Disusun oleh:
Riko Arya Nugraha
K1217067/ A
3. Ragam Puisi
Puisi mempunyai berbagai ragam. Ragam tersebut digolongkan berdasarkan isi,
bentuk, dan jenis. Penggolongan puisi berdasarkan isi ada 10: puisi epik yaitu puisi yang
bersifat menceritakan suatu hal yang berisi cerita kepahlawanan; puisi lirik yaitu puisi
yang isinya mengungkapkan makna secara konotasi atau makna simbolik, sehingga
memerlukan daya imajinasi untuk memahaminya; puisi naratif yaitu puisi yang
didalamnya mengandung cerita dengan penokohan, perwatakan, latar, dan rangkaian
tertentu yang membentuk suatu cerita; puisi dramatik yaitu salah satu jenis puisi yang
secara objektif menggambarkan perilaku seseorang melalui dialog, monolog, maupun
lakuan sehingga mengandung cerita tertentu; puisi didaktik yaitu puisi yang mengandung
nilai-nilai pendidikan; puisi satire/ satirik yaitu puisi yang mengandung sindiran atau
kritikan tentang kondisi sosial masyarakat atau suatu kelompok; romance/ romansa yaitu
puisi yang berupa luapan rasa kasih sayang; elegi yaitu puisi ratapan yang
mengungkapkan rasa sedih atau luka yang mendalam; ode yaitu puisi yang berisi pujian
terhadap seseorang yang memiliki jasa atau sifat kepahlawanan; dan himne yaitu puisi
yang berisi pujian kepada tuhan, bangsa, dan tanah air.
Penggolongan puisi berdasarkan bentuk terbagi menjadi 4, yaitu: puisi lama, puisi
baru, puisi modern , dan puisi kontemporer. Puisi lama selalu berdasarkan pola masyarakat
lama dengan segala aktivitas. Puisi lama mempunyai ciri-ciri terikat oleh bait dan rima,
menyangkut pola masyarakat lama, biasanya ada sampiran, menekankan pada ritme dan
nada. Puisi lama meliputi pantun, syair, mantra, gurindam, seloka, karmina, talibun. Puisi
baru yaitu puisi yang memiliki bentuk lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi
jumlah baris, suku kata, maupun rima. Contoh puisi baru yaitu distikon, terzina, quartrin,
oktav, soneta. Puisi modern adalah bentuk puisi seperti angkatan 45 dan angkatan 66 yang
tidak terikat oleh jumlah larik dan bait. Puisi kontemporer adalah puisi yang
mengembalikan kata keasalannya. Kata yang digunakan bisa jadi hanya sbeuah permainan
tetapi ada kata kunci di dalamnya.
Penggolongan puisi berdasarkan jenis terbagi menjadi 4, yaitu: puisi transparan,
puisi prismatis, puisi kontemporer, dan puisi mbeling. Puisi transparan/ diafan. Penikmat
puisi dapat menyatu dan memahami puisi dengan mudah. Puisi Prismatis yaitu puisi yang
menggunakan kata berbentuk kiasan atau bermakna simbolis yang dituntut untuk
mengambangkan daya imajinasi sehingga puisi ini memerlukan pengkajian dan analisis
yang mendalam. Puisi kontemporer yaitu puisi yang mementingkan permainan kata dalam
rangkaiannya, pengkajian memerlukan pendekatan khusus. Puisi mbeling yaitu bentuk
puisi yang tidak mengikuti aturan puisi tetapi aturan khusus yang ada pada puisi ini
sendiri, baik menyangkut unsur yang membangun maupun yang terkait dengan puisi
tersebut.