). Proses
pembentukan urin di dalam ginjal melalui tiga tahapan yaitu filtrasi (penyaringan),
reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (penambahan) (Budiyanto, 2013).

Pemeriksaan mikroskopik diperlukan untuk mengamati sel dan benda


berbentuk partikel lainnya. Banyak macam unsur mikroskopik dapat ditemukan baik
yang ada kaitannya dengan infeksi (bakteri, virus) maupun yang bukan karena infeksi
misalnya perdarahan, disfungsi endotel dan gagal ginjal.

Metode pemeriksaan mikroskopik sedimen urine lebih dianjurkan untuk


dikerjakan dengan pengecatan Stenheimer-Malbin. Dengan pewarnaan ini, unsur-
unsur mikroskopik yang sukar terlihat pada sediaan natif dapat terlihat jelas.

Pemeriksaan sedimen urin termaksud pemeriksaan urin rutin. Urin yang segar
atau urin yang dikumpulkan dengan pengawet. Yang paling baik adalah urin pekat
yang punya berat jenis 1023 atau lebih tinggi. Urin padat mudah didapatkan jika
memakai urin pagi.
Tes sedimen urin dapat juga dipakai untuk konfirmasi pemeriksaan kimia urin
seperti adanya silinder memastikan adanya albuminaria, adanya eritrosit dalam urin
menandakan uji darah samar positif

Dalam pemeriksaan sedimen yang diperiksa adalah zat sisa metabolisme yang
berupa kristal, granula termasuk juga bakteri. Dengan pemeriksaan sedimen maka
keberadaan suatu benda normal ataupun tidak normal yang terdapat dalam urin kita
akan dapat menunjukkan keadaan organ tubuh. Dalam urin yang ditemukan jumlah
eritrosit jauh diatas angka normal bisa menunjukkan terjadinya perdarahan di saluran
kemih bagian bawah. Begitu juga dengan ditemukannya kristal-kristal abnormal
dapat diprediksi jika seseorang beresiko terkena batu ginjal, karena kristal-kristal
dalam urin merupakan pemicu utama terjadinya endapan kristal dalam saluran kemih
terutama ginjal yang jika dibiarkan berlanjut akan membentuk (Djojodibroto, 2001).

Prosedur :

1. Memindahkan urine dari wadah ke dalam gelas erlenmeyer 300ml lalu


dihomogenkkan
2. Memasukkan urine ke dalam tabung centrifugesebanyak ¾ volume atau 5 – 10 ml
3. Masukkan ke dalam centrifuge dan putar selama 5 -10 menit dengan kecepatan 2000
rpm
4. Menuang cairan bagian atas sehingga volume cairan dan sedimen menjadi kira kira 1
ml. Lalu homogenkan lagi agar sedimen tercampur
5. Meneteskan 1 tetes sedimen di atas objek glass menggunakan pipet tetes atau
mikropipet
6. Tutup dengan deckglass, dan periksa di bawah mikroskop dimulai dari perbesaran 10x
(LPK) dan dilanjut perbesaran 40x (LPB)
7. Mencatat hasil yang dilihat
Interpretasi Hasil:
a. Unsur organik, terdiri dari: sep epitel, eritrosit, leukosit,silinder, spermatozoa,
bakteri,dll. Dan unsur anorganik: bukan berasal dari jaringan
b. Untuk pemeriksaaan dengan LPK tidak usah menyebutkan jumlah secara
numeric tapi cukup menyebutkan dengan:
- Positif : 1- 5
- Banyak : 5- 10
c. Untuk pemeriksaan dengan LPB menyebutkan jumlah numerik, misal :
- Eritrosit : 2 – 4 /LPB
- Leukosit 10 – 15 /LPB
Pembahasan

