Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN HASIL PERCOBAAN HATI AYAM PADA ENZIM KATALASE

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :


1. HARYA ABHIRAMA DWI KAYANA (09)
2. I PUTU RADITYA SATRIA AWIDIYASA (17)
3. NI KADEK FERA FRISNATINI (28)
4. NI KADEK KARANG AGNESIA MAHARANI PUTRI (29)
5. PUTU NADIN ARMELIA (40)
6. PUTU RATIH WIDNYANI (41)

GURU PENGAMPU :
DRA. NI MADE LASTI YANI

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 7 DENPASAR


JALAN KAMBOJA NO.9 DENPASAR
KELAS XII MIPA 5 TAHUN AJARAN 2023/2024
I. JUDUL
Laporan hasil percobaan hati ayam pada enzim katalase

II. TUJUAN
Tujuan kami melakukan percobaan pengamatan materi biologi Metabolisme pada hati
ayam adalah sebagai berikut :
• Mengetahui faktor – faktor yang memengaruhi kerja enzim katalase

III. HIPOTESIS
Hipotesis pada percobaan pengamatan ini :
• Adanya pengaruh suhu yang dapat mempengaruhi hati ayam yang diuji pada
beberapa larutan.
• Adanya pengaruh konsentrasi larutan yang dapat memengaruhi hati ayam yang
diuji pada beberapa larutan.
• Jika enzim katalase diuji secara invitro dengan penambahan larutan hidrogen
peroksida, maka semakin tinggi konsentrasi enzim yang ditambahkan, semakin
cepat laju penguraian H2O2 (hidrogen peroksida) karena enzim katalase
mempercepat laju penguraian H2O2 (hidrogen peroksida) menjadi air dan
oksigen.
• Enzim katalase dapat bekerja secara optimal pada pH netral (7).
• Suhu optimal agar enzim katalase dapat bekerja dengan baik yaitu pada suhu
ruangan 250 – 300 C.

IV. ALAT DAN BAHAN


No Alat dan Bahan Gambar
1 8 buah tabung reaksi

2 Rak tabung reaksi

3 Penjepit tabung reaksi


4 Lampu spritus

5 Pipet tetes

6 Lumpang dan alu

7 Ekstrak hati

8 Hidrogen perioksida (H2O2)

9 HCl 1 M
10 KOH 1 M

11 Aquades
12 Korek

13 Dupa

14 Handscoon

V. LANGKAH KERJA
1. Hancurkan hati dengan menggunakan lumpang dan alu kemudian tambahkan
aquades.
2. Masukkan ekstrak hati ± 1 cm ke dalam 4 tabung reaksi, beri label A, B, C, D.
3. Masukkan H2O2 ± 1 cm ke dalam 4 tabung reaksi lainnya.
4. Ekstrak hati pada tabung reaksi B di tambahkan 5 tetes HCl 1 M, ekstrak hati C
ditambahkan 5 tetes KOH 1 M, dan ekstrak hati D dipanaskan
5. Reaksikan ekstrak hati A dengan H2O2 pertama, kemudian tutup mulut tabung
reaksi dengan ibu jari. Amati jumlah gelembung yang terbentuk.
6. Dekatkan bara api ke mulut tabung reaksi, amati perubahan pada bara api
7. Reaksikan juga ekstrak hati B, C, dan D dengan cara yang sama.
8. Catat hasil pada tabel pengamatan.

VI. LANDASAN TEORI


Enzim adalah molekul protein yang bertindak sebagai biokatalisator dalam reaksi
kimia yang terjadi dalam organisme hidup. Mereka mempercepat reaksi-reaksi tersebut
tanpa ikut berubah secara permanen dalam proses tersebut. Enzim sangat penting dalam
semua proses biokimia kehidupan, termasuk dalam pencernaan makanan, sintesis
DNA, dan banyak reaksi lainnya. Struktur enzim terdiri atas sisi aktif, yang merupakan
tempat menempelnya substrat atau senyawa yang akan diubah oleh enzim. Nantinya,
substrat ini akan mengalami reaksi kimia oleh enzim membentuk suatu produk atau
hasil reaksi.
Enzim katalase merupakan enzim yang mengkatalisis reaksi dimana hidrogen
peroksida diurai menjadi air dan oksigen. Senyawa hidrogen peroksida ini merupakan
salah satu produk uraian dari setiap sel yang menggunakan oksigen sebagai sumber
energi dalam proses metabolisme.
Enzim katalase ini ada di dalam tubuh tiap organisme yang menggunakan oksigen.
Pada mamalia, seperti manusia, enzim ini terutama ditemukan di hati. Enzim katalase
berfungsi untuk melindungi sel hidup dari kerusakan oksidatif yang terjadi ketika sel
atau molekul lain dalam tubuh bersentuhan dengan senyawa oksidatif. Senyawa
oksidatif yang dimaksudkan adalah hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida (H2O2)
merupakan produk sampingan yang dihasilkan proses seluler dan metabolisme tubuh.
Sedangkan, hidrogen peroksida adalah senyawa yang beracun yang berbahaya bagi
tubuh.
Enzim katalase dapat menguraikan hidrogen peroksida (H2O2) yang merupakan
oksidator kuat dan dapat menjadi racun yang kuat apabila dibiarkan menumpuk pada
tubuh manusia. Tumpukan hidrogen peroksida (H2O2) dipercaya merupakan penyebab
beberapa penyakit akibat mutasi sel akibat radikal bebas yang merupakan hasil
penumpukan senyawa peroksida tersebut. Maka dari itu, enzim katalase akan
menguraikan hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak
berbahaya dengan timbulnya gelembung.
Enzim katalase merupakan hemoprotein yang memiliki 4 gugus hem. Dikarenakan
enzim katalase adalah enzim hidroperoksidase, memiliki kemampuan untuk inaktivasi
hidrogen peroksida. Enzim katalase dapat bekerja dengan maksimal pada suhu 45˚ C
dan pH optimum pada pH 7.
Berikut adalah aktivitas-aktivitas pada enzim katalase :
- Aktivitas peroksidase: Aktivitas enzim katalase untuk mengoksidasi senyawa
analog dengan substrat.
- Aktivitas katalase: Aktivitas enzim katalase yang mana mampu menggunakan
satu molekul H2O2 sebagai substrat atau donor elektron dan molekul H2O2 yang
lain sebagai oksidan atau akseptor elektron
H2O2 + enzim katalase → 2H2O + O2
Enzim bekerja dengan dipengaruhi oleh faktor luar dan dalam. Faktor luar misalnya
substansi-substansi genetik yang dibawa oleh masing- masing enzim. Cara kerja enzim
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor luar adalah sebagai berikut
1. Suhu
Enzim bersifat termolabil yang berarti ia akan rusak apabila berada di suhu
yang sangat tinggi. Protein pada enzim akan mengalami denaturasi yang mana
bentuk tiga dimensi enzim tidak dapat lagi berkaitan dengan substratnya. Akan
tetapi, apabila suhu berada pada suhu yang terlalu rendah, ia tidak akan aktif
karena suhu tidak optimum untuk mempercepat reaksi. Suhu optimum enzim
agar dapat bekerja adalah 40˚-50˚C.
2. Derajat keasaman (pH)
Enzim dapat bekerja secara maksimal apabila berada pada pH ±7. Apabila
enzim bekerja diluar pH optimumnya, maka akan terjadi denaturasi. Jadi,
penurunan dan kenaikan pH dapat menyebabkan penurunan kerja enzim dengan
drastis.
3. Konsentrasi substrat
Pada sisi enzim dengan sisi aktif yang belum bekerja sepenuhnya,
menambahkan konsentrasi substrat akan mempercepat terjadinya reaksi.
Sedangkan, apabila konsentrasi substrat ditambahkan jika semua sisi aktif pada
enzim sudah bekerja, maka tidak ada percepatan reaksi.
4. Konsentrasi enzim
Penambahan konsentrasi enzim dapat menambah aktivitas enzim sampai
batas tertentu karena banyaknya sisi aktif yang akan tersedia. Maka dapat
disimpulkan bahwa tinggi konsentrasi enzim berbanding lurus dengan
kecepatan aktivitas enzim.
5. Zat – zat penggiat (aktivator)
Zat yang berfungsi memacu atau mempercepat reaksi enzim disebut
aktivator. Contoh aktivator antara lain garam-garam dari logam alkali dalam
kondisi encer (2%–5%) dan ion logam seperti Ca, Mg, Ni, Mn, dan Cl.
6. Zat – zat penghambat (inhibitor)
Ada dua macam inhibitor enzim, yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor
nonkompetitif.
a. Inhibitor Kompetitif
Inhibitor yang berikatan secara kuat pada sisi aktif enzim disebut inhibitor
kompetitif (inhibitor irreversible). Inhibitor kompetitif ini dapat dihilangkan
dengan cara menambah konsentrasi substrat.
b. Inhibitor Nonkompetetif
Inhibitor yang terikat pada sisi alosterik enzim (selain sisi aktif enzim)
disebut inhibitor nonkompetitif. Inhibitor ini mengakibatkan sisi aktif
enzim berubah sehingga substrat tidak dapat berikatan dengan sisi aktif
enzim. Inhibitor ini tidak dapat dihilangkan walaupun dengan
menambahkan substrat. Contoh inhibitor nonkompetitif yaitu Ag+, Hg2+,
dan Pb2+.
VII. DATA HASIL PENGAMATAN
Reaksi Perlakuan Jumlah Nyala api Gambar
gelembung
A Ekstrak hati + H2O2 ++++ Nyala

B Ekstrak hati + 5 +++ Meredup


tetes HCl + H2O2

C Ekstrak hati + 5 ++++ Meredup


tetes KOH + H2O2

D Ekstrak hati yang + Meredup


dipanaskan + H2O2

VIII. ANALISIS DATA


1. Ekstrak hati ayam + H2O2 (Hidrogen Perioksida)
Saat ekstrak hati ayam diberi H₂O₂ terjadi gelembung-gelembung udara
yang sangat banyak yang sampai keluar dari tabung reaksi. Hal ini membuktikan
bahwa didalam hati ayam masih banyak mengandung peroksisom sehingga
menghasilkan enzim katalase yang terdapat didalam hati ayam mengubah HO:
menjadi HO ( air). Lalu pada saat lidi yang setelah dibakar menghasilkan bara api,
dimasukan kedalam tabung reaksi perlahan-lahan dan timbul nyala api. Hal ini
membuktikan bahwa HO: diuraikan menjadi oksigen (O2). Dan itu membuktikan
bahwa gelembung yang sangat banyak itu karena didalam hati mengandung enzim
katalase yang berguna untuk menetralkan racun.
2. Ekstrak hati ayam + 5 tetes HCl (5%) + H2O2 (Hidrogen Perioksida)
Pada pecobaan B, ditambahkan 5 tetes HCl 5% kedalam tabung 2 yang
telah dicampur dengan larutan H2O2. Dalam percobaan B hasilnya tidak berbeda
jauh dengan percobaan pertama yang berfungsi sebagai pembanding. Akan tetapi
HCI yang bersifat asam seharusnya membuat nyala api tidak terlalu terang. Awal
percobaan saat tabung dimasukan larutan HCl sebanyak 5 tetes, sambil dikocok
agar hati dan larutan tercampur. Setelah tercampur baru diberikan larutan H2O2
perlahan-lahan sehingga menimbulkan gelembung udara yang sangat banyak
namun tidak sampai keluar seperti percobaan pertama. Gelembung udara hanya
sampai 4 tabung saja. Dan pada saat dupa dimasukan kedalam tabung awalnya
menimbulkan api yang sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase
dalam hati tidak bekerja, karena tidak dipecahkannya senyawa H2O2 menjadi air
dan oksigen. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya denaturasi. Denaturasi
merupakan rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak
dapat lagi berikatan dengan substratnya sehingga aktivasi enzim menurun atau
hilang. Denaturasi enzim perlakuan ini disebabkan oleh penambahan HCI yang
merubah kondisi di sekitar molekul menjadi kondisi asam. Derajat keasaman (pH)
sangat mempengaruhi aktivitas enzim, sehingga kondisi asam tersebut merusak
enzim katalase yang bekerja pada pH netral.
3. Ekstrak hati ayam + 5 tetes KOH (5%) + H2O2 (Hidrogen Perioksida)
Pada percobaan C ditambahkan 5 tetes KOH 5% ke dalam tabung 3 yang
telah dicampur dengan larutan H2O2. Pada percobaan C jumlah gelembung yang
dihasilkan pada percobaan yaitu sangat banyak. Akan tetapi, KOH yang bersifat
basa membuat nyala api meredup. Awal percobaan saat tabung dimasukkan larutan
KOH sebanyak 5 tetes, sambil dikocok agar hati dan larutan tercampur. Setelah
tercampur baru diberikan larutan H2O2 perlahan-lahan sehingga menimbulkan
gelembung udara yang sangat banyak dan gelembung yang dihasilkan keluar dari
tabung reaksi. Dan pada saat dupa dimasukkan ke dalam tabung awalnya
menimbulkan api yang sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase
dalam hati tidak bekerja karena tidak dipecahkannya senyawa H2O2 menjadi air dan
oksigen
4. Ekstrak hati yang dipanaskan + H2O2 (Hidrogen Perioksida)
Pada percobaan D ekstrak hati dimasukan kedalam tabung lalu dipanaskan
dengan menggunakan lampu spiritus. Tabung jangan terlalu dekat dengan api
karena dapat mengakibatkan tabung bocor. Panaskan ekstrak hati sampai mendidih,
sampai muncul gelembung- gelembung udara yang mulai naik. Setelah tidak
dipanaskan tabung ditutup dengan ibu jari, lalu perlahan-lahan masukan H2O2,
sehingga melarutkan gelembung yang tadi menempel pada tabung. Dan setelah
diberi H2O2 muncul gelembung udara namun hanya sedikit. Dan pada saat bara api
dimasukan kedalam tabung, api menyala dalam intensitas yang sedang. Hal ini
disebabkan karena enzim memiliki sifat termolabil (tidak tahan panas) sehingga
enzim rusak. Protein akan mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya
terlalu tinggi (panas). Peningkatan suhu diatas suhu optimum menyebabkan
putusnya ikatan hydrogen dan ikatan lain yang merangkai molekul enzim, sehingga
enzim mengalami denaturasi. Denaturasi adalah rusaknya bentuk tiga dimensi
enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya.
IX. PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Bandingkan percobaan A dan B, manakah yang jumlah gelembungnya lebih
banyak? Mengapa demikian?
Jawab :
Percobaan A lebih banyak gelembung daripada percobaan B, karena saat
hati ayam diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung yang sangat banyak. Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah
H2O2 menjadi H2O (air), dan dalam percobaan ini, hati mengeluarkan gelembung
yang sangat banyak karena di dalam hati mengandung enzim katalase yang berguna
untuk menetralkan racun.
2. Bagaimanakah jumlah gelembung dan bara api pada percobaan D? Mengapa
demikian?
Jawab :
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, jumlah gelembung pada
percobaan D paling sedikit. Gelembung muncul sangat sedikit pada saat
pencampuran H2O2 pada ekstrak hati yang dipanaskan. Ketika dimasukkan bara
api, pada tabung tidak timbul nyala api yang terang, bisa dikatakan nyala bara api
meredup. Hal ini terjadi lantaran enzim memiliki sifat termolabil (tidak tahan
panas) sehingga mengakibatkan enzim mengalami kerusakan. Protein pada hati
ayam akan mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas).
Peningkatan suhu diatas suhu optimum menyebabkan putusnya ikatan hidrogen dan
ikatan lain yang merangkai molekul enzim, sehingga enzim mengalami denaturasi.
Denaturasi adalah rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim
tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya. Dapat kita ketahui bahwa, protein-
protein yang terdenaturasi cenderung untuk membentuk agregat dan endapan yang
disebut koagulasi. Karena kerusakan tersebutlah, enzim katalase pada hati ayam ini
tidak dapat bekerja pada suhu yang tinggi sehingga tidak menghasilkan gelembung
dengan jumlah banyak dan nyala bara api yang meredup.
3. Apakah tujuan penambahan HCl dan KOH pada percobaan B dan C?
Jawab :
HCl bersifat asam dan KOH bersifat basa. Tujuan penambahan HCl dan
KOH pada percobaan B dan C adalah untuk mengetahui kinerja atau reaksi enzim
setelah ditambahkan senyawa-senyawa tersebut. Karena salah satu faktor yang
memengaruhi kerja enzim adalah pH. Enzim katalase akan rusak pada pH yang
rendah dan tinggi (asam dan basa) dan enzim katalase akan bekerja optimal pada
pH netral. Jadi, saat senyawa-senyawa tersebut dicampur dengan ekstrak hati, H2O
dan O2 yang terbentuk sangat sedikit, sehingga gelembung yang munculpun sedikit
dan bara api pun tidak akan terbentuk.

4. Pada percobaan manakah jumlah gelembung dihasilkan paling banyak?


Jawab :
Percobaan yang menghasilkan jumlah gelembung paling banyak yaitu pada
percobaan A dimana ekstrak hati direaksikan dengan H2O2. Pada percobaan A ini,
ketika dimasukkan H2O2 ke dalam tabung yang berisi ekstrak hati ayam dan
ditutup, muncullah gelembung dengan kuantitas yang banyak dengan pesat hingga
campuran ekstrak hati ayam yang telah direaksikan dengan H2O2 memancar. Hal
ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam
mengubah H2O2 menjadi H2O ( air), sedangkan pada waktu dimasukkan lidi
membara ke dalamnya, timbul nyala api. Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga
diuraikan menjadi oksigen (O2). Hati ayam mengandung enzim katalase, sehingga
dalam percobaan A terjadi peristiwa gelembung yang sangat banyak karena enzim
ini berguna untuk menetralkan racun yang mana enzim katalase ini bekerja optimal
pada ph netral dan pada suhu ruangan.

5. Tentukan variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol pada


percobaan diatas!
Jawab :
Variabel – variabel yang didapat dalam percobaan ini adalah :
- Variabel bebas yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah senyawa H2O2,
HCl dan KOH
- Variabel terikat yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah gelembung
dan bara api
- Variabel kontrol yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah hati ayam

6. Tuliskan reaksi kimia dan kerja enzim katalase!


Jawab :
Reaksi kimia dari kerja enzim katalase adalah
Tabung A: ekstrak hati + H₂O₂ → H₂O + O₂
Tabung B: ekstrak hati + HCL + H₂O₂ → H₂O + O₂+ HCL2
Tabung C: ekstrak hati + KOH + H₂O₂ → H₂O + O₂+ KOH2
Tabung D: ekstrak hati + dipanaskan + H₂O₂ → H₂O + O₂

7. Dari percobaan diatas, faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi kerja
enzim katalase?
Jawab :
- Suhu (Temperatur)
Setiap enzim mempunyai suhu optimum yang spesifik. Jika enzim berada di
bawah suhu optimum, kerja enzim akan terhambat. Enzim pada suhu 0°C atau di
bawahnya bersifat nonaktif. Akan tetapi, pada suhu tersebut enzim tidak rusak.
Kenaikan suhu dapat meningkatkan aktivitas enzim. Namun, jika suhu melebihi
batas optimum, enzim dapat mengalami denaturasi (kerusakan). Akibatnya, enzim
tidak dapat berfungsi sebagai katalis lagi. Sebagai contoh, enzim manusia memiliki
suhu optimal 35–40°C dan enzim pada bakteri yang hidup di air panas memiliki
suhu optimum 70°C atau lebih.
- Perubahan pH
Setiap enzim mempunyai pH optimum yang spesifik. Perubahan pH
mengakibatkan sisi aktif enzim berubah sehingga dapat menghalangi terikatnya
substrat pada sisi aktif enzim. Selain itu, perubahan pH juga mengakibatkan proses
denaturasi pada enzim. Sebagai contoh, enzim ptialin di mulut hanya dapat bekerja
pada pH netral, enzim pepsin di lambung bekerja pada pH asam, sedangkan enzim
tripsin di usus bekerja pada pH basa.

X. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa enzim
katalise berperan dalam menguraikan racun dari H2O2 menjadi H2O2 dan O2. Aktivitas
Enzim dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.
1. Suhu, dimana enzim katalase tidak akan bekerja optimal pada suhu tinggi karena
kita ketahui bahwa enzim katalase akan bekerja pada suhu netral
2. Derajat Keasaman pH, dinama enzim katalase akan bekerja optimal pada pH netral
sedangkan pada keadaan pH < 7 (asam) dan pH > 7 (basa) tidak dapat menguraikan
secara optimal.
3. Semakin besar konsentrasi enzim katalise, maka semakin banyak molekul substrat
yang dapat dipecahkan
4. Enzim katalase juggs terdapat didalam organel selain hati yaitu jantung
5. Sema organ dalam tubuh mengandung enzim katalase yang konsentrasi terbesarnya
terdapat di hati dan dengan adanya enzim katalase yang terdapat dalam sel akan
menguraikan peroksida air ini sehingga tidak merugikan sel

XI. DAFTAR PUSTAKA


Ammariah, H. (2021, Agustus 26). Berkenalan dengan Enzim: Fungsi, Struktur, dan
Sifatnya | Biologi Kelas 12. Retrieved from Ruangguru:
https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-dan-sifat-sifat-enzim
Retno Hastuti, R. D. (2022). Buku Interaktif Biologi untuk SMA/MA Peminatan
Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam Kelas XII. In R. D. Retno Hastuti, Metabolisme (pp.
23 - 29 ). Daerah Istimewa Yogyakarta: PT PENERBIT INTAN PARIWARA .
Utami, S. N. (2022, Agustus 18). Enzim Katalase: Pengertian dan Fungsinya.
Retrieved from Kompas:
https://www.kompas.com/skola/read/2022/08/18/155854669/enzim-katalase
pengertian-dan-fungsinya#google_vignette

Anda mungkin juga menyukai