Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HAMBATAN SOCIAL DISTANCING CEGAH COVID-19


Makalah ini disusun untuk memenuhi ujian praktikum mata kuliah
Ilmu Sosial Budaya Dasar
Dosen pengampu Ichsan Hadipranoto, M.KKK
Program Diploma III Teknologi Laboratorium Medik

disusun oleh
Qonita Nur Aini (P1337434119012)
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN 2019
Jl.Wolter Monginsidi No.155 Pedurungan Tengah, Kec. Pedurungan, Kota Semarang,
Jawa Tengah. Kode Pos 50192
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah dengan
judul “Hambatan Social Distancing Cegah Covid 19”. Makalah ini disusun
untuk memenuhi ujian praktikum mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar Prodi
DIII Analis Kesehatan

Penulis menyampaikan terima kasih atas segala bantuan, sehingga dapat


tersusun makalah ini. Penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih
kepada:

1. Bapak Marsum, BE, S.Pd., MHP selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Kementerian Kesehatan Semarang.
2. Bapak Teguh Budihardjo, STP, M.Si. selaku Kepala Jurusan Analis Kesehatan.
3. Ibu Surati, ST, M.Si., Med. Selaku Ketua Program Studi DIII Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang.
4. Dosen pengampu Bapak Ichsan Hadipranoto, M.KKK atas tugas yang diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
5. Bapak, Ibu dan Saudara – saudara kami yang selalu memberi motivasi dan
semangat.
6. Teman – teman yang membantu terselesaikannya makalah ini yang tidak mungkin
disebutkan satu persatu.

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan


dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah di masa
mendatang.

Malang, 14 Mei 2020

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

Daftar Isi....................................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................2

C. Tujuan........................................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN........................................................................................................................3

A. Pengertian HbA1c......................................................................................................3

B. Prinsip HbA1c...........................................................................................................3

C. Pengertian Diabetes Mellitus.....................................................................................3

D. Metode Pemeriksaan HbA1c.....................................................................................4

E. Hubungan HbA1c dengan Glukosa...........................................................................5

F. Kelebihan dan Kekurangan HbA1c...........................................................................7

BAB III.......................................................................................................................................8

PENUTUP..................................................................................................................................8

A. Kesimpulan................................................................................................................8

B. Saran..........................................................................................................................8

Daftar Pustaka............................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-


CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi
virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan
pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang


lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang
menular ke manusia. Walaupun lebih banyak menyerang lansia, virus ini
sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang
dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.

Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019)


dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019.
Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir
semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.

Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk


memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di
Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem


pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan
ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan
berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).

Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk


dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East Respiratory
Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama,
yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan
MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus
Corona atau COVID-19. Beberapa negara di dunia sudah menerapkan kebijakan
guna mengurangi penyebaran virus corona. Setidaknya sudah 10 negara yang
melakukan lockdown alias mengisolasi wilayahnya, sehingga masyarakat juga
diharuskan karantina diri. Di Indonesia, meski belum sampai tahap lockdown ,
pemerintah sudah menghimbau masyarakat untuk melakukan social distancing
atau berkegiatan dari jarak jauh. Tak luput, keluar juga anjuran untuk kerja dari
rumah dan belajar dari rumah.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud Social Distancing?


2. Mengapa masih banyak masyarakat yang kurang sadar akan penerapan social
distancing?
3. Faktor apa saja yang mengakibatkan kurang sadarnya akan penerapan social
distancing?
4. Dampak dari penerapan social distancing?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud social distancing


2. Untuk mengetahui mengapa masyarakat masih banyak yang tidak
menerapkan social distancing
3. Untuk mengetahui factor kurangnya kesadaran social distancing dan dampak
dari social distancing
BAB II

PEMBAHASAN

A. Social Distancing
Di indonesia, social distancing diatur dalam Undang-undang (UU) Nomor
6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, pasal 59 dan 60. Peraturan itu
menjelaskan perbedaan lockdown dan social distancing.
Menurut UU, lockdown atau karantina wilayah adalah pembatasan penduduk
dalam suatu wilayah termasuk wilayah pintu masuk beserta isinya yang diduga
terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah
kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi.
Pasal 59 ayat 3 dalam peraturan yang sama menjelaskan bahwa pembatasan
social antara lain dilakukan dalam bentuk meliburkan sekolah dan tempat kerja,
pembatasan kegiatan keagamaan, dan pembatasan kegiata di tempat atau fasilitas
umum.
Sementara itu, social distancing adalah membatasi kegiatan social orang
untuk menjauh dari keramaian. Sedehananya, masyarakat harus menjauh dari
kerumunan. Melansir dari Nytimes, social distancing artinya mengurangi kontak
dengan banyak orang dan menjaga jarak setidaknya 1 meter. Menghindari
transportasi public, mengurangi perjalanan-perjalanan yang tidak perlu, bekerja
dari rumah dan hindari kumpul-kumpul.

B. Factor Lemahnya Kesadaran Melakukan Social Distancing

Himbauan pemerintah ini belum sepenuhnya dipatuhi oleh seluruh


lapisan masyarakat di Indonesia, tentu banyak faktor yang menjadi penyebabnya,
diantaranya karena faktor kurang tegasnya pemerintah dalam menerapkan aturan
ini, lemahnya tingkat kesadaran masyarakat akan bahaya wabah ini, atau faktor
ekonomi yang menyebabkan mereka harus terus menjaga produktivitas demi
keberlangsungan hidup mereka.

Dampak yang paling nyata dari tindakan mengabaikan himbauan social


distancing yaitu dari hari ke hari jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia
terus bertambah mengingat tingkat penularan virus jenis baru ini sangat tinggi,
tercatat hari ini 26 Maret 2020, berdasarkan laporan Juru Bicara Pemerintah
Untuk Percepatan Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam siaran pers
nya sore ini melaporkan bahwa kasus positif Covid-19 bertambah kurang lebih
103 menjadi 893 kasus, jumlah meninggal 79 dan jumlah sembuh 35 orang.

Mengutip pernyataan WHO melalui laman facebook BBC News


Indonesia, penyebaran virus Corona bisa dibendung dengan peraturan tegas dari
pemerintah masing-masing Negara. Sudahkah pemerintah kita tegas terhadap
aturan social distancing demi membendung penyebaran virus corona? Untuk
menjawab pertanyaan diatas, atas dasar instruksi Presiden RI Joko Widodo untuk
menerapkan social distancing, Kapolri mengeluarkan maklumat kepatuhan
terhadap kebijakan pemerintah dalam penanganan penyebaran Covid-19,
maklumat tersebut dikeluarkan 19 Maret 2020 dengan nomor Maklumat Kapolri
Mak/2/III/2020.

Namun demikian, apakah maklumat tersebut betul-betul dipatuhi dan


dilaksanakan di akar rumput? Untuk wilayah zona merah atau banyak terdapat
kasus positif Covid-19 bisa jadi angka kepatuhan relatif tinggi, tetapi kalau kita
lihat realita di masyarakat akar rumput terutama di daerah, masih saja terjadi
pelanggaran terhadap maklumat Kapolri tersebut, tercatat sampai hari ini saja di
sekitar wilayah kami aktivitas pasar masih ramai seperti biasa, acara resepsi
hajatan yang mengundang kerumunan massa juga masih diselenggarakan.

Wabah corona ini akan terus menjadi teror untuk kita semua dan bisa
menjadi bom waktu kalau kesadaran kita untuk patuh terhadap social distancing
lemah, korban sudah semakin banyak dan akan terus bertambah bahkan sangat
mungkin mencapai ribuan, untuk Covid-19 angka ratusan dapat dengan mudah
menjadi ribuan mengingat tingkat penularannya yang tinggi.

C. Hambatan Social Distancing dalam Sosio-kultural Indonesia


Kebijakan social distancing kelihatannya belum sepenuhnya dipahami
secara baik oleh masyarakat sebagai strategi pencegahan penyebaran Covid-19.
Karena, sekalipun Covid-19 sangat meresahkan masyarakat terkait dengan
kesehatan dan keselamatan diri, namun ikatan relasi sosial masih lebih kuat
dalam perspektif masyarakat. Peran dari perspektif interaksionis simbolik
dalam social distancing dapat dilihat pada perilaku masyarakat, di mana
penggunaan istilah social distancing menjadi dilema dalam penerapannya.
Pertama, masyarakat kesulitan menjalankan social distancing karena
kebiasaan dalam kebersamaan, kerja sama, solidaritas, dan sejenisnya sebagai
bentuk dari interaksi sosial. Kedua, bagi masyarakat awam beranggapan social
distancing hanya sebatas menjaga jarak, terlihat pada saat ketika berada di area
publik seperti ketika melakukan antrian di anjungan tunai mandiri (ATM).
Meskipun, kondisi seperti ini masih menjadi masalah pribadi karena
masih ada orang yang tidak mudah untuk melakukannya. Dengan kata lain,
terlihat dengan sangat jelas ada persoalan yang sementara dihadapi oleh
masyarakat terkait dengan social distancing. Tidak bisa kita mungkiri bahwa
akibat dari social distancing, masyarakat harus melakukan aktivitas di tempat
tinggal masing-masing. Sementara, sebelumnya mereka melakukan aktivitas
dengan banyak orang secara bersama-sama. Kebijakan social distancing di dunia
kerja yang sebelumnya terjadi secara on site diganti dengan online dan saat ini
mulai menimbulkan kejenuhan bekerja di rumah.
Kebijakan social distancing perlu disosialisasikan secara terus-menerus
agar masyarakat memahami secara benar tentang kegunaan kebijakan social
distancing bagi kesehatan bersama masyarakat sebagai hasil dari ikatan relasi
sosial yang sangat kuat. Relasi sosial tidak hanya berbentuk kontak langsung
semata, tetapi juga bagaimana kehidupan sosial masyarakat berjalan secara
stabil. Jelasnya, kelemahan memahami social distancing pada wilayah publik,
perlu diatasi dengan memperjelas fungsi social distancing yang sangat
diperlukan dalam menangani wabah Covid-19.
Dengan demikian, penanggulangan wabah Covid-19 memerlukan
pendekatan kultural, dan karenanya peranan para tokoh dan pihak-pihak yang
memegang kekuatan kultural dalam masyarakat sangat vital. Perlu melibatkan
pemerintah desa seperti RT, RW, dan kelurahan, selain Kepolisian dan TNI
dalam hal pengawasan terhadap masyarakatnya. Di sisi lain, faktor ekonomi juga
merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan, kekhawatiran kehilangan
pekerjaan. Hal itu dapat dimengerti karena sampai sejauh ini masih banyak dunia
usaha yang belum secara tegas menyatakan keberpihakannya terhadap kebijakan
work from home (WFH) dengan berbagai alasan. Ditambah lagi kenyataan
bahwa ada anggota masyarakat yang memang harus keluar rumah karena hanya
dengan cara keluar rumah kelangsungan hidup keluarganya dapat dipertahankan.
Para sopir ojek online dan pekerja sektor informal adalah kelompok yang
berhadapan dengan pilihan-pilihan sulit saat ini.
Tidak ada pilihan lain, mengatasi wabah Covid-19 memerlukana sinergi
semua pihak, kesadaran dan pengorbanan semua pihak, tidak hanya pemerintah,
tetapi juga dunia usaha, dunia pendidikan, dan masyarakat. Kepekaan sosial
terhadap sesama merupakan kekuatan yang seharusnya menjadi ujung tombak
dalam mengatasi permasalahan ini.

D. Pentingnya Penerapan Social Distancing

Dalam upaya menangani wabah virus Corona yang semakin meluas,


pemerintah menganjurkan masyarakat untuk menerapkan social distancing atau
pembatasan sosial. Mari kenali apa itu social distancing dan cara melakukannya.
Penyakit COVID-19 yang disebabkan coronavirus jenis baru semakin menjadi-
jadi. Menurut data terakhir yang dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, pada hari Rabu, 29 April 2020 tercatat sedikitnya
9.771 orang yang positif terinfeksi virus Corona di Indonesia. Ada 1.391 pasien
yang berhasil sembuh, namun 784 di antaranya tak terselamatkan. Hal ini
menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang terjangkit virus Corona
dengan persentase kematian tertinggi.

Memburuknya wabah virus Corona mengharuskan pemerintah mengambil


sikap. Baru-baru ini, presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menyarankan
setiap individu untuk menerapkan social distancing guna menghadapi pandemi
COVID-19. Ketika menerapkan social distancing, seseorang tidak diperkenankan
untuk berjabat tangan serta menjaga jarak setidaknya 1 meter saat berinteraksi
dengan orang lain, terutama dengan orang yang sedang sakit atau berisiko tinggi
menderita COVID-19.

Selain itu, ada beberapa contoh penerapan social distancing yang umum


dilakukan, yaitu: Bekerja dari rumah (work from home); Belajar di rumah
secara online bagi siswa sekolah dan mahasiswa; Menunda pertemuan atau acara
yang dihadiri orang banyak, seperti konferensi, seminar, dan rapat, atau
melakukannya secara online lewat konferensi video atau teleconference; Tidak
mengunjungi orang yang sedang sakit, melainkan cukup melalui telepon
atau video call

E. Persiapan melakukan Social Distancing

Ada beberapa hal yang perlu Anda persiapkan sebelum menjalani social


distancing atau pembatasan sosial, yaitu:

1. Merencanakan kegiatan
Anda mungkin sudah terbiasa beraktivitas, misalnya belanja, tanpa perlu
khawatir ramai atau tidaknya tempat yang Anda kunjungi. Namun, di masa
pembatasan sosial ini, hal tersebut harus direncanakan ulang. Pasalnya,
berkunjung ke tempat ramai akan meningkatkan risiko Anda terjangkit virus
Corona. Jika Anda memang harus datang ke tempat umum, pilihlah waktu
berkunjung di luar jam sibuk. Misalnya, ketika Anda ingin membeli kebutuhan
rumah di pusat perbelanjaan, datanglah di siang hari pada hari biasa dan bukan di
akhir pekan.
2. Menyediakan obat-obatan yang diperlukan

Jika Anda menderita penyakit tertentu dan sedang menjalani pengobatan,


pastikan Anda memiliki persediaan obat yang biasa Anda gunakan.

Bila perlu, pasok obat-obatan lain juga, misalnya paracetamol untuk


meredakan nyeri dan demam. Hal ini perlu dilakukan agar Anda tidak perlu pergi
ke rumah sakit atau ke apotek jika obat tersebut habis.

3. Memenuhi kebutuhan harian

Persiapkan stok makanan, sabun, disinfektan, dan kebutuhan sehari-hari


lainnya dalam jumlah yang secukupnya. Hindari punic buying atau membeli
barang secara berlebihan. Jika Anda dan anggota keluarga Anda sehat, tidak
perlu menyiapkan stok masker.
Saat membeli makanan, pilih dan konsumsilah makanan bergizi
seimbang yang dapat memperkuat daya tahan tubuh, seperti buah-buahan dan
sayuran, kemudian simpan makanan yang sudah Anda beli di dalam wadah yang
bersih dan letakkan di kulkas.

4. Mempersiapkan akses internet

Jika Anda harus belajar atau bekerja dari rumah, akses internet tentu
merupakan hal penting yang perlu Anda persiapkan. Agar proses belajar atau
bekerja tetap lancar, sediakanlah Wi-Fi atau kuota internet yang cukup dan
memiliki kecepatan yang stabil.

Selain untuk membantu Anda belajar atau bekerja, internet juga bisa
Anda manfaatkan untuk mencari informasi terbaru perihal situasi wabah virus
Corona atau menjalankan aplikasi online untuk keperluan sehari-hari.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

B.Saran
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/virus-corona, diakses pukul 08.14

https://id.theasianparent.com/infeksi-rotavirus

https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/30/142329065/social-distancing-dan-hambatannya-
dalam-sosio-kultural-indonesia?page=all

https://www.kompasiana.com/rori74957/5e7c713fd541df7d3b430d22/lemahnya-kesadaran-akar-
rumput-melakukan-social-distancing

Anda mungkin juga menyukai