Anda di halaman 1dari 18

Menganalisis Puisi Kesabaran Karya Chairil Anwar

melalui Pendekatan Struktural

Oleh:

Nama: RivaldiAnus mahung

Kelas: XI-MIA 2

SMAK ST. FRANSISKUS SAVERIUS RUTENG


2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Mahaesa atas berkat dan rahmat-Nya. Penulis bisa
menyelesaikan makalah”Menganalisis Puisi Kesabaran melalui Pendekatan Struktural Karya Chairil Anwar”
dengan tepat pada waktunya

Dalam penyelesaian karya ilmiah ini,Penulis secara langsung atau tidak langsung telah mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu ,pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan terimakasih yang
sebesarnya kepada:

1. Bapak Drs.Honor Domitianus selaku guru pembimbing matapelajaran Bahasa Indonesia


2. Orang Tua kami tercinta, yang telah memberikan dukungan untuk menulis karya ilmiah ini.
3. Lembaga SMAK St. Fransiskus Saverius yang telah mendukung kegiatan ini.
4. Seluruh kerabat yang telah mendukung Penulis serta terlibat baik secara langsung atau tidak
langsung dalam penyelesaian karya tulis ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan karya ilmiah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat memberikan manfaatdan menambah
wawasan bagi Penulis dan Pembaca.

Ruteng,24 januari 2018

Penulis
HALAMAN PENGESAHAN

Karya ilmiah ini yang berjudul. ”Menganalisis Puisi Kesabaran melalui Pendekatan Struktural Karya Chairil
Anwar” telah disetujui dan disahkan pada tanggal……..Januari 2018

Oleh

Kepala Sekolah Guru Matapelajaran

Rm.Martin W.Wilian,Pr.S.Fil Drs,Honor Domitianus


ABSTRAK

Puisi adalah sebuah karya sastra berwujud tulisan yang didalamnya terkandung irama,rima,ritma,dan lirik
dalam setiap baitnya. Umumnya unsur diatas juga memiliki makna dan dapat mengungkapkan perasaan dari
sang penyair yang dikemas dalam bahasa imajinatif dan disusun menggunakaan struktur bahasa yang padat
penuh makna.

Pada karya ilmiah yang disusun ini, Penulis ingin menjelaskan struktur batin dan struktur lahir pada puisi
Kesabaran Karya Chairil Anwar.

Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah metode kepustakaan dan metode
analisis.Metode kepustakaan dilakukan dengan membaca buku yang relevan untuk membantu dalam
menyelesaikan dan juga untuk melengkapi data yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.Metode
analisis merupakan proses menganalisis data yang telah dikumpulkan.

Kata kunci :

- Tema

- Perasaan (feeling)

- Nada dan Suasana

- Amanat

- Diksi (pemilihan Kata)

- Pengimajian

- Bahasa Figuran (Majas)

- Rima dan Ritme


DAFTAR ISI

Halaman Judul

Halaman Pengesahan………………………………………………………...……………..I

Kata Pengantar……………………………………………………………..……………….II

Daftar Isi……………………………………………………………………..……………..III

Bab I Pendahuluan…………………………………………………………...……………...1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………..……………1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………...…………….1
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………...…………...1

Bab II Metodologi Penelitian……………………………………………………...…………2

2.1 Metode Kepustakaan………………………………………….………………….2

2.2 Metode Analisis…………………………………...…………..………………….2

Bab III Kajian Teoritis……………………………………………………………….……….3

3.1 Pengertian Puisi……………………………………………………….…………3

3.2 Pendekatan Struktural……………………………………………….……………3

3.3 Unsur-Unsur Puisi…………………………………………………….…………..3

Bab IV Analisis…………………………………………………………………….…………4

4.1 Menganalisis Struktur Batin Dalam Puisi “Kesabaran” Karya Chairil Anwar……4

a. Tema………………………………………………………………………………….

b. Perasaan (feeling)…………………………………………………………………….

c. Nada dan Suasana……………………………………………………………………

d. Amanat…………………………………………………………………………………

4.2 Menganalisis Struktur Lahir Dalam Puisi “Kesabaran” Karya Chairil Anwar………….

a. Diksi (pemilihan Kata)…………………………………………………………………….

b. Pengimajian……………………………………………………………………………….

c. Bahasa Figuran (Majas)……………………………………………………………………

d. Rima dan Ritme……………………………………………………………………………

Bab V Penutup………………………………………………………………………………….10

5.1 Simpulan…………………………………………………………………………….10

5.2 Saran…………………………………………………………………………………10
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………11

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam puisi “Kesabaran” karya Chairil Anwar tersebut membahas tentang kehidupan sosial seorang
penyair yang selalu sabar menghadapi orang lain yang berada disekitarnya meskipun si penyair selalu
merasa terganggu oleh orang-orang yang berada disekitarnya tetapi si penyair berfikir inilah kehidupan
di dunia. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan struktural karena puisi ini membahas
tentang struktur yang ada dalam karya sastra itu sendiri. Oleh karena itu penulis akan memaparkan puisi
“Kesabaran” karya Chairil Anwar.

Metode penelitian menggunakan pendekatan struktural karena didalam pendekatan struktural


menganalisis unsur fisik dan unsur batin pada puisi, dalam puisi “kesabaran” karya Chairil Anwar teori
ini menggunakan pendekatan struktural yang hanya menganalisis karya sastra itu sendiri yang
memendang karya sastra bersifat otonom dan terlepas dari pembaca dan pengarangnya.

Untuk memahami dan menangkap makna puisi pembaca perlu melakukan kajian terhadap puisi
tersebut.Dalam pengkajian puisi ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan,salah satunya dengan
menggunakan pendekatan structural.

Analisis struktural karyasastra,dalam hal ini dapat dilakukan dengan mengurai unsur internal
(diksi,imaji,kata kongkrit,bahasa figuran) dan eksternal dalam puisi (tema,rasa,nada,amanat). Dalam bab
analisis,membahas tentang analisis struktural puisi “Kesabaran’’ karya Chairil Anwar.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana struktur puisi dalam puisi “Kesabaran”karya Chairil Anwar

1.3 Tujuan
1.3.1 Umum
Tujuan umum dari penulisan karya ilmiah ini yaitu untuk mengkaji unsur tema,rima,nada dan
suasana,majas,amanat,diksi,perasaan,pengimajian dalam puisi Karya Chairil Anwar.

1.3.2 Khusus

Mengetehaui struktur lahir dan struktur batin dalam puisi Kesabaran Karya Chairil Anwar.

1.4 Manfaat

1.4.1. Bagi penulis


Agar dapat mengkaji struktur lahir dan struktur batin dalam puisi Kesabaran Karya Chairil Anwar.

1.4.2. Bagi pembaca


Agar pembaca dapat memahami kajian struktur lahir dan struktur batin dalam puisi Kesabaran
Karya Chairil Anwar.
BAB 11

METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Metode Kespustakaan

Metode kepustakaan (Library Researc) adalah pengumpulan data dengan membaca buku yang relevan
untuk membantu dan menyelesaikan dan juga untuk melengkapi data yang berhubungan dengan masalah
yang dibahas.

Sementara dalam teori,metode dan teknik penelitian sastra karangan Prof.Dr.Nyoman Kutha
Ratna,menjelaskan kajian lebar tentang metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analitik dilakukan
dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul anlisis. Secara entimologos,deskripsi
dan analisis berarti menguraikan. Meskipun demikian,analisis yang berasal dari bahasa yunani
(‘ana’:atas,’lyein’:lepas,urai),telah diberikan arti tambahan,tidak semata-mata menguraikan melainkan
juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya.

2.2 Metode Analisis

Metode analisis merupakan sebuah proses berkelanjutan dalam penelitian dengan menganalisis awal
menginformasikan data yang kemudian dikumpulkan,ketika penelitian selesai dalam mengumpulkan
data,maka langkah berikutnya adalah menganalisis data yang telah di peroleh.

Sebagai mana metode kualitatif,dasar pelaksanaan metode analisis isi adalah penafsiran. Apabila proses
penafsiran dalam metode kualitatif memberikan perhatian dalam situasi alamia,maka dasar penafsiran
dalam metode analisis isi memberikan perhatian pada isi pesan.
BAB III

KAJIAN TEORITIS

3.1 Pengertian Puisi

Pengertian Puisi Secara Umum

Menurut pendapat penulis Puisi adalah ungkapan perasaan dari penyair yang dirangkai menjadi suatu
bentuk tulisan dan disususn kedalam bait dan mengandung makna.

Puisi adalah ungkapan perasaan seseorang yang ditulis dengan indah, menarik dan mengandung makna
yang luas. Puisi ditulis dengan memperhatikan unsur-unsur puisi agar penulisan menjadi indah dan
bermakna.

Pengertian Puisi Menurut Para Ahli

Menurut Waluyo (1995: 25) puisi merupakan bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan
perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa
dengan pengkonsentrasian struktur fisik danstruktur batinnya.

Menurut (Pradopo1995:7) puisi adalah ungkapan pikiran yang besifat musikal. Sebuah puisi
mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera
dalam susunan yang berirama.Semua itu merupakan sesuatu yang penting, yang direkam dan
diekspresikan, dinyatakan dengan bentuk menarik dan memberi kesan.Puisi itu merupakan rekaman dan
interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan.

Menurut Sumardi puisi merupakan karya sastra yang dipadatkan,di persingkat dan di beri irama dengan
bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).

Menurut Thomas Carlye puisi merupakan ungkapan pikiran yang bersifat musikal.

Menurut James Reevas puisi merupakan ekspresi bahasa yang kaya dan daya pikat.

Menurut Herbert Spencer puisi adalah bentuk pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan
mempertimbangkan keindahan.

Menurut Herman J. Waluyo puisi adalah karya sastra yang dipadatkan,dipersingkat,dan diberi irama
dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias(imajinatif).

Menurut Tarigan (1984:4) kata puisi berasal dari bahasa yunani “poesis”yang berarti pencipta. Dalam
bahasa inggris disebut “poetry” artinya puisi,poet artinya penyair,poem berarti syair atau sajak. Arti yang
semacam ini lama kelamaan di persempit ruang lingkupnya menjadi” hasil seni sastra yang kata-katanya
disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama sajak dan kata-kata kiasan.

Menurut( Ralph Waldo Emerson) puisi merupakan upaya abadi untuk mengekspresikan jiwa sesuatu,
untuk menggerakan untuk menggerakkan tubuh yang kasar dan mencari kehidupan dan alasan yang
menyebabkan ada

Menurut Altenbernd(1970:2) puisi merupakan pendramaan pengalaman yang bersifat penafsiran


(menafsirkan) dalam bahasa berirama(bermetrum) (as the dramatization exprince in material language).
Menurut Samuel Taglor Coleridge puisi merupakan kata-kata yang terindan dalam susunan terindah.
Penyair memilih kata-kata setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalya seimbang,
sistematis,antara satu unsure lain sangat erat hubungannya.

Menurut Drs.Zainuddin puisi merupakan karya satra yang terikat ketentuan atau syarat tertentu dan
pengungkapannya tidak terperinci,tidak mendetail atau tidak meluas.

Menurut KKBI, puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama,matra,rima serta
penyusunan larik dan bait.

3.2 Pendekatan Struktural

Pendekatan struktural berangkat dari pandangan kaum strukturralisme yang menganggap karya sastra
sebagai struktur yang unsurnya terjalin secara erat dan berhubungan antara satu dan lainnya.sebagai
kesatuan yang utuh,maka karya sastra dapat dipahami maknanya jika dipahami bagian-bagiannya atau
unsur penbentuknya,relasi timbal balik antara bagian dan keseluruhannya.Dalam penulisan puisi dengan
menggunakan teori strukturalisme maka kita harus memperhatikan unsur-unsur puisi, karena kajian teori
strukturalisme adalah unsur-unsur pembentuk karya sastra.

Penulisan puisi dengan berlandaskan teori strukturalisme berarti dalam penulisan puisi memperhatikan
unsur-unsur pembentuk puisi baik yaitu tema,perasaan,nada,suasana,seta amanat. Sedangka unsur
intrinsik yaitu diksi,kata kongkrit ,figuran,rima/ ritme dan tata wajah.

Analisis struktural merupakan tugas prioritas atau tugas pendahuluan. Sebab karya sastra
mempunyai kebulatan makna intrinsik yang dapat di gali dari karya itu sendiri. A.Teew
(1984:135)

Pada dasarnya kajian structural bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan
antar berbagai unsur karya sastra, dalam hal ini prosa fiksi yang secara bersama menghasilkan
sebuah kemenyeluruhan. Kajian strukturak tidak cukup kalau hanya sekedar mendata unsur
tertentu pada sebuah karya prosa fiksi misalnya peristiwa, alur, tokoh, latar, atau yang lainnya.
Namun yang lebih penting adalah menunjukkan bagaimana antar unsur itu, atau sumbangan apa
saja yang diberikan terhadap tujuan estetik dan makna keseluruhan yang ingin dicapai. Dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kajian structural adalah sebuah pengkajian
terhadap suatu karya sastra prosa fiksi yang bertujuan untuk memaparkan keterkaitan antar
berbagai unsur karya sastra. Pada intinnya, pendekatan structural membahas tengtang unsur-unsur
intrinsic pada sebuah karya sastra. Nurgiantoro (2002:37)
3.3 Unsur-Unsur Puisi

Unsur puisi ada dua yaitu unsur batin puisi dan struktur fisik puisi yang meliputi :

Struktur batin puisi, atau sering pula disebut sebagai hakikat puisi, meliputi hal-hal sebagai berikut.

(1) Tema/makna (sense)


Herman J. Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter yang
dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah
atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi
keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan
secara utuh.
Tema di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar yaitu tema sosial, karena menceritakan
kehidupan sosial penyair yang kemugkinan besar berusaha sabar dalam menghadapi orang lain.
(2) Rasa (feeling)
Herman J. Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut
diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar perasaannya yaitu perasaan penyair yang berusaha
sabar dalam menghadapi hidup, ia tidak memperdulikan apapun yang orang katakan tentang dirinya. Ia
lebih baik diam dan tidak berkomentar.
(3) Nada (tone)

yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat
menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk
memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong,
menganggap bodoh dan rendah pembaca.

(3) Amanat/tujuan/maksud (itention)


Setelah memahami tentang tema, nada,dan perasaan yang terdapat dalam puisi tersebut, penulis
menyimpulkan bahwa pesan yang ingin disampaikan pengarang dalam puisinya adalah tentang
kesabaran, penyair ingin mengamanatkan bahwa kita harus bersabar dalam menghadapi masalah, sebab
masalah pasti akan selalu datang. Maka dari itu, kita harus bersabar dan yakin bahwa suatu saat cobaan
itu akan berlalu.

Struktur fisik puisi meliputi hal-hal sebagai berikut.:

a. Perwajahan puisi (tipografi)

yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya,
hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-
hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.

b. Diksi

yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk
karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih
secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi,
dan urutan kata.
Di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar diksi atau pemilihan kata menggunakan kata-kata
yang mudah dimengerti oleh pembaca meskipun dalam struktur kata tidak beraturan dan kurang sesuai
dengan struktur kata pada umumnya.
Misalnya: kata ‘nggonggong’ dalam struktur kata pada umumnya bukan ‘nggonggong’ tetapi
‘menggonggong’, namun penyair lebih memilih kata ‘nggonggong’ sebagai kata yang memiliki unsur
orisinalitas atau private symbol sehingga menghasilkan poetic power.
c. Imaji

yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan,
pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji
penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca
seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.

d. Kata kongkret

yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini
berhubungan dengan kiasan atau lambang.

Di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar kata kongkret yang dipilih untuk melukiskan ia
berusaha sabar dan mengabaikan orang-orang yang menggunjingnya atau membicarakannya ia
menggunakan kata ‘Aku tak bisa tidur/Orang ngomong, anjing nggonggong/Dunia jauh
mengabur/Kelam mendinding batu/Dihantam suara bertalu-talu/Di sebelahnya api dan abu’
Misal:
Kata kongkret yang dipilih untuk melukiskan ia berusaha berbicara namun ia tidak dapat berbicara dan
akhirnya berusaha untuk tidak perduli ia menggunakan kata ‘Aku hendak bicara/Suaraku hilang, tenaga
terbang/Sudah! tidak jadi apa-apa!/Ini dunia enggan disapa, ambil perduli’,
Kata kongkret yang dipilih untuk melukiskan ia sudah tahan dan kuat untuk menjalani hidup ia
menggunakan kata ‘Keras membeku air kali/Dan hidup bukan hidup lagi’,
Kata kongkret yang dipilih untuk melukiskan bahwa ia akan terus bersabar dan yakin bahwa suatu saat
nanti cobaan itu akan berlalu seiring berjalannya waktu ia menggunakan kata ‘Kuulangi yang dulu
kembali/Sambil bertutup telinga, berpicing mata/Menunggu reda yang mesti tiba’.
Kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll, sedangkan kata kongkret
“rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan.

e. Bahasa figuratif (Majas)

yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu
(Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan
banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun
macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme,
repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro
parte.

Di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar menggunakan majas hiperbola yakni kiasan yang
berlebih-lebihan. Misalnya dalam kata ‘Dunia jauh mengabur’, ‘Kelam mendinding batu’, ‘Suaraku
hilang, tenaga terbang’, ‘Keras membeku air kali’, ‘Dan hidup bukan hidup lagi’. Selain itu puisi
tersebut juga menggunakan majas personifikasi seperti dalam kata ‘Ini dunia enggan disapa, ambil
perduli.
BAB IV

ANALISIS

Kesabaran

Aku tak bisa tidur

Orang ngomong, anjing nggonggong

Dunia jauh mengabur

Kelam mendinding batu

Dihantam suara bertalu-talu

Di sebelahnya api dan abu

Aku hendak bicara

Suaraku hilang, tenaga terbang

Sudah! Tidak jadi apa-apa!

Ini dunia enggan disapa, ambil perduli

Keras membeku air kali

Dan hidup bukan hidup lagi

Kuulangi yang dulu kembali

Sambil bertutup telinga, berpicing mata

Menunggu reda yang mesti tiba

4.1 Menganalisis struktur batin dalam puisi “Kesabaran” karya Chairil Anwar

a. Tema

Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut
mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki
sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema
dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Herman J. Waluyo (1987:121)

Tema di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar yaitu tema sosial, karena menceritakan kehidupan
sosial penyair yang kemugkinan besar berusaha sabar dalam menghadapi orang lain.

b. Perasaan (Feeling)

Perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh
pembaca”. Herman J. Waluyo (1987:121)

Di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar perasaannya yaitu perasaan penyair yang berusaha sabar
dalam menghadapi hidup, ia tidak memperdulikan apapun yang orang katakan tentang dirinya. Ia lebih
baik diam dan tidak berkomentar.
c. Nada dan Suasana

Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadap pembaca, beraneka ragam sikap yang
sering digunakan oleh penyair“apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau
bersikap lugas”. Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu, atau akibat psikologis
yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca. Herman J. Waluyo (1987:125)

Nada di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar Penulis berpendapat bahwa puisi tersebut bernada
lugas, sebab penyair begitu lugas dalam mengemukakan bagaimana pengalamannya dalam bersabar.
Puisi yang berjudul ‘Kesabaran’ mencerminkan bagaimana kelugasan penyair dalam mengemukakan
pengalamannya, tidak bersikap menggurui. Hal ini disebabkan bahwa kesabaran adalah sesuatu yang
sangat sakral, ada di dalam setiap diri manusia.

Suasana di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar memberikan suasana pada pembaca, bahwa
perasaan penyair sangat kuat dan ia tidak memikirkan apapun yang membuat ia sakit hati, ia akan
bersabar dan tidak akan banyak berkomentar. Hal ini penulis rasakan setelah membaca puisi tersebut,
memberikan kesadaran bahwa apabila kita menghadapi masalah harus bersikap sabar dan yakin bahwa
cobaan itu akan berlalu seiring berjalannya waktu.

d. Amanat

Sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari
sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya

Setelah memahami tentang tema, nada,dan perasaan yang terdapat dalam puisi tersebut, penulis
menyimpulkan bahwa pesan yang ingin disampaikan pengarang dalam puisinya adalah tentang
kesabaran, penyair ingin mengamanatkan bahwa kita harus bersabar dalam menghadapi masalah, sebab
masalah pasti akan selalu datang. Maka dari itu, kita harus bersabar dan yakin bahwa suatu saat cobaan
itu akan berlalu.

4.2 Menganalisis struktur lahir (metode puisi) dalam puisi “Kesabaran” karya Chairil Anwar

a. Diksi (Pemilihan Kata)

Penyair sangat cermat dalam memilih kata-kata sebab kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan
maknanya, komposisi bunyi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya,
dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Oleh sebab itu, disamping memilih kata yang tepat,
penyair juga mempertimbangkan urutan katanya dan kekuatan atau daya magis dari kata-kata tersebut.
Kata-kata diberi makna baru dan yang tidak bermakna diberi makna menurut kehendak penyair. Karena
begitu pentingnya kata-kata dalam puisi, maka bunyi kata juga dipertimbangkan secara cermat dalam
pemilihannya. Karena pemilihan kata-kata mempertimbangkan berbagai aspek estetis, maka kata-kata
yang sudah dipilih oleh penyair untuk puisinya bersifat absolut dan tidak bisa diganti dengan padan
katanya, sekalipun maknanya tidak berbeda. Bahkan sekalipun unsur bunyinya hampir mirip dan
maknanya sama, kata yang sudah dipilih itu tidak dapat diganti. Jika kata itu diganti akan mengganggu
komposisi dengan kata lainnya dalam konstruksi keseluruhan puisi itu.

Di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar diksi atau pemilihan kata menggunakan kata-kata yang
mudah dimengerti oleh pembaca meskipun dalam struktur kata tidak beraturan dan kurang sesuai dengan
struktur kata pada umumnya. Misalnya: kata ‘nggonggong’ dalam struktur kata pada umumnya bukan
‘nggonggong’ tetapi ‘menggonggong’, namun penyair lebih memilih kata ‘nggonggong’ sebagai kata
yang memiliki unsur orisinalitas atau private symbol sehingga menghasilkan poetic power.

b. Pengimajian

Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata kongkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan
pengimajian oleh karena itu kata-kata menjadi lebih kongkret seperti kita hayati melalui penglihatan,
pendengaran, atau cita rasa. Pengimajian dapat dibatasi dengan pengertian: kata atau susunan kata-kata
yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Baris
atau bait puisi itu seolah mengandung gema suara (imaji auditif), benda yang nampak (imaji visual), atau
sesuatu yang bisa kita rasakan, raba, atau sentuh (imaji taktil).

Pengimajian di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar yaitu sebagai berikut:

Aku tak bisa tidur (imaji taktil)

Orang ngomong, anjing nggonggong (imaji auditif)

Dunia jauh mengabur (imaji taktil)

Kelam mendiding batu (imaji taktil)

Dihantam suara bertalu-talu (imaji auditif)

Di sebelahnya api dan abu (imaji visual)

Aku hendak bicara (imaji taktil)

Suaraku hilang, tenagaku terbang (imaji taktil)

Sudah! tidak jadi apa-apa! (imaji taktil)

Ini dunia enggan disapa, ambil perduli (imaji taktil)

Keras membeku air kali (imaji visual)

Dan hidup bukan hidup lagi (imaji taktil)

Kuulangi yang dulu kembali (imaji taktil)

Sambil bertutup telinga, berpicing mata (imaji visual)

Menunggu reda yang mesti tiba (imaji taktil)

c. Bahasa Figuratif (Majas)

Penyair menggunakan bahasa yang bersusun-susun atau berpigura sehingga disebut bahasa figuratif.
Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis artinya memancarkan banyak makna atau kaya
akan makna. Bahasa figuratif ialah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan
cara yang tidak biasa, yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna. Kata atau bahasanya
bermakna kias atau makna lambang.
Bahasa figuratif dipandang lebih efektif untuk menyatakan apa yang dimaksudkan penyair karena: 1)
bahasa figuratif mampu menghasilkan kesenangan imajinatif, 2) bahasa figuratif adalah cara untuk
menghasilkan imaji tambahan dalam puisi sehingga yang abstrak menjadi kongkret dan menjadikan puisi
lebih nikmat dibaca, 3) bahasa figuratif adalah cara menambah intensitas perasaan penyair untuk puisinya
dan menyampaikan sikap penyair, 4) bahasa figuratif adalah cara untuk mengkonsentrasikan makna yang
hendak disampaikan dan cara menyampaikan sesuatu yang banyak dan luas dengan bahasa yang singkat
(Perrine, 1974:616-617).

Di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar menggunakan majas hiperbola yakni kiasan yang
berlebih-lebihan. Misalnya dalam kata ‘Dunia jauh mengabur’, ‘Kelam mendinding batu’, ‘Suaraku
hilang, tenaga terbang’, ‘Keras membeku air kali’, ‘Dan hidup bukan hidup lagi’. Selain itu puisi tersebut
juga menggunakan majas personifikasi seperti dalam kata ‘Ini dunia enggan disapa, ambil perduli’.

d. Rima dan Ritma

Bunyi di dalam puisi menghasilkan rima dan ritma. Rima adalah pengulangan bunyi di dalam puisi.
Dalam ritma pemotongan-pemotongan baris menjadi frasa yang berulang-ulang, merupakan unsur yang
memperindah puisi itu.

1. rima

Pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan
bunyi itu puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi ini penyair juga
mempertimbangkan lambang bunyi. Dengan cara ini pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan
suasana puisi.

Rima di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar adalah sebagai berikut:

Aku tak bisa tidur (pengulangan bunyi fonem /a/ dan /i/)

Orang ngomong, anjing nggonggong (pengulangan bunyi fonem /o/ dan /ng/)

Dunia jauh mengabur (pengulangan bunyi fonem /u/)

Kelam mendinding batu (pengulangan bunyi fonem /e/ dan /m/)

Dihantam suara bertalu-talu (pengulangan bunyi fonem /a/)

Di sebelahnya api dan abu (pengulangan bunyi fonem /a/)

Aku hendak bicara (pengulangan bunyi fonem /a/)

Suaraku hilang, tenaga terbang (pengulangan bunyi fonem /a/ dan /ng/)

Sudah! tidak jadi apa-apa! (pengulangan bunyi fonem /a/)

Ini dunia enggan disapa, ambil perduli (pengulangan bunyi fonem /i/ dan /a/)

Keras membeku air kali (pengulangan bunyi fonem /k/, /e/, dan /a/)

Dan hidup bukan hidup lagi (pengulangan bunyi fonem /a/, /i/ dan kata ‘hidup’)

Kuulangi yang dulu kembali (pengulangan bunyi fonem /u/ dan /a/)
Sambil bertutup telinga, berpicing mata (pengulangan bunyi fonem /a/,/i/ dan /u/)

Menunggu reda yang mesti tiba (pengulangan bunyi fonem /e/ dan /a/)

2. ritma

Ritma sangat berhubungan dengan bunyi dan juga berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata
frasa, dan kalimat. Ritma dapat dikatakan sebagai irama namun berbeda dengan metrum (matra).
Dalam puisi karya-karya Chairil Anwar, irama sudah diciptakan secara kreatif artinya tidak hanya
berupa pemotongan baris-baris puisi menjadi dua frasa, namun dapat berupa pengulangan kata-kata
tertentu untuk mengikat beberapa baris puisi.

Ritma di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar adalah kata ‘aku’ yang merupakan pengikat
beberapa baris, sehingga baris-baris itu seolah bergelombang menimbulkan ritma.

Aku tak bisa tidur

Orang ngomong, anjing nggonggong

Dunia jauh mengabur

Kelam mendinding batu

suara bertalu-talu

Di sebelahnya api dan abu

Aku hendak bicara

Suaraku hilang, tenaga terbang

Sudah! Tidak jadi apa-apa!

Ini dunia enggan disapa, ambil perduli

Keras membeku air kali

Dan hidup bukan hidup lagi

Kuulangi yang dulu kembali

Sambil bertutup telinga, berpicing mata

Menunggu reda yang mesti tiba

BAB V

PENUTUP
5.1.Simpulan

Dari uraian diatas pelulis menarik kesimpulan pada puisi “Kesabaran” karya Chairil Anwar dengan
menggunakan pendekatan struktural dengan menganalisis karya sastra yang ada didalam sebuah
puisi itu sendiri dengan unsur fisik dan unsur batin puisi. Tema pada puisi “Kesabaran” karya Chairil
Anwar yaitu kehidupan sosial, perasaan yang diungkapkan adalah sabar dalam menghadapi hidup,
nada yang digunakan adalah lugas, amanatnya adalah kita harus selalu sabar dalam menghadapi
suatu masalah, karena masalah akan selalu datang, diksi yang digunakan adalah bahasa sehari-hari
yang mudah dimengerti, pengimajian yang digunakan adalah imaji taktil dan imaji audif, bahasa
figuratif yang digunakan adalah majas hiperbola yang melebih-lebihkan, rimanya yaitu a, i, o, ng, u,
e, m, a, a, ritma yang digunakan adalah akuan.

5.2 Saran

1.Pelajarilah karyasastra dengan baik agar kita dapat memperoleh pengetahuan mengenai karyasastra
terutama puisi

2. Menulis karyasastra merupakan suatu hal yang sangat menyenangkan dan bisa memberi motivasi untuk
menjadi seorang sasrtawan. Oleh karena itu,mari kita belajar untuk membuat karyasastra baik
puisi,cerpen,atau karyasastra lainnya.

Daftar Pustaka
Teeuw, A, 1981, Kritik Sastra Telaah Modern : Telaah Dalam Bidang Kritik Teorietis dan Kritik Terapan,
London, PT. Haninindita Graha Widya

Supardi, 1979, Pengkajian Puisi, Yogyakarta, Gajah Mada University Press

Tarigan, H, Guntur, 1984, Prinsip-prinsip Dasar Sastra, Bandung: Angkasa

Waluyo, Herman J. 2005. Apresiasi Sastra. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta. Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai