2H2O + O2
Enzim tertentu dapat bekerja secara optimal pada kondisi tertentu pula. Beberapa faktor yang
mempengaruhi kerja enzim adalah sebagai berikut :
a. Suhu
Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Protein akan mengental atau
mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas). Suhu optimal bekerjanya enzim pada
hewan umumnya berkisar antara 35oC 40oC. Namun, enzim paling optimum pada suhu 37oC.
b. Derajat keasaman (pH)
Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat. Sebagian
besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang sedikit sempit (pH = 7). Di
luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan
cepat.
c. Konsentrasi enzim, substrat, dan kofaktor
Jika pH dan suhu suatu sistem enzim dalam keadaan konstan serta jumlah substrat
berlebihan, maka laju reaksi sebanding dengan jumlah enzim yang ada. Jika pH, suhu dan
konsentrasi enzim dalam keadaan konstan, maka reaksi awal hinga batas tertentu sebanding
dengan substrat yang ada. Jika enzim memerlukan suatu koenzim atau ion kofaktor, maka
konsentrasi substrat dapat menetukan laju reaksi.
d. Inhibitor enzim
Kerja enzim dapat dihambat, baik bersifat sementara maupun tetap oleh inhibitor berupa zat
kimia tertentu. Pada konsentrasi substrat yang rendah akan terlihat dampak inhibitor terhadap
laju reaksi.
Hati ayam merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah
kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati ayam juga termasuk sebagai
alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati ayam membantu fungsi ginjal dengan cara memecah
beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan
memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati ayam
disebut proses detoksifikasi. Lobus hati ayam terbentuk dari sel parenkimal dan sel nonparenkimal. Sel parenkimal pada hati ayam disebut hepatosit, menempati sekitar 80% volume
hati ayam dan melakukan berbagai fungsi utama hati ayam. 40% sel hati ayam terdapat pada
lobus sinusoidal. Hepatosit merupakan sel endodermal yang terstimulasi oleh jaringan
mesenkimal secara terus-menerus pada saat embrio hingga berkembang menjadi sel parenkimal.
Selama masa tersebut, terjadi peningkatan transkripsi mRNA albumin sebagai stimulan
proliferasi dan diferensiasi sel endodermal menjadi hepatosit. Pada hati ayam banyak
mengandung enzim katalase
9. Lidi ( 1 batang )
10. Kapas
11. Korek
12. Hidrogen Peroksida
13. HCl
14. NaOH
15. Hati ayam segar
16. Kertas label
Tabung
Perlakuan percobaan
Kondisi
Gelembung
Gas
Nyala Api
Hati+H2O2
Netral
+++
+++
Hati+HCl+H2O2
Asam
Hati+NaOH+H2O2
Basa
Hati+H2O2
( Dipanaskan)
Panas
+++
+++
Keterangan
*1
*1 pada pendinginan tabung reaksi 5. Saat praktikum tidak digunakan thermometer dan
pendinginan yang dilakukan kurang lama. Sehingga suhu pendinginan tidak diketahui secara
pasti. Hasil pengamatan tetap pada pengalaman percobaan,namun pembahasan kerja enzim pada
suhu rendah mengacu pada literatur dan sumber yang telah ada berdasar penelitian
Keterangan:
++++ = Gelembung Banyak/ Nyala api Besar
+
= Jika sedikit gelembung / Nyala api kecil
= tak ada gelembung / tak ada nyala api
V. Pembahasan
Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim mempunyai sifat
spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu. Sebagai contoh enzim katalase yang
hanya menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2 dengan reaksi sebagai berikut :
2H2O2 2H2O + O2
Hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan hati
ayam ayam jantung ayam (sebagai perbandingan). Hati ayam digunakan karena banyak
mengandung enzim katalase. Kemudian semua itu dibuat ekstrak. Yang terjadi pada ekstrak saat
diberi perlakuan adalah sebagai berikut :
A. Pada hati ayam + H2O2
Saat hati ayam diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara yang
banyak. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam
ayam mengubah H2O2 menjadi H2O (air) dan O2 (gas Oksigen). Dan itu membuktikan
bahwa di dalam hati ayam mengandung enzim katalase. Dalam percobaan hati ayam +
H2O2 terjadi kejadian gelembung yang sangat banyak karena di dalam hati ayam
mengandung enzim katalase yang berguna untuk menetralkan racun dimana hanya dapat
bekerja optimal pada pH netral. kita dapat bekerja optimal pada pH netral.
B. Pada hati ayam + HCI + H2O2
Pada percobaan yang kedua kami menggunakan tambahan HCL yang
dimaksudkan agar keaadaan hati menjadi terlalu asam. Dan dalam hasil pengamatan
dapat dilihat bahwa tidak jauh berbeda hasilnya dari percobaan Hati+H2O2 yang berfungsi
sebagai pembanding akan tetapi yang terjadi hanya ada sedikit gelembung itu
membuktikan bahwa dalam bekerja hati tidak dapat mengubah secara sempurna
dari H2O2 menjadi H2O (air) dan tidak timbul nyala api itu berarti tidak adanya
penguraian dari H2O2 menjadi O2. Dan membuktikan bahwa pada keadaan yang terlalu
asam yaitu dengan ditambahnya HCL enzim tidak dapat bekerja secara optimal. Dengan
persamaan reaksinya : 2HCl + H2O2
2H2O + Cl2.
C. Pada hati ayam + NaOH + H2O2
Pada percobaan yang ketiga kali ini Hati dengan H2O2 ditambah lagi dengan
KOH. Penambahan KOH disini dimaksudkan untuk membuat Hati dalam keadaan terlalu
basa. Kemudian ditambah H2O2 ternyata terbentuk gelembung udara yang sedikit, itu
membuktikan bahwa tidak terjadi penguraaian yang sempurna dari H 2O2 menjadi H2O
(air) tetapi saat bara api dimasukkan ke dalamnya tak terjadi nyala api. Hal tersebut
membuktikan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi
yang terlalu basa.
Dengan persamaan 2NaOH + H2O2
2Na + 2H2O
D. Pada hati ayam( Dipanaskan) + H2O2
Pada percobaan yang keempat ekstrak hati dipanaskan terlebih dahulu kemudian
setelah itu ditambah dengan H2O2 . Dan yang terjadi gelembung muncul hanya sedikit dan
ketika bara api dimasukkan kedalam tabung terjadi reaksi nyala api yang redup. Hal ini
disebabkan karena protein di dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak
sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2. Protein akan mengental
atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas). Peningkatan suhu diatas
suhu optimum menyebabkan putusnya ikatan hydrogen dan ikatan lain yang merangkai
molekul enzim, sehingga enzim mengalami denaturasi. Denaturasi adalah rusaknya
bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan
substratnya.Itu membuktikan juga bahwa dimana enzim katalase tidak akan bekerja
secara optimal pada suhu tinggi. karena kita ketahui bahwa enzim katalase akan bekerja
secara optimal pada suhu netral
E. Pada hati ayam ( didinginkan ) + H2O2
Terlihat pada percobaan gelembung yang dihasilkan adalah banyak dna nyala api
terang. Ini tentu hasil yang berbeda dengan hasil yang dilakukan terdahulu. Berdasar
telaah pustaka pada suhu rendah, enzim akan melambat bahkan berhenti bekerja, tetapi
tidak mengalami kerusakan dan akan bekerja kembali jika suhu telah normal. Mengapa
pada percobaan nyal tetap terang dan gelembung tetap banyak? Dikarenakan tidak
digunakan nya thermometer ,bisa jadi pendinginan kurang lama sehingga enzim masih
dapat berjalan optimal
F.
G. VII. Kesimpulan
H. Berdasarkan hasil pengamatan kami, dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi kerja enzim katalase di antaranya :
1. Suhu : Enzim katalase tidak akan bekerja secara optimal pada suhu tinggi karena
denaturasi dan pada suhu rendah akan melambat, karena dapat diketahui bahwa
enzim katalase akan bekerja optimal tepat pada suhu 37oC.
2. Derajat keasaman : Enzim katalase akan bekerja optimal pada pH netral (7), jika
ditempatkan pada pH terlalu tinggi dan terlalu rendah maka enzim akan menjadi
nonaktif, namun jika pHnya mendekati pH netral maka enzim akan bekerja hampir
optimal
I.
J.
VIII. lampiran