Ditulis untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S) pada
Nurdin Chaetami
NIM : 171010700347
BAB I
PENDAHULUAN
Wibowo (2001:3) Bahasa ialah sistem symbol bunyi yang bermakna serta
berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang mempunyai arbiter secara konvensional,
yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan
perasaan serta pikiran. Definisi bahasa dari kridalaksana (chaer, 2016 : 33 ) sifat atau
ciri antara lain adalah: (1) Bahasa adalah sistem, (2) Bahasa itu berwujud lambang ,
(3) Bahasa itu berupa bunyi, (4) Bahasa itu bersifat arbiter, (5) Bahasa itu bermakna,
(6) Bahasa itu bersifat bersifat konvensional, (7) Bahasa itu bersifat unik, (8) Bahasa
itu bervariasi, (9) Bahasa itu bersifat produktif, (10) Bahasa itu bervariasi, (11)
Bahasa itu bersifat dinamis, (12) Bahasa itu berfungsi sebagai alat interaksi sosial,
dan (13) Bahasa itu merupakan identitas penuturnya. Dapat diartikan bahwa bahasa
ialah alat yang digunakan untuk berkomunikasi dan menyampaikan suatu gagasan
baik secara tertulis maupun lisan. Ilmu yang mengkaji bahasa bahasa sebagai objek
Linguistic atau ilmu bahasa adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa.
Bergantung pada sudut pandang dan pendekatan seorang peneliti, linguistic sering
kali digolongkan kedalam ilmu kognitif, psikologi, dan antropologi. Salah satu ilmu
yang mengkaji bahasa sebagai objeknya ialah linguistik. Linguistik sebagai ilmu yang
mengkaji bahasa memiliki berbagai cabang yaitu , makro dan mikro. Cabang
Pragmatik adalah cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara konteks luar
bahasa dan maksud tuturan. Konteks luar bahasa ialah unsur diluar tuturan yang
mempengaruhi maksud tuturan. Maksud tidak bisa dilihat dari bentuk dan makna
saja, tetapi juga dari tempat dan waktu berbicara, siapa yang terlibat, tujuan, bentuk
ujaran, cara penyampaian, alat berbicara, norma-norma, dan genre. Yule (2014:5)
pemakai bentuk-bentuk itu. Dapat disimpulkan bahwa pragmatic ialah studi tentang
makna yang disampaikan oleh penutur (penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar
(pembaca).
implikatur adalah makna tidak langsung atau makna tersirat yang ditimbulkan oleh
yang tersurat. Implikatur dimaksudkan sebagai suatu ujaran yang menyiratkan suatu
implikatur secara umum dibagi dua macam yaitu implikatur non konvensional (
yang digunakan dalam novel Ingkar karya Boy candra. Penulis menggunakan kajian
Pragmatik yang merujuk bahasa yang digunakan pada tokoh yang tergambar dalam
novel Ingkar karya boy candra. Penulis bermaksud meneliti implikatur yang ada
dalam novel Ingkar karya Boy Candra. Penulis juga menjelaskan mengenai beberapa
ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan
masalah.
1. Mengidentifikasi jenis implikatur percakapan dalam novel Ingkar karya Boy Candra
2. Mendeskripsikan makna tersirat dalam percakapan novel Ingkar karya Boy Candra ?
1. Mampu menjelaskan jenis implikatur apa saja yang terdapat dalam novel Ingkar
2. Mengetahui makna tersirat yang terdapat pada novel Ingkar karya Boy Candra
1.4 MANFAAT PENULISAN
1. MANFAAT TEORISTIS
Ingkar. Penulisan ini juga sebagai bahan pembelajaran dan bahan perbandingan serta
2. MANFAAT PRAKTIS
implikatur khususnya yang terdapat dalam novek Ingkar karya Boy Candra
2. Bagi peneliti, penelitian ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat
BAB V PENUTUP terdiri dari kesimpulan dan saran serta dilengkapi dengan Daftar
Pustaka.
BAB II
2.2.1PRAGMATI
A. PENGERTIAN PRAGMATIK
Pragmatik merupakan cabang studi tentang makna yang disampaikan
oleh penutur (penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (pembaca).
Pragmatik adalah cabang ilmu linguistik yang membahas tentang apa
yang termasuk struktur bahasa sebagai alat komunikasi antar penutur
dan pendengar sebagai pengacuan tanda-tanda bahasa pada hal-hal
„ekstralingual‟ yang dibicarakan. Tipe studi ini perlu melibatkan
penafsiran tentang apa yang dimaksud kan orang didalam suatu konteks
khusus dan bagaimana konteks itu berpengaruh terrhadap apa yang
dikatakan. Dalam hal ini diperlukan suatu pertimbangan tentang
bagaimana penutur mengatur apa yang mereka katakana yang
disesuaikan dengan yang mereka ajak bicara, dimana, kapan dan dalam
keadaan apa.
Menurut leech (1993) pragmatik adalah studi tentang makna dalam
hubungannya dengan situasi-situasi ujar (speech situations). Austin
(1965) berpendapat bahwa mengujarkan sebuah kalimat tertentu dapat
dipandang sebagai tindakan (act) disamping memang mengucapkan
kalimat tersebut. Pragmatik juga mengupas makna tuturan dan makna
yang terikat konteks serta pendekatan analitis dalam linguistik meliputi
pertimbangan konteks dalam studi bahasa (Lubis 1991:20)(Astutik
2015:21).
Yule (1996:3) menyebutkan empat definisi pragmatic, yaitu: (1)
bidang yang mengkaji makna penutur, (2) bidang yang mengkaji makna
menurut konteksnya, (3) bidang yang melebihi kajian tentang makna
yang diujarkan,mengkaji makna yang dikomunikasikan atau
terkomunikasikan oleh pembicara, dan (4) bidang yang mengkaji bentuk
ekspresi menurut jarak sosial yang membatasi partisipan yang terlibat
dalam percakapan tertentu.
Dapat disimpulkan bahwa pragmatik adalah ilmu yang mengkaji
tentang konteks pembicaraan mulai dari maksud tuturan dan perilaku
terhadap tuturan tersebut.
B. JENIS –JENIS PRAGMATIK
C. TINDAK TUTUR
Tindak tutur adalah salah satu analisis pragmatik yang mengkaji
bahasa dengan aspek pemakaian aktualnya. Leech (1994:4)dalam Putri
WD menyatakan bahwa sebenarnya dalam tindak tutur
mempertimbangkan lima aspek situasi tutur mencangkup: penutur dan
mitra tutur, konteks tuturan, tujuan tuturan, tindak tutur sebagai sebuah
tindakan/aktivitas dan tuturan sebagai produk tindak verbal.
2.2.2 IMPLIKATUR
A. PENGERTIAN IMPLIKATUR
Secara etimologis, implikatur berasal dari kata implication, yang
artinya maksud, pengertian, dan keterlibatkan(Echols dalam zaidi,
2013:18). Dijelaskan lebih lanjut oleh Grice (dalam moniqamia)
mengemukakan bahwa implikatur adalah ujaran yang menyiratkan
sesuatu yang berbeda dengan yang sebenarnya diucapkan. Sesuatu
“yang berbeda” tersebut adalah maksud pembicaraan yang
dikemukakan secara ekspilit. Dengan kata lain, implikatur adalah
maksud, keinginan, atau ungkapan-ungkapan hati yang tersembunyi.
Menurut Wijana(1996:38)dalam zaidi (2013:19) implikatur adalah
hubungan antara tuturan dengan yang diisyaratkan dan tidak bersifat
semantic, tetapi keduanya hanya disandarkan pada latar belakang yang
mendasar dai proposisinya.
Mulyana (2005:11) berpendapat bahwa suatu dialog yang
mengandung implikatur selalu melibatkan penafsiranyang tidak
langsung. Pada komunikasi verbal, implikatur biasanya sudah
dipahami oleh pembicara, maka tidak perlu diungkap secara eksplisit.
Implikatur sering disembunyikan agar hal yang diimplikasikan tidak
Nampak secara mencolok. Implikatur digunakan untuk menerangkan
perbedaan yang sering terdapat antara apa yang diucapkan dengan apa
yang diimplikasikan.
Levinson (1983:131) memandang bahwa isi ujaran itu dapat
diekspresi dapat pula di implikasi. Sesuatu yang diimplikasi itu ada
yang secara konvensional dan ada pula yang secara non konvensional.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
implikatur adalah makna yang tersirat dalam suatu tuturan baik secara
tertulis maupun maupun lisan. Sesuatu yang tersirat adalah maksud
dari prmbicaraan yang tidak diungkapkan sejelas-jelasnya. Jadi
implikatur merupakan kesimpulan dari apa yang diucapkan penutur
untuk menyampaikan maksud kepada lawan tutur. Dan makna yang
tersirat berguna agar penutur dapat menyampaikan maksud tuturannya
tidak perlu panjang lebar. Bisa juga dikatakan bahwa implikatur
adalah jembatan yang menghubungkan maksud yang dituturkan
dengan yang dimplikasikan.
B. JENIS-JENIS IMPLIKATUR
1. Implikatur konvensional
Implikatur konvensional adalah implikatur yang diperoleh
langsung dari makna kata dan bukan dari prinsip percakapan.
Contoh: Ucok adalah orang batak, jadi raut mukanya terkesan
galak.
2. Implikatur Non-konvensional
Implikatur nonkonvensional atau implikatur percakapan adalah
implikasi pragmatis yang tersirat didalam suatu percakapan. Dan
didalam tuturan percakapan itulah terimplikasi suatu maksud atau
tersirat fungsi pragmatis lain yang disebut implikatur percakapan.
Contoh: Agus :“HP mu baru ya? Kenapa tidak membeli yang
Iphone saja?
Eza :“Ah, harganya terlalu mahal.”
C. CIRI-CIRI IMPLIKATUR
Suatu ujaran yang didalamnya tidak memiliki keterkaitan dengan
yang diimplikasikannya maka dapat menciptakan berbagai macam
implikatur. Oleh karena itu mitra tutur harus mengetahui ciri-ciri
implikatur agar dapat mengetahui implikatur yang disampaikan
kepadanya.
Menurut Nababan (1987:38) implikatur mempuyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Sesuatu implikatur percakapan dapat dibatalkan dalam hal tertentu,
umpamanya dengan menambahkan suatu klausa yang mengatakan
bahwa seseorang tidak mau memakai implikatur percakapan itu,
atau dengan memberikan suatu konteks untuk membatalkan
implikatur itu.
2. Biasanya tidak ada cara lain untuk mengatakan apa yang
dikatakan dan masih mempertahankan implikatur yang
bersangkutan.
3. Implikatur percakapan mempersyaratkan pengetahuan terlebih
dahulu akan arti konvensional dari kalimat yang dipakai. Oleh
karena itu, isi sesuatu implikatur percakapan tidak termasuk dalam
arti sesuatu kalimat yang dipakai itu.
4. Kebenaran dari sesuatu implikatur percakapan bukanlah
tergantung pada kebenaran apa yang dikatakan (apa yang
dikatakan bisa benar, tetapi apa yang diimplikasikan bisa salah).
Oleh karena itu, implikatur percakapan tidak didasarkan atas apa
yang dikatakan, tetapi atas tindakan mengatakan yang dikatakan
itu.
Sedangkan menurut Mulyana (2001:56), ciri-ciri dari implikatur
adalah sebagai berikut.
1. Implikasi tidak dinyatakan secara eksplisit.
2. Tuturannya tidak memiliki hubungan mutlak dengan tuturan yang
merealisasikan (yang diucapkan berbeda dengan yang
dimaksudkan).
3. Implikatur termasuk unsur luar suatu wacana.
4. Implikatur dapat dibatalkan. Bersifat terbuka atau banyak makna
(multi interpretabel). Hal itu berkaitan dengan penggunaan kata
„mungkin‟ dalam menafsirkan implikatur yang ditimbulkan oleh
suatu tuturan tidak terhindarkan sifatnya sehubungan dengan
banyaknya kemungkinan implikasi yang lain.
5. Implikatur terjadi karena mematuhi atau tidak mematuhi prinsip
kerjasama.
D. FUNGSI IMPLIKATUR
Pentingnya implikatur percakapan dalam pragmatik dapat
dipahami karena adanya faedah yang diberikan oleh implikatur
percakapn. Levinson (dalam Rani dkk,2004:173) mengemukakan
bahwa ada empat macam faedah konsep implikatur, yaitu berikut ini.
1. Dapat memberikan penjelasan makna atau fakta-fakta kebangsaan
yang terjangkau oleh teori linguistik.
2. Dapat memberikan penjelasan yang tegas tentang perbedaan
lahiriah dari yang dimaksud si pemakai bahasa.
1. Maksim kuantitas
Maksim ini mengharapkan agar peserta tutur memberikan respon
atau jawaban secukupnya atau sebanyak yang dibutuhkan lawan
tutur saja. Contohnya jika seseorang ditanya namanya, maka dia
tidak perlu memberikan jawaban selain informasi tentang
namanya, seperti alamat, status, dan lain sebagainya.
2. Maksim kualitas
Maksim percakapan ini mengharuskan setiap lawan tutur
mengatakan hal yang sebenarnya. Artinya jawaban atau respon
diberikan atas dasar hal yang valid atau bukti yang memadai.
Contohnya ketika seorang murid ditanyakan ibukota Prancis, maka
kalau memang dia tahu harus menjawab Paris, karena hal itu tak
terbantahkan lagi kebenarannya.
3. Maksim relevansi
Maksim ini mewajibkan setiap peserta tutur memberikan
kontribusi relevan dengan pokok pembicaraan. Maksim ini
menekankan keterkaitan isi tuturan antar peserta percakapan
sehingga pecakapan dapat tercapai dengan efektif.
4. Maksim pelaksanaan
Maksim ini mengharuskan setiap percakapan berbicara secara
langsung, tidak kabur, secara runtut dan tidak berlebih-lebihan.
2.2.4 NOVEL
A. PENGERTIAN NOVEL
Novel adalah karangan prosa yang memiliki unsur pembentuk intrinsic
dan ekstrinsik. Sebuah novel biasanya menceritakan atau menggambarkan
kehidupan manusia yang berinteraksi atau behubungan dengan lingkungan
serta juga sesamanya.
Menurut Sumardjo, Novel ialah salah satu bentuk sastra yang sangat
popular didunia, bentuk sastra yang satu ini paling banyak beredar serta
juga dicetak sebab daya komunitasnya yang sangat luas didalam
masyarakat. Sedangkan menurut Rostamaji, Novel adalah karya sastra
yang memiliki dua (2) unsur, yaitu unsur intrinsic dan unsuk ekstrinsik
yang mana kedua unsur tersebut saling berpengaruh.
Dari pendapat diatas dapat diartikan bahwa novel adalah bentuk karya
sastra yang menceritakan tentang suatu lingkungan masyarakat
didalamnya, dan terbangun dari dua unsur yaitu unsur intrinsic dan
ekstrinsik yang saling berkaitan satu sama lain.
1. Unsur intrinsik
Unsur intirnsik ialah unsur-unsur yang ada didalam batang tubuh
suatu karya sastra, tanpa ada unsur intrinsic suatu karya sastra
tidak akan terbentuk secara baik. Unsur ini meliputi: Tema,
Penokohan, Alur, Gaya bahasa, Latar/setting, Sudut Pandang,
Amanat.
2. Unsur ekstrinsik
Unsuk ekstrinsik ialah unsur yang membahas tentang luar novel
atau pembahasannya lebih pada si penulis novel tersebut. Unsur ini
meliputi: Latar belakang pengarang, Kondisi Sosial dan Budaya,
dan Nilai.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 URAIAN SUMBER DATA
3.1.1 SUMBER DATA
Sumber data dalam penelitian ini adalah Novel “Ingkar” Karya Boy
Candra . novel Ingkar ini menceritakan tentang percintaan kedua remaja
yang ditulis oleh Boy Candra. Boy Candra adalah seorang penulis yang
cukup terkenal dikalangan anak milenial. Hasil karya Boy Candra antara
lain: Origami Hati (2013), Setelah Hujan Reda (2014), Catatan Pendek
Untuk Cinta Yang Panjang (2015), Senja, Hujan, Cerita Yang Telah
Usai (2015), Sepasang Kekasih Yang Belum Bertemu, Surat Kecil Untuk
Ayah, Suatu Hari Di 2018, Sebuah Usaha Untuk Melupakan, Pada
Senja Yang Membawamu Pergi, Sperti Hujan Yang Jatuh Ke Bumi,
Malik dan Elsa, Ingkar.
Sumber data pada penelitian ini adalah percakapan antar tokoh dalam
novel Ingkar karya Boy Candra. Yang menjadi penelitian adalah
percakapan antar tokoh yang mengandung implikatur dalam Novel
Ingkar karya Boy Candra, yaitu: Livka, Airin, Agung, Fahmi, Bima, Bu
Ema,
Novel Ingkar karya Boy Candra ini dibaca secara berulang-ulang dan seksama
untuk menghindari kesalahan pengambilan data. Sedangkan teknik pencatatan
dilakukan pada bagian-bagian yang dianggap penting dan sesuai dengan penelitian
yang ditentukan. Langkah -langkah pencatatan yaitu mencatat kalimat dan dialog
yang mengandung implikatur, selanjutnya diklasifikasi berdasarkan wujudnya.
1.) DATA 1
Uda : “ada apa marni?”
Marni hanya diam. Tak berbicara apapun. Ia hanya menatap wajah
suaminya itu.
Uda : “Apa yang kau pikirkan?”
Marni : “ uda, aku khawatir. Livka mulai tumbuh dewasa, sedangkan
kita sibuk bekerja dikebun setiap hari. Aku merasa kurang perhatian
kepadanya.”
(Sumber, Candra, 2020:173)
P1: Uda
P2: Marni
Berdasarkan data 1 mengetahui bahwa ada 2 orang pembicara yaitu Uda dan
Marni untuk mendapatkan 4 maksim dalam prinsip kerja sama Grice digunakan alat
ukur atau pisau analisis, yaitu:
P1: Uda
P2: Marni
Topik: keresahan
Bertumpu pada analisa diatas, diperoleh beberapa maksim yang dilanggar dan
maksim yang terpenuhi, yaitu sebagai berikut: