Anda di halaman 1dari 17

Cerpen.

Pengertian Cerita Pendek (Cerpen) 25 AUGUST 2009 40,571 VIEWS 4 COMMENTS Hosting Stabil & Aman, Silahkan Klik

Dalam dunia sastra kita mengenal prosa dan puisi. Prosa meliputi roman(novel), dan ceritapendek(cerpen). Ada juga jenis prosa yang lebih pendek dari novel, tetapi lebih panjang dari cerpen, yang disebut novelet. Cerpen, novelette atau novel, tergolong tulisan kreatif (creative writing). Menulis Cerpen Lalu apakah yang disebut cerita pendek atau cerpen itu? Cerpen adalah cerita yang ditulis pendek. Tetapi seberapa pendeknya? Bukankah panjang atau pendek itu relative? Karena itu lalu dibuat patokan yang sudah umum berlaku. Sebagai patokan atau pedoman umum, ceroen terdiri dari 2000 kata sampai dengan 10.000 kata. Penggolongannya adalah sebagai berikut:

Cerita Pendek (short story) Cerita pendek yang pendek (short, short story) Cerita pendek yang sangat pendek (very short-short story) Cerpen yang pendek hanya terdiri dari 750 sampai dengan 1000kata. Cerpen jenis ini biasanya disebut cerita mini yang lazaim disingkat cermin. Di Barat cermin disebut flash yang artinya sekilas atau sekelebatan membacanya. Jenis ini tergolong dalam very short-short story. Sedangkan cerpen yang ditulis sampai dengan 10.000 kata bisa disebut dengan cerpan(cerita pendek yang panjang).Jenis cerpen ini bisa dikembangkan menjadi novelette atau novel pendek. Karya-karya cerpen para sastrawan Eropa, Amerika Latin dan AS tahun 1940 1960-an pada umumnya ditulis begitu panjang dan layak disebut cerpan. Cerpen yang ideal adalah sebagai berikut: Ditulis terdiri dari 3.000 atau 4.000 kata. Bahasa dan isinya mudah dipahami. Dengan demikian, cerpen tersebut dapat di baca kurang dari satu jam dan isinya tidak terlupakan oleh pembacanya sepanjang waktu.

Ada dua tipe cerpen, yaitu cerpen yang ditulis dengan sempurna disebut well made short-story dan cerpen yang ditulis tidak utuh disebut slice of life short-story. Tipe pertama adalah cerpen yang ditulis secara fokus yaitu: satu tema dengan plot yang sangat jelas dan ending yang mudah dipahami. Cerpen tersebut pada umunya bersifat kovensional dan berdasar pada realitas /fakta. Maka cerpen tipe ini biasanya enak dibaca dan mudah dipahami. Pembaca awam dapat membaca cerpen jenis ini kurang dari satu jam. Sebaliknya, cerpen tipe kedua, yaitu slice of life short-story, tidak terfokus temanya, memencar, sehingga plot tidak terstruktur. Plot(alur) ceritanya kadang dibuat mengambang oleh pengarang.nya. Pada umumnya,cerpen jenis ini ditulis dengan gaya kontemporer dan bersumber dari ide atau gagasan murni, maka disebut juga dengan cerpen gagasan. Dengan demikian, cerpen tipe ini seringkali sulit dipahami sehingga perlu dibaca berulang-ulang.Pembaca karya seperti itu adalah kalangan tertentu yang memang paham akan karya-karya sastra. Cerpen tipe mana pun, yang ditulis sebagai cerpen standar, cermin(flash) maupun cerpan mempunyai beberapa persamaan:

Bercerita tentang manusia atau sesuatu yang dimanusiakan Menyajikan satu (tunggal) peristiwa(lampau, sekarang atau yang akan datang) Jumlah tokoh yang ditampilkan satu atau paling banyak tiga orang. Kurun waktu peristiwa sangat terbatas. Pada umumnya, karya dipublikasi di media-massa sebelum diterbitkan dalam bentukkumpulan cerpen. Mengandung elemen plot, sudut pandang, tokoh/pelaku, dialog, konflik, setting dan suasana hati (mood/atmosphere)

Pengertian CerpenCerpen adalah singkatan dari cerita pendek. Cerpen merupakan salah satu ragamdari jenis prosa. Cerpen, sesuai dengan namanya adalah cerita yang relatif pendek yang selesai dibaca sekali duduk. Proses sekali duduk dapat diartikan sebagaimemahami isi pula. Artinya, pada saat itu isi cerpen dapat kita pahami.Cerpen terdiri dari berbagai kisah, sepero kisah percintaan (roman), kasih sayang, jenaka, dll. Cerpen biasanya mengandung pesan/amanat yang sangat mudahdipahami, sehingga sangat cocok dibaca oleh kalangan apapun.Unsur-Unsur CerpenCerpen dilengkapi oleh unsur-unsur penting yang membangunnya. Unsur ituterdiri dari unsur intinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik antara lain, tema, alur,setting/latar/waktu, penokohan, watak, dan amanat.Sebagaimana novel, cerpen juga dibentuk atas unsure ekstrinsik dan intrinsik.Meskipun bentuknya pendek, bahkan ada. Yang cuma 1 halaman, di dalamnyaterdapat unsur-unsur intrinsik secara lengkap, yaitu tema,amanat,tokoh, alur, latar,sudut padang pengarang,dan dialog.Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik dalam CerpenUnsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsure-unsur yang secara faktualdapat dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik dalam karya sastra,khususnya cerpen, meliputi tokoh/ penokohan, alur (plot), gaya bahasa, sudut pandang,latar (setting), tema, dan amanat.Berikut penjelasan mengenai unsur intrinsik.1. Tokoh dan Karakter TokohIstilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan watak, perwatakan, ataukarakter menunjuk pada sifat dan

