Anda di halaman 1dari 12

RINGKASAN MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

A. PENGERTIAN CERPEN

Cerpen (cerita pendek) yaitu, sebuah  jenis karya sastra yang


menggambarkan cerita atau kisah alur hidup manusia dalam bentuk tulisan
yang ringkas dan jelas. Alurnya tungggal

B. Ciri-ciri Cerpen
1. Memiliki proporsi penulisan yang lebih singkat dibandingkan dengan Novel.
2. Memiliki jumlah kata tidak lebih dari 10.000 kata  (5-10 halaman)
3. Kebanyakan mempunyai isi cerita yang menggambarkan kehidupan sehari-
hari.
4. Tidak mencerminkan semua kisah tokohnya.
5. Pemilihan katanya sederhana sehingga memudahkan para pembaca untuk
memahaminya.
6. Bersifat Fiktif.
7. Menceritakan satu kejadian saja dan menggunakan alur cerita tunggal dan
lurus.
8. Membacanya tidak membutuhkan waktu yang lama.  (habis dibaca dalam
satu kali duduk)
9. Memberikan pesan dan kesan yang sangat mendalam.

10. Hanya ada satu konfl ik dan satu penyelesaian.

C. Unsur CERPEN ada dua:

1. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam .
Unsur intrinsik terbagi menjadi 7 bagian, yaitu:

 Tema merupakan ide atau gagasan dasar yang


melatarbelakangi keseluruhan cerita yang ada dari cerpen.
Tema memiliki sifat umum dan general yang dapat diambil dari
lingkungan sekitar, permasalahan yang ada di masyarakat,
kisah pribadi pengarang sendiri, pendidikan, sejarah,
perjuangan romansa, persahabatan dan lain-lain.

 Tokoh merupakan pelaku atau orang yang terlibat di dalam


cerita tersebut. Ada 4 jenis tokoh yang digambarkan dalam
cerpen, antara lain: Protagonis: Tokoh yang yang menjadi
aktor atau pemeran utama dan mempunyai sifat yang baik.
Antagonis: Tokoh ini juga menjadi pemeran utama yang
menjadi lawan daripada tokoh protagonis. Tokoh antagonis
memiliki watak yang negati f seperti : iri, dengki, sombong,
angkuh, congkak dan lain-lain. Tritagonis: Tokoh ini adalah
tokoh penengah dari protagonis dan antara antagonis. Tokoh
ini biasanya memiliki sifat yang arif dan bijaksana . Penokohan
adalah penentuan watak atau sifat tokoh yang ada di dalam
cerita. Watak yang diberikan dapat digambarkan dalam sebuah
ucapan, pemikiran dan pandangan dalam melihat suatu
masalah. Figuran: Tokoh ini merupakan tokoh pendukung yang
memberikan tambahan warna dalam cerita.

 Alur adalah urutan jalan cerita dalam cerpen yang


disampaikan oleh penulis. Dalam menyampaikan cerita, ada
tahapan-tahapan alur yang disampaikan oleh sang penulis.
Diantaranya:Tahap perkenalan, Tahap penanjakan, Tahap
klimaks, Anti klimaks, Tahap penyelesaian. Ada 3 macam alur
yang kerapkali digunakan oleh para penulis, yakni : Alur maju. 
Alur ini menggambarkan jalan cerita yang urut dari awal
perkenalan tokoh, situasi lalu menimbulkan konfl ik hingga
puncak konflik dan terakhir penyelesaian konfl ik. Inti nya
adalah, pada alur maju ditemukan jalan cerita yang runtut
sesuai dengan tahapan-tahapannya. Alur mundur. Di alur ini,
penulis menggambarkan jalan cerita secara ti dak urut. Bisa
saja penulis menceritakan konfl ik terlebih dahulu, setelah itu
menengok kembali peristi wa yang menjadi sebab konfl ik itu
terjadi. Alur campuran, yaitu perpaduan antara alur maju dan
alur mundur dalam satu cerita.

