Anda di halaman 1dari 29

Beberapa unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen yakni sebagai berikut:

1. Latar Belakang Penulis


Latar belakang penulis merupakan unsur ekstrinsik cerpen yang mendorong pengarang
untuk menuliskan cerita. Beberapa di antaranya yaitu pengalaman hingga kondisi
psikologis dirinya sendiri.
2. Latar Belakang Masyarakat
Unsur ekstrinsik cerpen berikutnya adalah latar belakang masyarakat. Hal ini tak lain
merupakan suatu kondisi tertentu di sekitar yang mampu mempengaruhi penulis di dalam
mengarang cerpen. Beberapa di antaranya yakni seperti kondisi sosial, politik, ideologi
negara, hingga ekonomi.
Perhatikan contoh latar belakang masyarakat dalam cerpen “Koruptor Kita Tercinta” karya
Agus Noor.
Ia menjadi orang paling dibenci. Baik buruk memang lebih cepat dari membalik telapak
tangan. Oleh majalah terpenting di negeri kami, ia dinobatkan Man of The Year sebagai
pejabat paling jujur. Karena kejujurannya itulah ia dihormati dan dicintai. Kau tahu sendiri,
sekarang ini, mencari pejabat jujur lebih sulit dari mencari jarum di tumpukan jerami. Pejabat
jujur ibarat binatang langka yang harus dilindungi.
Dari kutipan tersebut, kita dapat melihat bahwa pengarang memasukan latar belakang
masyarakat pada cerpennya yakni kondisi politik di Indonesia.
3. Nilai Dalam Cerpen
Sementara itu, unsur ekstrinsik cerpen yang selanjutnya adalah nilai. Hal tersebut biasanya
dapat ditemui di dalam cerpen seperti nilai moral, nilai sosial, hingga nilai budaya.
Perhatikan contoh berikut:
AYAHKU MEMILIKI DARAH tana’ bulaan, bangsawan tinggi Toraja. Telah menjadi tradisi agar upacara
Rambu Solo’ keturunan tana’ bulaan diselenggarakan secara besar-besaran bagaikan pesta. Tedong
bonga yang berharga ratusan juta, menjadi syarat utamanya. Orang Toraja percaya, tedong bonga akan
menjadi kendaraan dan bekal menuju puya. Makin banyak tedong bonga, kedudukan arwah Ayah di puya
akan makin agung. (NILAI BUDAYA)
Latihan soal
Kuingin kau berbohong padaku. Seperti yang kau utarakan kemarin, dan yang kemarin
dulu itu. Ketika mentari meredup berpendar di pucuk daun sebelah barat rumah dan ketika
kerumunan itu tak lagi bersamamu, kau mulai dengan kisah kebohonganmu yang pertama
kepadaku.
Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar waktu sore adalah.…
A. Mentari meredup
B. Mentari di sebelah barat
C. Ketika kerumunan tidak bersama
D. Kebohongan yang disampaikan tokoh kamu

KUNCI JAWABAN : B
PEMBAHASAN :
Latar selalu berhubungan dengan tempat dan waktu. Temukan kata kunci yang merujuk
pada waktu menjadi bukti latar pada kutipan drama tersebut. Kata kunci pada kutipan
tersebut adalah mentari di sebelah barat.
Kata kunci : mentari meredup…( di sebelah barat)…

Seperti teman-temannya yang lain, sebenarnya Andi ingin sekali memberi hadiah untuk
Tommy, tetapi ia tidak enak hati meminta uang pada ibunya. Apalagi, ibu hanya diam ketika
ia menyodorkan undangan pesta ulang tahun Tommy kemarin. Saat itu, ibu sedang duduk-
duduk di beranda sambil memandangi matahari yang mulai tenggelam. Diamnya ibu,
pertanda ibu belum punya uang untuk membeli hadiah. Andi sadar, sejak ayahnya meninggal
tiga tahun yang lalu, ia dan ibunya memang harus hidup hemat.
”Ah masa iya aku tak bisa memberi hadiah untuk Tommy temanku?” gumam Andi seraya
bangkit dari tempat tidur pembaringan. Ia beranjak menuju meja belajarnya. Dimatikannya
lampu tidurnya dan digantinya dengan lampu belajar. Ia mengambil secarik kertas, pensil,
dan spidol warna-warni. Tangannya mulai mencorat-coret. Kini, ada senyum menghiasi
bibirnya, “Besok pagi, aku sudah punya hadiah untuk Tommy.”
1. Latar waktu: malam hari
2. Latar tempat: kamar
3. Tokoh: Andi – baik hati, sederhana, kreatif. Ibu : pendiam
4. Amanat: menyadari kondisi dan berusaha berbuat lebih
MATERI CERPEN
Cerpen merupakan suatu karya sastra dalam bentuk tulisan yang mengisahkan
tentang sebuah cerita fiksi lalu dikemas secara pendek, jelas dan ringkas. Cerpen biasanya
hanya mengisahkan cerita pendek tentang permasalahan yang dialami satu tokoh saja.
Cerpen juga bisa disebut sebagai fiksi prosa karena cerita yang disuguhkan hanya
berfokus pada satu konflik permasalahan yang dialami oleh tokoh mulai dari pengenalah
karakter hingga penyelesaian permasalahan yang dialami oleh tokoh. Cerpen juga terdiri
tidak lebih dari 10.000 kata saja.
Cerpen merupakan singkatan dari cerita pendek. Saat membaca cerpen biasanya
sangat cepat selesai. Selain itu, isi pada cerpen juga sangat mudah dipahami karena ceritanya
yang relatif pendek. Oleh karena itu banyak orang yang suka dengan cerita yang singkat dan
tidak rumit seperti pada cerpen.
Pada umumnya, permasalahan yang dikisahkan pada cerpen tidak terlalu rumit.
Maka dari itu jumlah kata pada cerpen juga dibatasi. Biasanya cerpen terdiri dari berbagai
kisah seperti genre percintaan, kasih sayang, jenaka, dan lain-lain. Pada cerpen juga
mengandung pesan dan amanat untuk para pembaca, sehingga bukan hanya terhibur saja
kita bisa menerapkan setiap pesan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut KBBI, Cerpen merupakan cerita pendek yang berisi tentang kisah cerita
yang berisi tidak lebih dari 10 ribu kata. Pada umumnya cerita pada cerpen bisa memberikan
kesan dominan dan berkonsentrasi pada permasalahan satu tokoh.
Struktur Cerpen
1. Abstrak
Abstrak merupakan pemaparan gambaran awal dari cerita yang dikisahkan. Pada cerpen
abstrak biasanya digunakan sebagai pelengkap cerita. Maka dari itu abstrak bersifat
opsional atau bisa jadi tidak ada pada cerpen tersebut.
2. Orientasi
Pada orientasi cerpen biasanya menjelaskan tentang latar cerita seperti waktu, suasana,
tempat/lokasi yang digunakan dalam penggambaran cerita cerpen.
3. Komplikasi
Komplikasi menjelaskan tentang struktur yang berkaitan dengan pemaparan awal suatu
masalah yang dihadapi oleh tokoh. Watak dari tokoh juga dijelaskan pada bagian ini.
Selain itu pada komplikasi juga menjelaskan urutan kejadian yang berhubungan dengan
sebab akibat.
4. Evaluasi
Pada bagian evaluasi ini terjadi konflik masalah yang semakin memuncak. Konflik mulai
menuju bagian klimaks dan mendapatkan penyelesaian atas masalah yang terjadi.
5. Resolusi
Resolusi merupakan bagian akhir permasalahan yang terjadi pada cerpen. Pada bagian ini
terdapat penjelasan dari pengarang mengenai solusi permasalahan yang dialami tokoh.
6. Koda
Koda merupakan nilai atau pesan moral yang terdapat pada sebuah cerpen yang
disampaikan oleh penulis kepada para pembaca. Pesan moral yang disampaikan sesuai
dengan jenis cerpen.

Unsur Intrinsik Cerpen


Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam cerpen itu sendiri. Intrinsik juga
ada di dalam karya sastra yang memiliki ciri konkret.
1. Tema
Tema biasanya tidak dijelaskan dalam sebuah cerpen. Anda harus membaca terlebih
dahulu alur cerita sehingga mengenali rangkaian peristiwa di dalamnya.
Tema adalah gagasan dasar yang menjadi latar belakang keseluruhan cerita. Tema bisa
bersifat umum misalnya mengangkat permasalahan di lingkungan, pengalaman pribadi
penulis, tema pendidikan, sejarah, dan masih banyak lagi.
2. Tokoh
Tokoh merupakan unsur penting untuk mengembangkan cerita cerpen. Tokoh dalam
cerita menggambarkan karakter tokoh, pengungkapan jalan pikiran, penggambaran fisik,
dan gambaran lingkungan tempat tinggal tokoh.
3. Alur
Cerpen biasanya memakai alur maju. Alur adalah rangkaian peristiwa dalam sebuah
cerita. Alur dibagi menjadi alur maju, mundur, dan alur campuran. Rangkaian peristiwa
dalam alur diawalai dengan perkenalan tokoh atau cerita, konflik, penyelesaian, dan
keputusan. Dalam sebuah alur adalah konflik yang muncul bersamaan dengan tokoh.
Konflik adalah permasalahan yang terjadi pada tokoh utama. Konflik ini mengakibatkan
pertentangan antar tokoh utama dengan tokoh lain.
4. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah segi pandang penulis sebagai pengamat di luar cerita. Pengarang
bisa memakai kata ganti orang ketiga untuk menceritakan peristiwa atau tokoh utama.
Pengarang bisa mengganti tokoh utama dengan sebutan aku yang memakai kata ganti
pertama.
5. Gaya Bahasa
Gaya bahasa berguna untuk menciptakan nada atau suasana persuasif. Gaya bahasa ini
memperlihatkan dialog dan interaksi antar tokoh. Penulis perlu memakai bahasa yang
cermat untuk menceritakan suasana dan imajinasi pembaca.
6. Latar
Latar biasanya berhubungan dengan suasana, waktu, dan tempat terjadinya cerita. Dalam
novel akan dijelaskan dimana, kapan, dan bagaimana penggambaran suasana tokoh
dalam lingkungannya. Latar dalam cerita bisa berupa imajinasi atau faktual. Latar ini
dipakai untuk memperkuat keyakinan pembaca dalam jalannya sebuah cerita.
7. Amanat atau Pesan
Pesan biasanya disampaikan oleh penulis pada pembaca tentang nilai moral dalam
sebuah cerpen. Amanat ini berupa perbuatan baik akan mengalahkan perbuatan jahat.
Amanat dalam cerpen bisa disampaikan secara tersembunyi (implisit) atau eksplisit
(tersurat). Pesan bisa juga disampaikan dalam bentuk ucapan antar tokoh. Amanat ini
bisa dipahami oleh pembaca melalui serangkaian peristiwa yang disajikan.
Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang ada berada diluar karya sastra, tetapi secara tidak
langsung bisa mempengaruhi sebuah karya sastra. Menurut Nurgiyantoro, unsur ini berasal
dari luar cerita. Meski demikian unsur ekstrinsik bisa mempengaruhi isi dan jalan cerita.
Mengutip dari buku Bahasa Indonesia 1, ditulis oleh Yohanni Johns dan Robyn Stokes
unsur ekstrinsik disampaikan dari latar belakang orang atau masyarakat yang diceritakan.
Unsur ekstrinsik meliputi biografi pengarang, keadaan lingkungan pengarang, subjektivitas
pengarang, dan keadaan psikologi.
Unsur ekstrinsik bisa berhubungan dengan nilai moral, budaya, dan agama yang
dianut masyarakat. Unsur ini bisa menjelaskan informasi terkait pengarang yang
berpengaruh. Ciri khas unsur ekstrinsik terdapat pada penggambaran pemikiran, budaya,
dan latar belakang dari pengarang. Berikut penjelasan tentang bagian unsur ekstrinsik.
MENGANALISIS ISI DAN KEBAHASAAN DRAMA
SERTA MENDEMONSTRASIKAN TEKS DRAMA

Kompetensi Dasar
3.35 Menganalisis isi dan kebahasaan drama yang dibaca atau ditonton
4.35 Mendemonstrasikan sebuah naskah drama dengan memerhatikan isi dan
kebahasaan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa drama merupakan salah satu
jenis karya sastra yang agak berbeda dengan karya sastra lainnya (puisi, cerpen,
novel, dsb). Oleh karena itu ada beberapa penanda kebahasaan yang menjadi ciri khas
drama.
Sebelum isi dan kebahasaan dijelaskan lebih lanjut, ada baiknya kalian
memahami struktur dan unsur drama sebagai berikut:
Analisis Isi Teks Drama
Menganalisis isi dalam teks drama sama halnya menggali beragam informasi
yang bisa kita peroleh dalam drama tersebut. Ada dua komponen utama yang perlu
kita telaah agar mengetahui isi teks drama yakni:
1. Tema
Tema drama merujuk pada sesuatu yang menjadi pokok persoalan yang
ingin diungkapkan oleh penulis naskah. Berdasarkan keluasan tema itu dapat
dikelompokkan ke dalam dua jenis, yakni tema utama dan tema tambahan.
a. Tema utama adalah tema secara keseluruhan yang menjadi landasan dari
lakon drama.
b. Tema tambahan merupakan tema-tema lain yang terdapat dalam drama yang
mendukung tema utama.
Tema-tema itu biasanya tidak disampaikan secara eksplisit. Setelah
menyaksikan seluruh adegan dan dialog antarpelaku dalam pementasan drama,
kita akan dapat menemukan tema drama itu. Kita harus menyimpulkannya dari
keseluruhan adegan dan dialog yang ditampilkan.
2. Inti cerita
Inti cerita merupakan bentuk ringkasan isi sesingkat mungkin yang bisa
menggambarkan isi secara keseluruhan. Artinya, setelah kita membaca teks
drama kita bisa menyimpulkan isi cerita hanya dalam satu-dua paragraf saja.
Meski hanya satu-dua paragraf, inti cerita ini diharapkan mewakili isi secara
keseluruhan.

Ciri Kebahasaan Teks Drama


1. Kata ganti orang
Sebagai teks cerita, drama menyertakan dua jenis kata ganti orang. Ada kata
ganti orang pertama (saya, aku, kami, dsb) yang biasanya terdapat pada bagian
percakapan. Ada pula kata ganti orang ketiga (mereka, dia, dsb) yang biasanya
terdapat pada bagian prolog/cerita.
2. Kata sapaan
Sebagai jenis teks dialog, drama banyak menyertakan kata sapaan yang
merujuk pada orang misalnya: Anda, bapak, ibu, saudara, baginda, dsb.
3. Partikel percakapan
Partikel percakapan merujuk pada kata yang bermakna ekspresif dalam
percakapan. Partikel percakapan seperti o, aduh, aih, ah, oh, dong, dsb menjadi
pelengkap dialog.
4. Konjungsi kronologis
Sebagai sebuah cerita, drama banyak menyertakan konjungsi/kata hubung yang
menyatakan urutan waktu/kejadian. Contoh konjungsi kronologis: sebelum,
sekarang, setelah, pertama, kemudian.
5. Verba peristiwa
Banyak kejadian yang bisa kita temukan dalam teks drama. Oleh karena itu,
penggunaan kata kerja yang merujuk pada peristiwa/kejadian sering terdapat
pada teks drama. Verba peristiwa contohnya menghadap, berlari, pergi,
menyuruh, meninggalkan, memanjat, dsb.
6. Verba perasaan/pikiran
Pada bagian dialog, kita juga bisa menemukan kata kerja yang merujuk pada
hal-hal yang dirasakan/dipikirkan tokoh. Verba perasaan/pikiran contohnya
mengharapkan, menginginkan, merasakan, memahami, mendambakan, dsb.
7. Kata sifat
Penggunaan kata sifat pada teks drama merujuk pada penjelasan untuk
menggambarkan tokoh, tempat, dan suasana. Contohnya kamu terlihat rapi,
sungguh indah tempat ini, saya merasa nyaman di sini.

Mendemonstrasikan teks drama


Mendemonstrasikan teks drama berarti mengaktualisasikan segala hal yang
terdapat di dalam naskah drama ke dalam lakon drama di atas pentas. Aktivitas yang
menonjol dalam memerankan drama ialah dialog antartokoh, monolog, ekspresi
mimik, gerak anggota badan, dan perpindahan letak pemain. Pada saat melakukan
dialog ataupun monolog, aspek-aspek suprasegmental (lafal, intonasi, nada atau
tekanan dan mimik) mempunyai peranan sangat penting. Lafal yang jelas, intonasi
yang tepat, dan nada atau tekanan yang mendukung penyampaian isi/pesan.
Sebelum memerankan drama, kegiatan awal yang perlu kita lakukan ialah
membaca dan memahami naskah drama. Naskah drama adalah karangan atau tulisan
yang berisi nama-nama tokoh, dialog yang diucapkan, latar panggung yang
dibutuhkan, dan pelengkap lainnya (kostum, lighting, dan musik pengiring). Dalam
naskah drama, yang diutamakan ialah tingkah laku (acting) dan dialog (percakapan
antartokoh) sehingga penonton memahami isi cerita yang dipentaskan secara
keseluruhan. Oleh karena itu, kegiatan membaca naskah drama dilakukan sampai
dikuasainya naskah drama yang akan diperankan.
Dengan demikian, secara umum ada dua langkah utama yang harus kita
lakukan ketika akan mementaskan drama adalah sebagai berikut.
1. Memahami naskah dan karakter tokoh yang akan kita perankan, yakni melalui
dialog-dialognya serta kramagung atau petunjuk laku yang dinyatakan langsung
oleh pengarang.
2. Memerankan tokoh dengan memerhatikan aspek lafal, intonasi, nada/tekanan,
mimik, dan gerak-geriknya.
Contoh Analisis Isi Kebahasaan Teks Drama
Judul Lomba Masak
Tema Perlombaan masak yang diadakan oleh beberapa perempuan
Ikhtisar isi Beberapa perempuan (Reni, Ria, Untari, dan Susi) sedang
berkumpul bersama dengan tersedianya berbagai hidangan
makanan dan minuman. Dengan adanya berbagai makanan yang
tersedia, mereka memiliki ide dalam membuat masakan dari bahan-
bahan yang ada, misalnya pisang dan singkong.

Contoh Analisis Kebahasaan Teks Drama


No Kebahasaan Kutipan Teks/Penjelasan
1 Kata ganti orang Reni : Tetapi aku setuju dengan pendapat Ria.
Penjelasan: termasuk kata ganti orang pertama tunggal
2 Kata sapaan Reni : Bagaimana Ri, kau sudah mendapat ide?
Penjelasan: kata sapaan dengan nama pendek
3 Partikel Susi : Wah, mereka pasti akan memasak makanan yang
percakapan enak dan mahal.
Penjelasan: partikel “wah” bermakna kekaguman
4 Konjungsi Tidak ditemukan
kronologis
5 Verba peristiwa Wah, mereka pasti akan memasak makanan yang enak
dan mahal.
Penjelasan: “memasak” merupakan sebuah
peristiwa/tindakan
6 Verba perasaan Tapi…. apakah masakan kita tidak memalukan?
Penjelasan: “memalukan” berhubungan dengan perasaan
malu.
7 Kata sifat Sebab, singkong dan pisang hanya bahan murah.
Penjelasan: “murah” terkait dengan harga

Jawaban teks drama “Lomba Masak” di buku paket kelas XI halaman 373*
DRAMA

Adakah yang suka nonton drama di televisi bahkan merasa sangat baper
(terbawa perasaan)? Pastilah ada karena suka atau tidak suka, drama sudah menjadi
tontonan yang hampir setiap saat ada di layar kaca. Kalau pun tidak ada, drama begitu
mudahnya kita temukan di penyedia layanan video online seperti youtube, video, dan
sebagainya.
Tidak jarang kehidupan yang kita lakukan ini juga diumpamakan sebuah
drama. Oleh karena itu, materi terakhir pada kelas XI semester 2 ini mengajak kalian
menikmati karya sastra berbentuk drama.
Sejarah Drama
Drama, sebagai salah satu bentuk pertunjukan dan seni pertunjukan, tentunya
sudah ada sejak jaman dahulu kala di zaman nenek moyang kita. Sejak zaman kuno
banyak orang telah memainkan berbagai peran dalam drama.
Sejarah drama ini didukung oleh ditemukannya naskah drama Yunani kuno
yang ditulis oleh Aeschylus, tokoh yang hidup dari tahun 524 hingga 456 SM. Dalam
drama yang dia tulis, ada lakon yang digunakan sebagai persembahan kepada dewa.

Pengertian Drama
Drama merupakan salah satu bentuk karya sastra yang menggambarkan atau
mengilustrasikan sebuah kehidupan dengan menyampaikan konflik melalui dialog.
Menurut Budianta, dkk (2002), Drama merupakan genre sastra dimana penampilan
fisik secara verbal menunjukkan percakapan atau dialog antar tokoh.
Menurut Sumarjo (1984: 32) Drama adalah karya sastra yang ditulis dalam
bentuk dialog dengan maksud untuk dibawakan oleh pelakunya. Sedangkan menurut
KBBI, drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat
menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang
dipentaskan; cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang
khusus disusun untuk pertunjukan teater.
Ciri – Ciri Teks Drama
 Semua cerita dalam drama harus berbentuk dialog dan memiliki narasi, baik
bagi para tokoh ataupun naratornya. Semua ucapan mutlak ditulis dalam bentuk
teks.
 Obrolan yang ditulis dalam drama tidak menggunakan tanda petik. Karena
bukan merupakan kalimat langsung.
 Naskah drama harus dibekali dengan petunjuk kepada tokoh/pemeran yang
bersangkutan. Petunjuk ini biasa ditulis dalam tanda kurung atau memakai
format huruf yang berbeda.
 Naskah petunjuk dalam drama ditulis di atas atau di samping dialog.
Jenis – Jenis Drama
1. Berdasarkan penyajian kisah
 Tragedi, yaitu drama yang memiliki alur cerita kesedihan
 Komedi, yaitu drama yang memiliki alur cerita tentang kelucuan para tokoh
 Tragekomedi, yaitu drama yang dipadukan antara drama tragedi dan komedi
 Opera, yaitu drama yang dilakukan dengan cara dinyanyikan sembari diiringi
dengan musik
 Melodrama, yaitu drama yang dilakukan ketika berdialog sembari diiringi
musik
 Farce, yaitu drama yang berupa dagelan, tetapi tidak keseluruhan adegan
dalam farce sama dengan dagelan
 Tablo, yaitu drama yang tokohnya lebih mengutamakan gerak, para tokoh
tidak melakukan dialog hanya melakukan berbagai gerakan saja.
 Sendratari, yaitu perpaduan antara drama dengan seni tari.
2. Berdasarkan sarana
 Drama panggung, yaitu drama yang dilakukan atau dipentaskan diatas
penggaung sepenuhnya.
 Drama radio, yaitu drama yang hanya bisa didengar.
 Drama televisi, yaitu drama yang memiliki kemiripan dengan drama
panggung, hanya saja drama ini berada di televisi.
 Drama film, yaitu drama yang biasanya menggunakan layar lebar sebagai
medianya.
 Drama wayang, yaitu drama yang biasanya diiringi dengan pagelaran wayang.
 Drama boneka, yaitu pemeran drama ini tidak dimainkan oleh faktor secara
langsung, melainkan menggunakan media boneka untuk pemerannya.
3. Berdasarkan keberadaan teks naskah
 Drama tradisional, yaitu drama yang dilakukan secara otodidak atau tidak
menggunakan naskah.
 Drama modern, yaitu drama yang dilakukan dengan adanya sebiah naskah.
Struktur Teks Drama
 Prolog merupakan bagian awal dari sebuah drama. Prolog biasanya digunakan
untuk menceritakan gambaran drama yang akan dimainkan secara umum.
 Dialog merupakan bagian yang paling penting dalam sebuah drama. Dialog
berfungsi sebagai penghantar komunikasi antar tokoh.
 Epilog merupakan bagian akhir atau bagian penutup dari sebuah drama.
Epilog biasanya berisi tentang kesimpulan dan pesan yang bisa diambil dari
cerita drama tersebut.
Menganalisis Jenis, Alur, dan Konflik dalam Drama
1. Jenis drama dapat dikategorikan dalam berdasarkan banyak hal. Namun yang
menjadi pembelajaran adalah jenis drama berdasarkan isi/kisah. Ada 8 jenis
drama berdasarkan kisah.
2. Alur pada drama dibedakan atas berbagai hal:
a. Berdasarkan waktu: ada alur maju (cerita bergerak ke depan), alur mundur
(cerita kilas balik/masa lalu), dan campuran
b. Berdasarkan kondisi cerita: alur renggang (cerita santai dan tidak
menuntut pembaca/penonton terus mengamati), alur rapat (cerita detail
dan rumit, pembaca/penonton harus cermat agar tidak ketinggalan cerita)
3. Konflik dalam drama terkait permasalahan yang menjadi titik sentral cerita.
Permasalahan dalam drama pastilah ada yang pokok/utama yang menjadi
alasan utama cerita.
FORMAT ANALISIS
JENIS, ALUR, DAN KONFLIK DALAM DRAMA

Judul drama :
Sumber : diisi sumber tayangan drama
Tokoh dalam cerita:
1. ….nama tokoh… Dia adalah….
2. ….nama tokoh… Dia adalah….
3. ….nama tokoh… Dia adalah….
No Jenis Bukti/Alasan
1 Komedi Karena kisah banyak disertai adegan yang
lucu nan menghibur contohnya….

No Alur Bukti/Alasan
1 Campuran Karena cerita ada pengulangan masa lalu
ketika…. Dan masa depan yaitu ketika…
2 Renggang Cerita sangat santai, tidak banyak adegan
yang rumit dan membuat penonton berpikir
keras

No Konflik Bukti/Alasan
1 Keisengan dalam kehidupan Karena cerita mengutamakan interaksi
bertetangga bertetangga yang lucu, menggemaskan, dan
menghibur karena disertai
keisengan/kejailan tokoh terhadap
tetangganya

Isian dalam tabel (warna merah) hanya contoh!


Setelah mempelajari bagaimana cara menyusun proposal penelitian (karya
ilmiah), kalian akan belajar bagaimana cara melaporkan hasil penelitian yang telah
dilakukan. Laporan hasil penelitian yang telah dilakukan salah satunya bisa
berbentuk karya ilmiah.
Karya ilmiah merupakan salah satu jenis karya yang dibuat setelah dilakukan
kegiatan berbasis ilmiah, baik itu kegiatan penelitian, praktik, pengamatan, dan
sebagainya.
Berbeda dengan karya sastra atau karya seni, karya ilmiah mempunyai bentuk
serta sifat yang formal karena isinya harus mengikuti persyaratan-persyaratan
tertentu sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
Pengertian
Menurut KBBI, karya ilmiah adalah karya tulis yang dibuat menggunakan
prinsip-prinsip ilmiah dan berdasarkan fakta (observasi, eksperimen, dan kajian
pustaka). Sederhananya, karya ilmiah ia karya yang ditulis (seseorang atau tim)
dengan penyusunan berdasarkan kajian ilmiah.
Prinrip-prinsip ilmiah menjadi acuan utama sebuah karya disebut ilmiah.
Adapun prinsipnya secara umum meliputi:
1. Etika dalam penulisan ilmiah: tidak melakukan plagiasi/melanggar hak cipta,
tidak disertai dugaan penulis, tidak mengubah fakta yang sudah dihasilkan,
dan sebagainya.
2. Proses berpikir ilmiah: melakukan langkah secara sistematis dalam tindakan
ilmiah yakni merumuskan permasalahan »»» mengajukan hipotesis (jawaban
sementara) »»» mengolah dan memverifikasi data »»» menarik kesimpulan
3. Syarat-syarat karya ilmiah: penggunaan bahasa (baku, tepat, tidak ambigu),
sistematika (sesuai ketentuan karya ilmiah), kejelasan dan keakuratan isi (pola
penyajian, metode, dan pemecahan bisa dibuktikan).
Ciri-Ciri
Sebuah karya disebut ilmiah jika memiliki ciri-ciri:
1. Mengacu pada teori yang menjadi landasan/kerangka berpikir
2. Berdasarkan fakta atau hasil yang diperoleh
3. Mengacu pada sistematika sesuai jenis/bentuk karya ilmiah
4. Memiliki tiga bagian pokok yakni permasalahan, teori, dan pemecahan.
5. Menggunakan bahasa resmi (baku)
6. Menggunakan kaidah keilmuan sesuai bidang
7. Menggunakan metode tertentu yang diakui secara keilmuan
Tujuan
Penyusunan karya ilmiah bertujuan:
1. Untuk memberikan informasi, wawasan, atau pengetahuan terkait
penyelesaian sebuah permasalahan.
2. Untuk melatih kemampuan berpikir secara ilmiah dan sistematis dalam
menyelesaikan sebuah permasalahan.
3. Sebagai bentuk pertanggungjawaban setelah melakukan kegiatan yang
berbasis ilmiah misalnya praktikum, penelitian, dan sebagainya.
4. Syarat untuk memeroleh tujuan tertentu. Misalnya karya ilmiah berupa skripsi
disusun sebagai syarat kelulusan sarjana S-1.
Bentuk penyajian

1. Populer
Karya ilmiah bentuk ini sering disebut karya ilmiah populer. Bentuknya
manasuka. Karya ilmiah bentuk ini bisa diungkapkan dalam bentuk karya ringkas.
Ragam bahasanya bersifat santai (populer). Karya ilmiah populer umumnya
dijumpai dalam media massa, seperti koran atau majalah.
Artikel, esai, dan opini termasuk contoh karya ilmiah populer. Khusus
artikel, bentuk populer lebih condong menggunakan bahasa baku namun bersifat
santai. Artinya, penggunaan kosa kata yang njelimet dan kata ilmiah tidak terlalu
dominan.
2. Semiformal
Karya ilmiah bentuk ini sering disebut karya ilmiah sederhana namun tetap
terdiri atas beberapa bagian. Secara umum, bagian pokok dalam karya ilmiah
semiformal adalah pendahuluan, isi, dan penutup.
Makalah dan laporan hasil praktik (job sheet) merupakan contoh karya
ilmiah semiformal.
3. Formal
Karya ilmiah bentuk formal ini memiliki bentuk yang paling lengkap, baik
secara bagian/sistematika maupun penyajian. Bentuk ini disusun dengan mengacu
pada persyaratan akademis. Artinya, ada bagian-bagian yang harus ada dalam
karya ilmiah formal.
Tugas akhir (syarat kelulusan D-1 atau D2), Skripsi (syarat kelulusan S-1),
tesis (syarat kelulus S-2), dan disertasi (syarat kelulusan S-3) merupakan contoh
karya ilmiah formal.
Jenis Karya Ilmiah
Pada dasarnya ada banyak jenis karya ilmiah, namun secara umum dapat
dikategorikan sebagai berikut:
1. Artikel
Artikel adalah karya tulis dengan panjang tertentu yang berisi gagasan/ide
namun dikemas dalam bentuk ilmiah dengan disertai data dan fakta. Karya ilmiah
berbentuk artikel biasanya merupakan intiasari dari sebuah makalah/karya ilmiah
lengkap.
Jadi, artikel yang termasuk karya ilmiah ini berasal dari makalah yang sudah
diringkas menjadi sebuah artikel.
2. Kertas kerja
Ketika selesai praktik di sekolah, kalian – siswa SMK – biasanya menuliskan
hasilnya pada kertas kerja yang sudah disediakan. Tulisan yang sudah kalian buat
tersebut juga disebut karya ilmiah. Tentu saja asal dikerjakan dengan baik sesuai
ketentuan dan kaidah keilmuan.
Menurut KBBI, kertas kerja adalah karangan tertulis yang membahas
masalah tertentu yang disampaikan dalam suatu seminar untuk mendapat
jawaban lebih lanjut. Namun sebenarnya tidak hanya pada seminar. Ketika selesai
praktik lalu kita menyusun jobsheet dan menyampaikan hasilnya dihadapan guru,
itu sudah termasuk karya ilmiah.
3. Makalah
Makalah merupakan bentuk paling umum dari karya ilmiah. Menurut KBBI,
makalah adalah tulisan resmi suatu pokok dengan tujuan untuk dibacakan di muka
umum dalam suatu persidangan serta disusun untuk diterbitkan dan juga
merupakan karya tulis pelajar atau mahasiswa untuk laporan hasil pengerjaan
tugas sekolah atau perguruan tinggi.
Makalah pada umumnya mempunyai tiga bagian pokok yakni pendahuluan,
isi, dan penutup dengan kemasan yang disesuaikan dengan ketentuan. Adakah
siswa SMK yang tidak pernah buat makalah? Hampir semuanya pernah.
Makalah merupakan jenis karya ilmiah yang nantinya akan kita
praktikkan dalam pembuatannya.
4. Tugas akhir perkuliahan
Persyaratan akhir pendidikan salah satunya mewajibkan disusunnya tugas
akhir. Ada beberapa jenis yang cukup populer, diantaranya:
a. Skripsi:
Menurut KBBI skripsi ialah tulisan saintifik yang wajib dibuat oleh
mahasiswa sebagai persyaratan akhir pendidikannya (sarjana S-1). Skripsi
dikemas dengan sistematika baku yang sudah ditetapkan pihak akademis.
Skripsi menyajikan data berdasarkan observasi, penelitian, dan sebagainya
yang validasi datanya harus bisa dipertanggungjawabkan.
b. Tesis
Tesis adalah karya ilmiah yang menyajikan temuan baru dengan
melakukan penelitian sendiri. Tesis ini juga adalah tulisan yang lebih mendetail
daripada skripsi. Tesis menjadi syarat kelulusan untuk memeroleh gelar S-2.
c. Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam
penyelesaian program S3. Disertasi merupakan bukti kemampuan mahasiswa
dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam
program ilmu yang di pilih seorang mahasiswa S3. Penekanan Disertasi pada
mencari terobosan dan teori baru dalam bidang ilmu pengetahuan.
MERANCANG INFORMASI, TUJUAN, DAN ESENSI
DALAM KARYA ILMIAH

Sebelum benar-benar menyusun karya ilmiah, kalian akan mempelajari


bagaimana merancang informasi dan tujuan dalam karya ilmiah yang akan dibuat. Hal
ini sangat penting karena dengan mendata informasi-informasi penting, karya ilmiah
yang kita buat akan lebih bermakna. Dengan menentukan tujuan, kita dapat
memfokuskan pembahasan yang akan disertakan dalam karya ilmiah

Informasi
Menurut KBBI, informasi adalah penerangan; pemberitahuan; kabar atau
berita tentang sesuatu yang disampaikan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Lebih detail lagi, informasi adalah hasil pengolahan data yang memiliki arti
atau manfaat bagi penerimanya.
Dalam karya ilmiah, informasi berisi segala hal yang disampaikan penulis yang
mempunyai kebermaknaan dan kebermanfaatan. Informasi dalam karya ilmiah dapat
menjadi petunjuk pembaca tentang apa-apa saja yang ingin disampaikan penulis.
Informasi dalam karya ilmiah haruslah bersifat penting. Artinya, informasi
yang disertakan memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:
 Relevan: berguna/bermanfaat bagi penerimanya.
 Akurat: tepat sasaran dan bebas dari kesalahan
 Aktual: kebaruan atau informasi tidak terlambat datangnya. Sesuatu awalnya
informasi akan menjadi “bukan informasi” jika sudah basi.
 Konsisten: berketetapan atau ajeg. Jadi informasi itu tidak boleh berubah
karena pergeseran penyajian, waktu, atau penyampai informasi.
Tujuan
Tujuan adalah arah yang ingin dicapai. Salah satu bagian penting dalam
rancangan karya ilmiah yang akan dibuat adalah menentukan arah/tujuan.
Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya
hasil, sesuatu yang diperolah setelah penelitian penelitian selesai, sesuatu yang akan
dicapai/dituju dalam sebuah penelitian. Rumusan tujuan mengungkapkan keinginan
peniliti untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan.
Oleh karena, rumusan tujuan harus relevan dengan identitas masalah yang
ditemukan, rumusan masalah dan mencerminkan proses penelitian. Tujuan
penelitian berfungsi :
1. Untuk mengetahui deskripsi berbagai fenomena alamiah
2. Untuk menerangkan hubungan antara berbagai kejadian
3. Untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
4. Untuk memperlihatkan efek tertentu
Tujuan penelitian dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Tujuan Umum, mengandung uraian garis besar sasaran akhir secara
keseluruan yang akan dicapai
b. Tujuan khusus, mengandung uraian secara rinci untuk mencapai tujuan
umum.
Penyusunan tujuan sangat penting karena dapat menjadi:
 Pengontrol yang memandu jalannya penelitian/penulisan agar terarah
 Mempersempit ruang lingkup bahasan sehingga yang dibahas lebih terfokus
 Memperjelas arah penelitian (tidak tercerai-berai)

Esensi
Esensi menurut KBBI adalah hakikat; inti; hal yang pokok. Esensi adalah suatu
hal yang mendasar dan paling bermakna dalam suatu tindakan, kesenian, tulisan,
ataupun perkataan. Esensi pada karya ilmiah merujuk hal pokok yang menjadi inti
disusunnya karya tersebut.
Esensi Karya ilmiah yakni:
1. Menyajikan masalah-masalah yang objektif dan faktual.
2. Sistematis, susunan teks itu teratur dengan pola yang baku. Dimulai dengan
pendahuluan, diikuti dengan pembahasan, dan diakhiri dengan simpulan.
3. Logis, isinya dapat dipahami dan dibenarkan oleh akal sehat; antara lain,
didasari oleh hubungan sebab akibat.
4. Objektif (impersonal), pernyataan-pernyataannya didasarkan pandangan
umum; tidak didasari pandangan pribadi penulisnya semata.
5. Mengutamakan aspek rasionalitas dalam pembahasannya
6. Data yang disajikan lengkap

Langkah merancang informasi dan tujuan guna tercapai esensi karya ilmiah
Lalu, bagaimana merancang informasi penting dan tujuan pada karya ilmiah
yang akan dibuat agar memenuhi esensi sebagai karya ilmiah? Ikutilah petunjuk
berikut!
1. Tentukan permasalahan yang akan diuraikan pada karya ilmiah
Permasalahan yang baik untuk dibahas adalah yang mempunyai
kebermanfaatan bagi pembaca. Permasalahan tersebut bisa dari kejadian
sehari-hari maupun hal baru. Selain itu, hal utama dalam menentukan
permasalahan adalah minat dan kompetensi diri. Jangan pilih permasalahan
yang tidak dikuasi, tidak bermanfaat, dan tidak diminati.
Contoh:
Sebagai guru bahasa Indonesia, saya mengamati salah satu persoalan di
bidang bahasa yakni penggunaan bahasa prokem yang sebagian besar
merusakan struktur bahasa Indonesia yang sudah ditetapkan. Salah satu yang
sering menggunakan adalah dunia pertelevisian, misalnya iklan. Penggunaan
bahasa ini dikhawatirkan merusak tata bahasa Indonesia.
2. Tentukan judul penelitian
Judul dalam karya ilmiah dirumuskan dalam satu frasa yang jelas dan
lengkap. Judul mencerminkan hubungan antarvariabel. Judul juga
mencerminkan dan konsistensi dengan ruang lingkup penelitian, tujuan
penelitian, subjek penelitian, dan metode penelitian.
Salah satu ciri judul pada karya ilmiah adalah diawali dengan kata kunci
yang menjadi pokok bahasan. Biasanya bukan kata kebendaan. Perhatikan
contoh judul berikut!
 Dampak Penggunaan Bahasa Prokem Terhadap Keberlangsungan Bahasa
Indonesia
 Studi Kasus Maraknya Penggunaan Bahasa Prokem di Pertelevisian
 Identifikasi Penggunaan Bahasa Prokem di Dunia Pertelevisian
Adapun contoh judul lain yang sesuai kompetensi keahlian siswa SMK
sebagai berikut!
1 Identifikasi Kandungan Gizi Telur Asin dengan Metode Semimikro
2 Pemanfaatan Kulit Jeruk sebagai Pengusir Nyamuk
3 Pembuatan Buku Besar Akuntansi dengan Excel
4 Pemanfaatan Listrik Statis dalam Kehidupan Sehari-hari
5 Identifikasi Kelebihan dan Kekurangan Aplikasi Wordershare Filmora
6 Pemanfaatan Seven Segmen LDR sebagai Alat Hitung Kedip Cahaya
7 Perawatan Aki Motor dengan Cara Sederhana
8 Pembuatan Donat Frozen Kaya Manfaat

3. Tentukan informasi penting yang akan disertakan pada karya ilmiah


Setelah permasalahan dan judul ditentukan, lakukan kegiatan mendata
informasi penting yang akan disertakan pada karya ilmiah. Pendataan informasi
ini penting sebagai kerangka karangan. Selain itu, data informasi penting akan
memudahkan kita mencari literatur.
Menentukan informasi penting bisa dilakukan dengan mengamati
permasalahan dan judul yang sudah dibuat. Contohnya sebagai berikut
Daftar informasi penting ini merujuk contoh permasalahan dan judul
sebelumnya (ditandai warna kuning)
Daftar Informasi Penting:
 Objek yang diteliti: bahasa prokem
 Masalah yang diteliti: penggunaan bahasa prokem di televisi
 Bidang penelitian: bahasa
 Cara memeroleh data: studi literatur (tayangan di televisi) dan kuesioner
 Waktu pelaksanaan: Februari 2021
 Subjek kuesioner: siswa SMK
 dsb
4. Tentukan tujuan operasional yang menjadi arah/fokus pembahasan
Setelah menentukan permasalahan, judul, dan informasi, perlu ditentukan
tujuan khusus karya ilmiah. Tujuan ini memuat uraian secara rinci apa-apa yang
ingin dicapai. Perhatikan contoh berikut!
Tujuan khusus:
 Memeroleh informasi dan data penggunaan bahasa prokem di
pertelevisian
 Mengetahui perbandingan bahasa prokem dengan bahasa Indonesia
 Mengetahui dampak penggunaan bahasa prokem
 Mengetahui tingkat pemahaman siswa terkait bahasa prokem
dibandingkan dengan bahasa Indonesia
 Memberikan solusi agar bahasa Indonesia tidak mengalami pergeseran
karena penggunaan bahasa prokem
5. Tentukan langkah-langkah dan metode yang digunakan
Bagian akhir menyusun rancangan adalah menetukan tahapan dan metode
yang digunakan. Tahapan ini berfungsi sebagai rambu-rambu tindakan agar
tidak keluar jalur, sedangkan metode penelitian digunakan sebagai cara
memeroleh, mengumpulkan, dan menganalisis data sampai tahap kesimpulan.
Contoh detail bisa dilihat di halaman berikutnya!
CONTOH MENYUSUN RANCANGAN INFORMASI & TUJUAN
DALAM KARYA ILMIAH

a. Permasalahan
 Kulit jeruk banyak tidak dimanfaatkan
 Kulit jeruk memiliki kandungan anti-oksidan yang dapat melawan radikal
bebas dan mengatasi keriput
 Harga masker wajah lumayan mahal untuk kelas menengah ke bawah
b. Judul
Pemanfaatan Kulit Jeruk menjadi Masker Wajah
c. Tujuan
 Mengetahui cara pembuatan masker wajah dari kulit jeruk
 Mengetahui kebermanfaatan kulit jeruk yang diolah menjadi masker wajah
 Memberikan alternatif perawatan kulit wajah kepada khalayak
d. Informasi Penting
 Bidang penelitian: kimia
 Objek penelitian: kulit jeruk, masker wajah
 Masalah yang diteliti: cara membuat masker wajah dari kulit jeruk dan
manfaatnya
 Cara memeroleh data: ujicoba pembuatan masker wajah, ekstraksi kandungan
kulit jeruk
 Cara mengolah data: Pengujian antioksidan pada kulit jeruk ini dilakukan
dengan metode DPPH
 Waktu Pelaksanaan: Februari 2021
 Lokasi ujicoba: Lab Kimia Industri SMK Negeri 1 Cerme
 Tim peneliti: 1. Ali Abidin, 2. Ali Usman, 3. Ali Imron
e. Rancangan Tahapan
1. Mengidentifikasi permasalahan yang menjadi topik bahasan
2. Menentukan judul, tujuan, dan manfaat
3. Mencari literatur terkait bahasan: kulit jeruk, masker wajah, metode DPPH
4. Membeli buah jeruk sesuai kebutuhan lalu mengambil sampel kulit jeruk
5. Mengolah kulit jeruk menjadi masker wajah
6. Menganalisis kandungan masker wajah berbahan kulit jeruk
7. Mengolah data yang diperoleh
8. Menyimpulkan
9. Menyusun karya ilmiah
SISTEMATIKA DAN KEBAHASAAN KARYA ILMIAH
Sistematika karya ilmiah merujuk pada pola penyajian yang akan digunakan
apakah populer, semiformal, atau formal. Selain itu, sistematika pada karya ilmiah
juga terkait erat dengan lembaga/instansi yang menerbitkannya. Namun pada
umumnya karya ilmiah mempunyai sistematika sebagai berikut:
Sistematika Karya Ilmiah Populer
Bentuk ini menyerupai artikel. Artinya isi karya ilmiah menjadi satu
kesatuan yang tidak dipisahkan bagian/bab. Karya ilmiah populer umumnya tidak
menyertakan pendahuluan, isi, dan penutup secara terpisah. Namun lebih pada
dibedakan atas paragraf.
Sistematika karya ilmiah populer meliputi:
1. Tesis : pernyataan sikap penulis
2. Argumentasi : isi/ulasan memperkuat gagasan
3. Penegasan ulang : kesimpulan
Sistematika Karya Ilmiah Semiformal
Bentuk semiformal umumnya digunakan pada laporan biasa maupun
makalah sebagai tugas sekolah/kuliah, bukan karya ilmiah yang menjadi syarat
kelulusan. Beberapa lomba menjadikan bentuk ini sebagai acuan. Adapun
sistematikanya sebagai berikut:
1. Halaman judul : minimal memuat informasi judul, penulis, tahun
pembuatan
2. Halaman pengesahan : pihak yang mengesahkan (bagian ini umumnya ada
pada karya ilmiah untuk lomba)
3. Kata pengantar : memuat prakata penulis baik ucapan puji syukur,
tujuan penulisan, ucapan terima kasih, harapan, doa, dan permohonan
maaf.
4. Abstrak : gambaran umum isi (bagian ini umumnya ada pada
karya ilmiah untuk lomba)
5. Daftar isi : memuat informasi pembagian bab/subbab yang
disertai letak halaman
6. Pendahuluan : minimal memuat informasi latar belakang, rumusan
masalah, dan tujuan serta manfaat
7. Kajian pustaka : hal-hal teori terkait masalah (bagian ini pada karya
ilmiah semiformal tidak selalu ada)
8. Metodologi penelitian : memuat pendekatan, cara, dan hal teknis penelitian
(bagian ini pada karya ilmiah semiformal tidak selalu ada)
9. Pembahasan : memuat ulasan penulis terkait masalah yang dibahas
10. Penutup : memuat simpulan dan saran
11. Daftar pustaka : sumber referensi yang disertakan
YANG AKAN KITA PRAKTIKKAN PADA AKHIR MATERI ADALAH BENTUK KARYA
ILMIAH SEMIFORMAL
Sistematika Karya Ilmiah Formal
Bentuk formal umumnya digunakan akademisi sebagai syarat kelulusan
misalnya tugas akhir (D-1 atau D-2), skripsi (S-1), dan sebagainya. Adapun
formatnya sebagai berikut:
1. Halaman judul
2. Halaman pengesahan
3. Kata Pengantar
4. Abstrak
5. Daftar Isi
6. Daftar Tabel
7. Pendahuluan: Latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, batasan
masalah, definisi operasional, hipotesis, dsb.
8. Kajian pustaka
9. Metodologi penelitian: pendekatan, setting, teknik pengumpulan data, dan
teknik pengolahan dan analisis data.
10. Pembahasan
11. Penutup : simpulan, saran, dan rekomendasi
12. Daftar pustaka
13. Lampiran
14. Riwayat hidup penulis

Kebahasaan Karya Ilmiah


Sebagai jenis tulisan ilmiah, karya ilmiah mempunyai ciri kebahasaan
sebagai berikut:
a. Penggunaan kata ganti impersonal
Pada umumnya, penggunaan kata ganti saya, aku, kami, dan sejenisnya
sering digunakan dalam tulisan nonilmiah. Namun, pada karya ilmiah
cenderung menggunakan kata ganti impersonal. Artinya impersonal adalah
jenis kata ganti yang tidak merujuk kepada orang secara spesifik, contohnya:
peneliti atau penulis.
b. Penggunaan istilah
Sebagai jenis tulisan terkait keilmuan tertentu, karya ilmiah tentu
banyak menggunakan istilah (kata di bidang tertentu). Istilah adalah
kata/gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Contoh ketika membuat karya ilmiah bidang kimia, maka istilah-istilah
bidang ilmiah banyak digunakan.
c. Penggunaan bahasa baku (bahasa yang sesuai ejaan dan efektif)
Sebagai karya bersifat keilmuan, karya ilmiah harus menggunakan
bahasa yang baku baik dalam hal pilihan kata maupun struktur kalimat.
d. Bahasa yang reproduktif
Bahasa yang reproduktif artinya bahasa yang memiliki keajegan makna.
Ketika penulis ingin mengatakan A, maka penerima informasi juga A, bukan B
atau bahkan C.
e. Ragam bahasa lugas dan denotatif
Bahasa lugas artinya tidak bertele-tele dan tepat sesuai kebutuhan.
Karya ilmiah bukan karangan fiksi yang imajiner sehingga harus
menggunakan kata yang bermakna denotatif (sebenarnya).

Perhatikanlah penggalan isi karya ilmiah berikut!


Isi sengaja dikutip sebagian untuk contoh!
Latar Belakang
Gelatin adalah salah satu hidrokoloid yang dapat digunakan sebagai gelling,
bahan pengental (thickner) atau penstabil. Gelatin biasanya terbuat dari kulit babi,
sehingga hal ini menyebabkan beberapa permasalahan terutama untuk kaum muslim
karena babi diharamkan untuk dikonsumsi.
Sebagai alternatifnya dapat digunakan tulang ikan bandeng yang halal sebagai
bahan baku pembuatan gelatin. Gelatin dapat berfungsi sebagai pengemulsi
(emulsifier) dan penstabil (stabilizer) dalam sistem emulsi. Gelatin dapat
dimanfaatkan dalam berbagai produk pangan maupun nonpangan. Dalam pengolahan
pada produk makanan, gelatin dapat berfungsi sebagai pengenyal alami yang
berkalsium tinggi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis terdorong untuk melakukan
penelitian yang berjudul “PEMANFAATAN TULANG IKAN BANDENG SEBAGAI
GELATIN HALAL BERKALSIUM TINGGI“.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah proses pembuatan Gelatin dari Tulang Ikan Bandeng?
2. Apakah pembuatan Gelatin berbahan dasar Tulang Ikan Bandeng memiliki
kalsium tinggi?
Hipotesis
Penulis membuat hipotesis bahwa tulang ikan bandeng memiliki kandungan
yang hampir sama dengan kandungan gelatin yang biasanya mengandung minyak babi,
sehingga gelatin tulang ikan bandeng dapat dibuat menjadi gelatin halal tanpa
mengandung minyak babi.
Kajian pustaka
Gelatin adalah salah satu hidrokoloid yang dapat digunakan sebagai gelling,
bahan pengental (thickner) atau penstabil. Gelatin berbeda dengan hidrokoloid lain,
karena kebanyakan hidrokoloid adalah polisakarida seperti karagenan dan pektin,
sedangkan gelatin merupakan protein mudah dicerna, mengandung semua asam- asam
amino essensial kecuali triptofan. Gelatin biasanya terbuat dari kulit babi.
Prosedur penelitian
Bahan baku gelatin berasal dari tulang ikan bandeng. (tulang yang telah
mengalami demineralisasi yaitu penghilangan kalsium fosfat). Proses produksi utama
gelatin dibagi dalam tiga tahap:
1. Persiapan bahan baku
2. Konversi kolagen menjadi gelatin
3. Pemurnian serta perolehan gelatin dalam bentuk kering.
Adapun tahap-tahap pembuatan gelatin dari tulang ikan bandeng meliputi
pembersihan, degreasing, reduksi ukuran tulang, demineralisasi, liming, blending, dan
pengeringan.
Pembahasan
Tulang yang awalnya keras menjadi lunak dan mengembang setelah direndam
dalam larutan asam klorida (HCl) 0,5 %. Melunak dan mengembangnya tulang ini
disebabkan terbebasnya protein yang semula terjebak dalam matriks kalsium dalam
tulang.
Perendaman dengan pelarut HCl merupakan proses demineralisasi yang
bertujuan untuk menghilangkan garam kalsium dan garam-garam lainnya sehingga
diperoleh ossein. Tulang hasil perendaman kemudian dinetralkan dengan aquades dan
dihidrolisis bertingkat untuk mengubah serat kolagen yang tidak larut dalam air
menjadi larut dan mudah dicerna, yang disebut sebagai Gelatin.
….
Gelatin Tulang Ikan Bandeng yang diperoleh dengan perendaman asam klorida
5% selama 48 jam memiliki kadar protein sebesar 4,75%. Nilai ini menunjukkan
gelatin yang dipasarkan maupun gelatin dengan perendaman asam klorida masih di
bawah standar SIGMA 87,26%.

Dari kutipan karya ilmiah tersebut dapat kita identifikasi penggunaan kebahasaan
sebagai berikut:
1. Penggunaan kata ganti impersonal pada karya ilmiah tersebut yakni
penggunaan kata penulis. Terdapat pada subbab latar belakang dan
hipotesis (ditandai warna kuning)
2. Ada banyak istilah bidang kimia yang digunakan penulis misalnya protein,
kalsium, dsb (ditandai warna biru)
3. Kosakata yang digunakan pada karya ilmiah tersebut sudah baku, misalnya
mengubah bukan merubah, hipotesis bukan hipotesa, dsb (ditandai warna
hijau)
MENYUSUN KARYA ILMIAH

Bagian akhir dari pembelajaran materi karya ilmiah adalah siswa mampu
menyusun karya ilmiah sesuai bidang pekerjaan (kompetensi keahlian). Bagian ini
penting mengingat siswa SMK selalu dipertemukan dengan kegiatan praktik, uji coba,
dan sejenisnya yang hasil/laporannya bisa dibentuk menjadi karya ilmiah. Oleh
karena itu, mari kita review kembali hal-hal teknis terkait bagaimana menyusun
karya ilmiah.
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya bahwa jenis karya ilmiah sangat
banyak. Ada karya ilmiah berbentuk artikel, kertas kerja, makalah, dan tugas akhir
(skripsi, tesis, disertasi). Dalam hal penyajian, karya ilmiah juga dibedakan atas karya
ilmia populer, semiformal, dan formal.
Dari beragam bentuk dan pola penyajian, karya ilmiah semiformal dan
berbentuk makalah yang akan menjadi fokus bahasa kita. Mengapa bentuk ini?
Karena makalah sudah sangat umum dijumpai dalam kegiatan pembelajaran. Bukan
hanya pada mata pelajaran bahasa Indonesia, makalah juga sering dipraktikkan
untuk mata pelajaran lainnya.
Karya Ilmiah Semiformal Berbentuk Makalah
Karya ilmiah semiformal sering disebut karya ilmiah sederhana namun tetap
terdiri atas beberapa bagian. Secara umum, bagian pokok dalam karya ilmiah
semiformal adalah pendahuluan, isi, dan penutup. Makalah adalah tulisan resmi suatu
pokok dengan tujuan untuk dibacakan di muka umum dalam suatu persidangan serta
disusun untuk diterbitkan dan juga merupakan karya tulis pelajar atau mahasiswa
untuk laporan hasil pengerjaan tugas sekolah atau perguruan tinggi.
Jadi, karya ilmiah semiformal berbentuk makalah adalah karya ilmiah
sederhana yang membahas suatu hal/topik tertentu dan terdiri atas tiga komponen
utama (pendahuluan, isi, penutup).
Format Makalah
Pada pertemuan sebelumnya sudah dibahas sistematika karya ilmiah
berbentuk makalah antara lain:
1. Halaman judul :
Minimal memuat informasi judul, penulis, tahun pembuatan. Judul yang baik
tidak boleh lebih dari 15 kata.
2. Halaman pengesahan :
Pihak yang mengesahkan atau pihak terkait yang menjadi bagian dari karya
ilmiah baik secara langsung maupun tidak langsung. Jika Anda pelajar SMK dan
menyusun karya ilmiah untuk lomba maka setidaknya yang bertanda tangan
adalah penulis, pembimbing, kepala kompetensi keahlian, dan kepala sekolah.
(bagian ini umumnya ada pada karya ilmiah untuk lomba)
3. Kata pengantar :
Halaman pembuka yang memuat ucapan puji syukur, tujuan penulisan, ucapan
terima kasih, harapan, doa, dan permohonan maaf. Bagian ini sebagai ucapan
penulis atas terselesaikannya karya ilmiah yang dibuat.
4. Abstrak :
Gambaran umum isi. Bagian ini menjelaskan secara singkat dan ringkas isi dari
karya ilmiah. Gambaran umum yang disertakan pada abstrak meliputi
permasalahan, tujuan, dan penyelesaian. Abstrak juga memuat kata kunci dari
judul. (bagian ini umumnya ada pada karya ilmiah untuk lomba)
5. Daftar isi :
Memuat informasi pembagian bab/subbab yang disertai letak halaman. Yang
perlu dicermati adalah penomoran dalam daftar isi. Untuk halaman isi
(pendahuluan, isi, penutup) menggunakan angka huruf, sedangkan untuk
halaman lain (halaman pengesahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, dll)
menggunakan angka romawi.
6. Pendahuluan :
Pada makalah, pendahuluan minimal memuat informasi latar belakang,
rumusan masalah, tujuan, dan manfaat dibuatnya makalah.
Penjelasan terkait latar belakang, rumusan masalah, dll sudah pernah diberikan
ketika materi proposal.
7. Kajian pustaka :
Bagian ini berisi teori-teori atau konsep-konsep dari para ahli/karya
sebelumnya yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian pustaka
berfungsi sebagai pijakan sebelum melangkah ke tahap berikutnya. (bagian ini
pada karya ilmiah semiformal tidak selalu ada)
8. Metodologi penelitian :
Metodologi adalah serangkaian cara yang digunakan penulis untuk
menyelesaikan permasalahan yang menjadi fokus penelitian. Bagian ini memuat
pendekatan, cara, dan hal teknis penelitian (bagian ini pada karya ilmiah
semiformal tidak selalu ada)
9. Pembahasan :
Bagian utama dari makalah ini memuat ulasan penulis terkait masalah yang
dibahas. Ulasana yang dibuat oleh penulis sebaiknya disusun secara sistematis.
Misalnya kalian membahas pembuatan produk, maka urutan pada pembahasan
bisa >> alat dan bahan >> cara pembuatan >> hasil >> ujicoba rasa >> kelebihan
dan kekurangan.
10. Penutup :
Bagian akhir dari makalah ini memuat simpulan dan saran. Ada yang
mengatakan simpulan, ada pula yang menyebut kesimpulan. Perbedaannya jika
simpulan berarti satu hal simpul yang dijelaskan dalam satu paragraf, sedangkan
kesimpulan ada beberapa hal yang dijelaskan dalam beberapa paragraf. Saran
berisi hal-hal yang bisa menjadi masukan, arahan, atau usulan dari penulis.
11. Daftar pustaka : sumber referensi yang disertakan
Penulisan daftar pustaka sesuai dengan acuan yakni:
Nama (jika dua kata/lebih, maka dibalik). tahun. Judul (ditulis miring). Kota asal
penerbit: nama penerbit.
Misalnya: Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
PENTING!
Dari sekian banyak bagian-bagian yang terdapat pada karya ilmiah berbentuk
makalah, untuk efisiensi dan tahap pembelajaran, kalian hanya perlu menyertakan
komponen berikut untuk tugas menyusun karya ilmiah:
1. Halaman Judul
2. Kata Pengantar
3. Pendahuluan : Latar Belakang, Rumusan Masalah, dan Tujuan
4. Kajian Pustaka : Pengertian dan penjelasan dari judul
5. Isi
6. Penutup

Anda mungkin juga menyukai