Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

“ Fermentasi “

Disusun Oleh :

1. Desak Nyoman Niken Pratiwi (05)


2. Dewi Yuliantika (07)
3. Isti Vanida (21)
4. Mesi Herlita (26)
5. Rika widyaningsetiani (29)
6. Riska Parwatiningsih (35)

SMAN 4 Mataram
Tahun Pelajaran 2017/2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan laporan ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Fermentasi”, yang kami
sajikan berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan. Laporan ini di susun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya laporan ini dapat
terselesaikan.

Semoga laporan ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun laporan ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran
dari pembaca yang membangun. Terimakasih.

Mataram, 11 September 2017


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara umum,fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi,
terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.

Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah
etanol, asam laktat, dan hidrogen.Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan
dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum
digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman
beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang
tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi
yang mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya. Akumulasi asam laktat inilah
yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot.

B. Tujuan Penelitian
Untuk menemukan apa saja yang dihasilkandalam proses fermentasi

C. RumusanMasalah
Apa saja yang dihasilkan proses fermentasi ?

E. Hipotesis
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat diubah
menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diubah menjadi alkohol.

F. Variabel
a. Variabel terikat : Banyak gelembung, suhu, bau dan perubahan warna
b. Variabel bebas : PP, Glukosa, Air kapur
c. Variabel kontrol : Fermipan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Respirasi anaerob (fermentasi) adalah respirasi yang terjadi dalam keadaan ketidaktersediaan
oksigen bebas.Asam piruvat yang merupakan produk glikolisis jika dalam keadaan ketiadaan
oksigen bebas akan diubah menjadi alkohol atau asam laktat.

Pada manusia, kekurangan oksigen sering terjadi pada atlet-atlet yang berlari jarah jauh dengan
kencang. Atlet tersebut membutuhkan kadar oksigen yang lebih banyak daripada yang diambil
dari pernafasan. Dengan kurangnya oksigen dalam tubuh, maka proses pembongkaran zat
dilakukan dengan cara anaerob, yang disebut dengan fermentasi. Fermentasi tidak harus selalu
dalam keadaan anaerob. Beberapa jenis mikroorganisme mampu melakukan fermentasi dalam
keadaan aerob.

B. Mikroba yang BerperanDalam Proses Fermentasi


1. Fermentasi Asam Asetat
Bakteri Acetobacter aceti merupakan baktei yang mula pertama diketahui sebagai penghasil
asam asetat dan merupakan jasad kontaminan pada pembuatan wine. Saat ini bakeri
Acetobacter aceti digunakan pada produksi asam asetat karena kemampuanya mengoksidasi
alkohol menjadi asam asetat.

2. Fermentasi Asam Laktat


Fermentasi asam laktat banyak terjadi pada susu. Jasa yang palingberperan dalam fermentasi
ini adalah Lacobacillus sp. Laktosa diubah menjadi asam laktat. Kini asam laktat juga
digunakan untuk produksi plastik dalam bentuk PLA.

3. Fermentasi Asam Sitrat


Asam sitrat dihasilkan melalui fermentasi menggunakan jamur Aspergillus niger. Meskipun
beberapa bakteri mampu melakukan, namun yang paling umum digunakan adalah jamur ini.
Pada kondisi aerob jamur ini mengubah gula atau pati menjadi asam sitrat melalui
pengubahan pada TCA.

4. Fermentasi Asam Glutamat


Asam glutamat digunakan untuk penyedap makanan sebagai penegas rasa. Mula pertama
dikembangkan di Jepang. Organisme yang kini banyak digunakan adalah mutan dari
Corynebacterium glutamicu.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fermentasi


Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fermentasi untuk menghasilkan etanol adalah:
sumber karbon, gas karbondioksida, pH substrat, nutrien, temperatur, dan oksigen.
Untuk pertumbuhannya, yeast memerlukan energi yang berasal dari karbon. Gula adalah
substrat yang lebih disukai. Oleh karenanya konsentrasi gula sangat mempengaruhi kuantitas
alkohol yang dihasilkan.
Kandungan gas karbondioksida sebesar 15 gram per liter (kira-kira 7,2atm) akan menyebabkan
terhentinya pertumbuhan yeast, tetapi tidak menghentikan fermentasi alkohol. Pada tekanan
lebih besar dari 30 atm, fermentasi alcohol baru terhenti sama sekali.
1. pH
PH dari media sangat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Setiap mikroorganisme
mempunyai pH minimal, maksimal, dan optimal untuk pertumbuhannya. Untuk yeast, pH
optimal untuk pertumbuhannya ialah berkisar antara 4,0sampai 4,5. Pada pH 3,0 atau lebih
rendah lagi fermentasi alcohol akan berjalan dengan lambat

2 Nutrien
Dalam pertumbuhannya mikroba memerlukan nutrient.Nutrien yang dibutuhkan digolongkan
menjadi dua yaitu nutrient makro dan nutrient mikro. Nutrien makro meliputi unsur C, N, P, K.
Unsur C didapat dari substrat yang mengandung karbohidrat, unsur N didapat dari
penambahan urea, sedang unsur P dan K dari pupuk NPK. Unsur mikro meliputi vitamin dan
mineral-mineral lain yang disebut trace element seperti Ca, Mg, Na, S, Cl, Fe, Mn, Cu, Co, Bo,
Zn, Mo, dan Al.

3. Temperatur
Mikroorganisme mempunyai temperature maksimal, optimal, dan minimal untuk
pertumbuhannya. Temperatur optimal untuk yeast berkisarantara 25-30ºC dan temperature
maksimal antara 35-47ºC. Beberapa jenis yeast dapat hidup pada suhu 0ºC. Temperatur selama
fermentasi perlu mendapatkan perhatian, karena di samping temperature mempunyai efek yang
langsung terhadap pertumbuhan yeast juga mempengaruhi komposisi produk akhir. Pada
temperature yang terlalu tinggi akan menonaktifkan yeast. Pada temperature yang terlalu
rendah yeast akan menjadi tidak aktif.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode yang kami pergunakan dalam meguji cara kerja enzim katalase adalah metode
eksperimen.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Kami melakukan percobaan ini di Laboratorium SMA Negeri 4 Mataram pada hari Selasa, 29
Agustus 2017 pukul 08.00 WIB.

C. Alat dan Bahan


Alat : Bahan :
1. Tabung raksi 1. Gula
2. Labu erlemeyer 2 buah 2. Air Suling
3. Pipa kaca L dan U 3. Air kapur
4. Termometer 4. Fenoftalin / Pp
5. Sumbat gabus berlubang 2, 4 buah 5. Fermipan
6. Timbangan
7. Pipet tetes

D. Cara Kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan
2. Timbang 10 gram gula dan 2 gram fermipan dengan timbangan
3. Larutkan 10 gram gula kedalam 50 ml air suling dalam tabung A dan masukkan kedalam
Larutan tersebut fermipan sebanyak 2 gram
4. Isilah tabung B dengan fenoftalin yang sudah ditetesi air kapur sehingga berwarna merah
Jambu
5. Susunlah perangkat seperti gambar dibawah

6. Amati kedua perangkat tersebut selama 20 menit dan catatlah apa yang terjadi
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Tabel Hasil Pengamatan

Perangkat Percobaan Keadaan sebelum percobaan Keadaan setelah percobaan

Tabung A Berwarna krem dan keruh Berwarna putih susu dan berbusa

Tabung B Berwarna merah jambu Berwarna bening

Suhu 26°C 28°C

Bau Seperti susu Seperti Alkohol

II

Tabung A Berwarna bening Berwarna bening

Tabung B Berwarna merah jambu Berwarna bening

Suhu 26°C 26°C

Bau Tidak berbau Tidak berbau

B. Pembahasan

SUHU AWAL REAKSI


Berdasarkan pengukuran dengan termometer, suhu awal pada campuran larutan gula dan fermipan
yaitu 26ºC. Hal tersebut disebabkan lamanya pengadukan kedua zat sehingga panas yang dihasilkan
cukup tinggi. Reaksi yang terjadi adalah reaksi eksoterm karena menghasilkan panas yang merupakan
gesekan antara pengaduk, wadah dan larutan dalam tabung tersebut .

SUHU AKHIR REAKSI


Setelah suhu awal sebelum fermentasi, tabung erlemenyer yang ditutup dengan sumbat
gabus mengalami reaksi yang menghasilkan gelembung – gelembung selama 14 menit. Suhu
akhirnya 28ºC. Kenaikan suhu cukup signifikan yaitu sebesar 2°C mengingat waktu reaksi yang
cukup lama.

INDIKATOR PP
Air kapur yang ditetesi Phenolphthalein berubah warna menjadi merah muda. Hal tersebut disebabkan
karena indikator PP memiliki trayek PH 8,3 – 10 dengan indikasi tidak berwarna hingga berwarna.
Jika warna yang dihasilkan merah, mengindikasikan bahwa PH lebih dari 10. Itulah yang
C. Pertanyaan
1. Pda akhir percobaan, apa yang terjadi dengan fenoltalin yang sudah ditetesi air kapur ?
jelaskan mengapa demikian !
 Terjadi perubahan warna dari warna merah jambu menjadi bening. Perubahan ini
terjadi karena sifat basa dalam larutannya berkurang.

2. Apa fungsi air kapur pada tabung B ?


 Air kapur berfungsi untuk mengikat CO2 dan menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pembusuk, sehingga reaksi mulai terhenti ketika hasil reaksi pada
tabung A mengalir menuju tabung B.

3. Bagaimanakah keadaan dalam tabung A pada akhir percobaan ? apa artinya ?


 Percobaan pada tabung A mengalami pengembangan dan terdapat busa. Artinya,
terjadi kenaikan suhu sebelum dan sesudah mengembang.

4. Apakah energi yang dibebaskan ? darimana anda mengetahuinya ?


 Energi yang dibebaskan berupa energi panas yang dapat dilihat dari kenaikan suhu.

5. Bukalah sumbat botol A dari kedua perangkat ! ciumlah bau yang keluar dari botol tersebut !
perbedaan apakah yang terdapat pada botol A kedua perangkat ?
 Pada salah satu perangkat, botol A berbau seperti susu pada saat sebelum percobaan,
sedangkan berbau seperti alkohol setelah percobaan.
Pada perangkat lain, tidak terdapat bau apapun, baik sebelum & sesudah percobaan.

6. Bandingkan perangkat 1 dan 2 ! apakah yang kamu amati ?


 Perbedaan warna, suhu, dan bau

7. Dalam tabung A perangkat 1 terjadi proses kimia. Berdasarkan data pengamatan, apa yang
dihasilkan pada proses tersebut ?
 C6H12O6 2C2H2OH + 2CO2 + 28 kkal
Jadi hasilnya adalah 2 alkohol + 2 karbondioksida + 28 kkal energi

8. Apakah pengaruh gas yang ada di dalam tabung A di atas adonan (dibawah penyumbat)
terhadap proses yang sedang berjalan ?
 Pengaruhnya adalah menyebabkan air kapur + fenolftalin yang semula berwarna
merah jambu menjadi bening karena terjadinya pembentukan gas CO2 dan membuat
kenaikan suhu
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Proses fermentasi dapat menghasilkan warna putih ( mengembang ), suhu
meningkat, dan bau seperti alkohol. Sedangkan gula yang diberi air suling tidak menghasilkan
warna ( bening ), suhunya tetap dan tidak berbau.

B. Saran
1. Sebaiknya dalam membuat fermentasi memperhatikan jumlah ragi yang akan dicampurkan.
2. Saat menutup tabung erlemeyer dengan sumbat gabusnya lebih rapat agar udara di dalam
tabung tidak keluar karena dapat menyebabkan analisisnya berbeda.

Anda mungkin juga menyukai