BIOKIMIA
DISUSUN OLEH :
ABDUL RASYID
P07134121050
2021/2022
I. Judul Praktikum
Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim
II. Hari, Tanggal Praktikum
Selasa, 08 Februari 2022
III. Dasar Teori
Enzim adalah zat yang bertindak sebagai katalis untuk reaksi biologis. Seperti
semua katalis, enzim tidak mempengaruhi keseimbangan reaksi. Enzim hanya
bertindak untuk menurunkan energi aktivasi, sehingga membuat reaksi berlangsung
lebih cepat. Enzim dapat meningkatkan kecepatan reaksi metabolisme secara
signifikan, sebagai contoh enzim glikosidase dapat meningkatkan reaksi hidolisis
polisakarida. Enzim amilase ditemukan di saluran pencernaan manusia hanya
mengkatalis hidrolisis pati untuk menghasilkan glukosa, selulosa dan polisakarida
lainnya tak tersentuh oleh amilase. Enzim yang berbeda memiliki kekhususan yang
berbeda. Enzim diklasifikasikan ke dalam enam kategori tergantung pada jenis
reaksi yang dikatalis.
Enzim bekerja pada kisaran pH tertentu. Jika dilakukan aktivitas enzim
pada beberapa macam pH yang berlainan, sebagian besar enzim di dalam
tubuh akan menunjukkan aktivita maksimum antara pH 5 sampai pH 9.
Kecepatan reaksi enzimatik mencapai puncaknya pada pH optimum. Ada
enzim yang mempunyai pH optimum yang sangat rendah, seperti pepsin,
yang mempunyai pH optimum 2. Pada pH yang jauh di luar pH optimum,
enzim akan terdenaturasi. Selain itu pada keadaan ini baik enzim maupun
substrat dapat mengalami perubahan muatan listrik yang mengakibatkan
enzim tidak dapat berikatan dengan substrat. (Hafiz Soewoto, 2000). Menurut
Murray dkk (2009), sebagian besar enzim intraseluler bekerja optimal pada
pH antara 5-9.
Saliva atau air liur adalah cairan yang diekskresikan oleh kelenjar ludah
(glandula salivales). Saliva terdiri dari 99 % air dan selebihnya adalah
komponen molekul organik dan molekul anorganik. Komponen anorganik
saliva terutama adalah elektrolit dalam bentuk ion, antara lain: Na+ , K+ ,
Ca2+, Mg2+, Cl- , HCO3 - dan fosfat. Na+ dan K+ mempunyai konsentrasi
tertinggi di dalam saliva. Ion Clmerupakan komponen penting untuk aktivitas
enzim amilase dan tersusun oleh komponen utama yaitu protein.
IV. Dasar Pengujian
Enzim bekerja pada kisaran pH tertentu dan menunjukkan kerja
maksimum pada pH optimum. Di luar pH optimum aktivitas enzim dapat
terganggu. Menentukan aktivitas enzim amilase (saliva) pada berbagai pH
tertentu dengan penambahan iodium sebagai indicator yang berguna untuk
menghentikan reaksi.
V. Reaksi
X. Hasil Uji
Hasil Gambar
pH
0.4
0.3
0.2
0.1
0
pH 1 pH 3 pH 5 pH 7 pH 9 pH 11
-0.1
-0.2
-0.3
XI. Pembahasan
Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pH terhadap aktivitas
enzim amilase sekaligus menentukan pH optimumnya. Dalam percobaan,
enzim diperoleh dari saliva sedangkan yang bertindak sebagai substrat
adalah amilum. 12 tabung reaksi yang telah disediakan diisi dengan larutan
buffer dengan pH masing – masing 1,3,5,7,9, dan 11. Pemberian beberapa
buffer yang berbeda bertujuan untuk mengetahui pH optimum dari enzim
amilase sehingga dapat bekerja dengan baik.
Selanjutnya ke dalam tabung – tabung reaksi ini ditambahkan larutan
iodin sebagai indicator yang akan bereaksi dengan amilum membentuk
kompleks biru yang ditandai dengan perubahan warna dari bening menjadi
biru.
Menurut Murray dkk (2009), sebagian besar enzim intraseluler bekerja
pada pH antara 5-9, yang dalam hal ini enzim amilase bekerja optimal pada
pH 7, dengan demikian hasil pengamatan telah sesuai dengan teori.
XII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. pH dapat mempengaruhi kecepatan aktivitas enzim. Enzim bekerja
optimal pada pH optimumnya. Penurunan aktivitas enzim terjadi ketika pH
enzim di luar pH optimumnya. Enzim dapat terdenaturasi pada kondisi pH
asam atau pH basa yang kuat.
2. Setiap enzim memiliki pH optimumnya masing-masing dimana pH
tersebut struktur tiga dimensinya paling kondusif dalam mengikat substrat.
3. Enzim amilase bekerja optimum pada pH 5 dan 7.
XIII. Referensi
XIV. Bahrun. 2016. Pengaruh pH dan Temperatur Terhadap Aktivitas Enzim
Amilase. Laporan Praktikum Biokimia, F
Rahayu, Muji, 2022. Panduan Praktikum Biokimia. Yogyakarta: Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta.