Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 2

Anasfauzan Dwi Asyifa Ilmi Amalia

Muh. Afriady Istiazah Sakinah Sekar Ayu

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Enzim

Tujuan
1. Mengidentifikasi pengaruh pH terhadap cara kerja enzim katalase yang terdapat di
ekstrak hati.
2. Mengidentifikasi pengaruh suhu terhadap cara kerja enzim katalase yang terdapat di
ekstrak hati.

Alat dan Bahan


1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Pipet tetes
4. Pembakar spiritus
5. Kaki tiga dan kaca
6. Lidi dan korek api
7. Label kertas kecil
8. Mortar dan Alu
9. Ekstrak hati (enzim katalase)
10. Hidrogen Peroksida (H2O2)
11. HCl
12. NaOH

Prosedur Kerja
1. Beri tanda tabung reaksi dengan label yang telah dituliskan huruf A, B, C, D, dan E.
2. Tuangkan ekstrak hati sebanyak 2 mL ke dalam masing-masing tabung A, B, C, dan
D.
3. Teteskan larutan HCl ke dalam tabung B sebanyak 10 tetes.
4. Teteskan larutan NaOH ke dalam tabung C sebanyak 10 tetes.
5. Panaskan tabung D di penangas air yang telah mendidih selama 2 menit.
6. Teteskan larutan H2O2 masing-masing sebanyak 10 tetes ke semua tabung reaksi,
kemudian langsung tutup tabung reaksi dengan jempol anda
7. Amati gelembung yang terjadi (sedikit, sedang, dan banyak), catat data kualitatif hasil
pengamatan anda di dalam tabel.
8. Setelah 1 menit, bukalah tutup tabung, langsung uji dengan bara api dengan cara
memasukan lidi yang membara ke dalam tabung, tetapi jangan sampai menyentuh
larutan. Amati apa yang terjadi dengan bara api.

Hasil Pengamatan

Tabung Jumlah Keadaan Bara Api Keterangan Lain


Gelembung

A Banyak Menyala H2O2

B Sedikit Tidak Menyala HCL + H2O2

C Sedikit Tidak Menyala NaOH + H2O2

D Tidak Ada Tidak Menyala PANAS + H2O2

E Banyak Menyala DINGIN + H2O2

Pertanyaan
1. Urutkan nama tabung yang menunjukan jumlah gelembung yang paling banyak ke
paling sedikit!
Jawab:
A-E-C-B-D

2. Urutkan nama tabung yang menunjukan bara api pada lidi menyala dengan baik ke
yang tidak menyala!
Jawab:
A-E-C-B-D

3. Apa pengaruh penggunaan HCl, NaOH, dan panas terhadap cara kerja enzim
katalase?
Jawab:
- (Ekstrak hati + HCl + H2O2) dihasilkan gelembung dalam
kategori sedikit dan tidak menghasilkan bara api. Enzim katalase dalam hati tidak
bekerja, karena tidak dipecahkannya senyawa H2O2 menjadi air dan oksigen. Hal
tersebut disebabkan karena terjadinya denaturasi. Denaturasi merupakan
rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi
berikatan dengan substratnya sehingga aktivasi enzim menurun atau hilang
(Diah,2006). Denaturasi enzim perlakuan ini disebabkan oleh penambahan HCl yang
merubah kondisi di sekitar molekul menjadi kondisi asam. Derajat keasaman (pH)
sangat mempengaruhi aktivitas enzim, sehingga kondisi asam tersebut merusak enzim
katalase yang bekerja pada pH netral.
- (Ekstrak hati + NaOH + H2O2) tidak ada gelembung dan bara api. Hal tersebut
menunjukkan bahwa enzim katalase dalam hati tidak bekerja, karena tidak
dipecahkannya senyawa H2O2 menjadi air dan oksigen. Hal tersebut disebabkan
karena terjadinya denaturasi. Denaturasi enzim perlakuan ini disebabkan oleh
penambahan NaOH yang merubah kondisi di sekitar molekul menjadi kondisi basa.
Derajat keasaman (pH) sangat mempengaruhi aktivitas enzim, sehingga kondisi basa
tersebut merusak enzim katalase yang bekerja pada pH netral.
- (Ekstrak hati yang dipanaskan + H2O2) Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim
katalase dalam hati tidak bekerja, karena tidak dipecahkannya senyawa H2O2
menjadi air dan oksigen. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya denaturasi.
Denaturasi enzim perlakuan ini disebabkan karena pengaruh suhu, kearena enzim
bekerja pada suhu tertentu. Tidak adanya gelembung dan bara api menunjukkan
bahwa enzim katalase ini tidak bekerja pada suhu tinggi, karena pada suhu tinggi
enzim ini akan mati dan tida bisa aktif kembali.

4. Mengapa dalam percobaan ini, hati harus dibuat ekstrak?


Jawab :
Dalam percobaan enzim katalase, hati harus dibuat ekstrak adalah agar enzim yang
berada di dalam hati dapat keluar sehingga dapat langsung bereaksi dengan substrat.

5. Mengapa bahan yang digunakan dalam kegiatan ini menggunakan ekstrak hati?
Jawab:
Ekstrak hati yang mengandung enzim katalase ini dapat memecah hydrogen peroksida
menjadi air dan oksegen.

6. Apa yang terjadi bila H2O2 tidak diuraikan dalam tubuh?


Jawab :
H2O2 atau bisa dipanggil asam peroksida merupakan produk berbahaya yang dapat
merusak tubuh. H2O2 sendiri merupakan pengoksidasi kuat yang dapat merusak
organ dan sistem kerja tubuh. Oleh karena itulah, hati sebagai pengurai racun harus
menetralisasi H2O2 menjadi H2O dan O2.

7. Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah anda lakukan.


Jawab :
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa kerja
katalase sangat berpengaruh terhadap metabolisme makhluk hidup. Katalase
memecah
senyawa berbahaya, seperti H2O2 menjadi H2O dan O2. Namun kerja enzim
dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya :
1. Suhu, enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah.
2. Derajat keasaman (pH), enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan
basa yang sangat kuat.

8. Buatlah laporan percobaan uji enzim katalase


LAPORAN PERCOBAAN UJI ENZIM KATALASE

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Metabolisme merupakan suatu reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk
hidup. Reaksi metabolism tersebut dimaksudkan untuk memperoleh energi,
menyimpan energi, Menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan,
memasukkan atau mengeluarkan zat-zat, merombak struktur sel yang tidak dapat
digunakan lagi, dan menanggapi rangsang.
Metabolisme yang merupakan reaksi kimia memiliki katalisator yang disebut
dengan enzim. Enzim yang tersusun atas protein dan molekul lainnya bekerja dengan
menurunkan energi aktivasi, sehingga tidak diperlukan suhu dan energi tinggi untuk
melakukan suatu reaksi kimia di dalam tubuh. Jika tidak terdapat katalisator dalam
metabolisme, maka suhu tubuh akan meningkat dan membahayakan bagi tubuh
makhluk hidup.
Kerja enzim tentunya dipengaruhi oleh factor dalam dan luar enzim. Faktor
dalam misalnya substansi-substansi genetik yang dibawa oleh masing-masing enzim.
Keinginan kami untuk mengetahui factor luar yang mempengaruhi kerja enzim,
dan memenuhi tugas biologi, merupakan suatu motivasi kami untuk melakukan
percobaan sederhana yang menggunakan enzim katalase sebagai contoh.

2. Rumusan masalah

1. Bagaimana mekanisme kerja enzim katalase terhadap H2O2?


2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kerja enzim?
3. Bagaimana pengaruh H2O2 NaOH HCL dan suhu terhadap kerja enzim?

3. Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme enzim katalase terhadap H2O2.


2. Untuk mengetahui factor-faktor apa saja yang mempengaruhi kerja enzim.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh H2O2 NaOH HCL dan suhu terhadap
kerja enzim.
KAJIAN PUSTAKA

A. Enzim
Enzim merupakan katalisator pilihan yang diharapkan dapat mengurangi dampak
pencemaran dan pemborosan energi karena reaksinya tidak membutuhkan energi
tinggi, bersifat spesifik, dan tidak beracun (Yudi et al, 2014)

B. Struktur Enzim
Enzim yang lengkap tersusun dari senyawa protein dan nonprotein. Komponen
protein disebut apoenzim. Apoenzim bersifat labil (mudah berubah) dan dipengaruhi
oleh suhu dan pH. Bagian nonprotein disebut gugus prostetik. Gugus prostetik dapat
berupa ion anorganik maupun senyawa organik kompleks. Gugus prostetik dari ion
anorganik disebut kofaktor. Kofaktor berfungsi sebagai katalis yang dapat
meningkatkan fungsi enzim. Enzim yang terikat dengan kofaktor di sebut holoenzim.
Gugus prostetik dari senyawa organik kompleks disebut koenzim. Koenzim berfungsi
memindahkan gugus kimia, atom, atau elektron dari satu enzim ke enzim lainnya
(Evhairawati, 2020).

C. Sifat-Sifat Enzim

1. Enzim merupakan biokatalisator

Enzim dapat mempercepat reaksi tetapi tidak ikut bereaksi. Katalis mengubah
kecepatan reaksi, namun tidak mengubah produk akhir yang dibentuk atau
mempengaruhi keseimbangan reaksi.

2. Enzim bekerja secara spesifik

Enzim tidak dapat bekerja pada semua zat atau substrat, tetapi hanya bekerja pada
substrat tertentu saja.

3. Enzim adalah protein

Karena enzim adalah protein, kerja enzim seperti sifat protein, yaitu membutuhkan
kondisi lingkungan (suhu, pH, konsentrasi ion, dan sebagainya) yang sesuai.
Lingkungan enzim yang tidak cocok misalnya jika dipanaskan akan menggumpal.
Suhu yang panas akan mengubah struktur dan bentuk sisi aktif enzim. Pada
umumnya, enzim akan rusak pada suhu diatas 500 C. Rusaknya enzim karena panas
disebut denaturasi.

4. Enzim dapat bekerja secara bolak balik atau dua arah (reversible)

Enzim tidak dapat menentukan arah dari reaksi, tetapi hanya mempercepat laju reaksi
sehingga mencapai keseimbangan. Bekerja secara bolak balik artinya, enzim dapat
menguraikan suatu senyawa dan juga dapat menyusun senyawa itu kembali.

5. Enzim bersifat termolabil


Aktivitas enzim dipengaruhi oleh suhu. Dalam batas-batas tertentu , makin tinggi
suhu akan mempercepat reaksi kimia yang dipengaruhi oleh enzim. Sebaliknya, jika
suhu makin rendah, reaksinya makin lambat.

6. Enzim diperlukan dalam jumlah yang sedikit

Sesuai dengan fungsinya sebagai katalis, enzim hanya diperlukan dalam jumlah
sedikit. Sejumlah kecil enzim dapat meningkatkan kecepatan reaksi secara hebat

D. Cara Kerja Enzim


1. Teori Gembok dan Kunci ( Lock and Key Theory)
Dikemukan oleh Fischer (1998). Enzim diumpamakan sebagai gembok yang
mempunyai bagian kecil yang dapat mengikat substrat (ibaratnya lubang pada
gembok tempat memasukkan kunci). Bagian enzim yang dapat berikatan dengan
substrat disebut sisi aktif. Bentuk sisi aktif sangat spesifik, sehingga hanya molekul
dengan bentuk tertentu yang dapat menjadi substrat bagi enzim. Enzim dan subztrat
akan bergabung bersama membentuk kompleks, sehingga kunci yang masuk kedalam
gembok. Di dalam kompleks, substrat dapat bereaksi dengan energi aktivasi yang
rendah. Setelah bereaksi, kompleks lepas dan melepaskan produk serta membebaskan
enzim.

2. Teori Kecocokan yang terinduksi (Induced fit Theory)


Berdasarkan bukti dari kristalografi sinar X, analisis kimia sisi aktif enzim, serta
teknik lain, diduga bahwa sisi aktif enzim bukan merupakan bentuk yang kaku.
Menurut teori kecocokan yang terinduksi, sisi aktif enzim merupakan bentuk yang
fleksibel. ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif termodifikasi
melingkupinya membentuk kompleks. ketika produk sudah terlepas dari kompleks,
enzim kembali tidak aktif menjadi bentuk yang lepas, sehingga substrat yang lain
kembali bereaksi dengan enzim tersebut.

E. Enzim Katalase
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, enzim katalase adalah enzim yang
mengakatalisis reaksi penguraian hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen. Enzim
katalase merupakan biomolekuler berupa protein kuartener yang terbentuk dari empat
rantai panjang polipeptida (subunit protein). Setiap rantai diperkirakan terdiri dari
sekitar 500 asam amino. Enzim katalase ditemukan paling banyak pada sel hati dan
juga sel jantung di semua organisme yang terpapar oksigen.

F. Larutan H2O2
Hidrogen peroksida adalah senyawa kimia dengan rumus H2O2. Dalam bentuk
murninya, ia berupa cairan bening berwarna biru pucat,sedikit lebih kental daripada
air. Hidrogen peroksida adalah peroksida paling sederhana (senyawa dengan ikatan
tunggal oksigen–oksigen). H2O2 digunakan sebagai oksidator, zat pemutih, dan
antiseptik. Hidrogen peroksida pekat, atau "peroksida uji tinggi", adalah spesies
oksigen reaktif dan telah digunakan sebagai propelan roket. Sifat kimianya
didominasi oleh ketidakstabilan ikatan peroksidanya.

Hidrogen peroksida tidak stabil dan perlahan terurai jika terpapar cahaya. Hidrogen
peroksida biasanya disimpan dengan zat penstabil dalam larutan asam lemah dalam
botol berwarna gelap, karena ketidakstabilannya. Hidrogen peroksida ditemukan
dalam sistem biologis termasuk tubuh manusia.

G. Fungsi dan Peran


Hidrogen peroksida (H2O2) merupakan hasil dari respirasi dan dibuat dalam
seluruh sel hidup. H2O2 berbahaya dan harus dibuang secepatnya. Enzim katalase
diproduksi sel untuk mengkatalis H2O2. Katalase berperan sebagai enzim peroksidasi
khusus dalam reaksi dekomposisi hydrogen peroksida menjadi oksigen dan air. Enzim
ini mampu mengoksidasi 1 molekul hydrogen peroksida menjadi oksigen. Kemudian
secara simultan juga dapat mereduksi molekul hydrogen peroksida kedua menjadi air.
Reaksi dapat berjalan bila terdapat senyawa pemberi ion hydrogen (AH2) seperti
methanol, etanol dan format. Peran katalase dalam mengkatalis H2O2 relatif lebih
kecil dibandingkan dengan kecepatan pembentukannya. Sel-sel yang mengandung
katalase dalam jumlah sedikit sangat rentan terhadap peroksida. Oleh karena itu
katalase berperan penting dalam mekanisme pertahanan sel darah merah terhadap
serangan oksidator hydrogen peroksida.
METODE PRAKTIKUM

1. Alat yang digunakan (lengkapi jumlah)


a. Tabung reaksi ( 5 buah)
b. Pipet tetes ( 4 buah)
c. Mortal dan Alu ( 1 buah)
d. Rak tabung ( 1 buah)
e. Pembakar spiritus ( 1 buah)
f. Kaki tiga dan kaca ( 1 buah)

2. Bahan yang digunakan (lengkapi berapa banyak)


a. Hati Ayam ( 2 ml )
b. H2O2 ( 10 tetes )
c. NaOH (10 tetes )
d. HCL (10 tetes )
e. Air ( 250 ml )
f. lidi dan korek api ( 1 buah)
g. label kertas kecil ( 5 buah)

3. Prosedur Kerja (Cara kerja)


a. Ekstrak hati + H2O2
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Mengambil hati ayam secukupnya kemudian haluskan menggunakan
mortar dan alu. Tambahkan air sedikit demi sedikit selama proses
penghalusan menggunakan pipet tetes
3. Menuangkan ekstrak hati ayam kedalam tabung reaksi pertama sebanyak
2 mL dan berikan label
4. Memasukkan larutan H2O2 ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 tetes
kemudian tutup dengan jempol selama 1 menit dan putar tabung reaksi
agar tercampur rata
5. Memanaskan lidi pada api menyala hingga muncul bara api kemudian
masukkan ke dalam tabung reaksi
6. Mengamati reaksi yang terjadi dan catat hasil pengamatan

b. Ekstrak hati + H2O2 + HCL

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


2. Mengambil hati ayam secukupnya kemudian haluskan menggunakan
mortar dan alu. Tambahkan air sedikit demi sedikit selama proses
penghalusan menggunakan pipet tetes
3. Menuangkan ekstrak hati ayam kedalam tabung reaksi kedua sebanyak 2
mL dan berikan label
4. Memasukkan larutan HCL dan H2O2 secara berurutan kedalam tabung
reaksi masing-masing sebanyak 10 tetes kemudian tutup dengan jempol
selama 1 menit dan putar tabung reaksi agar tercampur rata
5. Memanaskan lidi pada api menyala hingga muncul bara api kemudian
masukkan ke dalam tabung reaksi
6. Mengamati reaksi yang terjadi dan catat hasil pengamatan

c. Ekstrak hati + H2O2 + NAOH

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


2. Mengambil hati ayam secukupnya kemudian haluskan menggunakan
mortar dan alu. Tambahkan air sedikit demi sedikit selama proses
penghalusan dengan pipet tetes
3. Menuangkan ekstrak hati ayam kedalam tabung reaksi ketiga sebanyak 2
mL dan berikan label
4. Memasukkan larutan NaOH dan H2O2 secara berurutan kedalam tabung
reaksi masing-masing sebanyak 10 tetes kemudian tutup dengan jempol
selama 1 menit dan putar tabung reaksi agar tercampur rata
5. Memanaskan lidi pada api menyala hingga muncul bara api kemudian
masukkan ke dalam tabung reaksi
6. Mengamati reaksi yang terjadi dan catat hasil pengamatan

d. Ekstrak hati + H2O2 di dalam air panas

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


2. Mengambil hati ayam secukupnya kemudian haluskan menggunakan
mortar dan alu. Tambahkan air sedikit demi sedikit selama proses
penghalusan menggunakan pipet tetes
3. Menuangkan ekstrak hati ayam kedalam tabung reaksi keempat sebanyak
2 mL dan berikan label
4. Memasukkan larutan H2O2 ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 tetes
kemudian tutup dengan jempol selama 1 menit dan putar tabung reaksi
agar tercampur rata
5. Meletakkan tabung reaksi di penangas air yang telah mendidih selama 2
menit
6. Memanaskan lidi pada api menyala hingga muncul bara api kemudian
masukkan ke dalam tabung reaksi
7. Mengamati reaksi yang terjadi dan catat hasil pengamatan

e. Ekstrak hati + H2O2 dalam keadaan dingin

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


2. Mengambil hati ayam secukupnya kemudian haluskan menggunakan
mortar dan alu. Tambahkan air sedikit demi sedikit selama proses
penghalusan menggunakan pipet tetes
3. Menuangkan ekstrak hati ayam kedalam tabung reaksi kelima sebanyak 2
mL dan berikan label
4. Memasukkan larutan H2O2 ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 tetes
kemudian tutup dengan jempol selama 1 menit dan putar tabung reaksi
agar tercampur rata
5. Meletakkan tabung reaksi di kulkas
6. Memanaskan lidi pada api menyala hingga muncul bara api kemudian
masukkan ke dalam tabung reaksi
7. Mengamati reaksi yang terjadi dan catat hasil pengamatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. HASIL

Tabung Jumlah Gelembung Keadaan Bara Api Keterangan Lain

A Banyak Menyala H2O2

B Sedikit Tidak Menyala HCL + H2O2

C Sedikit Tidak Menyala NaOH + H2O2

D Tidak Ada Tidak Menyala PANAS + H2O2

E Banyak Menyala DINGIN + H2O2

2. PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak hati ayam yang dicampurkan
dengan senyawa HCl, NAOH dan kemudian ditambahkan senyawa Hidrogen
Peroksida baik yang dalam kondisi panas dan dingin menghasilkan gelembung dan
nyala api yang berbeda – beda. Hal ini berarti kecepatan kerja enzim katalasenya pun
berbeda – beda.Karena semakin banyak gelembung dan semakin besar nyala api,
maka kecepatan kerja enzim katalasenya semakin cepat pula dan begitupun
sebaliknya.
Pada praktikum adanya gelembung menunjukkan aktifnya enzim katalase yang
terdapat pada ekstrak yang telah dibuat. Enzim katalase merupakan enzim yang
dihasilkan oleh badan mikro. Badan mikro ini terdiri dari dua bagian yaitu peroksisom
dan glioksisom. Bagian badan mikro yang menghasilkan enzim katalase adalah
bagian peroksisom. Peroksisom ini banyak ditemukan pada sel hati. Hal ini yang
menjadikan hati bisa disebut sebagia organ yang dapat menetralkan racun yang masuk
dalam tubuh. Enzim katalase ini dapat menguraikan senyawa hydrogen peroksida
(H2O2) yang tidak baik bagi tubuh menjadi air dan oksigen yang sama sekali tidak
berbahaya bagi tubuh (Anonim, 2009).
Perlakuan pertama (ekstrak hati + H2O2) dihasilkan gelembung dalam
kategori banyak sekali dan bara api dalam kategori besar. Hal tersebut menunjukkan
bahwa dalam hati yang masih segar tersebut terdapat banyak peroksisom sehingga
menghasilkan lebih banyak enzim katalase. Enzim katalase ini kemudian
menguraikan senyawa hydrogen peroksida menjadi air dan oksigen. Dengan
gelembung-gelembung udara dalam kategori banyak sekali yang dapat membuat bara
api besar, menunjukkan bahwa enzim tersebut telah memecah senya H2O2 menjadi
oksigen, karena bara api semakin besar dikarenakan adanya oksigen.
Perlakuan kedua (ekstrak hati + HCl + H2O2) dihasilkan gelembung dalam
kategori sedikit dan tidak menghasilkan bara api. Karena enzim katalase dalam hati
tidak bekerja, karena tidak dipecahkannya senyawa H2O2 menjadi air dan oksigen.
Hal tersebut disebabkan karena terjadinya denaturasi. Denaturasi merupakan
rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi
berikatan dengan substratnya sehingga aktivasi enzim menurun atau hilang
(Diah,2006). Denaturasi enzim perlakuan ini disebabkan oleh penambahan HCl yang
merubah kondisi di sekitar molekul menjadi kondisi asam. Derajat keasaman (pH)
sangat mempengaruhi aktivitas enzim, sehingga kondisi asam tersebut merusak enzim
katalase yang bekerja pada pH netral.
Perlakuan ketiga (ekstrak hati + NaOH + H2O2) dihasilkan sedikit gelembung
dan tidak menghasilkan bara api. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase
dalam hati tidak bekerja, karena tidak dipecahkannya senyawa H2O2 menjadi air dan
oksigen. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya denaturasi. Denaturasi enzim
perlakuan ini disebabkan oleh penambahan NaOH yang merubah kondisi di sekitar
molekul menjadi kondisi basa. Derajat keasaman (pH) sangat mempengaruhi aktivitas
enzim, sehingga kondisi basa tersebut merusak enzim katalase yang bekerja pada pH
netral.
Perlakuan keempat (ekstrak hati yang dipanaskan + H2O2) tidak dihasilkan
gelembung maupun bara api. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase dalam
hati tidak bekerja, karena tidak dipecahkannya senyawa H2O2 menjadi air dan
oksigen. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya denaturasi. Denaturasi enzim
perlakuan ini disebabkan karena pengaruh suhu, kearena enzim bekerja pada suhu
tertentu. Tidak adanya gelembung dan bara api menunjukkan bahwa enzim katalase
ini tidak bekerja pada suhu tinggi, karena pada suhu tinggi enzim ini akan rusak dan
tida bisa aktif kembali.
Perlakuan kelima (ekstrak hati yang didinginkan + H2O2) dihasilkan
gelembung dalam kategori banyak dan bara api dalam kategori cukup besar. Hal
tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase dalam hati masih bekerja, karena
berhasil dipecahkannya senyawa H2O2 menjadi air dan oksigen. Hasil dari perlakuan
ini menunjukkan bahwa enzim katalase tidak rusak dalam suhu rendah. Pada suhu
rendah enzim hanya mengalami inaktif, dengan kata lain enzim akan bekerja kembali
Ketika telah mencapai suhu yang sesuai dan bertemu dengan substrat yang cocok
(karena enzim bekerja secara spesifik).
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa enzim
katalase berperan dalam penguraian racun dari H2O2 menjadi H2O2 dan O2 , dimana
kerjanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
- Suhu
Dimana enzim katalase tidak akan bekerja optimal pada suhu tinggi.
- pH
Dimana enzim katalase akan bekerja optimal pada pH netral.

Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya gelembung dan nyala bara api.
Dimana semakin banyak gelembung gas dan semakin terang nyala bara api berarti
kerja enzim katalase akan semakin cepat dan begitu pula sebaliknya karena salah satu
kerja enzim yaitu sebagai katalisator/pemercepat reaksi.

2. Saran
Setelah kami melakukan penelitian di atas, penulis memberikan saran kepada
pembaca, yaitu :
- Hati – hati dalam menggunakan bahan – bahan kimia yang dapat merusak kulit,
untuk
lebih baiknya gunakan kaos tangan untuk melindungi tangan anda.
- Lakukan penelitian dengan seteliti mungkin, sehingga menghasilkan hasil yang
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Evhairawati, 2020. Materi Enzim https://biologismaeli.wordpress.com/2020/07/26/enzim/?


authuser=0#more-272

Yudi et al, 2014. Pengertian Enzim http://repository.unimus.ac.id/329/3/BAB%20II.pdf

BUKTI DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai