A. PENGERTIAN CERPEN
B. Ciri-ciri Cerpen
1. Memiliki proporsi penulisan yang lebih singkat dibandingkan dengan Novel.
2. Memiliki jumlah kata tidak lebih dari 10.000 kata (5-10 halaman)
3. Kebanyakan mempunyai isi cerita yang menggambarkan kehidupan sehari-
hari.
4. Tidak mencerminkan semua kisah tokohnya.
5. Pemilihan katanya sederhana sehingga memudahkan para pembaca untuk
memahaminya.
6. Bersifat Fiktif.
7. Menceritakan satu kejadian saja dan menggunakan alur cerita tunggal dan
lurus.
8. Membacanya tidak membutuhkan waktu yang lama. (habis dibaca dalam
satu kali duduk)
9. Memberikan pesan dan kesan yang sangat mendalam.
C. Unsur CERPEN ada dua:
1. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam .
Unsur intrinsik terbagi menjadi 7 bagian, yaitu:
Kondisi Psikologis
Kondisi Psikologis pengarang meliputi mood dan moti vasi ,
kondisi ini sangat mempengaruhi dengan apa yang akan ditulis
dalam cerita.Contohnya seperti jika pengarang sedang dalam
keaadaan sedih, dia akan membuat sebuah cerpen yang
berceritakan sedih juga.
c. Nilai Moral
Nilai ini berkaitan dengan nilai yang dianggap baik atau buruk
dalam masyarakat. Dalam cerpen nilai moral bisa berupa nilai
moral negatif (buruk) atau nilai moral positif (baik).
d. Nilai Budaya
Nilai yang berkaitan erat dengan kebudayaan , kebiasaan, serta
tradisi adat istiadat.
a. Majas perbandingan
1. Perumpamaan
Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan
dan yang sengaja kita anggap sama. Itulah sebabnya maka sering pula kata
perumpamaan disamakan saja dengan "persamaan"
misalnya:
Laksana bulan kesiangan
Umpama memadu minyak dengan air
2. Metafora
Metafora adalah perbandingan yang implisit jadi tanpa kata seperti atau
sebagai di antara dua hal yang berbeda. Di dalamnya terlihat dua gagasan:
yang satu adalah sebuah kenyataan, sesuatu yang dipikirkan, yang menjadi
objek; dan satu lagi merupakan perbandingan terhadap kenyataan tadi; dan
kita menggantikan yang belakangan itu menjadi yang terdahulu.
misalnya
Tati jinak-jinak merpati
Ali mata keranjang
Perpustakaan gudang ilmu
4. Personifi kasi
Personifi kasi merupakan jenis majas yang melekatkan sifat-sifat insani
kepada barang yang tidak bernyawa.
Misalnya
a. Angin yang meraung,
b. Angin membelai indah sampai kerelung hatiku
1. Hiperbola
Hiperbola merupakan gaya bahasa yang berlebih-lebihan, yang memberi
penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat,
meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Contoh:
a. Sempurna sekali tiada kekurangan suatu apapun buat pengganti baik
atau cantik
b. Hatiku hancur, terkoyak, darahku mendidih, dadaku serasa sesak,
mendengar dia memutuskan diriku.
2. Litotes
Majas yang didalamnya mengungkapkan sesuatu yang positi f dengan bentuk
yang negatif atau bentuk yang bertentangan, litotes, mengurangi atau
melemahkan kekuatan pernyataan yang sebenarnya. Contoh Hasil usahanya
ti daklah mengecewakan
Jakarta sama sekali bukanlah kota kecil dan sepi
3. Ironi
Gaya bahasa sindiran yang menyatakan sebaliknya dengan maksud
menyindir. Contoh.Bagus benar tulisanmu seperti cakar ayam
Saking merdunya suaramu sampai-sampai memecahkan pendengarangku
c. Gaya Bahasa Pertautan
1. Metonimia Jenis gaya bahasa yang mempergunakan sesuatu yang lain
berkaitan erat dengannya. Dalam metonomia sesuatu barang disebutkan
tetapi yang dimaksud dengan barang yang lain.Contoh: Ia naik honda ke
kantor.
2. Alusio merupakan jenis gaya bahasa yang menyatakan perbandingan
dengan menggunakan ungkapan atau pribahasa yang sudah lazim.
Contoh: Sejak tadi aku perhatikan, pekerjaanmu hanya menggantang
asap saja
3. Sinekdoke Ialah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai
pengganti nama keseluruhannya, atau sebaliknya. Contoh: Seti ap tahun
semakin banyak mulut yang harus diberi makan di tanah air kita
Pasanglah telinga baik-baik dalam menghadapi masalah itu
Seiring dengan bejalannya waktu hari berganti hari, minggu berganti minggu,
bulan berganti bulan hingga tahun berganti, kedua anak pak Sumber
semestinya sudah saatnya mengenal bangku sekolah, akan tetapi apa daya
orang tua mereka tak dapat menyekolahkan anak-anaknya itu semua karena
banyaknya masalah-masalah yang mereka hadapi, di samping masalah-
masalah yang mereka hadapi kendala lain tidak ada biaya untuk
menyekolahkan anak-anaknya juga disebabkan mereka tinggal di hutan yang
jauh dari lokasi sekolah.
Melihat hari sudah mulai siang dan keperluan yang dibeli sudah cukup pak
Sumber dan anaknya segera keluar dari dalam pasar dan langsung pulang. Di
tengah perjalanan pulang pak Sumber dan anaknya berpapasan dengan anak-
anak yang pulang sekolah. Dengan seketika Tabung bertanya, “Pak itu anak-
anak banyak sekali dan bajunya sama warnanya bagus lagi” “Oh itu anak-anak
yang pulang sekolah” jawab pak Sumber. “Wah Tabung ingin seperti mereka
bisa gak pak?” tanya anaknya lagi “Ya.. suatu saat nanti kamu dan adikmu pasti
bisa seperti mereka” jawab pak Sumber. “Benar pak..?” tanyanya lagi, “Ya.. pasti
kalian bisa”
Tak terasa perjalanan mereka sampai rumah, Bu.. bu.. kami datang, suara
tabung memanggil ibunya dengan bergegas bu Sumber membuka pintu.
Tepat pukul 11.30 WIB Teng… teng… teng… lonceng berbunyi tanda pulang
sekolah, dalam perjalanan pulang Tabung dan Adiknya saling bercerita dan
bercanda, terlihat raut wajah mereka merasa senang karena bisa sekolah
seperti anak-anak yang lainnya.
“Dik.. bagaimana perasaanmu senang gak bisa sekolah?” Tanya Tabung
kepada adiknya. Dengan semangat adiknya menjawab, “ya tentu senang sekali
kak” jawab adiknya. “Terus bagaimana perasaan kakak senang juga kan?”,
tanya adiknya. ”Ya.. kakak juga sangat senang sekali, akhirnya kita bisa
bersekolah”, jawab Tabung.