Anda di halaman 1dari 3

Laporan Praktikum Uji Enzimatis Pengaruh pH

Kelompok : 4, 5, dan 6
Anggota :

a. Dasar Teori
Enzim adalah  biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.[1]
[2] Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul
lain yang disebut produk. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat
berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme.
Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan
senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi
aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia
dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama
Struktur ion enzim tergantung pada pH lingkungannya. Enzim dapat berbentuk
ion positif, ion negative atau ion bermuatan ganda (zwitter ion). Perubahan pH
lingkungannya akan berpengaruh terhadap efektivitas bagian aktif enzim dalam
membentuk kompleks enzim substrat. pH rendah atau pH tinggi dapat pula menyebabkan
terjadinya proses denaturais dan ini akan mengakibatkan menurunnya aktivitas enzim
Sumber enzim dapat diperoleh dari tanaman, hewan dan mikroorganisme. Salah
satu enzim pemecah pati adalah enzim α-amilase (α-1,4-glukan-
glukanodidrolase;EC.3.2.1.1). aktivitas enzim α-amilase akan bekerja optimal pada
kisaran pH 4,8-8,5.
b. Tujuan
Menjelaskan pengaruh pH terhadap aktifitas enzim. Menjelaskan pH optimum
untuk menghasilkan aktivitas enzim tertinggi dan pH yang menyebabkan menurunnya
aktivitas enzim.
c. Prinsip
Enzim bekerja pada kisaran pH tertentu dan umumnya tergantung pada pH
lingkungannya. Enzim menunjukkan aktivitas maksimal pada pH optimum, umumnya pH
6-8. Jika pH rendah atau tinggi, maka dapat menyebabkan enzim mengalami denaturasi,
sehingga menurunkan aktivitasnya
Terjadinya penurunan aktivitas enzim dilihat dari hasil hidrolisis substrat yang
dikatalis. Misalnya, amilum terhidrolisis menjadi maltose atau glukosa. Hasil hidrolisis
dapat dibuktikan dengan uji benedict. Bila positif, berarti amilum terhidrolisis, sehingga
dapat diasumsikan enzim memiliki aktivitas tinggi. Sebaliknya bila hasilnya negative,
berarti amilum tidak mengalami hirolisis karena enzim tidak aktif atau mengalami
penurunan aktivitas.
d. Alat dan Bahan
No Alat Bahan
.
1. Waterbath Kecambah Kacang Hijau
2. Spektrofotometer Buffer Asetat
3. Pipet Larutan Pati 1%
4. Timbangan I2 dalam KI
5. Tabung Reaksi Aquadest
6. Vortex
7. Beaker Glass
8. Mortar Pastel
9. Stopwatch

e. Prosedur
1) Kecambah dihaluskan dengan mortar
2) Ditimbang dalam beaker glass sebanyak 15 g
3) Tambahkan 30 ml buffer asetat 0,2 M pH 5
4) Campuran tersebut disaring dan filtrat yang dihasilkan ditampung
5) Siapkan 5 tabung kosong, tambahkan masing-masing 2ml larutan pati
 Tabung a 1 ml aquadest
 Tabung b 1 ml buffer pH 3
 Tabung c 1 ml buffer pH 5
 Tabung d 1 ml buffer pH 7
 Tabung e 1 ml buffer pH 9

6) Kelima tabung tersebut di vortex


7) Kemudian di inkubasi dalam waterbath selama 2 menit suhu 38˚C
8) Siapkan 5 tabung reaksi, masukkan 2 ml larutan enzim (ekstrak kecambah) ke
masing-masing tabung, lalu divortex
9) Inkubasi selama 10 menit
10) Tambahkan 0,5 ml I2 dalam KI ke masing-masing tabung (homogenkan)
11) Diukur OD (Optical Density) pada Panjang gelombang 620nm. Hasilnya catat

f. Data percobaan

No. Perlakuan Suhu Nilai Absorbansi


1. aquadest 0,9476
2. pH 3 0,6795
3. pH 5 1,2377
4. pH 7 1,6794
5. pH 9 0,9885

Anda mungkin juga menyukai