sikap para tokoh yang menggambarkan kualitas pribadiseorang tokoh. Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca. Secaraumum kita mengenal tokoh protagonis dan antagonis.Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi, tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh protagonis

menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan dan harapan pembaca. Adapuntokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik. Tokoh antagonismerupakan penentang tokoh protagonis.Ada beberapa cara penggambaran karakter tokoh dalam cerpen, di antaranya sebagai berikut. Melalui apa yang diperbuat tokoh. Hal ini berkaitan dengan bagaimana sang tokoh bersikap dalam situasi ketika tokoh harus mengambil keputusan.Contoh:Dengan terburu-buru Wei meninggalkan kota, dan peristiwa itu tak lama kemudian sudahterlupakan. Ia lantas pergi ke barat, ke ibu kota, dan karena dikecewakan oleh pinanganterakhir yang gagal itu, ia mengesampingkan pikirannya dari hal perkawinan. Tiga tahunkemudian, ia berhasil meminang seorang gadis dari keluarga Tan yang terkenalkebaikannya di dalam masyarakat.Sumber: Cerpen "Sekar dan Gadisnya", Ryke L.Melalui ucapan-ucapan tokoh. Dari apa yang diucapkan tokoh kita dapat mengetahuikarakternya. Contoh:Sumber: Dokumentasi Pribadi Buku kumpulan cerpen Malaikat Tak Datang Malam Harikarya Joni Ariadinata."Apa yang tidak Ibu berikan padamu? Ibu bekerja keras supaya bisa menyekolahkanmu.Kau tak punya kewajiban apa-apa selain sekolah dan belajar. Ibu juga tak pernahmelarangmu melakukan apa saja yangkau sukai. Tapi, mestinya kamu ingat bahwa kewajiban utamamu adalah belajar. Hargaisedikit jerih payah Ibu!" Di luar dugaannya anak itu menatapnya dengan berani. "Ibu tak perlu susah payah menghidupi aku kalau Ibu keberatan. Aku bisa saja berhenti sekolahdan tidak usah menjadi tanggungan Ibu lagi." Darah Sekar ibu anak ituserasa naik keubun-ubun.Sumber: Cerpen "Sekar dan Gadisnya", Ryke L.Melalui penjelasan langsung. Dalam hal ini penulis menggambarkan secara langsungkarakter tokoh. Contoh:Memang, sebenarnya, semenjak dia datang, kami sudah membenci dia. Kami membenci bukan karena kami adalah orang-orang yang tidak baik, tapi karena dia selalumenciptakan suasana tidak enak. Perilaku dia sangat kejam. Dalam berburu dia tidak sekadar berusaha untuk membunuh, namun menyiksa sebelum akhirnya membunuh.Maka, telah begitu banyak binatang menderita berkepanjangan, sebelum akhirnya diahabiskan dengan kejam. Cara dia makan juga benar-benar rakus. Bukan hanya itu. Dia juga suka mabuk-mabukan. Apabila dia sudah mabuk, maka dia menciptakan suasanayang benar-benar meresahkan dan memalukan. Dia sering meneriakkan kata-kata kotor,cabul, dan menjijikkan.Sumber: Cerpen "Derabat", Budi Darma2. Latar (Setting)Latar dalam sebuah cerita menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu, danlingkungan sosial tempat terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan. Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikankesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi. Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitusebagai beriku

juga suka mabuk-mabukan. Apabila dia sudah mabuk, maka dia menciptakan suasanayang benar-benar meresahkan dan memalukan. Dia sering meneriakkan katakata kotor,cabul, dan menjijikkan.Sumber: Cerpen "Derabat", Budi Darma2. Latar (Setting)Latar dalam sebuah cerita menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu, danlingkungan sosial tempat terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan. Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikankesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi. Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitusebagai berikut.a. Latar TempatLatar tempat merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa. Unsur tempat yang dipergunakanmungkin berupa tempattempat dengan nama tertentu. b. Latar WaktuLatar waktu berhubungan dengan "kapan" terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan.c. Latar SosialLatar sosial merujuk pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan dosialmasyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial dapat berupakebiasaan hidup, istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap,serta hal-hal lainnya.3. Alur (Plot)Alur adalah urutan peristiwa yang berdasarkan hukum sebab akibat. Alur tidak hanyamengemukakan apa yang terjadi, akan tetapi menjelaskan mengapa hal ini terjadi.Kehadiran alur dapat membuat cerita berkesinambungan. Oleh karena itu, alur biasadisebut juga susunan cerita atau jalan cerita. Ada dua cara yang dapat digunakan dalammenyusun bagianbagian cerita, yakni sebagai berikut. Pengarang menyusun peristiwa- peristiwa secara berurutan mulai dari perkenalan sampai penyelesaian. Susunan yangdemikian disebut alur maju. Urutan peristiwa tersebut meliputi:- mulai melukiskan keadaan (situation);- peristiwaperistiwa mulai bergerak (generating circumtanses);- keadaan mulai memuncak (rising action);- mencapai titik puncak (klimaks) - pemecahan masalah/ penyelesaian (denouement)Pengarang menyusun peristiwa secara tidak berurutan. Pengarang dapat memulainya dari peristiwa terakhir atau peristiwa yang ada di tengah, kemudian menengok kembali pada peristiwaperistiwa yang mendahuluinya. Susunan yang demikian disebut alur sorot balik (flashback). Selain itu, ada juga istilah alur erat dan alur longgar. Alur erat adalah jalinan peristiwa yang sangat padu sehingga apabila salah satu peristiwa ditiadakan maka dapatmengganggu keutuhan cerita. Adapun alur longgar adalah jalinan peristiwa yang tidak begitu padu sehingga apabila salah satu peristiwa ditiadakan tidak akan mengganggu jalan cerita.4. Sudut Pandang (Point of View)Sudut pandang adalah visi pengarang dalam memandang suatu peristiwa dalam cerita.Untuk mengetahui sudut pandang, kita dapat mengajukan pertanyaan siapakah yangmenceritakan kisah tersebut? Ada beberapa macam sudut pandang, di antaranya sudut pandang orang pertama (gaya bercerita dengan sudut pandang "aku"), sudut pandang peninjau (orang ketiga), dan sudut pandang campuran.5. Gaya BahasaGaya bahasa adalah cara khas penyusunan dan penyampaian dalam bentuk tulisan danlisan. Ruang lingkup dalam tulisan meliputi penggunaan kalimat, pemilihan diksi, penggunaan majas,dan penghematan kata. Jadi, gaya merupakan seni pengungkapanseorang pengarang terhadap karyanya.6. TemaTema adalah persoalan pokok sebuah cerita. Tema disebut juga ide cerita. Tema dapat berwujud pengamatan pengarang terhadap berbagai peristiwa dalam kehidupan ini. Kitadapat memahami tema sebuah cerita jika sudah membaca cerita tersebut secarakeseluruhan.7. AmanatMelalui amanat, pengarang

dapat menyampaikan sesuatu, baik hal yang bersifat positif maupun negatif. Dengan kata lain, amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang berupa pemecahan atau jalan keluar terhadap persoalan yang ada dalam cerita.Adapun unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapisecara tidak langsung mempengaruhi bangun cerita sebuah karya. Yang termasuk unsur ekstrinsik karya sastra antara lain sebagai berikut.1. Keadaan subjektivitas pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandanganhidup.2. Psikologi pengarang (yang mencakup proses kreatifnya), psikologi pembaca, dan penerapan prinsip-prinsip psikologi dalam sastra.

3. Keadaan di lingkungan pengarang seperti ekonomi, politik, dan sosial.4. Pandangan hidup suatu bangsa dan berbagai karya seni yang lainnya.Tahapan Dalam CerpenCerpen terdiri dari empat tahapan, antara lain, pengenalan, insiden/masalah,konflik/rumitan, dan penyelesaian. Bagian banyak diminati pembaca yaitu konflik karena merupakan puncak cerita Genre Cerita pendek pada umumnya adalah suatu bentuk karangan fiksi, dan yang paling banyak diterbitkan adalah fiksi seperti fiksi ilmiah, fiksi horor, fiksi detektif, dan lain-lain. Cerita pendek kini juga mencakup bentuk nonfiksi seperti catatan perjalanan, prosaliris dan varian-varian pasca modern serta non-fiksi seperti fiktokritis atau jurnalisme baruContoh cerpen:CINTA TAK HARUS MEMILIKIKARYA : ARIF NUR CAHYOAku memang orang yang brengsek semua cewek membenciku terutama sahabatku. Akumemiliki hubungan khusus dengan sahabat mereka yang bernama Selly. Namun Sellymembenciku gara-gara peristiwa pada waktu itu. Awalnya aku hanya ingin mengenal diasaja, karena kakakku pernah bilang kalau temennya itu punya adek yang satu sekolahdenganku namanya Novel. Katanya dia anaknya baik, cantik dan kulitnya putih. Ketikaitu aku terkejut mendengarnya secara otomatis aku penasaran. Satu minggu berlalu akusudah mengenal dia, aku dekat sekali sama dia bahkan aku malah tak merperhatikan Selly pacarku sendiri. Ternyata benar dia adalh adek temannya kakakku. Setelah itu aku tak lago dengan dia lagi. Namun hal yang tak kuduga pun terjadi. Siapa dia??? kamu jahatsekali sih. Sungguh tega kamu sama aku, sampai segitunya kamu melakukan itu padaku.Selly mengatakan itu sambil menangis. Dia bukan siapa-siapa ku, dia hanyalah temanku,nggak lebih dari itu. Tenanglah sayang jangan kuatir. Jangan menangis sayang. Hiburkuwaktu itu. Tapi dia menangis, tiba-tiba sahabatnya datang dan salah satu dari merekamengatakan kamu jangan ganggu Selly lagi, kamu nggak pantas memiliki dia. Ketika kumendengar kalimat itu hatiku luluh dengan sendirinya, aku bingung harus melakukan apalagi, agar mereka semua percaya sama aku dan nggak menuduh aku kalau aku berpacarandengan Novel. Setiap hari Selly menangis menangis dan terus menangis. Sampai suatuhari dia sakit dan dia pun tak masuk sekolah. Hal itu membuatku semakin bingung tapiaku terus merenungi hal itu. Hal yang membuat ku terpuruk bahkan sangat terpuruk.Akhirnya aku menetukan jalan yang harus ku lakukan jalan itu adalah aku meninggalkanSelly agar dia tidak lagi menangis, tidak lagi sakit. Tapi lagi-lagi sahabatnya menyangkaaku memutuskan Selly gara-gara ku memilih Novel padahal aku ingin membahagiakanSelly, aku ingin dia tak sakit lagi. Mungkin kalau aku pergi dari kehidupan dia, dia akan

Pengertian Cerpen dan Ciri-Ciri Cerita Pendek

18 Cerita pendek atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan short story, merupakan satu karya sastra yang sering kita jumpai di berbagai media massa. Namun demikian apa sebenarnya dan bagaimana ciri-ciri cerita pendek itu, banyak yang masih memahaminya. Cerita pendek apabila diuraikan menurut kata yang membentuknya berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut : cerita artinya tuturan yang membentang bagaimana terjadinya suatu hal, sedangkan pendek berarti kisah pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam situasi atau suatu ketika ( 1988 : 165 ). Menurut Susanto dalam Tarigan (1984 : 176), cerita pendek adalah cerita yang panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri. Sementara itu, Sumardjo dan Saini (1997 : 37) mengatakan bahwa cerita pendek adalah cerita atau parasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar terjadi tetapi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, serta relatif pendek). Dari beberapa pendapat di atas penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan cerita pendek adalah karangan nasihat yang bersifat fiktif yang menceritakan suatu peristiwa dalam kehidupan pelakunya relatif singkat tetapi padat. Ciri-ciri Cerita Pendek Di atas penulis kemukakan bahwa masih banyak orang belum mengetahui ciri-ciri sebuah cerita pendek. Mengenai hal tersebut, di bawah ini penulis kemukakan ciriciri cerita pendek menurut pendapat Sumarjo dan Saini (1997 : 36) sebagai berikut. Ceritanya pendek ;

Bersifat rekaan (fiction) ; Bersifat naratif ; dan Memiliki kesan tunggal.

Pendapat lain mengenai ciri-ciri cerita pendek di kemukakan pula oleh Lubis dalam Tarigan (1985 : 177) sebagai berikut.

Cerita Pendek harus mengandung interprestasi pengarang tentang konsepsinya mengenai kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam sebuah cerita pendek sebuah insiden yang terutama menguasai jalan cerita. Cerita pendek harus mempunyai seorang yang menjadi pelaku atau tokoh utama. Cerita pendek harus satu efek atau kesan yang menarik.

Menurut Morris dalam Tarigan (1985 : 177), ciri-ciri cerita pendek adalah sebagai berikut.

Ciri-ciri utama cerita pendek adalah singkat, padu, dan intensif (brevity, unity, and intensity).

Unsur-unsur cerita pendek adalah adegan, toko, dan gerak (scena, character, and action).

Bahasa cerita pendek harus tajam, sugestif, dan menarik perhatian (incicive, suggestive, and alert).

Aoh. KH, mendefinisikan bahwa cerpen adalah salah satu ragam fiksi atau cerita rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek. Dan masih banyak sastrawan yang merumuskan definisi cerpen. Rumusanrumusan tersebut tidak sama persis, juga tidak saling bertentangan satu sama lain. Hampir semuanya menyepakati pada satu kesimpulan bahwa cerita pendek atau yang biasa disingkat cerpen adalah cerita rekaan yang pendek.

Cerita Pendek Cerpen, akronim dari cerita pendek, merupakan jenis prosa yang baru berkembang pada masa modern. Sebagai bagian dari genre prosa, yang membedakan cerpen dari jenis prosa yang lain, seperti hikayat dan novel, adalah plotnya yang tidak rumit, tokoh yang terbatas, persoalan yang tidak banyak dan bentuk karangannya yang pendek. Sebuah cerpen memiliki tema, pesan moral dan gaya penulisan tersendiri, sesuai dengan kecenderungan dan kemampuan pengarangnya. Proses penulisan sebuah cerpen cenderung lebih mudah dibanding penulisan sebuah novel, oleh sebab itu genre ini lebih banyak dimanfaatkan oleh para penulis untuk menyampaikan ide dan gagasan mereka kepada khalayak. Sifat cerpen juga sangat elastis dan cepat mengakomodasi persoalan yang sedang berkembang di masyarakat.

Dengan posisinya yang seperti itu, cerpen bisa dijadikan gambaran dan cermin sosial mengenai kondisi sosial budaya suatu tempat saat cerpen itu ditulis. Sebagai karya sastra yang pendek, biasanya cerpen yang baik memiliki kata dan kalimat yang tepat, kuat dan enerjik, sehingga pesan dan maksud pengarang akan terasa lebih merasuk di hati para pembaca. Dalam sastra Melayu lama, sebenarnya penulisan model cerpen ini sudah pernah dirintis oleh Haji Ibrahim dari Kesultanan Penyengat, Riau sejak tahun 1865. Namun, saat itu genre ini tidak mendapat tanggapan yang berarti dari kalangan sastrawan apalagi khalayak, sehingga kalah bersaing dengan hikayat, syair dan pantun. Oleh sebab itu, cerpen tidak mengalami perkembangan yang berarti. Barulah ketika memasuki abad ke-20, cerpen mulai mengalami perkembangan yang cukup baik dan terus berkembang semakin pesat dewasa ini. Contoh narasi fiksi:

Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa. Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah Langkah ayu di hadapanku, menyusun akankah narasi kurindui juga? (fiksi):

Langkah menyusun narasi (fiksi) melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Cerita dirangkai dengan menggunakan rumus 5 W + 1 H. Di mana seting/ lokasi ceritanya, siapa pelaku ceritanya, apa yang akan diceritakan, kapan peristiwa-peristiwa berlangsung, mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan bagaimana cerita itu dipaparkan. Senin, 01 Maret 2010

PENGERTIAN DAN RAGAM PROSA FIKSI

Karya satera menurut ragamnya dibedakan atas prosa, puisi, dan drama. Karya sastera fiksi atau ada yang menyebut ceitera rekaan, merupakan salah satu jenis karya sastera yang beragam prosa. Prosa Fiksi adalah kisahan atau ceritera yang diemban oleh palaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian ceritera tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu ceritera. (aminuddin, 2002:66). Sedangkan M. Saleh Saad dan Anton M. Muliono (dalam Tjahyono, 1988:106) mengemukakan pengertian prosa fiksi (fiksi, prosa narasi, narasi, ceritera berplot, atau ceritera rekaan disingkat cerkan) adalah bentuk ceritera atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa, dan alur yang dihasilkan oleh daya imajinasi. Pengertian lain dikemukakan oleh Sudjiman, (1984:17) yang menyebut fiksi ini dengan istilah ceritera rekaan, yaitu kisahan yang mempunyai tokoh, lakuan, dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi, dalam ragam prosa. Logika dalam prosa fiksi adlah logika imajnatif, sedangkan logika dalam nonfiksi adalah logika factual. Prosa fiksi dapat dibedakan atas pendek dan novel. Ada juga yang memilahnya menjadi tiga, selain cerpen, dan noel, tersebut juga istilah roman. Nurgiantoro (2000:10) MENGUTIP Edgar Alan Poe yang mengatakan cerpen merupakan prosa fiksi yang dibaca selesai sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah jam sampai dua jam, yang agak sulit jika dilakukan untuk sebuah novel. Sudjiman (1984:14) mengemukakan bahwa ceritera pendek adalah kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal dominan. Plot cerpen biasanya tungggal, hanya terdiri dari satu urutan peristiwa, dan urutan peristiwa bias terjadi dari mana saja. Kalaupun ada perkenalan tokoh dan latar, tidak berkepanjangan. Karena plot tunggal, konflik dan klimak pun biasanya bersifat tunggal pula.

Tema dalam ceritera pendek biasanya hanya berisi satu tema. Hal itu berkaitan dengan keadaan plot yang juga tunggal dan pelaku yang terbatas. Sebaliknya, novel dapat saja menawarkan lebih dari satu tema, yaitu satu tema utama dan tema-tema tambahan. Penokohan cerpen hanyaterbatas, apalagi yang bersetatus tokoh utama. Tokoh cerpen terbatas baik jumlah maupun data-data tokoh, misalnya terkait dengan perwtakan. Dengan demikian pembaca harus menyimpulkan dan menerka sendiri perwatakan lengkap yang muncul dalam cerpen. Pelukisan latar cerpen tidak memerlukan detil khusus tentang keadaan luar, misalnya tentang tempat dan social. Cerpen hanya memerlukan pelukisan secara garis besar saja atau bahkan secara implicit asal telah mampu memberikan suasana tertentu yang dimaksudkan (Nurgianytoro, 2000:13). Cerpen lebih bias mendukung unity. Artinya segala sesuatu yang diceriterakan mendukung tema utama. Semua unsure pembentuk cerpen harus saling berkaitan. Pencapaian kepaduan cerpen lebih mudah dicapai. Dalam novel agak sulit karena biasanya novel terbagi atas bab yang masing-masing berisi ceritera yang berbeda. Novel berasa dari kata novella (Italia) yang secara harfiah berarti sebuah barang baru yang kecil. Novel pengertian menurut Sudjiman (1998:53) prosa rekaan yang panjang, yang menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar secara tersusun. Plot novel, karena tidak keterkaitan dengan panjangnyua tulisan, umumnya memiliki lebih dari satu plot. Plot novel biasanya terdiri plot utama dan subplot. Tema dalam novel tidak menutup kemungkinan terdiri atas lebih dari satu tema, yaitu tema utama dan tema-tema tambahan. Tokoh-tokoh dalam novel biasanya diceriterakan lebih lengkap, misalnya cirri-ciri fisik, keadaan social, tingkah laku, sifat dan kebiasaan. Pelukisan latar dalam novel, umumnya menggambarkan latar lebih jelas, konkret dan pasti. Diposkan oleh ARTIKEL KITA di 09:11 Dari hasil obrolan dengan teman yang belum bisa membedakan antara fiksi dengan nonfiksi tersebut, saya mendapat kesimpulan bahwa dia mengira pembedaan antara fiksi dengan nonfiksi adalah dalam hal GAYA BAHASA. Bila suatu tulisan menggunakan bahasa yang mendayu-dayu, indah, nyastra, berbunga-bunga, maka itu adalah tulisan fiksi. *** Mungkin, banyak di antara Anda para penulis senior yang gelenggeleng kepala dan merasa heran atas cerita saya di atas. Itu bukan lebih rinci, sehingga dapat

karangan saya semata, tapi itu adalah fakta yang saya temukan di lapangan. Karena itulah, kali ini saya mencoba memberikan semacam pelurusan makna atas isu yang barangkali cukup krusial ini. Bila tidak diluruskan, saya khawatir jika di masa depan, makin banyak orang yang salah kaprah mengenai perbedaan antara fiksi dengan nonfiksi. Baiklah! Perbedaan antara fiksi dengan nonfiksi sebenarnya SANGAT SEDERHANA. Kita akan mulai dari hal yang paling mudah dipahami. Selama ini, Anda tentu sudah sering mendengar istilah perusahaan fiktif. Saya yakin Anda tahu apa maksud dari istilah ini. Ya, perusahaan fiktif adalah perusahaan bohongan, tidak benar-benar ada. Nah, TULISAN FIKSI memiliki pengertian yang lebih kurang sama. Fiksi dan fiktif berasal dari suku kata yang sama, jadi artinya pun lebih kurang sama. Fiksi adalah jenis tulisan yang hanya berdasarkan imajinasi. Dia hanya rekaan si penulisnya. Jadi, Anda pasti sudah setuju sekarang, bahwa jenis-jenis karya tulis berikut ini merupakan karya fiksi: Cerita pendek (cerpen), novel, sinetron, telenovela, drama, film drama, film komedi, film horor, film laga. *** Jika Anda telah paham apa itu FIKSI, maka memahami NONFIKSI akan jauh lebih mudah. Coba amati kata NON yang terdapat di depan kata FIKSI. Arti dari non adalah tidak atau selain. Jadi, TULISAN NONFIKSI adalah tulisan-tulisan yang isinya BUKAN FIKTIF, bukan hasil imajinasi/rekaan si penulisnya. Dengan kata lain, NONFIKSI adalah karya tulis yang bersifat faktual. Halhal yang terkandung di dalamnya adalah nyata, benar-benar ada dalam kehidupan kita. Jadi, Anda pasti sudah setuju sekarang, bahwa jenis-jenis karya tulis berikut ini merupakan karya nonfiksi: Artikel, opini, resensi buku, karangan ilmiah, skripsi, tesis, tulisan-tulisan yang berisi pengalaman pribadi si penulisnya (seperti diary, memoar, chicken soup for the soul, laporan perjalanan wisata), berita di koran/majalah/tabloid, film dokumenter, dan masih banyak lagi. *** Kesimpulan: Perbedaan antara fiksi dengan nonfiksi sebenarnya hanya terletak pada masalah faktual atau tidak, imajiner atau tidak. Jadi, perbedaan antara keduanya sama sekali tidak ada hubungannya dengan gaya bahasa atau apapun selain masalah fakta atau imajiner. Dengan demikian, bisa saja tulisan nonfiksi menggunakan gaya bahasa yang nyastra, mendayu-dayu, berbunga-bunga, sebagaimana halnya yang sering kita temukan pada naskah-naskah cerita pendek (cerpen) atau novel. Tulisan nonfiksi bisa saja menggunakan bahasa yang sangat

serius, atau sangat santai dan selengekan, seperti buku Kambing Jantan karya Raditya Dika. Dan SECARA TEORI bisa saja cerpen atau novel menggunakan bahasa yang serius dan formal seperti skripsi atau karangan ilmiah. Ya, itu bisa saja. Kenapa tidak? Jangan katakan itu tidak mungkin, sebab siapa tahu suatu saat nanti ada penulis yang berhasil menulis novel dengan menggunakan bahas ilmiah, tapi tetap asyik untuk dibaca. Di dunia jurnalistik, kita juga mengenal istilah jurnalisme sastra, yakni penulisan berita (NONFIKSI) yang menggunakan gaya bahasa sastra, sehingga berita-berita yang kita temukan di majalah tertentu akan terasa seperti novel. Padahal yang ditulis di sana adalah KISAH NYATA atau FAKTA, atawa NONFIKSI. *** Sebagai penutup, saya merasa perlu memaparkan dua hal berikut: SATU: Memang, karena alasan tertentu, ada juga penulis yang memasukkan unsur-unsur fiksi ke dalam tulisan nonfiksi. Misalnya: Seorang wartawan menulis sebuah berita, lalu di dalamnya ada wawancara imajiner dengan seorang tokoh yang juga imajiner. Mungkin Anda mengira bahwa tulisan jenis ini adalah 50 persen nonfiksi dan 50 persen fiksi. Ada juga yang berpendapat ini sudah 100 persen fiksi. Sementara orang lainnya mengatakan tulisan seperti ini masih murni nonfiksi. Kita bisa saja berdebat panjang mengenai hal-hal seperti itu. Tapi menurut saya, itu bukanlah hal yang terlalu prinsip untuk dibahas. Selama tulisan tersebut bermanfaat bagi pembaca dan tidak merugikan siapapun, saya kira berdebat tentang jenis tulisan hanya akan membuang-buang waktu. DUA: Bagaimana bila IDE DASAR dari tulisan fiksi adalah FAKTA? Contohnya, banyak juga film atau novel yang diangkat dari kisah nyata. Untuk menjawab pertanyaan ini, coba Anda baca tulisan saya yang berjudulMenulis Cerpen Berdasarkan Kisah Nyata. Semoga bermanfaat, dan semoga tak ada lagi salah kaprah mengenai pengertian fiksi dan nonfiksi.

Pengertian Novel 2.1. Pengertian NovelDari sekian banyak bentuk sastra seperti esei, puisi, novel, cerita pendek, drama, bentuk novel, cerita pendeklah yang paling banyak dibaca oleh para pembaca. Karya karya modernklasik dalam kesusasteraan, kebanyakan juga berisi karya karya novel. Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang luas pada masyarakat. Sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu karya serius dan karya hiburan.

Pendapatdemikian memang benar tapi juga ada kelanjutannya. Yakni bahwa tidak semua yang mampumemberikan hiburan bisa disebut sebagai karya sastra serius. Sebuah novel serius bukan sajadituntut agar dia merupakan karya yang indah, menarik dan dengan demikian juga memberikanhiburan pada kita. Tetapi ia juga dituntut lebih dari itu. Novel adalah novel syarat utamanyaadalah bawa ia mesti menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas setelah orang habismembacanya. Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri. Novel yang baik adalah novel yangisinya dapat memanusiakan para pembacanya. Sebaliknya novel hiburan hanya dibaca untuk kepentingan santai belaka. Yang penting memberikan keasyikan pada pembacanya untuk menyelesaikannya. Tradisi novel hiburan terikat dengan pola pola. Dengan demikian dapatdikatakan bahwa novel serius punya fungsi social, sedang novel hiburan Cuma berfungsi personal. Novel berfungsi social lantaran novel yang baik ikut membina orang tua masyarakatmenjadi manusia. Sedang novel hiburan tidak memperdulikan apakah cerita yang dihidangkantidak membina manusia atau tidak, yang penting adalah bahwa novel memikat dan orang maucepatcepat membacanya.Banyak sastrawan yang memberikan yang memberikan batasan atau definisi novel.Batasan atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda karena sudut pandang yang mereka pergunakan juga berbeda-beda. Definisi definisi itu antara lain adalah sebagai berikut : 1. Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas padamasyarakat (Jakob Sumardjo Drs).2. Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya social,moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd, Dra. AbdulRoni, M. Pd).3. Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsure, yaitu : undur intrinsik danunsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalamkehadiran sebuah karya sastra (Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).4. Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsure-unsur intrinsic(Paulus Tukam, S.Pd)2.1.1. Unsur-Unsur Novel Novel mempunyai unsure-unsur yang terkandung di dalam unsureunsur tersebut adalah :1. Unsur Intrinsik Unsure Intrinsik ini terdiri dari :a. TemaTema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari jalan cerita novel (Drs. Rustamaji, M.Pd, Agus priantoro, S.Pd) b. SettingSetting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan cerita,setting ini meliputi waktu, tempat, social budaya (Drs, Rustamaji, M.Pd,Agus Priantoro, S.Pd)c. Sudut Pandang

A.Pengertian Umum 1.Definisi Komik Komik adalah suatu bentuk seniyang menggunakan gambar-gambartidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Gambardalam hal ini, menggambar sebuah karakter kartun (karakter bisa merupakanseseorang, binatang,tumbuhanataupun suatu objek benda mati).Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalamberbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hinggaberbentuk bukutersendiri.Atau ada juga yang berpendapat, Komik adalah DuniaTutur Kata , suatu rangkaian gambar yang bertutur menceritakan suatu kisah. Dalammembaca gambar ini nilainya kira-kira sama dengan membaca peta, simbol-simbol,diagram, dan sebagainya 2 .Banyak jenis istilah komik, ada yang menyebutnya sebagai Cergam (Ceritabergambar), Gamcer (Gambar bercerita), dan dalam bidang akademik komik dikenaldengan istilah Sequential Art. Dinegara Jepang komik dikenal sebagai Manga , danlain halnya dengan di China disana dikenal dengan istilah Manhua , sedangkan diKorea orang-orang menyebutnya dengan Manhwa . 2.Jenis-jenis Komik D a r i j e n i s n ya ( Genre ) kita dapat membedakan komik menjadi :- K o m i k Superhero ( K o m i k P a h l a w a n s u p e r ) K o m i k Cowboy - K o m i k Romance ( K o m i k R o m a n t i s ) K o m i k Horror - K o m i k Adventure ( K o m i k P e t u a l a n g a n ) K o m i k Criminal - K o m i k Comedy ( K o m i k H u m o r , j e n a k a ) K o m i k

Underground - K o m i k Action (Komik Aksi) -Komik Budaya- K o m i k Science Fiction ( K o m i k F i k s i I l m i a h ) K o m i k C e r i t a D e t e k t i f 2 Masdiono, Toni. 1998. 14 Jurus Membuat Komik . Creativ Media. h. 9.

4 3.Unsur-unsur komik : Unsur-unsur atau biasa disebut juga sebagai anatomi komik yang biasa terdapatdalam sebuah komik, walaupun tidak semua unsur dibawah ini wajib ada pada setiapkomik, diantaranya adalah :a . H a l a m a n p e m b u k a ( c o v e r ) / s a m p u l : Judul seri Nama Komik itu sendiri, bisa nama tokoh komik, cerita komik, ataupunlainnya. Seperti judul komik GUNDALA, mengambil dari nama tokoh utamakomik itu, yaitu Gundala.Judul cerita Judul yang menjadi inti cerita didalam komik itu, seperti komik Gundala Lembah Dinosaurus, biasanya terletak dibawah atau di tengah halamanpembuka (dibawah judul seri).Credits Keterangan tentang pengarang, penggambar, peninta, pengisi warna, dsb.Indicia Keterangan penerbit, waktu terbitan, pemegang hak cipta, dsb. Tetapi tidak semua komik mencantumkan indicia di setiap komiknya.b . H a l a m a n i s i : Panel tertutup Garis batas komik bisa berupa bingkai ataupun garis tebal/tipis yang tertutup.Panel terbuka Garis batas komik bisa berupa bingkai ataupun garis tebal/tipis yang terbuka.Balon kata atau balon ucapan Balon kata atau balon ucapan itu berbeda-beda bentuknya, tergantung jenisapaatau sifat ucapan/kalimattersebut.Narasi Biasanya menerangkan tentang waktu, tempat, kadang-kadang situasi.Efek suara (sound effect) Huruf atau bunyi-bunyian yang setiap komikus mempunyai gaya sendiri dalammenampilkannya. Contoh efek suara : k boom , dor dor , krak ! , ciiit!

,dsb.

5 Gang Jarak antar satu panel dengan panel berikutnya. B.Sejarah Komik M e l i h a t d a r i d e f i n i s i k o m i k d i a t a s , ya i t u s u s u n a n g a m b a r ya n g b e r u r u t a n , sebenarnya dalam sejarah di Indonesia sendiri sudah mempunyai komik (ceritabergambar), salah satu buktinya bisa ditemukan di dalam Goa Leang-leng di SulawesiSelatan. Di sana terdapat gambar babi hutan yang bisa mengindikasikan tentang adanyapola komunikasi melalui gambar bagi masyarakat pada waktu itu. Selain di SulawesiSelatan, ada juga yaitu kurang lebih sekitar abad ke-8, terdapat pada pahatanpahatandinding atau biasa dikenal dengan Relief pada dinding Candi Borobudur dan Prambanan , dimana relief-relief tersebut menggambarkan tentang kehidupan spiritualserta kebudayaan masyarakat kita pada abad pertengahan. Lukisan-lukisan tersebutmenjadi dokumentasiagama Budha Mahayana dan kehidupan rakyat sekitar abad ke-8sampai ke-9 3 .Sementara itu di belahan bumi lain, pada tahun 1519, Cortes menemukannaskah bergambar pada zaman Pra-Columbus , gambar berwarna sepanjang 12 meter inimenceritakan tentang seorang pahlawan militer dan politikus besar pada zamannya,yang kemudian diberi judul Nail of Oselot . Beratus-ratus tahun sebelum Cortes menemukan naskah Nail of Oselot , Perancis sudah menghasilkan karya yang hampirserupa, yaitu Permadani Bayeux , permadani sepanjang 76 meter ini menggambarkantentang penaklukan pasukan Norman atas Inggris yang berawal pada tahun 1066. Danyang tidakkalah penting adalah adanya huruf-huruf Hieroglif dan lukisan-lukisan kunoyang ditemukan di batu-batu dan dinding pada Piramida di Mesir. Gambar yang melekatpada makam raja-raja Mesir tersebut menjadi bukti bahwa pada masa itu manusia sudahmengenal cara berkomunikasi secara Nonverbal. Dari semua penemuan tersebut, sebenarnya kita belum mengetahui dimana dansejak kapan komik mulai muncul, akan tetapi pada intinya, komik-komik tersebutmenggambarkan

tentang kondisi sosialdan spiritualmasyarakat pada zaman itu. Jadi bisa dibandingkan antara komik-komik kuno tersebut dengan komik-komik yang beradapada zaman modern sekarang ini, perbedaan terlihat selain pada medium yangdigunakan, juga pada isi komik sertatujuan penciptaan komik tersebut. Komik-komik 3 Mustopo, M. Habib, Dr., Prof. Sejarah . (Jakarta : Yudhistira, 2007), Cet pertama, h. 8.

6 pada zaman modern lebih bersifat komersil dan banyak menceritakan cerita fiktif,sedangkan komik-komik kuno banyak menceritakan tentang kehidupan sosial danspiritual pada zaman itu yang cenderung bersifat realistis dan banyak mengandung unsursejarah, dan juga komik-komik tersebutmenjadi cikal bakal bagi dunia komik khususnya di Indonesia sekarang.
Langkah penerbitan komik ini patut dihargai sebagai upaya memandang komik sebagai karya seni visual yang terhormat seperti halnya lukisan, patung, dan seni grafis. Karena Batman di negeri asalnya sudah menjadi produk massa seolah ia ada dan "hidup" dari komunitas penggemarnya, sosok Batman tak ubahnya Superman dalam khasanah hiperealitas seperti perkataan pakar semiotika Umberto Eco.

Anda mungkin juga menyukai