 Latar/ setti ng, Latar tempat , yaitu lokasi terjadinya peristiwa


yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang
dipergunakan mungkin berupa tempat- tempat dengan nama
tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama
jelas.

Latar waktu , berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya


peristiwa-peristi wa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
Latar suasana , yaitu situasi apa saja yang terjadi keti ka saat si
tokoh atau si pelaku malakukan sesuatu.

 Sudut pandang adalah posisi atau pandangan pengarang


dalam menyampaikan cerita. Penerapannya bisa dilihat dari
penggunaan kata ganti yang digunakan pengarang dalam
cerpen. Secara umum ada 2 macam-macam sudut pandang
yakni sudut pandang orang pertama dan sudut pandang
orang ketiga sebagai berikut.

Sudut pandang orang pertama yaitu cara pengarang


menyampaikan cerita sebagai orang pertama. Ciri-cirinya
adalah menggunakan kata ganti orang pertama seperti aku,
kami dan sebagainya.

Sudut pandang orang keti ga cara pengarang menyampaikan


cerita sebagai orang keti ga. Ciri-cirinya adalah menggunakan
kata ganti orang keti ga seperti dia, mereka dan sebagainya.

 Gaya bahasa merupakan ciri khas pemilihan kata dan bahasa


yang digunakan oleh penulis. Hal ini meliputi : 1. Diksi/pilihan
kata. 2. Penggunaan kalimat. 3. Pemakaian majas.

 Amanat adalah pesan yang terkadung dalam cerpen yang bisa


diambil oleh pembaca. Pesan yang disampaikan oleh
pengarang bisa secara tersurat atau tersirat.

2. Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur cerpen yang berada diluar karya


sastra. Akan tetapi, secara ti dak langsung unsur ini mempengaruhi
proses pembuatan suatu cerpen. Unsur ekstrinsik cerpen antara lain:

 Latar Belakang Masyarakat


      Latar belakang masyarakat merupakan faktor lingkungan
masyarakat sekitar yang mempengaruhi penulis dalam membuat
cerpen tersebut. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi penulis, diantaranya sebagai berikut:
Ideologi Negara, Kondisi Politik, Kondisi Sosial, Kondisi Ekonomi.
 Latar Belakang Penulis
Latar belakang penulis adalah sebuah faktor dari dalam diri
penulis yang mendorong penulis dalam membuat cerpen. Latar
belakang penulis terdiri dari beberapa faktor, diantaranya
adalah:
a. Riwayat Hidup Penulis
Pada bagian ini berisikan tentang biografi pengarang secara
menyeluruh. Faktor ini dapat mempengaruhi pengarang dalam
mengarang cerpen berdasarkan pengalaman pribadi dari
pengarang itu sendiri.

 Kondisi Psikologis
 Kondisi Psikologis pengarang meliputi mood dan moti vasi ,
kondisi ini sangat mempengaruhi dengan apa yang akan ditulis
dalam cerita.Contohnya seperti jika pengarang sedang dalam
keaadaan sedih, dia akan membuat sebuah cerpen yang
berceritakan sedih juga.

 Aliran Sastra Penulis


Aliran Sastra berpengaruh dalam gaya penulisan bahasa yang
digunakan pengarang guna menceritakan sebuah cerita dalam
cerpen.

 Nilai yang Terkandung di dalam Cerpen


      Ada beberapa nilai yang menjadi unsur ekstrinsik dalam
sebuah cerpen. Dan nilai-nilai tersebut diantaranya adalah:
a. Nilai Agama, Berkaitan dengan pelajaran agama yang dapat
dipetik dalam teks cerpen.

b. Nilai Sosial, Berkaitan dengan pelajaran yang dapat dipetik


dari interaksi sosial antara para tokoh dan lingkungan
masyarakat dalam teks cerpen.

c. Nilai Moral
Nilai ini berkaitan dengan nilai yang dianggap baik atau buruk
dalam masyarakat. Dalam cerpen nilai moral bisa berupa nilai
moral negatif (buruk) atau nilai moral positif (baik).

d. Nilai Budaya
Nilai yang berkaitan erat dengan kebudayaan , kebiasaan, serta
tradisi adat istiadat.

D. STRUKTUR TEKS CERPEN


1. ORIENTASI
Pengertian orientasi pada cerpen berhubungan dengan waktu, suasana dan
tempat di dalam cerita pendek tersebut, yang menjawab pertanyaan kapan,
dimana serta bagaimana
2. KOMPLIKASI
Komplikasi adalah urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab dan
akibat. Karakter dan watak tokoh biasanya terlihat di struktur komplikasi ini
yang menggambarkan plot cerita.
3. EVALUASI
Pengertian evaluasi adalah konfl ik yang terjadi dan menuju pada klimaks.
Dalam evaluasi, konflik sudah mulai mendapatkan solusi dan penyelesaian
serta menuju ke tahap akhir.
4. RESOLUSI
Pengertian resolusi adalah keti ka pengarang mengungkapkan solusi terhadap
masalah yang dialami tokoh dalam cerpen.
5. KODA
Pengertian koda adalah nilai atau pelajaran yang bisa didapat dari teks cerita
pendek oleh pembaca. Pesan dan amanat menjadi inti sari cerita yang bisa
dipetik oleh pembaca setelah membaca teks cerpen.

E. KAIDAH KEBAHASAAN TEKS CERPEN


1. kata sifat yaitu kata yang dipakai untuk menjelaskan sifat atau kondisi
suatu hal, baik pada makhluk hidup, benda mati , tempat waktu dan lain-lain.
Contoh pemakain kata sifat pada kalimat, antara lain:
a. Dia anak pendiam, tetapi dia bukan anak nakal.
b. Kamu memang sahabat terbaik saya
c. Linda tidak suka pelajaran fi sika
d. Sepertinya kamu lebih cocok mengenakan baju berwarna pink
e. Ruang kelas tertata dengan rapi.
2. Kata keterangan yaitu kata yang digunakan untuk mendeskripsikan latar
waktu tempat dan suasana, sebagai contoh misalnya: di pagi hari yang cerah,
di kebun bambu yang rimbun dengan dedaunan dan lain sebagainya
3. Kalimat Langsung dan Tidak Langsung
Kalimat langsung merupakan sebuah kalimat kuti pan yang dilontarkan
langsung oleh pembicara tanpa melalui perantara apapun sama persis dengan
apa yang dikatakan oleh pembicara tersebut.
contoh kalimat langsung
a. Ayah menyuruh, “Tolong ambilkan kopi di meja itu!”
b. “Itu salahmu!” kata Roni kepada Ani.
C. “Siapakah yang melempar kertas ini?” tanya bu guru .
e. Joni berkata: “Aku ingin menjadi pilot suatu saat nanti .”
Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang berisikan pernyataan orang
lain dalam bentuk kalimat
Contoh kalimat tidak langsung
a. Ibu menyuruhku untuk menjadi anak yang menghormati orang yang lebih
tua.
b. Joni mengatakan, ia akan menungguku besok di depan rumah.
c. Ali mengatakan bahwa ia tidak mengerti materi yang disampaikan oleh Bu
Rini tadi.
d. Ani meminta pada ibunya untuk dibelikan seragam baru.
e. Ibu guru mengatakan kita harus giat belajar agar menjadi anak yang
pandai.
f. Aldo mengatakan bahwa saya harus mencoba masakan ibunya.
 
4. Gaya bahasa bersifat konotasi
            Kalimat konotasi  adalah kalimat yang mengandung makna yang bukan
sebenarnya, makna konotasi juga biasanya disebut dengan istilah makna
kias.
Contohnya,
a. Aisyah merupakan anak emas  dalam keluarganya
(anak emas: anak yang paling disayang)
b. Karena besar kepala , Naya dijauhi teman-temannya (besar
kepala:sombong)
c. Meskipun Fandi belum berhasil, Fandi ti dak gigit jari   (gigit jari: kecewa)
d. Kamu itu jangan seperti air di atas daun talas  (ti dak tepat pendirian)
e. Setiap permasalahan sebaiknya diselesaikan dengan  hati dingin  (hati
dingin: sabar)

5. Penggunaan Bahasa Tidak Baku


      Bahasa atau kata tidak baku merupakan kata yang dipakai ti dak sesuai
dengan pedoman atau kaidah bahasa yang sudah ditentukan. Biasanya kata
ti dak baku sering dipakai pada saat percakapan sehari-hari atau dalam
bahasa tutur.
Contoh Kata Tidak Baku
        Seperti: praktek, pasip, apoti k, efekti p, karna, poto, biosfir, bis, obyek,
nasehat, aktip, negri, tekhnik, nopember dan llain sebagainya.
Contoh Kalimatnya
Saya membeli obat di apotik enggal.
6. Menggunakan Gaya Bahasa Perbandingan, Pertentangan, Pertautan
Maupun Perulangan.

a. Majas perbandingan

1. Perumpamaan
 Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan
dan yang sengaja kita anggap sama. Itulah sebabnya maka sering pula kata
perumpamaan disamakan saja dengan "persamaan"  
misalnya:
Laksana bulan kesiangan
Umpama memadu minyak dengan air
2. Metafora
Metafora adalah perbandingan yang implisit jadi tanpa kata seperti atau
sebagai di antara dua hal yang berbeda. Di dalamnya terlihat dua gagasan:
yang satu adalah sebuah kenyataan, sesuatu yang dipikirkan, yang menjadi
objek; dan satu lagi merupakan perbandingan terhadap kenyataan tadi; dan
kita menggantikan yang belakangan itu menjadi yang terdahulu.
misalnya
Tati jinak-jinak merpati
Ali mata keranjang
Perpustakaan gudang ilmu
4. Personifi kasi
Personifi kasi merupakan jenis majas yang melekatkan sifat-sifat insani
kepada barang yang tidak bernyawa.
 Misalnya
a. Angin yang meraung,
b. Angin membelai indah sampai kerelung hatiku

 b. Gaya Bahasa Pertentangan

1. Hiperbola
Hiperbola merupakan gaya bahasa yang berlebih-lebihan, yang memberi
penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat,
meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Contoh:
a. Sempurna sekali tiada kekurangan suatu apapun buat pengganti baik
atau cantik
b. Hatiku hancur, terkoyak, darahku mendidih, dadaku serasa sesak,
mendengar dia memutuskan diriku.

2. Litotes
Majas yang didalamnya mengungkapkan sesuatu yang positi f dengan bentuk
yang negatif atau bentuk yang bertentangan, litotes, mengurangi atau
melemahkan kekuatan pernyataan yang sebenarnya. Contoh  Hasil usahanya
ti daklah mengecewakan
Jakarta sama sekali bukanlah kota kecil dan sepi

3. Ironi
Gaya bahasa sindiran yang menyatakan sebaliknya dengan maksud
menyindir. Contoh.Bagus benar tulisanmu seperti cakar ayam
Saking merdunya suaramu sampai-sampai memecahkan pendengarangku
c. Gaya Bahasa Pertautan
1. Metonimia Jenis gaya bahasa yang mempergunakan sesuatu yang lain
berkaitan erat dengannya. Dalam metonomia sesuatu barang disebutkan
tetapi yang dimaksud dengan barang yang lain.Contoh:   Ia naik honda ke
kantor.
2. Alusio merupakan jenis gaya bahasa yang menyatakan   perbandingan
dengan menggunakan ungkapan atau pribahasa yang sudah lazim.
Contoh:  Sejak tadi aku perhatikan, pekerjaanmu hanya menggantang
asap saja 
3. Sinekdoke Ialah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai
pengganti nama keseluruhannya, atau sebaliknya. Contoh: Seti ap tahun
semakin banyak mulut yang harus diberi makan di tanah air kita
Pasanglah telinga baik-baik dalam menghadapi masalah itu

d. Gaya Bahasa Perulangan


1. Aliterasi Adalah jenis gaya bahasa yang memanfaatkan pemakain kata-
kata yang permulaannya sama bunyi. Contoh:
dara damba daku
datang dari danau
duga dua duka
diam didiriku
2. Asonansi Gaya bahasa repeti si yang berwujud perulangan vokal yang sama.
Contoh:Muka muda mudah muram
Tiada siaga ti ada bisa
Jaga harga tahan raga
3. Simploke Merupakan gaya bahasa repiti si yang berupa perulangan pada awal
dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut. Contoh:
Kau katakan aku wanita pelacur,
aku katakan biarlah
Kau katakan aku wanita mesum,
aku katakan biarlah
TUGAS

 Tentukan unsur intrinsik pada cerpen di bawah ini!

Si Buta Mencari Matahari

(1) DI PERMUKIMAN YANG TERPENCIL


Berawal dari sebuah gubug tua yang sudah reot, Kala itu hiduplah sebuah
keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri dan dua orang anak laki-laki.
Kepala keluarga itu bernama pak Sumber (begitu orang menyebutnya) dan
istrinya bernama simpun (begitu orang menyebutnya), serta kedua anak laki-
laki mereka yang tua bernama Tabung sedangkan adiknya bernama Kumpul.

Kehidupan keluarga tersebut serba kekurangan mereka hanya mengharapkan


hasil-hasil buah hutan yang liar dan berburu untuk mencukupi kebutuhan
hidup keluarganya, itupun sehari makan dan terkadang tidak makan, bahkan
baju pakaian yang mereka kenakan boleh di katakan kering di badan itu
semua akibat tidak ada untuk berganti, melihat kehidupan yang demikian itu,
kedua anaknya tidak dapat menuntut banyak yang ia bisa lakukan hanyalah
bermain dan membantu orang tuanya mencari buah-buahan dan berburu di
hutan, tidak mengenal apa itu alat tulis apalagi namanya sekolah.

Seiring dengan bejalannya waktu hari berganti hari, minggu berganti minggu,
bulan berganti bulan hingga tahun berganti, kedua anak pak Sumber
semestinya sudah saatnya mengenal bangku sekolah, akan tetapi apa daya
orang tua mereka tak dapat menyekolahkan anak-anaknya itu semua karena
banyaknya masalah-masalah yang mereka hadapi, di samping masalah-
masalah yang mereka hadapi kendala lain tidak ada biaya untuk
menyekolahkan anak-anaknya juga disebabkan mereka tinggal di hutan yang
jauh dari lokasi sekolah.

(2) DI SUATU PAGI HARI


Pada waktu pagi hari, sang surya memancarkan sinarnya yang begitu cerah,
Pak Sumber tidak seperti biasanya apabila bangun dari tidur ia bergegas pergi
ke hutan mencari nafkah, namun pagi itu ia termenung di beranda depan
gubugnya duduk di atas bangku yang terbuat dari susunan kayu-kayu kecil, ia
berpikir dan bertanya-tanya dalam hati sendiri, bagaimana nasib anak-
anaknya nanti kalau tetap tinggal di hutan, bagaimana anak-anak kalau aku
dan istriku sudah meninggal, bagaimana mereka dapat mencukupi kebutuhan
hidupnya. Segudang pertanyaan dalam hati pak Sumber pagi itu.

Disaat pikiran Pak Sumber mengawang belum mendapat jawaban, tiba-tiba


dikejutkan oleh suara istrinya yang sedari tadi sudah berada di sampingnya.
“Pak.. apa yang dipikirkan tidak seperti biasanya bapak termenung?” tanya
istrinya. “Oh.. ibu mengejutkan bapak saja, pak Sumber sambil menoleh ke
istrinya” tak ada apa-apa kok bu, jawab Pak Sumber, “Tapi bapak tidak seperti
biasanya duduk merenung,” tanya istrinya kembali, “Saya lagi memikirkan
nasib anak-anak kita nantinya”, jawab pak Sumber. Bu Sumber hanya terdiam
tidak sepatah katapun yang keluar dari mulutnya, hanya tetesan air mata yang
keluar dari kelopak mata istri pak Sumber. “Bu… Bapak punya pikiran
bagaimana kalau kita pindah rumah mendekati kota supaya anak-anak bisa
sekolah seperti layaknya anak-anak lain” Kata pak Sumber “Terus kita mau
kerja apa pak..? bila pindah mendekati kota” jawab bu Sumber. Sambil menarik
nafas panjang pak Sumber tidak langsung menjawab apa yang di utarakan
istrinya. Sesaat suasana di beranda rumah hening sepasang suami istri itu
hanya saling memandang, Tak berapa lama terdengar suara dari mulut pak
Sumber, ia sambil menoleh pada istrinya, “Bu… Demi anak-anak, kita kerja apa
saja nanti yang penting tidak mengambil punya orang” Jawab pak Sumber.
Baiklah kalau menurut bapak baik, saya sebagai istri menurut saja, demi masa
depan anak-anak kita.
Tak terasa percakapan mereka lumayan lama, mataharipun sudah mulai
merangkak semakin tinggi. Pak Sumber bergegas ke samping pondok
mengambil peralatan seperti biasanya langsung pergi ke hutan mencari
nafkah sambil berburu.

(3) PERGI KE KOTA


Pada suatu hari pak Sumber pergi ke kota bersama anaknya yang pertama,
dengan bejalan kaki mereka pagi-pagi sekali sudah berangkat, di perjalanan
bapak dan anak tersebut sambil bercakap-cakap.
“Masih lama lagikah kita sampai ke kota pak..?” tanya Tabung, “Iya nak, kira-
kira dua jam berjalan lagi kita sampai”, jawab pak Sumber. “Wah sangat jauh
ya, pak” tanya Tabung lagi. “Bener, karena kita tempuh dengan jalan
kaki”,jawab pak Sumber. “Pak… Seandainya kita pergi naik sepeda tentu agak
cepat sampainya ya pak?” “Tentu cepat sampainya nak” jawab Pak Sumber.
“Tapi sayang kita tidak punya sepeda” kata Tabung “Sabar ya nak, suatu saat
nanti kita pasti dapat membeli sepeda.” Jawab pak Sumber (sambil menghibur
hati anaknya).
Tiba-tiba terdengar suara deru-menderu dan hiruk pikuknya lalu lintas,
tersentaklah hati dan perasaan Tabung, ah suara apa itu tanyaku dalam hati,
dan tidak lama kusaksikan dan aku lihat hiruk pikuknya kendaraan bermotor
dan hilir mudik orang-orang. Wah ramai sekali, banyak banget mobil, motor
dan becak ada juga.
Nak.. ayo kita masuk pasar, ajak pak Sumber dengan anaknya, Kita mau beli
apa pak?, tanya Tabung, Kita membeli keperluan seadanya sesuai uang yang
ada.

Melihat hari sudah mulai siang dan keperluan yang dibeli sudah cukup pak
Sumber dan anaknya segera keluar dari dalam pasar dan langsung pulang. Di
tengah perjalanan pulang pak Sumber dan anaknya berpapasan dengan anak-
anak yang pulang sekolah. Dengan seketika Tabung bertanya, “Pak itu anak-
anak banyak sekali dan bajunya sama warnanya bagus lagi” “Oh itu anak-anak
yang pulang sekolah” jawab pak Sumber. “Wah Tabung ingin seperti mereka
bisa gak pak?” tanya anaknya lagi “Ya.. suatu saat nanti kamu dan adikmu pasti
bisa seperti mereka” jawab pak Sumber. “Benar pak..?” tanyanya lagi, “Ya.. pasti
kalian bisa”

Tak terasa perjalanan mereka sampai rumah, Bu.. bu.. kami datang, suara
tabung memanggil ibunya dengan bergegas bu Sumber membuka pintu.

(4) DI SUATU MALAM HARI


Seperti biasanya keluarga pak Sumber sebelum tidur mereka berkumpul di
ruang depan gubugnya, meneruskan pembicaraan kemarin pagi pak Sumber
memulai berbicara kepada istri dan ke dua anaknya, Anak-anak kita berencana
pindah rumah…! Bagaimana menurut pendapat kalian…? Kedua anak pak
Sumber terdiam sejenak saling memandang tanpa ada suara yang keluar dari
mulut mereka, namun tiba-tiba Bu Sumber berucap dengan pelan dengan
matanya tertuju pada kedua anaknya. “Bagaimana anak-anakku kalian setuju
kita pindah rumah..?” Eh.. eh memangnya kita mau pindah ke mana bu?, Tanya
Tabung kepada ibunya..? Iya mau pindah ke mana kita sang adik juga ikut
bertanya…? Kita mau pindah di desa yang dekat dengan sekolah, jawab bu
Sumber dan diangguki kepala pak Sumber tanda mengiyakan. Hore.. hore kita
bisa sekolah kak, kata Kumpul sembari menatap wajah kakaknya yang
tersenyum tanda rasa senang atas rencana kepindahan mereka. Anak-anakku,
itulah maksud bapak dan ibu kalian rencana pindah ini supaya kalian bisa
bersekolah untuk menuntut ilmu demi masa depan kalian nantinya.
Tak terasa waktu semakin beranjak malam dan kedua anak pak Sumber juaga
terlihat mulai sayu pertanda mengantuk. “Anak-anak hari sudah malam,
sekarang kalian tidurlah karena besok pagi berkemas-kemas persiapan kita
pindah”. Iya pak.. Sambil beranjak dari tempat duduk Tabung dan Kumpul
menuju ke tempat tidur.
Tinggallah Pak Sumber dan Istrinya yang masih duduk melanjutkan rencana
kepindahan mereka demi masa depan ke dua anaknya. Bagaimana bu ada
yang perlu kita bicarakan lagi?, tanya pak Sumber kepada istrinya. Kiranya kita
sudah matang atas rencana kita pak, jadi kita istirahat dulu, Bapak kan capek
seharian kerja!, Ya.. ya.. ya mari kita istirahat.

(5) AWAL YANG CERAH BAGAI SINAR MATAHARI


Di pagi yang cerah matahari menyinari desa Argo Mukti yaitu desa di
pinggiran kota kecamatan, di mana terdapat bangunan Sekolah Dasar yang
kondisinya kurang begitu baik namun itulah satu-satunya sekolah yang
menjadi tumpuhan untuk menuntut ilmu anak-anak di desa tersebut. SDN
Argo Mukti nama sekolah tersebut.
Teng… teng… teng… bunyi lonceng tanda masuk kelas, murid-murid dengan
tertib memasuki kelasnya masing-masing, tak ketinggalan juga Tabung dan
Kumpul juga ikut masuk kelas yang di dampingi oleh orang tuanya, maklum
mereka berdua murid baru yang belum terbiasa dengan suasana seramai ia
lihat selama mereka masih tinggal di daerah terpencil yang jauh dari
keramaian sekolah.

Layaknya sekolah lain SDN Argo Mukti melakukan proses pembelajaran


dengan tertib dan menyenangkan, murid-murid juga dengan antusias
mengikuti pembelajaran di kelas masing-masing.

Tepat pukul 11.30 WIB Teng… teng… teng… lonceng berbunyi tanda pulang
sekolah, dalam perjalanan pulang Tabung dan Adiknya saling bercerita dan
bercanda, terlihat raut wajah mereka merasa senang karena bisa sekolah
seperti anak-anak yang lainnya.
“Dik.. bagaimana perasaanmu senang gak bisa sekolah?” Tanya Tabung
kepada adiknya. Dengan semangat adiknya menjawab, “ya tentu senang sekali
kak” jawab adiknya. “Terus bagaimana perasaan kakak senang juga kan?”,
tanya adiknya. ”Ya.. kakak juga sangat senang sekali, akhirnya kita bisa
bersekolah”, jawab Tabung.

Anda mungkin juga menyukai