Anda di halaman 1dari 13

PEMAKNAAN YANG TERKANDUNG PADA SYAIR SINGAPURA TERBAKAR

KARANGAN ABDULLAH BIN ABDULKADIR MUNSYI


KAJIAN: PRAGMATIK

Rahmad Ilahi
Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
Pos-el: rahmadilahi7579@Gmail.com; rahmadilahi7579@usu.ac.id

ABSTRAK

Syair adalah puisi lama yang merupakan salah satu bentuk sastra lisan di Indonesia. Puisi adalah
jenis puisi lama yang tumbuh setelah masuknya peradaban Islam ke Indonesia. Syair yang merupakan
salah satu jenis syair Melayu kuno memiliki pengaruh kesusastraan Islam seperti pantun. Pada
penganalisisan Syair Singapura Terbakar ini peneliti menggunakan metode deksriptif kualitatif,
merupakan sebuah kegiatan yang dimana lebih mengarah kepada pemecahan sebuah masalah dilakukan
mengunakan perkiraan objek dari sebuah penelitian yang memberikan keterangan maksud dari bentuk
laporan penelitian tersebut. Data yang digunakan untuk memberoleh hasil, menggunakan data yang sudah
jadi dan dikembangkan kembali dengan merapkan cara membaca dan menyimak. Dari hasil analisis ini
peneliti mendapatkan hasil yang dapat disimpulkan pada Syair Singupara ini sebagai berikut: (1). Pada
Syair Singapura terbakar tersebut mengisahkan tentang sebuah kejadian kebakaran yang terjadi pada
beberapa puluh tahun yang lalu di Negara singapura. (2). Dalam Syair Singapura Terbakat tersebut
mengandung unsur makna rasa bersosial yang tinggi, ditandai dengan adanya bunyi pada sebuah syair
untuk “sudah selayaknya orang untuk membantu”, pengartian makna dalam hal bekerja sama dalam hal
saling tolong menolong. (3). Pada syair tersebut memberikan sebuah edukasi tentang cara bersikap dan
bertindak pada lingkungan bermasyarakat, bahwa setiap manusia saling membuthkan satu dengan yang
lainya sebagai makhluk sosial.

Kata Kunci: Syair Singapura Terbakar, Pendekatan Pragmatic, Analisis Syair Singapura Terbakar.

PENDAHULUAN

Karya sastra merupakan bentuk hasil dari pemikiran seseorang dalam mengungkapakan
sebuah perasaan yang tersamapaikan melalui sebuah lisan. Suatu karya sastra juga mampu
tebentuk dari sebuah lisan, hanya saja lebih dominan berbentuk teks atau tulisan yang tersirat,
sehingga memberikan bentuk cara penyamapaian yang lebih bermakna bagi sebagian orang yang
sulit menyamapaikan sebuah rasa melalui lisan akan tetapi tersamapaikan melalu sebuah tulisan
tanapa adanya sebuah peghakiman dan khalayak ramai. Hal itu memberikan sebagian peluang
untuk mengeksplor diri mereka dalam berbentuk karya sastra, karena dengan hal tersebut
mereka memberi ruang dalam menghilangkan beban yang mereka fikirkan tetapi sulit
diungkapkan secara lisan.

Karya sastra banyak terbagi dalam beberapa jenis bentuk dan rupanya. Karya sastra juga
memilki masa pada setiap perkembanganya sesuai kemajuan zaman, rupa dan bentuk itu pulalah
yang mempengaruhi setiap kehadiran bentuk dan jenis karya sastra tersebut. Menurut
Nurgiyantoro (2005) mengemukakan bahwa salah satu bentuk karya sastra adalah puisi, yang
termasuk penggunaan unsur kebahasaan untuk memberikan kesan keindahan. Dalam segi
pemaknaan juga mempengaruhi, ketika tersandingkan antara karya sastra lama dan karya sastra
modern saat ini, bentuk makna yang terkandung cenderung karya sastra modrn lenih mudah
untuk ditentukan arti dan makna yang tersrat pada setiap bunyi yang terdapat pada karya sastra
modrn tersebut. Hal tersebut sudah sangat jelas terlihat akan proses yang begitu pesat
mempengaruhi daya dalam berfikir yang semakin simple dan serba mudah diterapkan dalam
karya sastra modern tersebut, berbeda berbanding terbalik sengan karya sastra lama yang
cenderung memiliki pemaknaan yang cuku rumit.

Syair adalah puisi lama yang merupakan salah satu bentuk sastra lisan di Indonesia. Puisi
adalah jenis puisi lama yang tumbuh setelah masuknya peradaban Islam ke Indonesia. Syair yang
merupakan salah satu jenis syair Melayu kuno memiliki pengaruh kesusastraan Islam seperti
pantun. Puisi juga digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang panjang, bisa tentang cerita,
ilmu pengetahuan, persahabatan, romansa, agama, atau sejarah. Di Indonesia, perkembangan
studi sastra tradisional sejauh ini belum terdorong, karena perkembangan studi sastra tradisional
kita masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan perkembangan studi sastra modern. ... Itulah
alasan mendasar mengapa penulis ingin mempelajari puisi. Alasan penulis memilih puisi untuk
dianalisa, pertama-tama sepengetahuan penulis masih banyak naskah puisi yang belum
teranalisis, sehingga perlu dikaji nilai luhur warisan budaya nenek moyang yang terkandung di
dalamnya. Dikenal karena kemampuannya untuk disebarluaskan ke masyarakat umum. Kedua,
puisi yang penulis kaji berbeda dengan puisi yang biasanya dikenal masyarakat, sehingga penulis
ingin mengembangkan karya sastra tradisional agar menarik minat pembaca untuk membaca
puisi.
Menurut Waldoyo (2013), mengemukan bahwa puisi adalah sebuah pengalaman, sesuatu
yang fiktif dan mudah diingat ditulis sebagai ekspresi oleh seseorang dalam bahasa yang tidak
secara langsung. Sebuah puisi tersebut terbentuk atas dasar pemikiran dalam bentuk
berimajinasi. Menurut Firmansyah (2017) Imajinasi adalah kemampuan berpikir, bayangan atau
sebut saja fantasi, isinya menciptakan gambar lukisan, esai, dan lain-lain. Hal ini yang mampu
membentuk seolah-olah puisi yang terbentuk tersebut lebih hidup dan lebih seperti realita
didalam kehidupan yang sebenarnya.

Alasan penulis menggunakan cerita dalam Syair Singapore Terbakar sebagai objek.
Dalam penelitian ini, pertama, karena cerita dalam Syair Singapura Terbakar merupakan syair
yang berasal dari orang Melayu kuno. Kedua, cerita dalam Syair Singapura Terbakar adalah
cerita yang ditulis dalam bentuk puisi sehingga dari bentuk cerita yang dilantunkan juga
memiliki nilai estetika yang terbentuk dari kata, frasa, baris, dan bait, sehingga cerita dalam
Syair Singapura Terbakar bukanlah cerita berbentuk prosa. . Ketiga, dari cerita Syair Singapore
Terbakar, akan ada hal-hal yang bisa ditiru, misalnya gotong royong dan saling membantu.

LANDASAN TEORI

Pragmatik

Kajian pragmatic merupakan sebuah kajian yang menekankan kepada pemaknaan yang
teerdapat baik dalam bentuk teks manaupun tersirat. Yule (2006), mengatakan bahwa pragmatik
adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh pembicara dan ditafsirkan oleh pendengar.
Pendapat tersebut secara umum belum begitu mendetail dalam hal yang lebih segnifikan, oleh
karena itu (Wijaya, P. D., & Rohmadi, 2009) mengatakan bahwa, sebuah kajian pragmatik akan
menjadih segala aspek dari penjelasan di balik penuturan oleh seseorang individu. Pragmatic
memiliki keunikan dalam pengkajian sebuah bahasa yang terdapat dalam sebuah konteks yang
unik pada penggunaan sebuah bahasa. Menurut Chaer (dalam jurnal Widyabastra, 2017:89)
Secara leksikal bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer dan
digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri.
Sedangkan menurut Keraf, (2004:2) mengatakan bahwa bahasa merupakan sebuah cara
berkomunikasi dalam penggunaan simbol-simbol yang terdapat pada system bunyi vocal yang
memilki sifat arbitret dan diperkuat dengan badaniyah yang nyata.

Dalam menjalani kehidupan, manusia selalu menggunakan bahasa dalam berkomunikasi


anrtar sesamnaya, ha tersebut menjadikan manusia sebagai maklik sosial yang membutuhkan
cara yang tepat dan benar untuk menyempurkan cara berkomunikasi tersebut pada kehidupan
sehari-harinya. Menurut Keraf ( dalam jurnal Widyabastra, 2017:89), mengatakan bahwa ada
beberapa fungsi yang terdapat dalam bahasa untuk kebutuhan sehari-hari dalam penggunaan
bahasa, (a). Bahasa berfungsi sebagai sarana menyatakan ekspresi diri. (b). Bahasa sebagai alat
komunikasi. (c). Bahasa sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. (d). Bahasa
sebagai alat kontrol sosial. Pada kajian pragmatik memilki beberapa aspek lain yang berperan
dalam penggunaan dan pemaknaan dalam sebuah bahasa, baik keseluruhan bahasa maupun
bentuk kalimat atau kata.

Deiksis

Deiksis merupakan bentuk yang mencakup sebuah bentuk hakikat bahasa yang
menekankan kepada hubungan antar kata yang saling menghubungkan pada penggunaan tindak
tutur yang tidak tetap. Diksi terbagi beberapa jenis yaitu, Deiksis Persona, Deiksis Tempat,
Deiksis Waktu, Deiksis Sosial, Dan Deiksis Wacana.

Peranggapan

Menurut Imrok Atul Laili Musabihah, praanggapan berasal dari kata to pre-suppose, yang
dalam bahasa Inggris berarti to suppose beforehand (menduga sebelumnya), dalam arti sebelum
pembicara atau penulis mengujarkan sesuatu ia sudah memiliki dugaan sebelumnya tentang
lawan bicara atau yang dibicarakan. Ada beberapa penrtuk jenis peranggapan yaitu, praanggapan
eksistensial, faktual, leksikal, struktural, non-faktif, dan kontrafaktual.

Implikatur
Menurut https://sastranesia.id/implikatur-dalam-kajian-pragmatik/ Implikatur merupakan
implikasi dari tuturan yang tertutur yang berupa simpulan logis dari suatu tuturan. Implikatur
dipahami secara bersama-sama antara penutur dan mitra tutur dalam konteks tertentu supaya
tujuan tutur dapat terlaksana. Lambang implikatur adalah (+>). Ada beberapa jenis implikatur
yaitu, implikatur percakapan dan implikatur konvensional.

Tindak tutur

Tindak tutur merupakan keseluruhan pada suatu kompunenen pada sebuah bahasa dan
non bahasa, kompenen tersebut meliputi, sebuah bahasa yang utuh, bentuk penyamapaian
amanat, topis, hingga konteks yang terdapat pada amanat tersebut. Pada hal ini tindak tutur
terbagi beberapa bentuk yaitu, Asertif, Diretif, Komisif, Dan Ekspresif.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisi deksriptif kualitatif
merupakan sebuah kegiatan yang dimana lebih mengarah kepada pemecahan sebuah masalah
dilakukan mengunakan perkiraan objek dari sebuah penelitian yang memberikan keterangan
maksud dari bentuk laporan penelitian tersebut. Menurut Sukmadinata, (2012) deskriptif
kualitatif ditampilkan dalam format deskripsi yang dapat dibaca manusia untuk membantu Anda
memahami analisis hasil data dari sudut pandang peserta, itu bisa berbentuk tanya jawab, jadi
secara langsung, dan pemikiran dari masing-masing ide tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini
peneliti hanya mengambil apa yang dijadikan sebagai objek diselidiki dan dijelaskan dalam
bentuk laporan yang menganalisis isi puisi selingan. Adapun cara tersendiri dalam
penganalisisan data secara kualitatif menurut Sugishirono (2016), mengemukakan bahwa
merangkum berbagai data, menjelaskan unit, dan mengimplementasikannya dengan mengatur
temuan dan strukturnya, dapat menentukan makna apa yang berguna dan dipelajari, serta dapat
membuat penjelasan kepada pembaca apa yang ingin disampaikan.

Dalam melakukan penelitian penganalisisan ini, peneliti menggunakan pendekatan


pragmatik teori abrams. Teori tersebut lebih mengacu kepada sebuah sudut pandang yang
mengungkapkan bahwasanya sebuah karya sastra merupakan sarana untuk menyamapaikan suatu
tujuan tetentu melalui sebuah kerya sastra kepada pembacanya. Dalam aspek-aspek yang
terdapat pada teori ini mengkaji sebuah puisi berdasarkan fungsinya untuk memberikan ajaran
moral, pendidikan, agama, sertan yang lainya. Ketika semakin banya nilai yang terdapat didalam
sebuah karya sastra, maka dari pada itu semakin tinggi pulalah nilai karya sastra tersebut untuk
pera pembaca dan penikmatnya. Pada teori ini memiliki penekanan pada seniman dan karakter
yang cenderung karya yang bersifat dasar demi memenuhi kebutuhan dan kenyamanan,
kesenangan para pembacanya.

PEMBAHASAN

Syair Singapura Terbakar

Karangan : Abdullah Bin Abdulkadir Munsyi

Serta terpandang api itu menjulang,

Rasanya arwahku bagaikan menghilang,

Dijilatnya rumah-rumah serta barang-barang,

Seperti anak ayam disambar helang.

Seberang-menyeberang rumah habis rata,

Apinya cemerlang, tiada membuka mata,

Bunyinya gempar terlalulah gempita,

Lemahlah tulang sendi anggota.

Pakaianku menyalah seperti kertas,


Limau manis pun meletup seperti petas,

Orang menolong pun terlalu pantas,

Merebut barang-barang terlalulah lekas.

Ringgit pun hancurlah seperti timah,

Habislah meleh ke bawah rumah,

Tidaklah tentu barang dijamah,

Pencuri pun mengangkutlah bersama-sama.

Barang yang hendak kubawa pulang,

Beberapa pinggan mangkuk, cawan dan dulang,

Sekaliannya habislah hilang,

Harapnya hatiku bukan kepalang

Analisis Pemaknaan Pada Syair Singapura Terbakar

Serta terpandang api itu menjulang,

Rasanya arwahku bagaikan menghilang,

Dijilatnya rumah-rumah serta barang-barang,

Seperti anak ayam disambar helang.

Pada bait pertama dari puisi yang berjudul Syair Singapura terbakar karangan Abdullah
Bin Abdulkadir Munsyi ini menggambarkan tentang suasana kebakaran yang mencekam,
memperlihatkan julangan api yang begitu mengkobar meninggi menjulang. Sang pemilik hanya
bisa merasakan hal yang begitu shok dan memilukan pada sebuah kenyataan yang sulit dipercaya
pada sebuah keadaan yang memberikan efek ketidak berdayaan anggota badan yang melemah
menyaksikan musibah didepan mata. Segala bentuk benda yang ada terdapat didalam rumah
tersebut habis dilahap oleh kobaran api yang semakin mengganas memakan apapun yang
menghalangi pada setiap tempat yang ia lalui. Seakan-akan cara aoi tersebut melahap berbagai
benda tersebut seperti diibaratkan seekor burung elang yang menyambar mangsanya dengan
penuh kegersitan dan cepat bagai kilat sekali kedipan mata saja.

Melalui pendekatan pragmatic, pesan dan manfaat yang terkandung pada bait pertama
puisi lama pada syair Singapura Terbakar tersebut mderupakan, bentuk kewaspadaan yang harus
dapat kita lakukan dalam bentuk tindakan yang merugikan, baik diri sendiri maupun orang
banyak. Memastikan sesuatu yang bebahaya dalam setiap tindakan menjadikan seseorang
tersebut akan mampu mengurangi resiko dalam kehilangan yang berbentuk material dalam segi
kehidupan menjalani keseharian. Manfaat yang terdapat pada setiap kandungan yang terdapat
pada syair tersebut merupakan, bagaimana bentuk kita bertindak ketika sebuah musibah melanda
dalam waktu yang tidak dapat di prediksikan dan datang secara tiba-tiba. Hal itu dapat
memberikan kita sebuah edukasi tentang cara bertindak secara cepat, cara mengurangi kelalaian
dalam bertindak tersebut.

Seberang-menyeberang rumah habis rata,

Apinya cemerlang, tiada membuka mata,

Bunyinya gempar terlalulah gempita,

Lemahlah tulang sendi anggota.

Syait diatas merupakan bait kedua dari syair Singapura Terbakar. Pada syair tersebut
menggambarkan tentang kelanjutan dalam bentuk pengartian pada syair bait pertama yang
terdapat diatas, dimana pada syair bait kedua ini menggabarkan bagaimana kobaran api yang
begitu dahsyat besar melahap rumah-rumah yang ada pada sekitarnya hingga menyebrang dari
satu temapt ketempat lainya dengan kesit dan capat bagaiakan eleng menyambar mangsanya,
seolah-olah melahap mangsa tanpa membuka mata. Ciri khas bunyi lahapan api yang besar
membakar barang-barang yang ada seakan-akan memberikan Susana yang semakin memilukan
bagi sang empunya rumah tersebut, menjadikanya pasrah tak berdaya seluruh anggota badanya
dalam menyaksikan peristiwa tersebut.

Melalui pengdekatan pragmatic, pesan dan manfaat yang terdapat pada syair tersebut
merupakan kewaspadaan pada sebuah benda yang mampu memberikan efek yang sangat
bebahaya dalam hal yang merugikan agar untuk selalu hati-hati saat mempergunakanya pada
situasi apapun, sehingga memberikan rasa aman pada resiko yang mempu merugikan pada tahap
yang berbahaya, tidak hanya pada bentuk benda sekita yang dimiliki, tetapi juga pada nyawa
yang terdapat pada tubuh sendiri. Manfaat yang dapat diperoleh pada arrti yang terdapat pada
syair tesebut merupakan sikap dalam menentukan dan memastikan sebagal bentuk benda yang
mudah meniimbulkan api sebaiknya dihindari disaat diluar pengawasan dari jangkauan.

Pakaianku menyalah seperti kertas,

Limau manis pun meletup seperti petas,

Orang menolong pun terlalu pantas,

Merebut barang-barang terlalulah lekas.

Bait ketiga yang terdapat pada sayair yang berjudul Singapura Terbakar ini
menggambarkan tentang penggabaran bagaimana kobaran api membakar benda-benda yang
berada didalam rumah yang sedang terbakar tersebut, dan salah satu benda tersebut yaitu sebuah
baju sang pemilik sang empunya rumah yang dilahap oleh kobaran api seperti kertas yang
terbakar, dengan begitu cepatnya menjadi sebuah debu , dan bentuk rupa benda lainya yang
terbakar hebat meletus-letuh dilahap api. Bertaburan orang-orangpun membantu untuk
menyelamatkan barang-barang dengan cepat dan sergap, sudah selayaknya dibantu dengan cepat
dan lekas tanpa adanya aba-aba.

Melaui pendekatan pragmatic, pesan dsan manfaat yang terdapat pada kandungan arti
syair tersebut merupakan bentuk keperhatian dan kepedulian akan orang-orang sekitar tentang
bagaimana bertindak dengan cepat dan sikap pada setiap hal apaun itu ketika musibah melanda
menepa pada sekeliling kita, sudah selayaknya sebagai seorang makhluk sosial yang saling
membutuhkan satu dengan yang lainya agar bisa berguna antar sesamanya. Manfaat yang
terdapat pada pemaknaan dan pengartian yang terdapat pada syair tersebut yaitu, bentuk rasa
beduli dan saling bergotong royong dalam bekerja sama menghadapi sebuah situasi menjadi
landasan awal dalam bersosial antar masyarakat dengan baik.

Ringgit pun hancurlah seperti timah,

Habislah meleh ke bawah rumah,

Tidaklah tentu barang dijamah,

Pencuri pun mengangkutlah bersama-sama.

Pada bait keempat yang terdapat pada puis Syait Singapura Terbakar memilki
penggambaran tentang situasi kebakaran yang melahap segala bentuk benda yang ada pada
sekitarnya, bahkan berbentuk bagaimanapun benda tersebut akan tetap tertelan dan dilahap oleh
api besar yang menjulang tinggi dan besar untuk mencairkan apapun bentuknya dan jenisnya.
Bahkan seluruh rumah mampu dilahapnya dalam hitungan menit karena begitu besarnya api
tersebut. Namun musibah tersebut menjadi sebuah kesempatan bagi orang-orang yang tidak
bertanggung jawab dalam memanfaatkan Susana yang seharusnya musabah bagi sang pemilik
rumah, tetapi kesempatan bagi mereka yang tidak memiliki perasaan untuk mengambil sesuatu
yang bukan hak mereka untuk dijajalnya.

Melalui pendekatan pragmatic, pesan dan manfaat yang terdapat pada makna dan arti
yang terdapat pada penggalan syair diatas merupakan sebuah bentuk dalam bersikap dan
tindakan akan sebuah bentuk ketidak mempunyai rasa simapati dalam berprilaku antar sesamnya,
sudah selayaknya sebagai seorang makhluk sosial untuk saling menolong dan bekerja sama
dalam hal memberikan pertolongan bagi mereka yang membutuhkan, bukan untuk merugikan
apa lagi memanfaatkan sebuah kesempatan untuk mencuri yang sebenarnya bukan haknya.
Manfaat yang terdapat dalam pemaknaan dan pengartian pada puisi diatas tersebut merupakan
agar selalu menolong dam membantu dengan ikhlas tanpa adanya maksud dan tujuan yang tidak
terpuji untuk dilakukan.
Barang yang hendak kubawa pulang,

Beberapa pinggan mangkuk, cawan dan dulang,

Sekaliannya habislah hilang,

Harapnya hatiku bukan kepalang

Bait kelima pada syair yang berjudul Syair Singapura Terbakar ini menggambarkan pada
keadaan seusai bencana kebakaran telah usai dan selesai, hanya tersisa beberapa barang dan
benda-benda yang mampu terselamatkan berkat bantuan dari para orang-orang sekitar yang
saling bergotong royong untuk membantu menyelamatkan. Seperti peralatan makan dan
sejenisnya yang mampu diraih pada saat kebakaran mekanda, akan tetapi ada orang-orang
dengan sifat dan niat yang jahat mengambil barang-barang tersebut tanapa tersisa dari yang
tersisa pada kejadian kebakaran tersebut, habis raib tanpa bekas dan tersisa untuk dipergunakan
peralatan yang seharusnya menjadi harta satu-satunya yang tertinggal pada saat musibah
kebakaran . rasa dan kecewa yang tiada habisnya menjadi sebuah kersedihan didalam hati yang
paling dalam

Melalui pendekatan pragmatic, pesan dan manfaat yang terdapat pada pemaknaan dan
pengartian yang terkandung pada bunyi syair kelima tersebut merupakan, jangan memanfaatkan
pada sebuah keadaan dalam melakukan sesuatu yang tidak terpuji, sesungguhnya manusia
memang tidak mengetahui tindakan tersebut, akan tetapi Tuhan melihat pada setiap tindakan dan
perbuatan yang telah dilakukan tersebut terhadap orang lain, apa lagi melakukanya kepada
mereka yang lagiu dihadapkan pada sebuah situasi yang menyedihkan kehilangan harta
bendanya pada sebuah musibah. Manfaat yang terdapat pada syair diatas merupakan bentuk
edukasi dalam berprilaku antar sesame pada sebuah tindakan keadaan yang seharunya menjadi
ajang saling membantu dan bekerja sama.

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian pemaknaan yang menggunakan teori pendekatan pragmatic teori
abrams tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa, isi yang terkandung pada Syair Singapura
Terbakar tersebut mengisahakan pada sebuah kejadian kebakaran yang melanda sebuah
pemukiman perumahan yang terdapat pada darah yang berada pada Negara singapura. Peneliti
memaparkan kesimpulan yang secara segnifikan dalam bentuk poin yang menjadi tolak ukur
hasil dari penelitian tersebut. (1). Pada Syair Singapura terbakar tersebut mengisahkan tentang
sebuah kejadian kebakaran yang terjadi pada beberapa puluh tahun yang lalu di Negara
singapura. (2). Dalam Syair Singapura Terbakat tersebut mengandung unsur makna rasa
bersosial yang tinggi, ditandai dengan adanya bunyi pada sebuah syair untuk “sudah selayaknya
orang untuk membantu”, pengartian makna dalam hal bekerja sama dalam hal saling tolong
menolong. (3). Pada syair tersebut memberikan sebuah edukasi tentang cara bersikap dan
bertindak pada lingkungan bermasyarakat, bahwa setiap manusia saling membuthkan satu
dengan yang lainya sebagai makhluk sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Firmansyah, D. (2017). Penerapan Metode Sugesti Imajinatif Melalui Media Musik untuk
Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi. Dinamika, 9, 17-22.

Sukmadinata, N. S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya.

Wardoyo, S. M. (2013). Teknik menulis puisi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 13(5), 0.

Cendriono. Nanang. (2017). Kajian Pragmatik Bahasa Iklan Pada Tabloid Nova Edisi Januari
Sampai Dengan Juni 2017. Widyabastra, Volume 05, Nomor 2, Des 2017

Gorys Keraf.(2004). Komposisi. Flores:Nusa Indah.

Laili Musabihah. Imrok Atul. (2015). Artikel internet diakses pada 29 Mei 2022, melalui;
mrokatullaili.wordpress.com/2015/04/13/praanggapan-implikatur-inferensi-dan-dieksis/

Sudarsono. Sony Christian. (2021). Implikatur dalam Pragmatik. Artikel internet diakses pada 29
Mei 2022, melalui; https://sastranesia.id/implikatur-dalam-kajian-pragmatik/
Yule, G. (2006). Pragmatik (Terjemahan Indah Fajar Wahyuni). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nurgiyantoro, B. (2018). Teori pengkajian fiksi. UGM PRESS.

Wijana, I., Putu, D., & Rohmadi, M. (2009). Analisis Wacana Pragmatik. Surakarta: Yuma
Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai