Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Suluh Pendidikan (JSP) Vol 9, No 2 September 2021 P ISSN: 3562596 E-ISSN: 27147037

KAJIAN SEMIOTIKA PUISI-PUISI PENGAGUM RINDU OLEH M. HANFANARAYA

Diana Mawati Fransiska Nainggolan1, Pontas J. Sitorus2, Beslina Afriani Siagian3


FKIP Universitas HKBP Nommensen Medan
e-mail: dianafransiska535@gmail.com

ABSTRAK
Semiotika merupakan sebuah sebuah kajian mengenai tanda. Puisi-puisi Pengagum Rindu oleh M.
Hanfanaraya mengandung unsur semiotika seperti ikon, indeks, dan simbol. Tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui dan menganalisis semiotika dalam puisi-puisi Pengagum Rindu oleh M. Hanfanaraya.
Ruang lingkup penelitian merupakan kajian kritik sastra yaitu kajian semiotika. Pembatasan masalah
dalam penelitian yaitu penulis mengambil semua aspek semiotika pada jenis tanda seperti ikon, indeks,
dan simbol. Sumber data ada dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Jenis penelitian
adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan
data yang digunakan yaitu teknik hermeneutik dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
teknik analisis teks. Hasil penelitian yang ditemukan yaitu: (1) Aspek ikon terdapat sebanyak 58 data
yang terdiri dari kata, (2) Aspek indeks yang ditemukan yaitu sebanyak 4 (empat) data yang terdiri dari
kutipan puisi, dan (3) Aspek simbol yang ditemukan yaitu sebanyak 6 (enam) data yang terdiri dari kata,
gabungan kata, dan frasa.

Kata kunci: Kajian Semiotika, Ikon, Indeks, Simbol.

ABSTRACT
Semiotics is a study of signs. The poems of Pengagum Rindu by M. Hanfanaraya contains elements of
semiotics such as icons, indexes, and symbols. The purpose of the study was to identify and analyze
semiotics in the poems of Pengagum Rindu by M. Hanfanaraya. The scope of the research is the study of
literary criticism, namely the study of semiotics. The limitation of the problem in this research is that the
author takes all aspects of semiotics on the types of signs such as icons, indexes, and symbols. There are
two sources of data, namely primary data sources and secondary data sources. This type of research is a
qualitative research using a descriptive qualitative approach. Data collection techniques used are
hermeneutic and documentation techniques. The data analysis technique uses text analysis techniques.
The results of the research that were found were: (1) the icon aspect contained 58 data consisting of
words, (2) the index aspect found was 4 (four) data consisting of poetry quotes, and (3) the symbol
aspect was found as many as 6 (six) data consisting of words, combinations of words, and phrases.

Keywords: Semiotics Study, Icon, Index, Symbol.

PENDAHULUAN diperoleh berdasarkan pengalaman kejiwaan


Karya sastra merupakan sebuah bentuk penyair dalam hidup juga kehidupannya, baik itu
ekspresi seni yang dituangkan penulis melalui bersifat imajinasi, emosi, intelektualisasi, empiris
bahasa untuk tujuan estetika. Jenis karya sastra atau pengalaman-pengalaman lainnya.
yang sudah tidak asing adalah puisi. Sebagai Secara etimologis kata puisi berasal dari
sebuah bentuk hasil yang berasal dari penciptaan, bahasa Yunani poesis berarti penciptaan (Tarigan
perasaan, dan niatan manusia, Puisi adalah hasil dalam Gustina S, 2018:5). Gunawan (2019:8)
pemikiran yang hendak diberitahukan penyair mengartikan bahwa puisi adalah sebuah karya
kepada pembacanya. Sayuti (2001:7) sastra berwujud tulisan yang didalamnya
mengungkapkan bahwa pernyataan seperti itu terkandung irama, rima, ritma, maupun lirik di
berbentuk sejumlah maupun sebuah hal yang setiap baitnya. Apabila diperhatikan berdasarkan

97
Jurnal Suluh Pendidikan (JSP) Vol 9, No 2 September 2021 P ISSN: 3562596 E-ISSN: 27147037

segi bidang sastra, puisi adalah sebuah karya seni (2019:3) “Semiotik adalah ilmu yang mengkaji
yang memiliki berbagai macam aspek maupun tanda dalam kehidupan manusia.”. Artinya,
kajian mengenai unsur-unsurnya beserta segala sesuatu yang muncul di dalam kehidupan
strukturnya. Pradopo (2017:13) mengemukakan kita dilihat sebagai tanda, yaitu sesuatu yang
bahwa puisi sebagaimana merupakan karya seni wajib kita berikan makna. Jika sebuah studi
bersifat puitis. Kata puitis telah memuat nilai mengenai tanda berpusat pada penggolongannya,
estetis yang khas bagi sebuah puisi. Jadi secara kaitannya dengan tanda-tanda lain, caranya
umum segala sesuatu yang dapat menimbulkan bekerja sama ketika melaksanakan tugasnya
perasaan haru disebut puitis. merupakan fungsi dari sintaksis semiotik.
Ketika mengungkapkan pesan pada sebuah Apabila menekankan kaitan antara tanda-tanda
puisi, masing-masing penyair menggunakan cara dan acuannya dengan interpretasi yang
yang berbeda-beda. Hal itu sesuai dengan dihasilkan, merupakan fungsi dari semantik
karakter dan pengalaman masing-masing semiotika. Apabila mengutamakan kaitan antara
penyair. Dari ungkapan yang berbeda-beda tanda dengan pengirim serta penerimanya,
tersebut terkandung nilai estetis di dalam setiap merupakan fungsi pragmatik semiotika.
puisi yang dapat tergambar berdasarkan pilihan Puisi secara semiotik menggambarkan
kata, gaya bahasa, susunan baris dan bait, dan struktur tanda-tanda yang memiliki sistem dan
peralatan puitik lainnya. Nilai estetis juga memiliki makna yang ditentukan oleh konvensi.
tergambar dalam pemakaian bahasa yang Dengan melihat berbagai macam variasi dalam
imajinatif, kompleks, emosional, penuh simbol, struktur puisi maupun hubungan dalam (internal)
padat sehingga makna yang terkandung antara unsur-unsurnya, maka akan dihasilkan
didalamnya tersirat. berbagai macam makna. Kritikus menyendirikan
Luxemburg (1991:175) mengatakan satuan-satuan berfungsi dan konvensi-konvensi
struktur bahasa pada puisi pada umumnya sastra yang berlaku (Preminger dalam Pradopo,
menyeleweng dari struktur bahasa normatif dan 2017:123). Memahami puisi tidak berbeda
bersifat multitafsir. Pendapat serupa juga dengan memahami makna puisi. Mengkaji puisi
dikemukakan oleh Gunawan (2019:10) bahwa merupakan sebuah usaha untuk menangkap
puisi memiliki dua struktur yang membangun makna puisi. Makna puisi yaitu arti yang
yakni struktur fisik dan struktur batin. Struktur ditimbulkan oleh bahasa yang disusun dengan
fisik puisi mencakup perwajahan puisi struktur sastra berdasarkan konvensinya, yaitu
(tipografi), diksi, imaji, kata konkret, gaya arti yang bukan semata-mata hanya merupakan
bahasa, rima/irama, onomatope, bentuk intern arti bahasa, tetapi juga memuat arti tambahan
pola bunyi, dan pengulangan kata/ungkapan. berdasarkan konvensi sastra yang bersangkutan.
Sedangkan, struktur batin puisi mencakup tema Dengan demikian, terlihat jelas alasan
atau makna, rasa, nada atau tone, dan amanat bahwasanya untuk mengkaji puisi perlu kajian
(Gustina S, 2018:13). semiotika dengan mengingat bahwa puisi itu
Pemahaman suatu karya sastra puisi adalah struktur tanda-tanda yang bermakna.
sebagai sastra yang penuh tanda, dapat dilakukan Emzir dan Rohman (2015:48) dalam
dengan kajian semiotika. Semiotika merupakan bukunya menerangkan bahwa tanda adalah
ilmu yang mempelajari tanda-tanda. Kajian ini sesuatu yang memiliki bentuk fisik yang dapat
merupakan pengembangan ilmu struktural dalam ditangkap oleh pancaindra manusia dan juga
sebuah sastra. Ilmu struktural hanya mengkaji merupakan sesuatu yang menunjukkan hal
unsur-unsur instrinsik puisi, sedangkan dalam tersebut di luar tanda itu sendiri. Dengan tidak
semiotika sastra dapat dikaji dengan sistem memperhatikan semua hal yang berkaitan dengan
tersendiri. Semiotika adalah studi tentang tanda tanda, maka pemaknaan karya sastra tidak akan
dan segala yang berhubungan dengannya: cara lengkap. Saussere dalam Hoed (2019:3)
berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda memandang tanda seperti pertemuan diantara
lain, pengirimannya, dan penerimaannya oleh bentuk (yang tercitra dalam kognisi seseorang)
mereka yang mempergunakannya (Sudjiman dan dan makna (atau isi, yakni yang dipahami oleh
Zoest, 2019:5). Sedangkan, menurut Hoed manusia pemakai tanda). Hubungan antara

98
Jurnal Suluh Pendidikan (JSP) Vol 9, No 2 September 2021 P ISSN: 3562596 E-ISSN: 27147037

bentuk makna tidak bersifat individual, tetapi yang aman supaya terlindung. Sama seperti
sosial, yaitu terbentuk karena kesepakatan dalam puisi Selalu Ada Alasan Merindu, kata
(konvensi) sosial. Sebuah tanda juga dapat berlindungmemiliki hubungan dengan apa yang
mewakili perasaan, pikiran, pengalaman, maupun sedang diwakilinya yaitu penulis yang sedang
gagasan. Jadi, yang bisa dikatakan menjadi tanda bersembunyi di tempat yang aman supaya bisa
bukanlah hanya bahasa, melainkan dari berbagai terlindung.
hal yang melengkapi kehidupan manusia. Tanda- Menurut Pradopo (2017:120) indeks yaitu
tanda tersebut dapat berupa gerakan tangan, tanda yang memperlihatkan hubungan bersifat
gerakan mata, gerakan mulut, bentuk, warna, kausal (sebab-akibat) di antara penanda dan juga
simbol, warna bendera,dan lain sebagainya. petandanya.”. Misalnya asap yang menandai api,
Kehidupan manusia dikelilingi dengan alat penanda yang ingin menunjukkan darimana
berbagai tanda, karena melalui perantaraan arah angin, dan lain-lain. Perlu diperhatikan pada
tanda-tanda tersebut proses kehidupan akan penelitian sastra yang menggunakan pendekatan
menjadi lebih efesien. Ekspresi yang dilakukan semiotik, jenis tanda seperti indekslah yang
ketika membacakan puisi mencakup berbagai paling sering dicari (diburu) oleh para peneliti,
bahasa puitis dan dipahami oleh makna pada yakni merupakan tanda-tanda yang menunjukkan
tanda, simbol, dan kode lewat kajian semiotik. hubungan sebab akibat di antara keduanya.
Peirce mengemukakan dalam buku Sudjiman dan Contohnya pada penokohan, seorang tokoh
Zoest (2019:7) makna tanda yang sesungguhnya dokter (Tano pada novel Belenggu) dicari tanda
adalah ketika mengemukakan sesuatu. Ia juga yang akan menunjukkan indeks bahwa ia adalah
menyebutnya representamen. Apa yang seorang dokter. Misalnya saja Tono yang selalu
diutarakan melalui tanda, apa yang diacu melalui memakai istilah-istilah dalam kedokteran, alat-
tanda, yang ditunjuknya, disebut di dalam bahasa alat yang digunakan dalam dunia kedokteran,
Inggris sebagai object. Jadi, sebuah tanda mobil yang berlambang dokter, dan lain
mengarah pada sebuah acuan dan representasi sebagainya. Keberadaan indeks ditemukan pada
semacam itu merupakan fungsi yang paling salah puisi karya M. Hanfanaraya yang berjudul
utama. Representasi dapat terlaksana dengan Suguhan Rindu. Indeks terdapat pada kalimat
bantuan sesuatu, misalnya suatu kode dalam lalu Terima kasih hadiah rindumu (sebab),
lintas di jalan. Tanda-tanda dalam lalu lintas Setidaknya aku merasakan kembali arti dari
hanya dapat dimengerti oleh orang-orang yang sebuah kata rindu (akibat). Kutipan Terima kasih
mengenal sistem rambu-rambu lalu lintas. hadiah rindumu merupakan sebab yang terjadi
Tanda tidak hanya satu macam, melainkan karena hadiah berupa rindu yang diberikan oleh
terdapat beberapa berdasarkan hubungan antara seseorang kepada penulis. Kutipan Setidaknya
penanda maupun petandanya. Jenis tanda yang aku merasakan kembali arti dari sebuah kata
paling utama adalah ikon, indeks, dan simbol. rindu merupakan akibat dari sebab yang
Menurut Pradopo (2017:120) ikon memiliki menjadikan penulis merasakan kembali
pengertian sebagai tanda yang memperlihatkan bagaimana arti dari sebuah kata rindu yang sudah
adanya hubungan yang sifatnya alamiah di antara lama tidak dirasakan oleh penulis.
penanda dan juga petandanya. Hubungan Pradopo (2017:120) juga mengartikan
tersebut merupakan hubungan persamaan, contoh bahwa simbol merupakan tanda yang
sederhananya yaitu gambar kuda merupakan memperlihatkan secara jelas tidak ada hubungan
sebuah penanda yang menandai kuda (petanda) alamiah di antara penanda dan juga petandanya.
merupakan artinya. Potret merupakan penanda Hubungannya bersifat arbitrer (sewenang-
orang yang dipotret, gambar pohon sebagai wenang, manasuka). Arti dari tanda tersebut
penanda yang menandai pohon. Keberadaan ikon ditentukan oleh sebuah konvensi. ‘Ibu”
dalam puisi karya M. Hanfanaraya ditemukan merupakan jenis simbol, dimana pengertiannya
pada salah satu puisinya berjudul Selalu Ada ditentukan oleh konvensi pada masyarakat
Alasan Merindu yang terdapat pada kata penutur bahasa Indonesia. Orang-orang di
berlindung. Kata berlindung digunakan sebagai Inggris biasa menyebutnya mother, Orang-orang
penanda yang menandai bersembunyi di tempat di Perancis biasa menyebutnya la mere, dan lain

99
Jurnal Suluh Pendidikan (JSP) Vol 9, No 2 September 2021 P ISSN: 3562596 E-ISSN: 27147037

sebagainya. Adanya berbagai macam tanda untuk kualitatif deskriptif. Penelitian ini bertujuan
satu arti tersebut sudah menunjukkan letak dari untuk mendeskripsikan jenis tanda berupa ikon,
semau-maunya pada masyarakat penutur bahasa. indeks, dan simbol yang terdapat pada puisi-puisi
Dalam bahasa, tanda yang lebih banyak karya M Hanfanaraya. Sudaryanto (2015:15)
dipergunakan yaitu simbol, salah satunya pada mengatakan metode kualitatif adalah metode
puisi karya M. Hanfanaraya berjudul Suguhan penelitian yang semata-mata hanya berdasarkan
Rindu yang terdapat pada gabungan kata terima fakta yang ada atau fenomena yang memang
kasih. Gabungan kata terima kasih sebagai secara empiris hidup pada penutur-penuturnya
petanda yang menandai rasa syukur. Gabungan sehingga yang dihasilkan atau dicatat berupa data
kata terima kasih terbentuk karena adanya yang apa adanya.
kesepakatan yaitu sebagai ucapan rasa syukur Sumber data ada dua yaitu sumber data
terhadap sesuatu. primer yang berasal dari buku utama yang berisi
Peneliti melakukan penelitian mengenai puisi-puisi Pengagum Rindu oleh M.
kajian semiotika karena peneliti merasakan Hanfanaraya dan sumber data sekunder berupa
ketertarikan untuk meneliti masalah pada kata, gabungan kata, frasa, dan klausa yang
semiotika berupa aspek semiotika yaitu ikon, merupakan jenis tanda seperti ikon, indeks, dan
indeks, dan simbol sebagaimana sudah dijelaskan simbol dalam puisi-puisi oleh M. Hanfanaraya.
sebelumnya. Hal ini juga dikarenakan dalam Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
kehidupan sehari-hari, kita sebenarnya tidak teknik hermeneutik dan dokumentasi. Teknik
pernah lepas dengan tanda berupa ikon, indeks, analisis data menggunakan teknik analisis teks.
begitupun simbol. Hal ini juga tidak terlepas dari Dalam penelitian ini, peneliti terlebih dahulu
karya sastra seperti puisi, banyak sekali tanda mengumpulkan data-data yang ada dalam puisi,
yang bisa kita temukan di dalamnya. Dalam kemudian peneliti menentukan fakta-fakta yang
kajian semiotika, puisi menjadi bidang kajian menunjukkan bukti tentang adanya ikon, indeks,
yang dapat relevan dengan analisis semiotika. dan simbol yang ditemukan pada puisi-puisi
Dari adanya tanda, kita akan mampu membuat Pengagum Rindu oleh M. Hanfanaraya.
konsep yang nantinya akan disampaikan lewat
bacaan seperti puisi dan dinikmati oleh khalayak HASIL DAN PEMBAHASAN
ramai sebagai suatu karya seni yang memiliki HASIL
nilai estetika. Dalam analisis ini, peneliti menemukan
Dalam penelitian semiotika, tidak semua aspek semiotika yaitu ikon, indeks, dan simbol.
puisi dapat dianalisis menggunakan kajian Oleh karena itu, tidak semua aspek semiotika
semiotika. Peneliti memilih puisi-puisi ditemukan oleh peneliti dalam puisi-puisi
Pengagum Rindu oleh M. Hanfanaraya karena Pengagum Rindu oleh M. Hanfanaraya. Adapun
setelah membaca keseluruhan isi puisi ditemukan jumlah aspek semiotika ikon yaitu sebanyak 58
banyak tanda yang dapat dikaji menggunakan kata. Dalam puisi-puisi Pengagum Rindu oleh M.
kajian semiotika yaitu ikon, indeks, dan simbol. Hanfanaraya yang berjumlah 5 (lima) puisi,
Beberapa dari puisi tersebut juga memiliki aspek ikon ditemukan pada semua puisi oleh M.
aspek-aspek semiotika lainnya seperti sintaksis Hanfanaraya. Adapun jumlah aspek semiotika
semiotika, semantik semiotika, dan pragmatik indeks yaitu sebanyak 4 (empat) yang terdiri
semiotika. Hakikat bentuk batin dan bentuk fisik dari kutipan puisi. Aspek indeks tidak ditemukan
puisi oleh M. Hanfanaraya sangat mendukung pada semua puisi dan hanya ditemukan dalam 3
untuk dikaji menggunakan semiotika. Berangkat (tiga) puisi oleh M. Hanfanaraya. Kemudian,
dari asumsi-asumsi tersebut, maka penulis adapun jumlah aspek semiotika simbol yaitu
tertarik untuk melakukan penelitian yang sebanyak 6 (enam) yang terdiri dari kata
berjudul ”Kajian Semiotika Puisi-Puisi gabungan kata, dan frasa. Dalam antologi puisi
Pengagum Rindu oleh M. Hanfanaraya.” Pengagum Rindu oleh M. Hanfanaraya, aspek
METODE simbol tidak ditemukan pada semua puisi dan
Jenis dari penelitian ini yaitu penelitian hanya ditemukan dalam 3 (tiga) puisi oleh M.
kualitatif dengan menggunakan pendekatan Hanfanaraya.

100
Jurnal Suluh Pendidikan (JSP) Vol 9, No 2 September 2021 P ISSN: 3562596 E-ISSN: 27147037

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan h) Penanda: Belajar


oleh peneliti, data yang paling banyak ditemukan Petanda: Usaha untuk memperoleh ilmu.
adalah pada aspek ikon yaitu sebanyak 58 kata. Hubungan: Usaha penulis untuk memperoleh
Hal ini dikarenakan, dalam puisi-puisi oleh M. ilmu dengan cara belajar.
Hanfanaraya penulis lebih memilih i) Penanda: Penciptanya
menggunakan tanda seperti kata dan frasa yang Petanda: Seseorang yang menciptakan
bertujuan untuk mewakili apa yang hendak sesuatu.
disampaikan oleh penulis melalui puisinya. Data Hubungan: Penulis yang sedang berusaha
yang paling sedikit ditemukan adalah aspek belajar untuk merindukan orang yang
indeks yaitu sebanyak 4 (empat) yang terdiri dari menciptakannya.
kutipan puisi. Penyebabnya adalah pada
umumnya puisi-puisi oleh M. Hanfanaraya 2) Puisi Namamu Rindu
banyak menggunakan kata singkat dan kata yang Aspek semiotika ikon, yaitu:
berdiri sendiri tidak didasari oleh hubungan a) Penanda: Kamu
sebab akibat. Petanda: Seseorang yang dimaksud penulis
PEMBAHASAN dalam puisinya.
1) Puisi Pernyataan Rindu Hubungan: Seseorang yang selalu dirindukan
Aspek semiotika ikon, yaitu penulis.
a) Penanda: Kunyatakan b) Penanda: Rindu
Petanda: Ungkapan dari penulis. Petanda: Perasaan ingin bertemu seseorang.
Hubungan: Penulis ingin menyatakan sesuatu Hubungan: Perasaan penulis yang selama ini
melalui puisi yang ditulisnya. sangat ingin bertemu dengan seseorang yang
b) Penanda: Merindu sangat dicintainya.
Petanda: Perasaan rindu penulis. c) Penanda: Jangan
Hubungan: Menyatakan perasaan rindu Petanda: Menyatakan larangan.
penulis kepada seseorang. Hubungan: Larangan penulis supaya rasa
c) Penanda: Diri rindunya kepada seseorang yang dicintainya
Petanda: Diri penulis sendiri. tidak selalu mengganggunya.
Hubungan: Penulislah yang sedang berperan d) Penanda: Aku
dalam puisi yang ditulisnya. Petanda: Menyatakan diri sendiri.
d) Penanda: Ke-ego-anku Hubungan: Puisi menceritakan tentang apa
Petanda: Menyatakan penulis sendiri. yang dirasakan oleh penulis secara langsung.
Hubungan: Perasaan ego dari penulis sendiri. e) Penanda: Malam
e) Penanda: Jiwa Petanda: Menyatakan waktu setelah matahari
Petanda: Roh yang terdapat dalam tubuh terbenam dengan suasana yang gelap.
penulis yang menyebabkannya hidup. Hubungan: Waktu yang sudah menunjukkan
Hubungan: Keadaan jiwa penulis yang sudah suasana gelap yang seharusnya digunakan
mulai tidak tenang karena perasaan rindunya. penulis untuk beristirahat, tetapi rasa
f) Penanda: Makhluk rindunya selalu mengganggunya.
Petanda: Sesuatu yang dijadikan atau f) Penanda: Musim
diciptakan oleh Tuhan seperti manusia, Petanda: Waktu yang menyatakan keadaan
binatang, dan tumbuh-tumbuhan. iklim.
Hubungan: Penulis sebagai salah satu Hubungan: Keadaan yang sedang dirasakan
makhluk berupa seorang manusia. oleh penulis saat ini.
g) Penanda: Perbaiki g) Penanda: Sejuk
Petanda: Usaha untuk menjadikan sesuatu Petanda: Perasaan segar atau nyaman.
lebih baik. Hubungan: Perasaan penulis ketika sedang
Hubungan: Penulis merasa perlu melakukan merasa segar dan nyaman jika tidak diganggu
perbaikan terhadap sesuatu yang dianggap oleh rasa rindunya.
sudah tidak baik lagi. h) Penanda: Bernama

101
Jurnal Suluh Pendidikan (JSP) Vol 9, No 2 September 2021 P ISSN: 3562596 E-ISSN: 27147037

Petanda: Menyatakan seseorang yang Hubungan: Penulis meneritakan tentang


memakai nama. dirinya sendiri dalam puisinya.
Hubungan: Seseorang yang dinamai oleh e) Penanda: Mengulurkannya
penulis sebagai rindu. Petanda: Melepaskan sesuatu.
i) Penanda: Datangmu Hubungan: Penulis yang tidak akan
Petanda: Seseorang yang dimaksud penulis melepaskan rasa rindunya.
dalam puisinya. f) Penanda: Kau
Hubungan: Kedatangan seseorang yang Petanda: Seseorang yang dimaksud penulis
selama ini dirindukan oleh penulis. dalam puisinya.
j) Penanda: Kuharap Hubungan: Seseorang yang selama ini
Petanda: Menyatakan diri sendiri. dirindukan oleh penulis.
Hubungan: Penulis yang memiliki keinginan g) Penanda: Menghampiri
untuk bertemu dengan seseorang. Petanda: Datang mendekat.
k) Penanda: Pemilikmu Hubungan: Perasaan rindu penulis yang tidak
Petanda: Seseorang yang dimaksud penulis mau hilang dan selalu datang mendekati
dalam puisinya. penulis.
Hubungan: Seseorang yang dimaksud oleh h) Penanda: Padaku
penulis yang memiliki rasa rindunya. Petanda: Menyatakan diri sendiri.
l) Penanda: Kau Hubungan: Pada penulis sendiri.
Petanda: Seseorang yang dimaksud penulis i) Penanda: Dunia
dalam puisinya. Petanda: Tempat yang memiliki kehidupan.
Hubungan: Seseorang yang selama ini Hubungan: Tempat dimana penulis bisa
dirindukan oleh penulis. bertahan hidup.
m) Penanda: Sendiri Aspek semiotika indeks, yaitu:
Petanda: Menyatakan seorang diri dan tidak a) Penanda: Biarkan rindu ini terbang bebas
bersama orang lain. bertebaran dalam ruang diri (sebab)
Hubungan: Keinginan penulis yang tidak Petanda: Bahkan menjadi candu pun aku tak
ingin hanya rasa rindunya yang datang kan mengulurkannya pergi (akibat)
menghampirinya dan tidak dengan orang Hubungan: Penulis sedang mengalami rasa
yang dirindukannya. rindu dan sedang memberikan kebebasan
kepada sang rindu untuk bertebaran di dalam
3) Puisi Asal Kau Berkenan diri penulis (sebab). Karena itu
Aspek semiotika ikon, yaitu: mengakibatkan penulis merasa pasrah bahkan
a) Penanda: Rindu apabila kebebasan itu menjadi suatu candu,
Petanda: Perasaan ingin bertemu. penulis takkan menyuruhnya pergi (akibat).
Hubungan: Perasaan penulis yang ingin Aspek Semiotika simbol., yaitu:
bertemu dengan seseorang yang sangat a) Penanda: Ruang diri
dicintainya. Petanda: Sebuah tempat kosong dalam tubuh
b) Penanda: Terbang penulis.
Petanda: Bergerak atau melayang di udara Hubungan: Digunakan untuk
menggunakan sayap. menggambarkan tentang penulis.
Hubungan: Perasaan penulis yang
membiarkan rasa rindunya bergerak bebas 4) Puisi Selalu Ada Alasan Merindu
menguasai dirinya. Aspek semiotika ikon, yaitu
c) Penanda: Diri a) Penanda: Bukan
Petanda: Diri kita sendiri dan tidak dengan Petanda: Hal yang berlainan dengan
yang lain. sebenarnya.
Hubungan: Meyatakan diri penulis sendiri. Hubungan: Penulis menyatakan bahwa
d) Penanda: Aku penulis memiliki alasan untuk merindu.
Petanda: Menyatakan diri sendiri. b) Penanda: Aku

102
Jurnal Suluh Pendidikan (JSP) Vol 9, No 2 September 2021 P ISSN: 3562596 E-ISSN: 27147037

Petanda: Menyatakan diri sendiri. m) Penanda: Pribadi


Hubungan: Penulis sendiri yang diceritakan Petanda: Diri manusia.
dalam puisinya. Hubungan: Diri seseorang yang dimaksud
c) Penanda: Merindukanmu penulis dalam puisinya.
Petanda: Seseorang yang dimaksud penulis n) Penanda: Merasakan
dalam puisinya. Petanda: Perasaan menikmati.
Hubungan: Perasaan penulis yang ingin Hubungan: Penulis yang sedang menikmati
bertemu dengan seseorang yang dicintainya. sesuatu.
d) Penanda: Dirimu o) Penanda: Pertemuan
Petanda: Seseorang yang dimaksud penulis Petanda: Berjumpa dengan seseorang.
dalam puisinya. Hubungan: Penulis yang melakukan
Hubungan: Diri seseorang yang dimaksud perjumpaan dengan seseorang.
penulis yang selalu dirindukannya. p) Penanda: Air
e) Penanda: Kita Petanda: Benda cair yang diperlukan dalam
Petanda: Kata ganti untuk orang pertama kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan.
jamak. Hubungan: Sesuatu yang dianggap sangat
Hubungan: Penulis dengan seseorang yang penting dalam kehidupan penulis seperi air
dimaksud penulis dalam puisinya. yang selalu dibutuhkan dalam kehidupan
f) Penanda: Melupakan sehari-hari.
Petanda: Menjadikan lupa atau menghapus q) Penanda: Selainmu
dari ingatan. Petanda: Seseorang yang dimaksud oleh
Hubungan: Penulis yang ingin menghapus penulis dalam puisinya.
dari ingatannya seseorang yang selama ini Hubungan: Orang lain selain dari seseorang
dirindukannya. yang dimaksud penulis dalam puisinya.
g) Penanda: Nyamanku r) Penanda: Semua
Petanda: Menyatakan diri sendiri. Petanda: Menyatakan segalanya.
Hubungan: Kenyamanan yang sedang Hubungan: Segalanya dalam kehidupan
dirasakan oleh penulis sendiri. penulis.
h) Penanda: Bersamamu s) Penanda: Salah satunya
Petanda: Seseorang yang dimaksud penulis Petanda: Menyatakan segalanya.
dalam puisinya. Hubungan: Satu di antara semua yang ada.
Hubungan: Penulis bersama dengan Aspek semiotika Indeks, yaitu:
seseorang yang dirindukannya. a) Penanda: Aku berlindung diri dari hati yang
i) Penanda: Berlindung jahat (sebab)
Petanda: Bersembunyi di tempat yang aman Petanda: Aku menemukan siapa yang mampu
supaya terlindung. menjadi pribadi yang aku butuhkan (akibat)
Hubungan: Penulis yang sedang bersembunyi Hubungan: Penulis berusaha melindungi
di tempat yang aman supaya bisa terlindung. dirinya dari orang-orang yang memiliki hati
j) Penanda: Diri yang tidak baik (sebab). Karena usaha itu,
Petanda: Menyatakan diri sendiri. penulis menjadi menemukan seseorang yang
Hubungan: Diri penulis sendiri yang mampu menjadi pribadi yang dibutuhkan
dimaksud dalam puisinya. oleh penulis (akibat).
k) Penanda: Jahat b) Penanda: Karena semua selalu ada alasan
Petanda: Perbuatan yang tidak baik. (sebab)
Hubungan: Penulis yang sering melakukan Petanda: Salah satunya alasan ketika
perbuatan yang tidak baik. merindukanmu (akibat)
l) Penanda: Menemukan Hubungan: Penulis menyatakan semua hal
Petanda: Mendapatkan sesuatu. selalu memiliki alasan (sebab). Karena itu,
Hubungan: Penulis yang telah mendapatkan penulis mempunyai alasan untuk merindukan
sesuatu yang selama ini dicarinya. sosok yang dicintai oleh penulis (akibat).

103
Jurnal Suluh Pendidikan (JSP) Vol 9, No 2 September 2021 P ISSN: 3562596 E-ISSN: 27147037

Aspek semiotika simbol, yaitu: Hubungan: Penulis yang berbarengan dengan


a) Penanda: Bertegur sapa orang yang sedang dirindukannya.
Petanda: Ucapan untuk menyapa seseorang Aspek semiotika indeks, yaitu:
atau mengajak bercakap-cakap. a) Penanda: Terima kasih hadiah rindumu
Hubungan: Menggambarkan penulis yang (sebab)
ingin saling menyapa dengan seseorang yang Petanda: Setidaknya aku merasakan kembali
dimaksud oleh penulis. arti dari sebuah kata rindu (akibat)
b) Penanda: Air tenang Hubungan: Hadiah berupa rindu yang
Petanda: Benda cair yang kelihatan diam diberikan oleh seseorang kepada penulis
tidak bergerak-gerak atau tidak berombak. (sebab). Hal itu menjadikan penulis
Hubungan: Menggambarkan seseorang yang merasakan kembali bagaimana arti dari
dianggap sebagai orang yang bisa membuat sebuah kata rindu yang sudah tidak dirasakan
penulis merasa aman dan tentram. oleh penulis (akibat).
Aspek semiotika simbol yaitu:
5) Puisi Suguhan Rindu a) Penanda: Terima kasih
Aspek semiotika ikon, yaitu: Petanda: Rasa syukur
a) Penanda: Rindu Hubungan: Terbentuk karena kesepakan
Petanda: Perasaan ingin bertemu. yaitu sebagai ucapan rasa syukur terhadap
Hubungan: Perasaan penulis yang ingin sesuatu.
bertemu dengan seseorang yang sangat b) Penanda: Bersua
dicintainya. Petanda: Pertemuan
b) Penanda: Padaku Hubungan: Adanya kesepakatan penulis yang
Petanda: Menyatakan diri sendiri. mengajak seseorang untuk bertemu.
Hubungan: Sesuatu yang ditujukan kepada c) Penanda: Pertukaran asa
penulis sendiri. Petanda: Mempertukarkan harapan.
c) Penanda: Rindumu Hubungan: Mengajak seseorang yang
Petanda: Seseorang yang dimaksud penulis dimaksud untuk menukmati pertukaran
dalam puisinya. harapan mereka secara bersama-sama.
Hubungan: Perasaan penulis yang ingin
bertemu dengan seseorang yang dimaksud SIMPULAN (PENUTUP)
penulis dalam puisinya. Setelah peneliti melakukan penyajian dan
d) Penanda: Aku pengolahan data, maka peneliti dapat
Petanda: Menyatakan diri sendiri. menyimpulkan hasil penelitian tentang “Kajian
Hubungan: Puisi menceritakan tentang apa Semiotika Puisi-Puisi Pengagum Rindu oleh M.
yang dialami penulis sendiri. Hanfanaraya,” sebagai berikut:
e) Penanda: Merasakan 1) Aspek semiotika yang ditemukan
Petanda: Perasaan menikmati. dalam antologi puisi Pengagum Rindu
Hubungan: Perasaan penulis yang sedang oleh M. Hanfanaraya meliputi aspek
menikmati sesuatu. ikon, indeks, dan simbol.
f) Penanda: Kita 2) Aspek ikon yang ditemukan
Petanda: Kata ganti untuk orang pertama dalam antologi puisi Pengagum Rindu
jamak. karya M. Hanfanaraya sebanyak 58 kata
Hubungan: Penulis dengan orang yang yang terdiri dari kata. Aspek ikon
sedang dirindukannya. ditemukan pada semua puisi-puisi
g) Penanda: Menikmati Pengagum Rindu karya M.
Petanda: Mengalami sesuatu yang Hanfanaraya.
Hubungan: Penulis yang sedan mengalami 3) Aspek indeks yang ditemukan
hal yang menyenangkan. dalam antologi puisi Pengagum Rindu
h) Penanda: Bersama oleh M. Hanfanaraya sebanyak 4
Petanda: Berbarengan. (empat) data yang terdiri dari kutipan

104
Jurnal Suluh Pendidikan (JSP) Vol 9, No 2 September 2021 P ISSN: 3562596 E-ISSN: 27147037

puisi. Aspek indeks hanya ditemukan H. Hoed, Benny. 2019. Semiotik dan
pada 3 (tiga) puisi oleh M. Hanfanaraya. Dinamika Sosial Budaya. Jakarta:
4) Aspek simbol yang ditemukan Komunitas Bambu.
dalam puisi-puisi Pengagum Rindu oleh Hanfanaraya, M. 2016. Antologi Puisi
M. Hanfanaraya sebanyak 6 (enam) data Pengagum Rindu. Bandung :
yang terdiri dari kata, gabungan kata, Bitread Digital Book.
dan frasa. Indrawan, Rully dan R. Poppy Yaniawati.
5) Aspek semiotika yang paling 2014. Metode Penelitian:
banyak ditemukan adalah aspek ikon. Kuantitatif, Kualitatif, dan
Hal ini dikarenakan, dalam puisi-puisi Campuran untuk Manajemen,
oleh M. Hanfanaraya penulis lebih Pembangunan, dan Pembangunan.
memilih menggunakan tanda seperti Bandung: Refika Aditama.
kata dan frasa yang bertujuan untuk J. Moleong, Lexy. 2014. Metode Penelitian
mewakili apa yang hendak disampaikan Kualitatif. Bandung: Remaja
oleh penulis melalui puisinya. Rosdakarya.
Sedangkan, data yang paling sedikit Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2017.
ditemukan adalah aspek indeks. Hal ini Edisi ke-lima. Jakarta: Departemen
disebabkan pada umumnya puisi-puisi Pendidikan dan Kebudayaan RI.
oleh M. Hanfanaraya banyak Lubis, Adyanata. 2016. Basis Data Dasar.
menggunakan kata singkat dan kata Yogyakarta: Deepublish.
yang berdiri sendiri tidak didasari oleh Luxemburg, Jan Van, dkk. 1991. Pengantar
hubungan sebab akibat. Ilmu Sastra (terjemahan Dick
Hartoko). Jakarta: Gramedia.
UCAPAN TERIMAKASIH Nurgiyantoro, Burhan. 2019. Teori
Terima kasih kepada seluruh pihak yang Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
turut membantu dan memberikan dukungan Gajah Mada University Press.
kepada penulis dalam menyelesaikan Pradopo, Rachmat Djoko. 2017. Beberapa
penelitian ini. Teori Sastra, Metode Kritik, Dan
Penerapannya. Yogyakarta:
DAFTAR PUSTAKA Pustaka Pelajar.
Agustina, Lili. 2017. “Analisis Semiotik _______. 2017. Pengkajian Puisi.
dalam Kumpulan Cerpen Air Mata Yogyakarta: Gajah Mada
Ibuku dalam Semangkuk Sup University Press.
Ayam”. Jurnal Bahasa Sastra dan _______. 2017. Prinsip-Prinsip Kritik
Pengajarannya Vol. 2 No. 1 STKIP Sastra. Yogyakarta: Gajah Mada
PGRI Banjarmasin. University Press.
Budiman, Kris. 2004. Semiotika Visual. Rahmadini, Farah Eka, dkk. 2018. “Kajian
Yogyakarta: Buku Baik. Semiotika pada Kumpulan Puisi
Danesi, Marcel. 2004. Pesan Tanda dan Karya Mahasiswa Semester V
Makna. Yogyakarta: Jalasutra. Program Studi Pendidikan Bahasa
Emzir dan Rohman, Saifur. 2015. Teori dan dan sastra Indonesia Angkatan
Pengajaran Sastra. Jakarta: Tahun 2014”. Jurnal BASA TAKA
Rajawali Pers. Vol. 1 No. 2 Universitas Balik
Papan
Gunawan, Hadi. 2019. Puisi dan Pantun. Sanders, Charles Peirce. 1992. The
Yogyakarta: Cosmic Media Essential Peirce. Bloomington:
Nusantara. Indiana University Press
Gustina, Maya S. 2018. Puisi Pengetahuan Sayuti, Suminto A. 2001. Puisi dan
dan Apresiasi. Klaten: Intan Pengajarannya. Semarang: IKIP
Pariwara. Semarang Press.

105
Jurnal Suluh Pendidikan (JSP) Vol 9, No 2 September 2021 P ISSN: 3562596 E-ISSN: 27147037

Semi, M. Atar. 2012. Metode Penelitian


Sastra. Bandung: Angkasa.
Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka
Teknik Analisis Bahasa Pengantar
Penelitian Wahana Kebudayaan
Secara Linguistis. Yogyakarta:
Sanata Darma University Press.
Sudjiman, Panuti, dan Aart Van Zoest.
2019. Serba-serbi Semiotika.
Jakarta: Gramedia.
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
_______. 2019. Metode Penelitian
Kuantittatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

106

Anda mungkin juga menyukai