Anda di halaman 1dari 17

TEKS CERPEN

Kukuh Kusuma Atmaka, S.Pd.


TUJUAN PEMBELAJARAN

 Tujuan Pembelajaran:
1. Menjelaskan hakikat cerpen
2. Menceritakan kembali isi cerita pendek yang dibaca dengan kata-kata sendiri
3. Mengidentifikasi unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen
4. Menemukan nilai-nilai dalam cerpen
5. Mengemukakan hal-hal menarik dari cerpen melalui diskusi
6. Mengemukakan keterkaitan antara unsur intrinsik dengan kehidupan sehari-hari.
MATERI AWAL

1. Pengertian Cerpen
 cerita pendek (cerpen) adalah satu diantara jenis karya sastra
berbentuk prosa yang mengisahkan sepengal kehidupan tokoh yang
menarik dan mengesankan. Sebagai karya sastra, cerpen bersifat
fiktif-imajinatif., sehingga disebut pula karangan fiksi. Meskipun
bersifat fiktif-imajinatif, tak jarang persoalan yang diangkat dalam
cerpen bersumber dari kenyataan (fakta) sehari-hari. Namun
demikian, kenyataan (fakta) tersebut diolah secara imajinatif oleh
pengarang sehingga menjadi sebuah karya fiksi.
UNSUR CERPEN

 Secara fisik, cerpen pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.


1.Panjang ceritanya kurang lebih 3 sampai 10 halaman atau kurang dari 10 ribu
kata.
2.Terdapat tokoh dan peristiwa yang dialami tokoh
3.Selesai dibaca dalam sekali duduk.
4.Hanya terdapat satu insiden yang menguasai jalan cerita
5.Terdapat konflik, tetapi tidak sampai menimbulkan perubahan nasib pelakunya.
6.Hanya terdapat satu alur cerita
7.Perwatakan dan penokohan dilukiskan secara singkat
8.Bersifat naratif (menceritakan)
 Unsur Pembangun Cerpen
 Seperti halnya bentuk prosa lainnya, cerpen dibangun dari unsur intrinsik
(unsur dari dalam cerpen) dan unsur ekstrinsik (unsur dari luar cerpen).
LANJUTAN

 Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-
unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur
yang secara factual dapat dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik
dalam karya sastra, khususnya cerpen dan novel,
1. tema
2. tokoh/ penokohan
3. alur (plot)
4. gaya bahasa
5. sudut pandang
6. latar (setting)
7. amanat
UNSUR INTRINSIK

 Tema adalah persoalan pokok sebuah cerita. Tema disebut juga ide cerita. Tema dapat
berwujud pengamatan pengarang terhadap berbagai peristiwa dalam kehidupan ini. Kita
dapat memahami tema sebuah cerita jika sudah membaca cerita tersebut secara
keseluruhan.
 Tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan penokohan yaitu cara
pengarang menyampaikan watak, perwatakan, atau karakter menunjuk pada sifat dan
sikap para tokoh yang menggambarkan kualitas pribadi seorang tokoh.
a. Tokoh dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
1. tokoh protagonis
adalah tokoh yang kita kagumi, tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-norma,
nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan
pandangan dan harapan pembaca.
2. tokoh antagonis
adalah tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik. Tokoh antagonis merupakan penentang
tokoh protagonis.
3. tokoh tritagonis
adalah tokoh yang berada ditengah-tengah antara tokoh protagonis dan antagonis, tidak ada
memihak antara keduanya. Dan berusaha menyelesaikan konflik yang terjadi antara tokoh
protagonis dan antagonis.
 Ada beberapa cara penggambaran karakter tokoh sebagai berikut:
 Secara langsung ( analitik) karakter tokoh diceritakan secara langsung
oleh pengarang.
 Secara tidak langsung ( daramatik), dialog antartokoh, reaksi
tokoh lain, pikiran tokoh, lingkungan, bentuk fisik,
sikap/tingkah laku
3. Latar (setting)
Latar dalam sebuah cerita menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu,
dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
a. Latar Tempat
Latar tempat merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa. Unsur tempat yang dipergunakan
mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu.
b. Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan “kapan” terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan.
c. Latar suasana.
Latar suasana berkaitan dengan suasana dalam cerita tersebut. Suasana apa yang
digambarkan dalam cerita tersebut
Alur (plot)
Alur adalah rangkaian peristiwa yang disusun secara logis. urutan peristiwa yang
berdasarkan hukum sebab akibat. Alur tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi,
akan tetapi menjelaskan mengapa hal ini terjadi. Kehadiran alur dapat membuat
cerita berkesinambungan. Oleh karena itu, alur biasa disebut juga susunan cerita atau
jalan cerita.
 Ada dua jenis alur dalam rangkaian peritiwa yaitu:
a. Pengarang menyusun peristiwa-peristiwa secara berurutan mulai dari perkenalan sampai
penyelesaian. Susunan yang demikian disebut alur maju. Biasanya memiliki tahapan
- perkenalan, - klimaks`
- munculnya konflik, - pemecahan masalah
- mulai memuncak, - penyelesaian
b. Pengarang dapat memulainya dari peristiwa terakhir atau peristiwa yang ada di tengah,
kemudian menengok kembali pada peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya. Susunan yang
demikian disebut alur sorot balik (flashback) atau alur mundur
c. Alur campuran yaitu pengarang menceritakan banyak tokoh utama dan masalah yang
diceritakan sehingga cerita yang satu belum selesai kembali ke awal untuk mencerikan
tokoh yang lain.
5. SUDUT PANDANG (POINT OF VIEW)

Adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita. Sudut pandang yang biasa digunakan dalam cerita
adalah
a. sudut pandang orang pertama, pengarang sebagai tokoh utama cerita.(ditandai dengan kata ganti
‘aku atau saya’
b. sudut pandang orang ketiga, pengarang sebagai pencerita. Pengarang hanya menceritakan suatu
kejadian yang dialami seorang tokoh yang bukan dirinya. Pengarang berada di luar cerita. (ditandai
dengan kata ganti ‘ia’, ‘dia’, atau ‘nama orang’)
c. sudut pandang campuran, sudut pandang yang memosisikan pengarang sebagai O1 sekaligus O3.
suatu saat pengarang menceritakan dirinya kemudian di saat lain dia menceritakan tokoh lain. Suatu
saat pengarang sebagai tokoh utama kemudian di saat lain pengarang mengungkapkan kejadian yang
dialami tokoh lain selain dirinya. Saat menceritakan tokoh lain pengarang bisa dalam satu latar cerita
maupun di luar cerita. Kata ganti yang digunakan “aku” dan “dia”
d. sudut pandang serba tahu, sudut pandang ini menempatkan pengarang bisa saja sebagai O1, O3,
maupun sudut pandang campuran. Hal terpenting dalam sudut pandang ini adalah pengarang
bertindak sebagai pencipta segalanya. Ia tahu segalanya. Ia bisa menciptakan efek yang diinginkan.
6. GAYA BAHASA

Gaya bahasa adalah cara yang khas dalam menyatakan sesuatu dengan bahasa sebagai medianya.
Penggunaan bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu nada atau suasana persuasif serta
merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan interaksi antar tokoh. Penggunaan bahasa yang
tidak tepat dapat menimbulkan suatu suasana. Bahasa dapat pula digunakan oleh pengarang untuk
menandai karakter tokoh.
7. AMANAT

Yaitu pesan atau ajaran moral yang ingin di sampaikan pengarang kepada
pembaca baik secara eksplisit (tersurat) maupun implisit (tersirat).
Amanat juga menyangkut bagaimana pembaca mamahami dan meresapi
karya sastra yang dibaca.
UNSUR EKSTRINSIK

Yaitu unsur yang melatar belakangi terbentuknya karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur
yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan
karya sastra. Walaupun demikian, unsur ekstrinsik cukup berpengaruh terhadap
totalitas bangun cerita yang dihasilkannya.
1. Latar belakang pengarang, seperti pendidikan, kondisi keluarga, jenis kelamin, usia,
riwayat hidup pengarang.
2. Latar belakang politik, ekonomi, sosial, agama, budaya.
 Selain itu ada juga nilai-nilai yang termasuk dalam karya sastra, yaitu:
1. Nilai Agama, yaitu nilai yang berhubungan dengan ajaran-ajaran agama seperti
hubungan antara manusia dengan tuhannya.
2. Nilai Moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan etika prilaku, kesopanan dalam
masyarakat.
3. Nilai Budaya, yaitu nilai yang berhubungan dengan adat kebiasaan suatu masyarakat
atau adat istiadat masyarakat tertentu.
4. Nilai Sosial, yaitu nilai yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan manusia
lainyanya dalam kehidupan bermasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai