Anda di halaman 1dari 18

BAB 3

MEMAKNAI KEHIDUPAN MELALUI CERPEN


Cerita pendek (cerpen) adalah salah satu karya sastra. Cerpen dapat menjadi sarana untuk
mengungkapkan gagasan, ide dan pikiran dengan gambaran- gambaran tentang kehudupan.
Kehidupan di masyarakat yang pernah kamu dengar atau kamu lihat dapat dijadikan cerita
menarik dalam bentuk cerpen. Sebaliknya, melalui cerpen pun, kamu dapat memahami suatu
kehidupan dalam keluarga atau masyarakat tertentu. Semakina banyak kamu membaca cerpen
akan semakin banyak pula kamu memahami berbagai kehidupan masyarakat. Nah, ini disinilah
kamu akan mampu memaknai nilai-nalai kehidupan yang tersirat dalam cerita tersebut.
A. Mengidentifikasi Unsur Pembangun Karya Sastra dalam Teks Cerita Pendek
Cerpen dapat diibaratkan seperti rumah. Rumah dapat berdiri kokoh karena dibentuk oleh
unsur-unsur pembangun, yakni fondasi, tiang, dinding, atap, pintu, jendela, dan lain-lain.
1. Memahami Teks Cerita Pendek yang Dibacakan
2. Mengenal dan Mengidentifikasi Unsur-Unsur Pembangun Teks Cerpen
Unsur pembangun teks cerpen terbentuk atas lima komponen yang saling berkaitan.
Lima unsur itu adalah tema, penokohan, latar, sudut, pandang, dan alur (plot)
Kelima unsur tesebut sering disebut sebagai unsur intrinsik cerita.
Daya piket sebuat teks cerpen sangat ditentukan oleh keterampilan sang penulis
dalam menyatukan unsur-unsur cerita diatas. Dengan demikian, teks cerpen mampu
merangsang minat pembaca untuk mengetahui jalan cerita selanjutnya.
a. Tema Cerita
Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra. Tema
menajdi dasar pengembangan seluruh cerita. Oleh karena itu, tema bersifat menjiwai
seluruh bagian cerita itu.
b. Alur Cerita
adalah peristiwa yang salin-menjalin berdasarkan urutan atau hubungan tertentu.
Sebuah rangkaian peristiwa dapat terjalin berdasarkan tujuan waktu, urutan kejadian,
atau hubungan sebab-akibat membentuk satu kesatuan yang utuh, padu, dan bulat
dalam suatu.
c. Penokohan
Toko cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif.
Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang bagaimana watak tokoh
tersebut. Penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita pun dijelaskan sehingga
sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca.
d. Latar
ialah penempatan waktu dan tempat beserta lingkungannya dalam prosa fiksi.
Latar terbagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut;
1. Latar Tempat
Latar Tempat mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang
diceritakan dalam karya fiksi. Uncur tempat yang dipergunakan bisa
berubah tempat dengan nama tertentu.
2. Latar Waktu
Latar Waktu berhubungan dengan masalah “kapan” menunjuk pada waktu
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
3. Latar sosial
Latar sosial mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku
sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.
Termasuk didalamnya adalah berupa kebiasaan hidup, adat istiadat,
tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap. Selain itu,
latar sosial yang berhubungan dengan status sosial tokoh yang
bersangkutan.
e. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara penulis memandang tokoh-tokoh cerita dengan
menempatkan dirinya pada posisi tertentu. Umumnya penulis menempatkan diri
pada posisi orang ketiga dengan menggunakan kata ganti dia atau orang pertama
dengan menggunakan kata ganti orang pertama aku atau saya.
B. Menyimpulkan Unsur-Unsur Pembangunan Teks Cerita Pendek
Bacalah teks cerpen berikut:
Tukang Pijit Keliling
Sebenarnya, tidak ada keistimewaan khusus mengenai keahlian Darko dalam
memijat. Standar tukang pijat pada layaknya, tetapi keramahannya yang mengalir
menambah daya pikat tersendiri. Kami menemukan ketenangan di wajahnya yang
membuat kami senantiasa merasa dekat. Mungkin, oleh sebab itu, kami terus
membicarakannya.
Entah dari mana asalnya, tidak ada seorang wargapun yang tau. Tiba-tiba saja
datang ke kampung kami dengan pakean tanpa lesuh, kami sempat menganggap dia
adalah pengemis di utus suatu tempat.dia ber tubuh jangkut, tetapi terkesan terbungku,
barang kali karna usia. Peci melingkar di kepala, jenggot lebih mengitari wajah. Tanpa
mengenakan kaca mata, matanya yang hampa terlihat lebih suram. Dia menawarkan
pijitan dari rumah ke rumah.
Kami melihat mata yang bagai selalu ingin memejam, hanya selapis putih yang
terlihat kami pun penasaran ingin merasakan pijikannya.maklum, tidak ada tukang
pijit di kampung kami apa lagi yang keliling. Biasanya kami pijit-memijit bergantian
dengan anggota kelurga di rumah masing-masing itu pun hanya sekedarnya. Kami
harus menuju kedusun pijit dikampung sebelah jika ingin merasakan pijitan yang
sesunggu-sunggunya atau mengurut tangan dan kaki kami yang hampir terkilir.

Kebayankan warga dikamapung kami adalah burutani. Hanya beberapa orang yang
memiliki sawa dapat dihitung dengan ingatan. Setiap hari kami menumpahkan tenaga
dilading. Dapat dibayangkan, keletihan kami jika malam menjelang tentulah,
kehadiran Darko membuat kampung kami melihat makin bersemangat setiap malam
dengan membawa minyak urut, dia menyusuri dari gang kegang kampung guna
menjemput pelanggang kakinya bagaikan digerakkan tanah, dia begitu saja melangkah
tanpa bantuan tongkat. Tidak pernah menabrak pohon atau jatuh ke sungai. Memang,
tangannya kerap meraba-raba udara ketika melangkah, seperti sedang menata keadaan.
Barangkali, penglihatan Darko terletak ditelapaktangan.
Dia akan berhenti ketika seseorang memanggilnya misalnya melayani
pelaggannya dengan tulus dan sama rata, tanpa pernah memandang suatu apapun.
serta, yang membuat kami semakin hormat. Tidak pernah sekalipun dia mematok
harga. Dengan biaya murah bahkan terkadang hanya dengan mengganti sepiring nasi
dan teh panas, kami bisa mendapatkan kenikmatan pijit yang tiada tara. Kami
menikmati bagaimana tangannya menekan lembut tiap jengkal tubuh kami. Kami
merasakan urat saraf kami yang perlahan melepaskan kepenatan bagai menemukan
kesegaran baru setelah seharian ditimpa kelelahan. Pantaslah, apabila terkadang ada
pelanggang yang tertidur yang sedang dipijit.
Setelah itu. Darko memiliki pembawaan sikap yang ramah, tidak mengherankan
jika orang-orang kampung segera merasa akrab dengan dirinya. Dia suka pula
menceritakan kisah lucu diselah pijitannya. Meskipun begitu, kami tetap tidak tahu
asal usul dengan jelas. Apabila kami menanyakannya dia selalu mengatakan bahwa
dirinya berasal dari kampung yang jauh dikaki gunung.
Kemudian, kami ketahuai jika malam hampir tandas, Darko kembali ketempat
pemakaman di ujung kampung. Di antara sawah-sawah melintang. Sebuah tempat
pemakaman yang muram, menegaskan keterasingan. Di sana, terdapat sebuah gubuk
yang menyimpan keranda, gentong, serta peralatan penguburan lain yang tentu saja
kotor sebab hanya diperlukan apabila ada warga meninggal. Dikeranda itulah, Darko
tidur, memimpikan apa saja. Dia selalu mensyukuri mimpi meskipun percaya mimpi
tak akan mengubah apa-apa.
Sudah berhari-hari, dia tinggal disana. Tak dapat kami bayangkan bagaimana
aroma mayat yang membubung keudara lewat tengah malam, mengenang didadanya,
menyesakkan pernapasan. Kami lantas menyarankan supaya menginap di masjid saja.
Namun, dia tolak. Katanya, kini masjid sedang berada di ujung tanduk. Entahlah, dia
lebih memilih tinggal di pemakaman, membersihkan kuburan siapa saja.
Seminggu kemudian, orang-orang kampung gusur. Pak Lurah mengumumkan
bahwa masjid kampung satu-satunya yang berada di jalan utama akan segera dipindah
ke permukiman berimpitan rumah-rumah warga dengan alasan agar kami lebih dekat
menjangkaunya. Supaya, masjid senantiasa dipenuhi jemaah.
Namun, berhamburan kabar, Pak Lurah akan mengorbankan tanah masjid dan
sekitarnya ini kepada orang kota untuk sebuah proyek pasar masuk kampung. Tentu
saja, lokasi masjid merupakan tempat strategis daripada di pelosok permukiman, harus
melewati gang yang meliuk-liuk dan becek seperti garis nasib kami.
Disaat seperti itu, kami justru teringat Darko. Ucapannya terngiang kembali,
mengendap ketelinga kami bagai datang dari keterasingan yang kelam. Kami mulai
bertanya-tanya? Sejauh ini, kami saling memendam di dalam hati masing-masing
tentang dugaan bahwa Darko memiliki kejelian menangkap hari lusa. Namun, diam-
diam ketika sedang dipijat, kurit, seorang warga kampung yang terkenal suka ceplas-
ceplos, meminta Darko meramalkan nasibnya. Darko hanya tersenyum sambil
gelengkan kepada berkali-kali isyarat kerendahan hati seakan berkata bahwa dia tidak
bisa melakukan apa-apa selain memijat. Namun, kurit terus mendesak. Akhirnya
seusai memijit, Darko pun menuruti. permintaannya. Dengan sikap yang tenang, dia
mulai mengusap telapak tangan kurit, menatapnya dengan mata terpejam, kemudian
berkata: “Telapak tangan adalah pertemuan antara kesedihan dan kebahagian.’’
Entahlah, apa maksudnya. Kurit kali ini hanya diam saja mendengarkan dengan
takzim.
“Ada kekuatan tersimpan di telapat tanganmu,’’ Kulit serius menyimaknya masih
dalam keadaan berbaring.
‘’Tetap dirawat pertanian, rezeki akan terus membuntuti,” tambahnya. Kurit
mengangguk, masih tanpa ucap.
Setelah merasa tak ada lagi sesuatu yang terus membuntuti,” Darko permisi.
Berjalan kembali menapaki malam yang lengang. Langkahnya begitu jelas terdengar,
gesekan telapak kakinya pada tanah menimbulksan bunyi yang gemetar. Sementara,
kurit terus menyimpan ucapan Darko, berhadap akan menjadi kenyataan.
Siang hari, Darko selalu duduk berlama-lama di celah gundukan-gundukan tanah
yang berjajar, seperti sedang merasakan udara yang semilir di bawah pohon-pohon tua.
Menangkap suara burung-burung yang melengking di kejauhan. Menikmati aroma
semak-semak. Muluknya bergerak seperti sedang merapalkan doa. Mungkin, dia
mendoakan mereka yang di alam kubur sana. Dan jika ada warga meninggal, Darkon
kerap membentu para penggali kubur. Meski sekadar mengambil air dari sumur
supaya tanah lebih mudah digali.
Begitulah, saat siang hari, kami tak pernah melihat Darko leliling kampung.
Barangkali, dia lebih memilih menyepi dalam hening pemakaman. Ada saja sesuatu
yang dia kerjakan. Bahkan, yang mungkin tidak begitu penting sekalipun, seperti
mencabut rerumputan liar dipermukaan tanah makam, mengumpulkan dedaunan yang
berserakan dengan sapu lidi lalu membakarnya. Padahal, liatlah betapa daun-daun
tidak akan pernah berhenti menciumi bumi. Dia begitu tangkas melakukan itu semua
seakan memang tak pernah ada masalah dengan pengihatannya.
Kurit membenarkan ucapan Darko. Bawang merah yang dipanennya kini lebih
besaryang daripada hasil panen sebelumnya. Bertepatan dengan naiknya harga bawang
yang memang tak menentu. Dengan meluap-luap, kurit menceritakan kejelian Darko
membaca nasib seseorang kepada siapa saja yang dijumpainya. Kabar tentang
ramalannya pun bagai udara, beredar di perkampungan.
Kini, hampir setiap malam, selalu saja ada yang membutuhkan jasanya. Para
perempuan yang biasanya lebih menyukai pijitan suami mulai menunggu giliran.
Entah karena memang butuh mengendorkan otot yang tegang atau sekadar ingin
mengetahui ramalannya. Mungkin, dua-duanya. Apabila kebetulan kami
menjumpainya di jalan dan minta diramal tanpa pijat sebelumnya, Darko tidak akan
bersedia melakukannya. Katanya, dia hanya menawarkan jasa pijat, bukan ramalan. Di
warung wedang jahe, orang-orang terus membicarakannya. Mereka saling
menceritakan ramalan masing-masing.
“Dia menyarankan supaya aku beternak ayam saja,” seseorang menambahi.
Begitulah, dengan sangat berkobar-kobar, kami menceritakan ramalan masing-masing.
Setiap lamunan, kami habiskan untuk berhadap. Menunggu dengan keyakinan
mengucur seperti curah keringat kami yang terus menetes sepanjang hari.
Sungguh, tak dapat kami mungkin. Tak dapat kami sangat, segalanya benar-benar
Terjadi. Talim dianugerahi bayi perempuan yang sehat dari Rahim istrinya. Tak lama,
jelang itu. Surtini si perawan tua menerima lamaran seorang duda dari kampung
sebelah. Sementara Tasrip bergembira mendapat ternak ayamnya gemuk dsn lincah.
Disusul dengan kejadian-kejadian serupa.
Kejelian Darko dalam meramal semakin diyakini orang-orang kampung.
Ketepatannya membaca nasib seperti seorang petani memahami gerak musim-musim.
Pak Lurah pun merasa terusik mendengar kanar yang dan dari hari ke hari semakin
meluap itu. Ia sebelumnya memang belum pernah merasakan pijitan Darko.Ia lebih
memilih pijat ke kampung sebelah yang bersertifikat, menurutnya lebih pantas
dipercayai.
Malam itu, diam-diam, Pak Lurah memanggil Darko ke rumahnya. Seusai dipijit,
Dengan suara penuh wibawa, ia meminta diramalkannya nomer togel yang
akan keluar besok malam. Seperti biasa, Darko hanya menggeleng sambil
tersenyum. Namun, Pak Lurah terus mendesak, bahkan sedikit memohon. Darko diam
beberapa jenak. Kemudian, dengan sangat terang, dia pun menyebutkan angka
sejumlah empat kali diikuti gerak jari-jari tangannya. Kali ini, Pak Luruh yang
tersenyum, gembira melintas raut mukanya.
Seperti biasa, setelah merasa tidak ada sesuatu yang harus dikerjakan, Darko
permisi. Membiarkan tubuhnya diterpa angina malam yang kembop. Orang-orang
kampung kini mulai gelisah. Kami hanya bisa menduga dengan kemungkinan-
kemungkinan. Sementara, Pak Lurah kian geram, merasa dilecehkan mendapati
nomer togel pemberiannya tak kunjung tembus. Esoknya, di suatu jumat yang
memindahkan perlengkapan penguburan ke tangah permukiman. Katanya, tanah
kuburan semakin sesak, membutuhkan lahan luang yang lebih.
Sesampainya di sana, kami tidak menjumpai Darko. Di gubuk itu, kami tidak
juga menemukan jejak peninggalannya. Dengan memendam perasaan getir, kami
merobohkan tempat tinggalnya. Dalam hati kami sempet bertanya. Adakan Darko
memang sudah mengetahui segala yang akan terjadi?
Kumpulan cerpen Kompas (dengan penyesuaian)

C. Menelaah Struktur dan Aspen Kebahasaan Teks Cerita Pendek


Seperti halnya jenis lainnya, teks cerpen juga memiliki struktur dan aspek kebahasaan
yang menjadi ciri khas.
1. Menelaah struktur Cerita Pendek

Berisi pengenalan tohoh dan latar cerita.


Orientasi

Pada tahap ini, ditandai dengan reaksi tokoh dalam cerpen terhadap
Komplikasi konflik, Tahapan penjalinan konflik dimulai dari munculnya konflik,
peningkatan konflik, hingga konflik memuncak (klimaks)

Struktur Cerpen
Tahap evaluasi ditandai dengan adanya konflik yang mulai diarahkan
Evaluasi pada pemecahannya.

Pada tahapan ini, ditandai dengan ucapa pengarang untuk


Resolusi mengungkapkan solusi dari berbagai konflik yang dialami tokoh.

Struktur teks tersebut menunjukkan suatu tahapan. Akan tetapi, tahapan tersebut
urutannya dapat berubah-ubah sesuai yang dihendaki pengarang. Ada cerpen yang
doawali dengan orientasi, tetapi ada pula yang diawali dengan kompilasi. Inilah yang
menandai lahiranya berbagai jenis alur. JIka tahapan struktur tersebut linier (urut), yaitu
dari orientasi sampai dengan resolusi dosebut alur maju/lurus. Jika tahap tersebut
berjalan mundur, yakni cerita dimulai resolusi kemudian bergerak mundur disebut alur
sorot balik/mundur. Jika tahapan tersebut berjalan secara acak, misalnya diawali
Keadilan
kompilasi, kemudian orientasi dan dilanjutkan kembali sampai pada resolusi disebut alur
campuran. Karya Putu Wijaya
Ada suatu masa, ada saat banyak pedagang es pudeng dari Jawa berkeliaran di Bali.Mereka
Untuk mengetahui lebih mendalam bagian-bagian struktur teks cerpen, cermati
memakai kostum yang menarik dengan topi-topi kerucut, gendongan es putar mereka , desainnya
contoh berikut ini.
cantic. Gelas-gelaskaca plastic ala koktail bergantungan dengan pudeng berwarna-warna. Kalau mereka
lewat, anak-anak selalu memburuhnya. Kadang-kadang, tidak untuk membeli, tetapi untuk Judul
mengerumuninya. Pak Amat termasuk salah satu di antara anak-anak itu. Tanpa merasa malu, ia ikut
berebutan untuk membeli es pudeng putar dan merasakan suasana cerianya. Bu Amat sampai malu
melihat kelakuan suaminya seperti itu.
Pada suatu hari yang terik, Sementara anak-anak di Alun-alun menaikkan layangannya, tukang
es pudeng itu lewat. Pak sersan yang rumahnya di sudut alun-alun berteriak memanggil, anaknya
merengek-rengek minta es pudeng. Waktu tukan es pudeng itu menuju ke sana, hampir semua anak-
anak yang sedang main layangan menolehkan kepalanya. Yang punya diut langsung lari sambil
menggulung tali layangannya. Tak terkecil Pak Amat. Waktu itu, ia sedang memperhatikan seorang
Tiba-tiba,
juragan ayamPaksedang
Sersanmemandikan
meletuskan pistolnya. SemuaAmat
ayam-ayamnya. mendadak
meraba terdiam. Anak-anak
kantongnya, ketakutan,ada
lalu merasakan tukan es Orientasi
pudeng
uang pucat pasi.
di dalamnya. Ia Pak Amat mencoba
langsung ikut berlarimenetralisasi
kerumah Pak keadaan
Sersan.sebelum menjadi runyam. Lalu, Ia
memberanikan diti berbicara.
“Jangan rebut!” terik Pak Sersan membentuk anak-anak sambil membentuk anak-anak yang
“Pak Sesarn,
berdatangan itu,maaf
“Adaitu salahsakit
orang saya.diAnak-anak
dalam!” itu protes karena saya minta didahulukan. Saya minta
maaf, saya yang salah….”
Pak“Sabar...sabar…,
Sersan menggeleng “kata tukan
dan es pudeng, senjatanya
menodongkan “satu per satu semuanya
ke tukang nanti dapat.
es itu.
“ Tidak ! Dia ini yang salah. Kalua dia tidak bawa es pudengnya keluar masuk kampung kita, Anak-
“Aku dulu, aku dulu,” kata anak-anak sambil mengacungkan uangnya.
anak tidak akan punya kebiasaan beli es sampai sakit-sakit seperti anakku yang walaupun sudah sakit
masi“Aku dulu,’’ terik
teriak-teriak Pak Sersan
minta es kaluamarah, ” Pudeng
terdengar nya yang merah.”
kelenengannya Tukan
lewat. Dan, diapudeng
tahu sekaliagakitu.
panic, ia
Minggat!
mengambil
Sebelum aku pudeng
tembak berwarna
kamu. Asuoren.sudah banyak menyingkirkar portugis di timtim, nambah satu tidak
apa! Minggat!”
“Merah, ‘teriak Pak Sersan.
“Pak sersan lalu menutup pintu dan menguncinya tanpa membayar es yang dibelinya. Tukang
es itu pucat
Tukang pudeng pasi,
itu mukanya
tambah gugup tak berdarah. Pak Amat menunggu
dan menyerahkan pudeng oren. beberapa lama,
Pak Sersan kemudian
naik pitam, iaberbisik:”
mengambil
Baiknya
pudeng bapakberisi
koktail pergipudeng
sebelum bapak
oren sersan
hingga keluar
jatuh. lagi.” Tukang
Anak-anak ketawa. e situ terkejut seperti mendadak
siuman. Ia memandangi Pak Amat lalu berkata :” Bapak yang beli es kemarin yang dekat lapangan ?
Diam!“Ya.”
Merah, kamu tahu nggak merah itu apa. Ini merah. Merah seperti matamu itu.” Anak-anak
tertawa lagi.
“ Mana gelasnya, Bapak belum kembalikan. Itu harganya 50 ribu satu gelas, itu gelas Kristal.”
Pak Amat terkejut,
Tukang es meraihbengong
satu gelas Tukang
koktaileslagi,
mendekat dan menandahkan
tetapi sekali tangannya.
lagi ia salah. Ternyata ia meraih pudeng yang Kompilasi
warna hijau.“Ayo bayar.”
Pak Sersan berteriak sekali lagi, Merah….”Lalu ia mengambil koktail. Warna merah. Tukang
Pak Amat
es puter meras
tampak tidak lucu
ketakutan, lagi.cepat-cepat
ingin Ia merasa telah menyelamatkan
menuangkan es putarnyawa
ke atasorang
koktailitu,itu.
tapi
Pakorang itu
Sersan
malah menuntut.
langsung menyambarnya dsn masuk ke dalam rumah. Anak-anak kemudian menyerbu tukan es pudeng
Pak Amat lalu melangkah,
sambil mengacungkan tapi orang
uang minta itu terlebih
diladeni tiba-tibadahulu.
menyerang.
Pak Amat pun tidak mau ketinggalan.
Pak Amat masi sempat mengelak meskipun tangannya terluka
Ia meraih salah!”satu koktail dan mendorongkannya ke tukang er puter.
“Bayar
Pak Amat
“Aku esnya merasa
dobel dong,sanggup
“kata Pak menghajar
Amat. orang itu meskipun usianya lebih tua. Semangat mati dalam
pertempuran melawan penjajahan tiba-tiba bangkit lagi. Tapi, rasanya, itu tidak sepadan dan tidak
“Aku
gayadulu,
untukaku dulu, “teriak
terhadap dengananak-anak
tuntutanmenghalang-halangi Pak Amat.
keadilan hanya gara-gara tukangTukan es puter
es yang kacaukewalahan,
itu. Tanpa ia
meraih belnya lalu membunyikannya keras-keras. Tapi, akibatnya jelek sekali.
merasa takut sedikit pun, Pak Amat menaruh uang sepuluh ribu di atas salah satu gelas tukang Pintu rumah terkuak
es itu
lebar. Pak Sersan
mencoba muncul sambil
menyerangnya, tetapimengacungkan
tidak. pistolnya.

“Diam kalian.
Sambil Aku sudah
menahan bilangPak
air mata, adaAmat
orangberjalan
sakit di pulang,
dalam.”Belum sampai satu abad merdeka, Citra
anak bangsa terhadap keadilan sudah sangat berbeda-beda.
“Bukan saya, Pak, anak ini…, kata tukang es pudeng. “Tapi, kamu gara-garanya!”Teriak Pak Sersan
tidak mau
“apa dibantah.
yang sedang terjadi dengan bangsaku ini?” bisik Pak Amat.
Bukan saya, Pak !”
2. Menganalisis Unsur Kebahasaan Cerita Pendek
Cerpen adalah cerita fiksi/rekan. Sebagai cerita fiksi, cerpen memeliki kekhasan penggunaan
Bahasa seperti cerita fiksi lainnya. Bagi pengarang cerpen, Bahasa adalah sarana untuk
mengomunikasikan dan mewakili hal yang ada di benaknya. Ada beberapa unsur kebahasaan
yang sering gunakan pengarang cerpen dalam proses kreatif, di antaranya sebagai berikut:

a) Menggunakan kalimat deskriptif


Kalimat deskriptif adalah kalimat yang menggambarkan suatu objek, hal, orang, atau peristiwa
sehingga pembaca seperti melihat, mendergar, dan merasakan seperti apa yang digambarkan.
Kalimat deskriptif biasanya digunakan untuk menggambarkan latar dan tokoh dalan cerpe
1. Penggambaran latar
2. Penggambaran tokoh
b) Menggunakan kata/ kalimat ekspresif
Kata/kalimat ekspresif yang dimaksud di sini adalah penggunaan kata/ kalimat yang mampu
mengekspresikan perasaan pengarang melalui tuturan tokoh. Biasanya, pengarang akan
menggunakan kata seru (interjeksi), kata penggunaan symbol tertentu.
c) Menggunakan majas: Majas merupakan pemanfaatan kata atau kaliamt untuk
memperoleh efek tertentu. Dengan majas, teks akan memiliki efek lebih indah, imajinatif,
ataupun ekspresif. Berikut majas yang sering digunakan dalam cerpen.
1.Repetisi
adalah majas perulangan kata, frasa, atau kalimat yang dianggap penting. Fungsi untuk
memberi tekana pada bagian yang ulang. Contoh: Aku pergi tanpamu. Aku datang tanpamu.
Aku memetic gitar tanpamu. Aku hidup tanpamu. Aku mati tanpamu.
2. Eufimisme
adalah majas yang menghaluskan kata-kata yang dianggap kasar4 atau kuran sopan.
Contoh: Sejak seminggu lalu, ayahku dibebastugaskan (bukan dipecat).
3. Litotes
adalah majas yang merendah-merendah diri sendiri agar terkesan tidak sombong. Contoh:
Maaf, Tante. Saja hanya dapat membawakan bingkisan sekadarnya. (padahal, membawakan
bingkisan yang sangat mewah).
4. Pleonasme
adalah majas yang memggunakan beberapa kata bersinonim secara bersamaan dalam
satu kalimat. Fungsinya adalah memberi penekanan yang luar biasa pada suatu bagian. Contoh:
Anak Pak Kepala Desa sangat amat cerdas sekali. (Menandakan cerdas luar biasa).
5. Hiperbola
adalah majas yang memberi makna secara berlebihan. Fungsinya untuk menyatakan
sesuatu dengan niat yang sangat kuat. Contoh: Harga cumi menggila di pasar. (Penulis berniat
kuat menyatakan harga cumi sangat mahal)
6. Simile
adalah majas yang menyamakan suatu objek rumit denganobjek lain yang sederhana.
Tujuannya adalah agarpembaca dapat membayangkan dengan jelas objek yang dimaksud.
Contoh: Bentuk alisnya aneh, seperti semut hitam besar berbaris.
7. Metafora
adalah majas yang menggunakan perlambangan untuk menyatakan sesuatu. Contoh: Ia
harus bekerja membanting tulang (Ia tidak benar-benar membanting tulangnya).
8. Personifikasi
adalah majas yang mengumpamakan benda mati sebagai manusia (person). Contoh:
Awan hitam melahap langit dengan buasnya.
9. Ironi
adalah majas yang menyatakan suatu hal secara berkebalikan dengan maksud menyindir.
Contoh: Rapi sekali, seragammu yang tak pernah disetrika itu, terlihat seperti kertas yang
diremas-remas.
D. Mengungkapkan Pengalaman dan Gagasan dalam Bentuk Cerita Pendek
Membuat cerpen tidaklah sulit. Pernyataan tersebut harus ditanamkan paada pikiran kamu
sebelum menulis. Berikut ini merupakan hal-hal yang membantu kamu untuk bisa menulis
cerpen.
1 Belajarlah dengan membaca cerpen-cerpen orang lain.
2 Tanamkan keyakinan bahwa kamu mampu menulis cerpen.
3 Tulis saja ide kamu. Jadi, prinsip untuk bisa menulis cerpen sebagai berikut:
- Tulis sekarang
- Jangan takut gagal
- Jangan menyerah
Langkah- langkah yang dapat ditempuh untuk menulis cerpen bagi pemula sebagai
berikut.
1. Mencari Gagasan
Gagasan atau ide cerita adalah hal pertama yang harus dimiliki penulis. Ide sering muncul dari
hal-hal kecil yang sebelumnya luput dari pengamatan kita. Dengan lebih peka mengamati, ide itu
akan muncul secari alami.
2. Percaya dengan Gaya Bahasa Sendiri
Ide yang sudah kamu peroleh dapat segera kamu tuliskan. Hal terpenting untuk kamu
ingat adalah jangan malu, takut, atau enggan menuliskan idemu. Perlu diingat pula bahwa
kamu tidak perlu memaksakan diri untuk menulis dengan gaya Bahasa indah seperti
memaksakan diri untuk menulis dengan gaya Bahasa indah seperti
Shakespeare, misalnya. Percayalah, setiap orang punya gaya Bahasa sendiri yang
memiliki ciri khas menarik.

3. Mengawali Cerita
Banyak penulis pemula yang bingung cara mengawali cerita. Paragraf awal adalah bagian
terpenting dari cerpen. Pembaca akan menilai sebuah cerpen dari paragraph awalnya.
Paragraf ini harus dibuat semenarik mungkin, Tujuan adalah memancing pembaca agar
terus membaca. Teknik populer yang sering digunakan untuk mengawali cerpen adalah
medias res in, yaitu memulai cerpen dari tengah konflik.
4. Memadukan Peristiwa-Peristiwa Kunci
Setelah selesai membuka cerita, lanjutkanlah menulis secara mengalir. Buatlah paragraf
demi paragraph dengan mencurahkan seluruh perasaan dan pikiran. Dengan sendirinya,
alur cerita akan berbentuk ide-ide untuk paragraph berikutnya pun akan terbayang dengan
jelas.
5. Menentukan Ending (Penutup)
Ending adalah bagian yang dapat menorehkan kesan mendalam dihati pembaca.
6. Mengendapkan Cerpen
Ketika selesai ditulis, kamu jangan buru-buru menunjukkannya kepada orang lain.
7. Menyunting Cerpen yang Diendapkan
Setelah diendapkan, bacalah cerpen kamu dan temukan kesalahan sebanyak-banyaknya.
Jangan lupa periksa pula hal-hal nonteknis, seperti kelogisan alur cerita, setelah selesai
yakinkanlah dirimu bahwa cerpen kamu sudah “matang” dan siap dibaca oleh orang lain.
8. Jangan Pernah Berhenti Menulis
“Menulis adalah sebuah perjalanan”, demikian kata pepatah Artinya, kita tak boleh
berpuas diri ketika berhasil menulis satu cerpen. Kemampuan menulis itu tidak ada
batasnya, jadi kita harus menulis dan belajar agar kualitas karya kita semakin meningkat.
Hal yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah membangun karakter tokoh. Ada
banyak cara yang bisa digunakan di antaranya berikut;
1. Melalui ucapan-ucapan tokoh
Ucapan si tokoh memggambarkan karakternya. Orang yang sopan tentu berbeda sifat
dan perilaku orang Bengal.
2 Melalui Pemberian nama
Dalam kehidupan nyata, nama seseorang memang tidak identic dengan sifat dan
perilaku orang tersebut. Namun, dalam dunia fiksi, kita bisa memberikan nama-nama
tertentu untuk memberikan kesan karakter yang berbeda-beda.
3 Melalui deskripsi yang disampaikan oleh penulis
Ini adalah cara yang umum dan mudah. Contohnya: “Rina adalah gadis yang amat
penyabar. Ia selalu ucapannya dengan senyuman.”
4 Melalui pendapat tokoh-tokoh lain dalam karya
Pendeskripsian sifat atau karakter tokoh tidak hanya disampaikan dalam narasi
penulis, tetapi juga dialog antartokoh.
5 Melalui sikap atau reaksi si tokoh terhadap kejadian tertentu
Ketika seorang anak memecahkan piring, apa yang dilakukan ibunya? Dalam hal ini,
kita harus merumuskan dulu secara jelas, bagaimana karakter si ibu, Apakah dia
pemarah, penyabar, suka mencaci-maki.
Dalam proses penyuntingan kita harus menelaah dan merevusi. Menelaah artinya kita
membaca dan mengkaji dengan saksama.
a. Logika Cerita
Teks cerita pendek memang berupa rekaan. Namun, rekaan bukan berarti boleh tidak
logis. Cerita imajinatif dengan tokoh- tokoh ajaib pun harus tetap logis. Artinya, ada
batas-batas kenyataan yang pasti (absolut) dan diakui dalam suatu cerpen. Kelogisan
yang paling terlitat adalah dari peristiwa atau urutan cerita.
b. Struktur Kalimat
Cerpen disampaikan melulai kalimat. Tanpa kaliamt, teks cerpen tidak akan terbentuk
c. Ketepatan Ejaan
Meliputi penggunaan huruf capital, huruf miring, serta penggunaan tanda baca.
Penggunaan tanda seru (!) tentu akan sangat berbeda maknanya dengan tanda titik (.)
ataupun koma (,).
d. Penggunaan Majas
Karya sastra biasanya tidak lepas dari penggunaan majas. Baik puisi, prosa, maupun
drama, seluruhnya menggunakan majas. Penggunaan majas ini sangat penting untuk
memberi bobot pada karya sastra yang diciptakan. Cerpen sebagai salah satu jenis karya
sastra pun menerlukan majas. Tanpa majas, teks cerita pendek akan terasa hambar dan
kurang nilai sastranya.

BAB 4
MEMBANGUN BUDAYA LITERASI DENGAN MENCINTAI BUKU FIKSI
Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan
individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada
tingkat keahlian sehari-hari. Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa
A. Menggali Informasi Unsur-Unsur Buku Fiksi
Buku fiksi merupakan buku yang menyajikan kejadian atau peristiwa kehidupan
berdasarkan rekayasa sang pengarang. Ide, gagasan, atau ilham sang pengarang bisa saja
bersumber dari fakta dalam kehidupan nyata sehari-hari. Namun, fakta tersebut
yaipengarang. Meskipun kisah yang disajikan dalam buku fiksi seperti kejadian yang
sebenarnya, buku fiksi tetap menyajikan peristiwa atau kejadian berdasarkan rekaan
pengarangnya. Buku-buku seperti cerita anak, dongeng, novel, cerita pendek (cerpen),
fabel, atau buku naskah drama termasuk ke dalam buku fiksi.
Teks fiksi dibangun oleh beberapa unsur yang saling mendukung dan berkaitan. Secara
umum, buku fiksi dibangun dua unsur. Yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur
instrinsik merupakan umsur yang membangun teks fiksi dari dalam atau fiksi itu sendiri.
Unsur instrinsik dalam buku fiksi meliputi tema, alur, amanat, sudut pandang, latar, tokoh
dan gaya Bahasa.
1. Tema, yaitu pokok persoalan yang dasar atau inti cerita fiksi. Ada beberapa jenis tema
yang sering digarap menjadi tema yang menarik dalam buku fiksi, misalnya kejujuran,
persahabatan, perjuangan, kemanusiaan, atau ketuhanan.
2. Alur atau plot, yaitu jalinan peristiwa yang membangun cerita yang terdiri atas tahap
perkenalan, klimaks, dan antiklimaks.
3. Amanat, yaitu, pesan moral yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.
Amanat cerita kaitan memiliki kaitan yang sangat erat dengan konflik.
4. Sudut pandang, yaitu posisi pengarang dalan cerita. Seorang pengarang memiliki
kebebasan untuk memosisikan dirinya dalam cerita yang dikisahkan.
5. Latar, yaitu ketetangan tempat, waktu, dan suasana yang digunakan dalam cerita,
6. Tokoh, yaitu para pelaku dalam cerita.
7. Gaya Bahasa, yaitu Cara pengarang dalam menyajikan cerita, khususnya yang terkait
dengan penggunaan Bahasa.
Selain unsur intrinsik, buku fiksi juga dibangun oleh unsur ekstrinsik, yaitu unsur
yang memengaruhi gaya Tarik cerita dari luar cerita itu sendiri. Umumnya, unsur
ekstrinsik buku fiksi adalah latar belakang pengarang, pendidikan, keadaan sosial,
budaya, dan politik ketika buku itu ditulis.

Jenis- Jenis Majas (Gaya Bahasa)


1 Majas Metafora, adalah majas yang membandingkan dua hal secara langsung dalam bentuk
perbandingan analogis. Majas ini sering dipakai pada karya sastra seperti prosa, syair, dan
sejenisnya.

Contoh: Cristiano Ranaldo adalah bintang sepak bola kelas dunia.

2 Majas Personifikasi merupakan majas yang mengungkapkan benda yang tidak bernyawa
seolah memiliki sifat seperti manusia.

Contoh: - Ombak berkejaran dipantai

3 Majas Metonimia adalah majas yang memakai ciri, merek, atau atribut tertentu untuk
menggantikan pengucapan sebuah benda.

Contoh: - Ayah pergi ke luar kota naik Garuda. (maksudnya maskapai Garuda)

4 Majas Simile adalah majas yang membandingkan dua hal secara jelas menggunakan kata
pembanding: seperti, ibarat, bak, umpama, bagai, layaknya, serupa, laksana, dll.

Contoh; Kecantikan seperti bulan yang bersinar terang di waktu malam.

5 Majas Sinestesia adalah majas metafora yang mengungkapkan sesuatu yang terkait dengan
indera. Ciri majas sinestesia yang jelas adalah adanya penggunaan fungsi indra dalam kalimat
tersebut.

Contoh – Wajahnya terliat kecut ketika sampai dirumahnya.

6 Majas Litotes adalah majas yang menurunkan kualitas sesuatu dengan maksud untuk
merendahkan diri.

Contoh – Mari mampir ke gubuk kami yang reot ini.

Silakan menikmati hidangan yang ala kadarnya ini.

7 Majas Hiperbol adalah adalah kebalikan dari majas litotes.

Contoh – Teriakannya membuat bumi berguncang.

Harga BBM kini meroket ke langit angkasa.

B Membuat Peta Pikiran/Garis Alur Buku Fiksi


1 Cara Membuah Buku dengan SQ3R

Salah satu cara membaca buku yang praktis dan efektif, baik buku fiksi maupun nonfiksi
adalah teknik SQ3R. yang terdiri atas (1) Survey; (2) Question; (3) Read (4) Recite; (5)
Reviem.

A. S- Survey (memeriksa, meneliti atau mengidentifikasi seluruh teks)

Survey atau prabaca adalah teknik untuk mengenal untuk bahan bacaan sebelum
membacanya secara lengkap. Susunan dari isi bahan bacaan yang akan dibaca dengan
maksud dan tujuan sebagai berikut; -(1) mempercepat menangkap arti, (2) mendapatkan
abstrak, (3) mengetahui ide-ide penting, (4) melihat susunan bahan bacaan tersebut, (5)
mendapat minat perhatian yang saksama terhadap bacaan, dan (6) memuduahkan
mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah.

B. Q- Question (menyusun daftar pertanyaan yang relevandengan teks)

Bersamaan pada saat survei, pembaca mengajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya


tentang isi bacaan itu dengan mengubah judul dan subjudul, serta sub dari subjudul
menjadi suatu pertanyaan. Kata-kata yang digunakan adalah siapa, apa, kapan, di mana,
atau mengapa.

C. R- Read (membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang telah disusun).

Pada tahap ini, teks dibaca bagian demi bagian, lalu mencari jawaban atas pertanyaan
yang dibentuk berdasarkan judul-judul bagian atau pertanyaan lain yang muncul sesuai
dengan topik bacaan.

D. R-Recite atau recall (menjawab dan menghafal setiap jawaban yang telah
ditemukan)

Dalam tahap ini, berhenti sejenak setiap selesai membaca suatu bagian dan menjawab
pertanyaan bagian itu atau menyebutkan hai-hal penting dari itu. Pada kesempatan itu.
Pembaca juga dapat membuat catatan seperlunya.

E. R- Reviem (meninjau ulang seluruh jawaban atas pertzanyaan yang tersusun


pada langkah kedua dan ketiga)

Salah satu bentuk reviem adalah dengan membaca ulang untuk menelusuri kembali judul-
judul dan subjudul, jawaban atas pertanyaan, serta bagian penting laainnya dengan
menemukan pokok-pokok penting yang perlu untuk diingat kembali. Membaca ulang
dalam tahap ini bukan berarti membaca ulang seluruh Bahasa yang telah dibaca
sebelumnya, melainkan membaca ulang sebagian bahan bacaan saja.

Tahap-tahapan Metode Membaca SQR3


1 Survey; adalah dengan menganti subjudul-subjudul dan kaitannya, mengamati grafik,
peta, dan lain-lain. Lalu, perhatikan pula bagian (a) paragraph pertama dan akhir (ide
pokok paragraf), (b) ringkasan (ikhtisar atau ringkasan tenteng bab yang terletak
dibagian tersendiri yaitu mendahului bab), (c) Subjek (untuk mentahui hubungan bagian-
bagian isi buku itu).

2 Question: adalah pembaca mengajukan pertanyaan yang belum dimengerti setelah


melakukan tahap survei dalam lingkungan kelas.

3 Read; Pada tahap membaca ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, tidak
diperlukan membuat catatan-catatan karena akan memperlambat dalam membaca.
Kedua, tidak perlu membuat tanda-tanda, seperti garis bawah pada kata ataupun frasa
tertentu karena ada kemungkinan kesalahan dalam memiliki kata yang digarisbawahi dan
untuk menghindari bahan pembaca penuh dengan coretan tak berarti.

4 Recite and Recall; Pada tahap ini, pembaca melatih diri dan berusaha tidak membuka
kembali bahan bacaan untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan.

5 Review; Membaca dengan menggunakan SQR3 dianggap lebih memuaskan karena


dengan teknik ini dapat mendorong seseorang untuk lebih memahami apa yang
dibacakan, serta terarah pada intisari atau kandungan-kandungan pokok yang tersirat dan
tersurat dalam suatu buku atau teks.

2 Cara Membuat Rangkuman (Sinopsis)

Rangkuman yang sering dusebut juga dengan ringkasan merupakan hasil menyarikan semua
gagasan pokok atau intisari sebuat tulisan atau buku menjadi bentuk yang ringkas atau pendek
dengan tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengarang sesuai dengan tesk
aslinya. Agar mampu menyusun rangkuman buku, baik fiksi maupun nonfiksi, dengan baik,

Perhatikan langkah-langkah berikut ini.

A. Baca dan pahamilan informasi umum yang terkait dengan buku seperti judul, nama
pengarang atau editor, nama penerbit, dan tahun terbit.

B. Baca dan pahamilah isi buku secara umum melalui daftar isi dan kata pengantar

C. Perhatikan sistematika penulisan buku. Buku yang baik pada umumnya memiliki kerangka
cerita yang tersusun secara runtut dan sistemaris dijabarkan lebih lanjut ke dalam paragraf.

D. Catatlah peristuwa penting dalam setiap paragraf sebagai bahan untuk menyusun synopsis.

E. Rangkailah dan kembangkan peristiwa penting dalam setiap paragraf menjadi sinopsis isi
buku dengan memperhatikan urutan-urutannya.

3 Merangkum dengan Peta Pikiran


C Menelaah Hubungan Unsur-Unsur Buku Fiksi

Berdasarkan struktur, pengembangan ide, dan basaha yang digunakan, buku fiksi memiliki
perbedaan yang sangat mencolok dengan buku nonfiksi. Dari sisi struktur, buku fiksi dibangun
berdasarkan, konflik, klimaks, antiklimaks, mulai pengenalai, permasalah, konflik, klimaks,
antiklimaks, hingga penyelesaian.

Hubungan antar unsur dalam buku fiksi memiliki kaitan yang sangat erat dan tidak bisa
dipisahkan. Daalam buku fiksi, unsur alur (plot), amanat, sudut pandang. Latar dan tokoh harus
mengacu pada tema sebagai pokok persoalan.

Tema dan
amanat

Alur: Pengenalan,
Sudut Pandang Latar
permasalahan, konfilik,
klimaks, antiklimak dan
penyelesaian

Tokoh

D. Menyajikan Tanggapan terhadap Buku Fksi

Memberikan tanggapan terhadap sebuah buku termasuk salah satu cara


menghargai karya orang lain. Dengan memberikan tanggapan, kamu sudah memberikan
sumbangsih yang sangat berharga kepada pengarang

Agar dapat menyusun tanggapan terhadap buku yang dengan baik, ikutilah
langkah-langkah berikut ini.

- Bacalah buku dengan seksama sampai tuntas. Jika perlu, lakukan berulang –ulang
hingga benar-benar mampu memahami isi buku dengan baik. Hal ini dimaksudkan
agar kita terhindar dari kekeliruan dalam menafsirkan isi buku.

- Tandailah bagian-bagian buku yang dianggap menarik untuk ditanggapi. Dalam buku
fiksi kamu dapat menanggapi unsur cerita yang paling menarik, seperti koflik, latar,
penokohan, sudut pandang, atau Bahasa yang digunakan.

- Susunlah tanggapan secara objektif terhadap unsur buku dengan alasan yang logis
dan masuk akal. Tanggapan bisa berupa pujian atau kritik terhadap kelebihan dan
kekurangan sebuah buku. Jika perlu, sertakan bukti tekstualnya agar tanggapanmu
bener-bener meyakinkan dan dipertanggungjawabkan menggunakan bahasa yang
santun.

- Bacalah berulang-ulang tanggapan yang telah kamu buat. Jika masih ada kesalahan,
perbaikilah segara.

Anda mungkin juga menyukai