Anda di halaman 1dari 4

25 Januari 2021

Cerita Pendek
Nama : Erlina Agustine
Kelas : XI IPA 8
Tugas Bahasa Indonesia

Pengertian Cerpen
Secara umum, cerpen atau cerita pendek adalah kisahan pendek yang
kurang dari sepuluh ribu kata dan memberikan peran tunggal yang dominan
dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi pada suatu waktu.
Berikut adalah pengertian cerpen menurut para ahli :

Sumardjo (1983)
Cerita pendek adalah cerita yang membatasi diri dalam membahas salah
satu unsur fiksi dalam aspeknya yang terkecil. Kependekan sebuah cerpen
bukan karena bentuknya yang jauh lebih pendek dari novel, namun karena
aspek masalahnya yang sangat dibatasi.

Priyatni (2010)
Cerita pendek adalah salah satu bentuk karya fiksi. Cerpen sesuai namanya,
memperlihatkan sifat yang serba pendek, baik peristiwa yang diungkapkan,
jumlah pelaku, isi cerita, dan jumlah kata yang digunakan. Perbandingan ini
dikaitkan dengan bentuk prosa lain, yakni novel.

Jacob (2001)
Cerpen adalah cerita fiksi pendek yang selesai dibaca dalam “sekali duduk”.
Cerita pendek hanya memiliki satu arti, satu krisis dan satu efek untuk
pembacanya. Pengarang cerpen hanya ingin mengemukakan suatu hal secara
tajam.

Kosasih (2004)
Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerita
pendek dikisahkan sepenggal kehidupan tokoh, yang penuh dengan pertikaian,
peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan
yang tidak mudah dilupakan pembaca.

Edgar Allan Poe (via Nurgiyantoro, 2007)


Cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk,
kira-kira berkisar antara setengah hingga dua jam-suatu hal yang kiranya tak
mungkin dilakukan dalam sebuah novel.
Unsur-Unsur Cerpen
Unsur Intrinsik
Sebuah cerpen memiliki unsur pembentuk yang ada di dalam cerpen itu
sendiri. Unsur tersebut dinamakan dengan unsur intrinsik. Terdapat berbagai
unsur intrinsik pembangun cerpen yaitu :

1. Tema adalah pokok atau gagasan utama sebuah cerpen.

2. Tokoh dan penokohan


Dalam penokohan dituliskan tokoh dan watak dari tokoh. Tokoh
merupakan pelaku dalam sebuah cerita. Tokoh terbagi atas tokoh utama dan
tokoh tambahan. Tokoh utama merupakan tokoh yang melakukan interaksi
secara langsung atau terlibat dalam konflik. Tokoh tambahan merupakan tokoh
yang hanya diungkapkan dalam cerpen tanpa adanya interaksi yang dilakukan
tokoh atau tokoh yang tidak terlibat dalam konflik.
Penokohan merupakan watak atau karakter tokoh yang terdapat dalam
sebuah cerita. Contoh : Tokoh Bandung Bondowoso dalam cerita Roro
Jonggrang memiliki watak gigih.

3. Latar dibedakan menjadi latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.
Latar tempat menjelaskan di mana kejadian atau peristiwa dalam cerpen
terjadi. Latar waktu menjelaskan kapan kejadian atau peristiwa dalam cerpen
terjadi. Sedangkan latar suasana menjelaskan gambaran suasana dalam sebuah
cerpen.

4. Alur atau plot


Alur atau plot adalah rangkaian kronologi peristiwa. Alur dibedakan
menjadi alur maju, alur mundur, dan alur campuran. Alur maju adalah cerpen
dengan peristiwa yang dimulai dari awal sampai akhir. Alur mundur adalah
cerpen dengan peristiwa yang dimulai dari akhir cerita ke awal cerita. Alur
mundur disebut juga dengan istilah kilas balik. Alur campuran adalah alur
cerpen yang merupakan gabungan antara alur maju dan alur mundur.
Berikut ini merupakan skema alur :

Orientasi : penentuan peristiwa, menciptakan gambaran visual latar, suasana


perasaan, dan waktu kisah. pengenalan karakter, dan arah menuju komplikasi.
Rangkaian Peristiwa : kisah berlanjut menuju peristiwa.
Komplikasi : cerita bergerak menuju konflik (pertentangan yang salah) atau
puncak masalah yang memengaruhi latar waktu dan karakter.
Resolusi : solusi masalah, yakni bagaimana pengarang mengakhiri cerita.

5. Sudut pandang berisi pandangan pengarang terhadap cerpen, bisa saja


pengarang menjadi orang pertama atau orang ketiga.
Sudut pandang orang pertama adalah pengarang terlibat langsung atau
orang pertama dalam cerita yang ditandai dengan penggunaan kata ganti orang
aku, saya, dan sebagainya. Sedangkan sudut pandang orang ketiga adalah
pengarang tidak terlibat langsung dalam cerita yang ditandai dengan
penggunaan kata ganti orang seperti dia, mereka, dan sebagainya atau
menggunakan nama tokoh. Sudut pandang orang ketiga terbagi atas orang
ketiga terarah dan orang ketiga serba tahu.

6. Amanat merupakan pesan moral yang disampaikan oleh penulis kepada


pembaca melalui cerpen.

7. Gaya bahasa berfungsi untuk memberikan kesan yang lebih menarik


dengan menggunakan majas.

Unsur ekstrinsik
Unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur-unsur pembentuk suatu cerita
pendek yangberasal dari luar cerpen. Unsur ekstrinsik cerpen dibagi menjadi
tiga yaitu latar belakang pengarang, latar belakang masyarakat dan nilai-nilai
dalam masyarakat.

Latar Belakang Pengarang pada Cerpen


1. Riwayat hidup penulis
2. Kondisi psikologis penulis
3. Aliran sastra penulis
Latar Belakang Masyarakat pada Cerpen
Latar belakang masyarakat adalah unsur yang berasal dari kondisi
lingkungan masyarakat tempat penulis berada. Contoh latar belakang
masyarakat, di antaranya :
1. Ideologi suatu negara
2. Kondisi politik suatu negara
3. Kondisi ekonomi suatu negara
4. Kondisi sosial suatu negara
Nilai-Nilai dalam Kehidupan pada Cerpen
1. Nilai agama, nilai kehidupan yang berkaitan dengan kehidupan beragama.
Conohnya, cara beribadah kepada tuhan.
2. Nilai sosial, berhbungan dengan kehidupan antarmanusia dan manusia
dengan lingkunganya yang terkait dengan norma atau aturan dalam kehidupan
bermasyarakat. Contohnya, memberi bantuan kepada orang lain.
3. Nilai moral, nilai kehidupan yang berkaitan dengan tingkah laku, akhlak,
atau budi pekerti (baik dan buruk) manusia dengan sesamanya. Contohnya,
kejujuran.
4. Nilai budaya, nilai kehidupan yang berkaitan dengan kebiasaan atau tradisi
yang berlaku dalam masyarakat. Contohnya, adat istiadat perkawinan.

Kaidah Kebahasaan Cerpen


1. Memuat kata sifat yang mendeskripsikan pelaku seperti penampilan fisik
juga kepribadian tokoh yang diceritakan dalam cerpen, seperti misalnya
sosoknya tinggi atau perawakannya gagah, rambutnya beruban dan sifat
tokoh lainnya.
2. Memuat kata keterangan untuk mendeskripsikan latar waktu tempat dan
suasana, sebagai contoh misalnya: di pagi hari yang cerah, di kebun bambu
yang rimbun dengan dedaunan dan lain sebagainya.
3. Menggunakan kalimat langsung dan juga tidak langsung untuk penulisan
dalam percakapan di dalam cerpen.
4. Bisa menggunakan gaya bahasa yang bersifat konotasi seperti misalnya :
pucuk langit, memanggang bus, bajing loncat dan mulut terminal.
5. Bahasa yang digunakan tidak baku dan tidak formal.
6. Bisa menggunakan gaya bahasa Perbandingan, pertentangan, pertautan
maupun perulangan.

Anda mungkin juga menyukai