Anda di halaman 1dari 7

Nama: STEVIE ROHMAN

KELAS: XII MIA

BIOLOGI

Lihat praktikum Enzim Katalase

Jawab pertanyaan di bawah ini

1. Apa fungsi H2 O2, pada praktikum ini

2. Reaksi apakah yang terjadi setelah Ekstrak hati ayam dicampur dengan H2 O2( Peroksida)

Tuliskan reaksinya

3. kenapa Bara Api menyala setelah di masukkan dalam tabung reaksi

4. Gas Apa yang dihasilkan, ketika balon mengembang

5. Tuliskan Laporan praktikum, lengkap ( Ms. Word)

I. Judul percobaan

II. Hari dan Tanggal percobaan

III. Dasar Teori

IV. Alat dan Bahan

V. Cara kerja

VI. Data hasil percobaan / pengamatan

VII. Pembahasan

VIII. Kesimpulan

JAWAB

NAMA: STEVIE ROHMAN

KELAS:XII MIA
JAWAB

1                    JUDUL PRAKTIKUM     : Peran enzim katalase pada ekstrak hati

ayam.

2.                 TUJUAN PRAKTIKUM :
·      Menyelidiki peran enzim katalase.
·      Menyelidiki faktor-faktor yang memengaruhi kerja enzim.
·      Mengetahui serta memahami reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada
pengujian enzim katalase.

3              WAKTU PELAKSANAAN
·      Hari , tanggal             : Senin , 16 September 2013
·      Tempat                        : Laboratorium Biologi SMAN 1 Bojonegoro.
·      Waktu                          : 15.00 – 16.15 WIB

4              DASAR TEORI
1. Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme. Dalam sel
enzim ini diproduksi oleh organel badan mikro peroksisok. Kegunaan enzim
katalase adalah menguraikan Hidrogen Peroksida (H2O2), merupakan senyawa
racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan makanan.
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia bila H2O2 ditemukan oleh Louis
Jacquea Thenard pada tahun 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik
yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh.
Senyawa peroksida harus segera diuraikan menjadi air (H2O) dan oksigen
(O2) yang tidak berbahaya. Enzim katalase mempercepat reaksi penguraian
peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan Oksigen (O2). Penguraian peroksia
ditandai dengan timbulnya gelembung.
Bentuk reaksi kimianya adalah:

H2O à H2O + O2

Enzim tertentu dapat bekerja secara optimal pada kondisi tertentu pula.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah sebagai berikut:
a.      Suhu
Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Protein akan
mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas).
b.      Derajat keasaman (pH)
Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat
kuat. Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang
sedikit sempit (ph= ± 7). Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH
menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat.
c.       Konsentrasi enzim, substrat, dan kofaktor
Jika pH dan suhu suatu sustem enzim dalam keadaan konstan serta jumlah
substrat berlebihan, maka laju reaksi sebanding dengan jumlah enzim yang ada.
Jika pH, suhu dan konsentrasi enzim dalam keadaan konstan, maka reaksi awal
hingga batas tertentu sebanding dengan substrat yang ada. Jika enzim
memerlukan suatu koenzim atau ion kofaktor, maka konsentrasi substrat dapat
menentukan laju reaksi.
d.      Inhibitor  enzim
Kerja enzim dapat dihambat, baik bersifat sementara maupun tetap oleh
inhibitor berupa zat kimia tertentu. Pada konsentrasi substrat yang rendah akan
terlihat dampak inhibitor terhadap laju reaksi.

2. Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam


rongga perutsebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya,
hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu
fungsi ginjaldengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat  racun dan
menghasilkan amonia, urea, Dan  asamurat  dengan
memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh
hati disebut proses detoksifikasi.Lobus hati terbentuk dari sel parenkimal dan sel
non-parenkimal. Sel parenkimal pada hati disebut hepatosit, menempati sekitar
80% volume hati dan melakukan berbagai fungsi utama hati. 40% sel hati terdapat
pada lobus sinusoidal. Hepatosit merupakan sel endodermal yang terstimulasi
oleh jaringanmesenkimal secara terus-menerus pada saat embrio hingga
berkembang menjadi sel parenkimal. Selama masa tersebut, terjadi
peningkatan transkripsi mRNA albuminsebagai stimulan proliferasi dan
diferensiasi sel endodermal menjadi hepatosit.

V.                  VARIABEL  
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, dapat diklasifikasin beberapa
variabel,yaitu:
o   Varaibel Bebas            : Jenis larutan, banyaknya jumlah larutan yang

ditambahkan ke dalam tabung reaksi

o   Variabel Terikat          : Banyaknya gelembung yang dihasilkan (keadaan

gelembung) dan keadaan bara api

o   Variabel Kontrol          : penambahan H2O2 pada setiap tabung reaksi


                                                                                                                   
6.                ALAT DAN BAHAN
1. Alat 
-          Tabung reaksi
-          Pipet ukur
-          Tabung ukur
-          Gelas kimia
-          Satu set alat penumbuk
-          Korek api kaki tiga
-          Tissue  
-          Lampu spiritus
-          Penjepit tabung
-          Lidi 
2. Bahan 
-          Hati ayam
-          Larutan H2O2
-          Larutan HCl
-          Larutan KOH
-          Akuades 
-           
7.           CARA KERJA
1.      Buatlah potongan hati ayam dengan ukuran 1 cm x 0,5 cm x 0,5 cm.
2.      Haluskan tiap-tiap potongan hati ayam dengan alat penumbuk.
3.      Siapkan lima tabung reaksi dan berilah label A, B, C, D, dan E.
4.      Siapkan 2 ml ekstrak hati, masukkan ke dalam masing-masing tabung.
Tambahkan 2 ml larutan H2O2 kedalam lima tabung reaksi tersebut.
5.      Selanjutnya,pada tabung A, D, E ditambahkan dengan 2 ml larutan H2O2.
Tutup mulut tabung menggunakan tissue dan amati berubahanya yang terjadi .
6.      Pada tabung B ditambahkan dengan 2 ml larutan HCl pekat. Tutup mulut
tabung menggunakan tissue dan amati berubahanya yang terjadi.
7.      Pada tabung C ditambahkan dengan 2 ml larutan KOH. Tutup mulut
tabung menggunakan tissue dan amati berubahanya yang terjadi.
8.      Nyalakan api pada lampu spirtus dan bakar lidi hingga muncul bara api.
9.      Sesudah bara api siap, buka perlahan-lahan tabung reaksi A dan letakkan
bara api ke dalam mulut tabung reaksi. Lakukan hal yang sama tabung reaksi
B, dan C. Lalu amati perubahan pada masing-masing tabungnya.
10.  Panaskan air hingga setengah mendidih, rendamlah tabung E selama 1
menit. Siapkan bara api, buka penutup tabung dan masukkan bara api
kedalam mulut tabung, amati perubahan yang terjadi.
11.  Pada tabung D, rendamlah dalam air es selama 1 menit. Siapkan bara api,
buka penutup dan masukkan bara api ke dalam mulut tabung. Amati
perubahan yang terjadi.
12.  Amati pembentukan gelembung pada tabung dan keadaan bara api pada
kelima tabung tersebut.
13.  Catat perubahan yang terjadi dalam tabel.
8.         HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A.            HASIL PENGAMATAN
Tabung  Larutan dalam tabung Gelembung  Bara api
A Katalase +  H2O2 +++ ++++
B Katalase +  H2O2 +HCl + +
C Katalase +  H2O2 + KOH ++ ++
D Katalase +  H2O2 di dinginkan ++ 
E Katalase +  H2O2 di panaskan ++ ++

B.                 PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim
mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu. Sepertihalnya enzim
katalase yang hanya dihasilkan oleh organel peroksisom. Enzim ini berfungsi menguraikan
H2O2 menjadi H2O dan O2 dengan reaksi sebagai berikut :
2H2O2     katalase  2H2O + O2

api H2O yang dihasilkan dari reaksi berupa uap air. Sedangkan variable terikat percobaan
ini adalah banyaknya gelembung dan nyala api. Gelembung-gelembung udara yang dihasilkan
saat reaksi penetesan H2O2 adalah bentuk dari O2. O2 diperlukan untuk reaksi pembakaran,
bara api dari lidi digunakan untuk menguji campuran yang terbentuk dari masing-masing
perlakuan. Nyala api akan terlihat saat bara api bereaksi dengan O2. Besar kecilnya nyala dapat
menjadi indikasi kadar O2  yang dihasilkan dalam proses katalisis.

 Perlakuan A (Hati + H2O2)

Pada perlakuan ini, tercatat gelembung dan nyala api yang dihasilkan adalah yang paling
banyak dari semua perlakuan. Terbentuknya gelembung membuktikan adanya kandungan
enzim katalase dalam organ hati. Hal ini disebabkan karena hati yang masih segar memiliki pH
netral dan suhu optimum sehingga  enzim katalase di dalamnya aktif. Tidak ada inhibitor yang
mengganggu kerja enzim untuk mengkatalisis H2O2 dan menghasilkan produk (H2O + O2) yang
maksimal.

 Perlakuan B (Hati+ HCl +H2O2)


Pada perlakuan ini, tercatat gelembung yang dihasilkan sedikit dan nyala api (redup hampir
mati).   Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase dalam hati tidak dapat bekerja pada
kondisi ini (asam) aktivasi enzim menurun atau hilang (terjadi kerusakan enzim). Penambahan
HCl (pH<7) yang bersifat asam merubah kondisi di sekitar molekul menjadi kondisi asam yang
dapat menonaktifkan sisi aktif enzim sehingga menghalangi substrat untuk berikatan dengan
enzim.

 Perlakuan C (Hati+ KOH +H2O2)

Pada perlakuan ini, tercatat gelembung yang dihasilkan sedikit dan menghasilkan
sedikit  nyala api. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase dalam hati bekerja tetapi
tidak normal , karena pada  H2O2 tidak diubah menjadi air dan oksigen .
Hal tersebut disebabkan karena terjadinya rusaknya sisi aktif enzim yang menyebabkan enzim
tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya sehingga aktivasi enzim menurun atau hilang.
Denaturasi enzim perlakuan ini disebabkan oleh penambahan KOH yang bersifat basa dapat
merubah kondisi di sekitar molekul menjadi kondisi basa (pH>7). Sedangkan enzim katalase
aktif pada pH netral (pH=7).

 Perlakuan D (Hati beku + H2O2)

Pada perlakuan ini, tercatat gelembung yang dihasilkan sedang karena suhu hati beku
(>0oC) kurang dari suhu optimum yang diperlukan untuk kerja enzim katalase (±30oC).
Penurunan suhu membuat protein enzim mengalami kondisi nonaktif. Sehingga H2O2tidak
dapat dikatalisis dengan sempurna. Dalam percobaaan juga terlihat adannya nyala api yang
sedang, ini disebabkan karena gelembung yang terbentuk juga sedang dan tidak mencukupi
untuk melangsungkan reaksi pembakaran (nyala api)secara sempurna .

 Perlakuan E (Hati rebus + H2O2) dan 

Pada perlakuan ini, tercatat gelembung yang dihasilkan sedang  karena suhu air mendidih
(100oC)  melebihi suhu optimum yang diperlukan untuk kerja enzim katalase (±30oC).
Peningkatan suhu membuat protein enzim mengalami denaturasi karena putusnya ikatan
hidrogen, ikatan ionik, dan ikatan penstabilnya, rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang
menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya sehingga aktivasi enzim
menurun atau hilang.  Sehingga H2O2 tidak dapat dikatalisis dengan sempurna. Dalam
percobaaan terlihat adannya nyala api yang sedang, hal ini disebabkan karena gelembung yang
terbentuk hanya sedang dan tidak mencukupi untuk melangsungkan reaksi pembakaran (nyala
api) secara besar (sempurna).

Anda mungkin juga menyukai