Anda di halaman 1dari 4

Laporan Praktikum:

Fermentasi Ragi
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Fermentasi adalah proses produksi energy dalam sel dalam keadaan anaerobic
(tanpa oksigen). Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil
fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi, beberapa komponen
lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi, seperti asam butirat dan aseton.
Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk
menghasilkan etanol. Respirasi anaerobic dalam otot mamalia selama kerja yang keras
(yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk
fermentasi yang menghasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya. Akumulasi
asam laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot.
Untuk memahami peristiwa fermentasi ragi dan hasilnya, perlu dilakukan
percobaan tentang fermentasi ragi.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana proses fermentasi alkohol?
b. Apa saja yang dihasilkan dari fermentasi alkohol?
3. Tujuan
Percobaan ini bertujuan memahami peristiwa fermentasi dan menemukan hasilnya.

B. Landasan Teori/Kajian Pustaka


1. Pengertian
Respirasi anaerob (fermentasi) adalah respirasi yang terjadi dalam keadaan
ketidaktersediaan oksigen bebas. Asam piruvat yang merupakan produk glikolisis, jika dalam
keadaan ketiadaan oksigen bebas akan diubah menjadi alcohol atau asam laktat.
Pada manusia, kekurangan oksigen sering terjadi pada atlet-atlet yang berlari jarak jauh
dengan kencang. Atlet tersebut membutuhkan kadar oksigen yang lebih banyak daripada
yang diambil dari pernapasan. Dengan kurangnya oksigen dalam tubuh proses pembongkaran
zat dilakukan dengan cara anaerob yang disebut dengan fermentasi. Fermentasi tidak harus
selalu dalam keadaan anaerob. Beberapa jenis mikroorganisme mampu melakukan
fermentasi dalam keadaan aerob.
2. Mikroba yang Berperan dalam Proses Fermentasi
a. Fermentasi Asam Asetat
Bakteri Acetobacter aceti merupakan bakteri yang pertama diketahui sebagai
penghasil asam asetat dan merupakan jasad kontaminan pada pembuatan wine. Saat
ini, bakteri Acetobacter aceti digunakan pada produksi asam asetat karena
kemampuannya mengoksidasi alcohol menjadi asam asetat.
b. Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat banyak terjadi pada susu. Jasa yang paling berperan dalam
fermentasi ini adalah Lactobacillus sp. Laktosa diubah menjadi asam laktat. Kini
asam laktat juga digunakan untuk produksi plastic dalam bentuk PLA.
c. Fermentasi Asam Sitrat
Asam sitrat dihasilkan melalui fermentasi menggunakan jamur Aspergillus niger.
Meskipun beberapa bakteri mampu melakukan, yang paling umum digunakan adalah
jamur ini. Pada kondisi aerob, jamur ini mengubah gula atau pati menjadi asam sitrat
melalui pengubahan pada TCA.
d. Fermentasi Asam Glutamat
Asam glutamate digunakan untuk penyedap makanan sebagai penegas rasa yang
pertama dikembangkan di Jepang. Organisme yang kini banyak digunakan adalah
mutan dari Corynebacterium glutamicum.
e. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Fermentasi
Faktor-faktor yang memengaruhi proses fermentasi untuk menghasilkan etanol adalah
sumber karbon, gas karbon dioksida, PH substrat, nutrient, temperatur, dan oksigen.
Untuk pertumbuhannya, yeast memerlukan energy yang berasal dari karbon. Gula
adalah substrat yang lebih disukai. Oleh karena itu, konsentrasi gula sangat
memengaruhi kuantitas alcohol yang dihasilkan. Gula sangat memengaruhi kuantitas
alcohol yang dihasilkan. Kandungan gas karbondioksida sebesar 15gram per liter
(kira-kira 7,2 atm) akan menyebabkan terhentinya pertumbuhan ragi (yeast), tetapi
tidak menghentikan fermentasi alcohol. Pada tekanan lebih besar dari 30 atm,
fermentasi alcohol baru terhenti sama sekali.
f. PH
PH dari media sangat memengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Setiap
mikroorganisme mempunyai PH minimal, maksimal, dan optimal untuk
pertumbuhannya. Untuk ragi, PH optimal untuk pertumbuhannya ialah berkisar antara
4,0 sampai 4,5. Pada PH 3,0 atau lebih rendah lagi fermentasi alcohol akan berjalan
dengan lambat.
g. Nutrien
Dalam pertumbuhannya, mikroba memerlukan nutrient. Nutrien yang dibutuhkan
digolongkan menjadi dua, yaitu nutrient makro dan nutrient mikro. Nutrient makro
meliputi unsur C, N, P, K. unsur C diperoleh dari substrat yang mengandung
karbohidrat. Unsur N diperoleh dari penambahan urea, sedangkan unsur P dan K dari
pupuk NPK. Unsur mikro meliputi vitamin dan mineral-mineral lain.
h. Temperature
Mikroorganisme mempunyai temperature maksimal, optimal, dan minimal untuk
pertumbuhannya. Temperatur optimal untuk ragi antara 25-30°Ϲ dan temperatur
maksimal antara 35-47°Ϲ. Beberapa jenis ragi dapat hidup pada suhu 0°Ϲ.
Temperatur selama fermentasi perlu mendapatkan perhatian, karena di samping
temperatur mempunyai efek yang langsung terhadap pertumbuhan ragi juga
memengaruhi komposisi produk akhir. Pada temperatur yang terlalu tinggi akan
menonaktifkan ragi. Sebaliknya, pada temperatur yang terlalu rendah, ragi akan
menjadi tidak aktif.
C. Metode Penelitian
1. Alat dan Bahan
Gelas kimia, erlenmeyer dua buah, pipa kaca L dan U, thermometer, sumbat
gabus berlubang dua, timbangan, glukosa, air suling, ragi roti, vaselin, air kapur,
fenoftalein/pp.
2. Cara Kerja
a) Masukkan larutan 50 ml larutan gula 20% ke erlenmeyer A.
b) Masukkan 50 ml larutan air kapur dalam erlenmeyer B kemudian tetesi
fenoftalen sebanyak 3 tetes hingga larutan berwarna merah jambu.
c) Timbang ragi roti sebanyak 3 gram menggunakan timbangan kemudian
masukkan ke dalam erlenmeyer A.
d) Ukur suhu awal masing-masing larutan dan cium bau tiap larutan.
e) Tutup erlenmeyer A dan B menggunakan sumbat gabus yang telah
dipasangi pipa L dan U, kemudian olesi vaselin pada pinggiran erlenmeyer
untuk mencegah keluarnya udara.
f) Amati perangkat selama 25 menit dan catat hasilnya.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Keadaan Sebelum Keadaan Sesudah
Indikator Percobaan Percobaan Keterangan
Tabung A Tabung B Tabung A Tabung B
Warna Coklat Tidak terjadi
Jingga Pink Putih pekat
cairan Muda fermentasi
Suhu 27°Ϲ - 29°Ϲ - Suhu meningkat
Bau Asam - Seperti tape - Terjadi fermentasi
Terjadi
Gelembung Tidak ada Tidak ada Ada banyak Ada
Fermentasi

2. Pembahasan
a. Suhu Awal Reaksi: Berdasarkan pengukuran dengan thermometer, suhu
awal pada campuran larutan gula dan ragi, yaitu 27°Ϲ. Hal tersebut disebabkan
lamanya pengadukan kedua zat sehingga panas yang dihasilkan cukup tinggi.
Reaksi yang terjadi adalah reaksi eksoterm karena menghasilkan panas yang
merupakan gesekan anatara pengaduk, wadah, dan larutan dalam tabung tersebut.
b. Suhu Akhir Reaksi: Setelah suhu awal sebelum fermentasi, tabung
erlenmeyer tersebut ditutup dengan sumbat gabus sehingga yang dilapisi vaselin
pada pinggirannya terjadi reaksi yang menghasilkan gelembung-gelembung
selama 14 menit. Suhu akhirnya 29°Ϲ. Kenaikan suhu cukup signifikan, yaitu
sebesar 2°Ϲ mengingat waktu reaksi yang cukup lama.
E. Simpulan
Fermentasi adalah proses produksi energy dalam sel dalam keadaan anaerobic (tanpa
oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik. Akan
tetapi, terhadap definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi
dalam lingkungan anaerobik tanpa ekseptor eksternal yang dipengaruhi oleh PH,
temperature, dan nutrian.
TUGAS 2
1) Carilah sebuah teks laporan percobaan melalui internet, kemudian salinlah dengan
mencantumkan sumbernya.
2) Bacalah teks laporan percobaan tersebut dengan saksama, kemudian tentukan hal-hal
berikut ini.
a) Struktur teks: pendahuluan (latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan),
landasan teori atau kajian pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan, serta
simpulan.
b) Fitur (ciri) Bahasa yang terdapat di dalamnya.
3) Laporkan hasil kerjamu kepada guru sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
4) Presentasikan hasil kerjamu di depan kelas.
5) Berikan kesempatan kepada teman-temanmu untuk menganggapi hasil kerjamu.
6) Tanggapilah dengan cara yang santun apabila ada temanmu yang mengomentari hasil
kerjamu.

Anda mungkin juga menyukai