Pemeriksaan mikroskopik atau pemeriksaan sedimen urine termasuk


pemeriksaan rutin yang ditunjukan untuk mendeteksi kelainan ginjal dan
saluran kemih serta memantau hasil pengobatan, Pemeriksaan mikroskopik
diperlukan untuk mengamati sel dan benda berbentuk partikel lainnya. Urine
yang dipakai untuk pemeriksaan sedimen sebaiknya adalah urine segar.
Apabila spesimen urine harus dilakukan penundaan, maka sebaiknya
ditambahkan dengan pengawet formalin. Pemeriksaan sedimen urine
dilakukan dengan mengendapkan unsur sedimen menggunakan centrifuge.
Endapan kemudian diletakkan diatas kaca objek dan ditutup dengan kaca
penutup kemudian amati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x dan 40x
. Pemeriksaan sedimen dianjurkan menggunakan mikroskop binokuler agar
hasil lebih tepat. Pemeriksaan sedimen dilakukan dengan pengamataan sediaan
mikroskopis menggunakan lensa objektif kecil (10X) yang dinamakan
lapangan pandang kecil (LPK). Selain itu dipakai lensa objektif besar (40X)
yang dinamakan lapangan penglihatan besar (LPB). Sedimen pertama kali
dilihat dengan menggunakan lensa obyektif dengan perbesaran 10x untuk
mengamati elemen atau struktur yang besar, seperti silinder, kristal, dan
mengamati komposisi sedimen secara umum. Gunakan lensa obyektif dengan
perbesaran 40x untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan elemen atau
struktur yang kecil atau sulit terlihat, seperti silinder, sel epitel, leukosit,
eritrosit, dan elemen yang dapat terlihat lainnya. Untuk pemeriksaaan dengan
LPK tidak usah menyebutkan jumlah secara numeric tapi cukup menyebutkan
dengan:
Positif : 1- 5 dan Banyak : 5- 10 . Untuk pemeriksaan dengan LPB
menyebutkan jumlah numerik, misal :Eritrosit : 2 – 4 /LPB dan Leukosit 10 –
15 /LPB.

Lampiran

Hasil yang mungkin ditemukan:


Sel epitel, eritrosit, lekosit, silinder, kristal, jamur, trikomonas, spermatozoa

Dilaporkan Normal + ++ +++ ++++

Eritrosit/LPK 0-3 4-8 8-30 lebih dari 30 penuh

Leukosit/LPK 0-4 5-20 20-50 lebih dari 50 penuh

Silinder/Kristal/LPL 0-1 1-5 5-10 10-30 lebih dari 30

Keterangan :
Khusus untuk kristal Ca-oxallate : + masih dinyatakan normal; ++ dan

+++ sudah dinyatakan abnormal.

Gambar sedimen yang dapat ditemukan dalam urin:

Epitel Silinder hialin

Silinder eritrosit
Ca.Oksalat Ca.
Karbonat

Kristal As.Urat

Simpulan

Dari praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan mikroskopik


diperlukan untuk mengamati sel dan benda berbentuk partikel lainnya. Dalam pemeriksaan
sedimen yang diperiksa adalah zat sisa metabolisme yang berupa kristal, granula termasuk
juga bakteri. Pemeriksaan sedimen dilakukan dengan pengamataan sediaan mikroskopis
menggunakan lensa objektif kecil (10X) yang dinamakan lapangan pandang kecil (LPK).
Selain itu dipakai lensa objektif besar (40X) yang dinamakan lapangan penglihatan besar
(LPB). Interpretasi hasil pemeriksaan sedimen urin terdiri dari unsur-unsur organik maupun
anorganik. Pemeriksaan LPK tidak perlu menyebutkan angka numeric dan pemeriksaan LPB
harus menyebutkan jumlah numeric.

Daftar Pustaka :

https://www.academia.edu/9852687/PEMERIKSAAN_URIN_RUTIN?auto=download

Modul Praktikum Urinalisa & Cairan Tubuh Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
Kemenkes Semarang
Semarang, 20 Agustus 2020

Dosen Pengampu Mahasiswa

Devi Etiviana Purlinda, S.ST.,M.Si Qonita Nur Aini

Anda mungkin juga menyukai