ABSTRAK
Semiotika merupakan sebuah sebuah kajian mengenai tanda. Puisi-puisi Pengagum Rindu oleh M.
Hanfanaraya mengandung unsur semiotika seperti ikon, indeks, dan simbol. Tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui dan menganalisis semiotika dalam puisi-puisi Pengagum Rindu oleh M. Hanfanaraya.
Ruang lingkup penelitian merupakan kajian kritik sastra yaitu kajian semiotika. Pembatasan masalah
dalam penelitian yaitu penulis mengambil semua aspek semiotika pada jenis tanda seperti ikon, indeks,
dan simbol. Sumber data ada dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Jenis penelitian
adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan
data yang digunakan yaitu teknik hermeneutik dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
teknik analisis teks. Hasil penelitian yang ditemukan yaitu: (1) Aspek ikon terdapat sebanyak 58 data
yang terdiri dari kata, (2) Aspek indeks yang ditemukan yaitu sebanyak 4 (empat) data yang terdiri dari
kutipan puisi, dan (3) Aspek simbol yang ditemukan yaitu sebanyak 6 (enam) data yang terdiri dari kata,
gabungan kata, dan frasa.
ABSTRACT
Semiotics is a study of signs. The poems of Pengagum Rindu by M. Hanfanaraya contains elements of
semiotics such as icons, indexes, and symbols. The purpose of the study was to identify and analyze
semiotics in the poems of Pengagum Rindu by M. Hanfanaraya. The scope of the research is the study of
literary criticism, namely the study of semiotics. The limitation of the problem in this research is that the
author takes all aspects of semiotics on the types of signs such as icons, indexes, and symbols. There are
two sources of data, namely primary data sources and secondary data sources. This type of research is a
qualitative research using a descriptive qualitative approach. Data collection techniques used are
hermeneutic and documentation techniques. The data analysis technique uses text analysis techniques.
The results of the research that were found were: (1) the icon aspect contained 58 data consisting of
words, (2) the index aspect found was 4 (four) data consisting of poetry quotes, and (3) the symbol
aspect was found as many as 6 (six) data consisting of words, combinations of words, and phrases.
97
Jurnal Suluh Pendidikan (JSP) Vol 9, No 2 September 2021 P ISSN: 3562596 E-ISSN: 27147037
segi bidang sastra, puisi adalah sebuah karya seni (2019:3) “Semiotik adalah ilmu yang mengkaji
yang memiliki berbagai macam aspek maupun tanda dalam kehidupan manusia.”. Artinya,
kajian mengenai unsur-unsurnya beserta segala sesuatu yang muncul di dalam kehidupan
strukturnya. Pradopo (2017:13) mengemukakan kita dilihat sebagai tanda, yaitu sesuatu yang
bahwa puisi sebagaimana merupakan karya seni wajib kita berikan makna. Jika sebuah studi
bersifat puitis. Kata puitis telah memuat nilai mengenai tanda berpusat pada penggolongannya,
estetis yang khas bagi sebuah puisi. Jadi secara kaitannya dengan tanda-tanda lain, caranya
umum segala sesuatu yang dapat menimbulkan bekerja sama ketika melaksanakan tugasnya
perasaan haru disebut puitis. merupakan fungsi dari sintaksis semiotik.
Ketika mengungkapkan pesan pada sebuah Apabila menekankan kaitan antara tanda-tanda
puisi, masing-masing penyair menggunakan cara dan acuannya dengan interpretasi yang
yang berbeda-beda. Hal itu sesuai dengan dihasilkan, merupakan fungsi dari semantik
karakter dan pengalaman masing-masing semiotika. Apabila mengutamakan kaitan antara
penyair. Dari ungkapan yang berbeda-beda tanda dengan pengirim serta penerimanya,
tersebut terkandung nilai estetis di dalam setiap merupakan fungsi pragmatik semiotika.
puisi yang dapat tergambar berdasarkan pilihan Puisi secara semiotik menggambarkan
kata, gaya bahasa, susunan baris dan bait, dan struktur tanda-tanda yang memiliki sistem dan
peralatan puitik lainnya. Nilai estetis juga memiliki makna yang ditentukan oleh konvensi.
tergambar dalam pemakaian bahasa yang Dengan melihat berbagai macam variasi dalam
imajinatif, kompleks, emosional, penuh simbol, struktur puisi maupun hubungan dalam (internal)
padat sehingga makna yang terkandung antara unsur-unsurnya, maka akan dihasilkan
didalamnya tersirat. berbagai macam makna. Kritikus menyendirikan
Luxemburg (1991:175) mengatakan satuan-satuan berfungsi dan konvensi-konvensi
struktur bahasa pada puisi pada umumnya sastra yang berlaku (Preminger dalam Pradopo,
menyeleweng dari struktur bahasa normatif dan 2017:123). Memahami puisi tidak berbeda
bersifat multitafsir. Pendapat serupa juga dengan memahami makna puisi. Mengkaji puisi
dikemukakan oleh Gunawan (2019:10) bahwa merupakan sebuah usaha untuk menangkap
puisi memiliki dua struktur yang membangun makna puisi. Makna puisi yaitu arti yang
yakni struktur fisik dan struktur batin. Struktur ditimbulkan oleh bahasa yang disusun dengan
fisik puisi mencakup perwajahan puisi struktur sastra berdasarkan konvensinya, yaitu
(tipografi), diksi, imaji, kata konkret, gaya arti yang bukan semata-mata hanya merupakan
bahasa, rima/irama, onomatope, bentuk intern arti bahasa, tetapi juga memuat arti tambahan
pola bunyi, dan pengulangan kata/ungkapan. berdasarkan konvensi sastra yang bersangkutan.
Sedangkan, struktur batin puisi mencakup tema Dengan demikian, terlihat jelas alasan
atau makna, rasa, nada atau tone, dan amanat bahwasanya untuk mengkaji puisi perlu kajian
(Gustina S, 2018:13). semiotika dengan mengingat bahwa puisi itu
Pemahaman suatu karya sastra puisi adalah struktur tanda-tanda yang bermakna.
sebagai sastra yang penuh tanda, dapat dilakukan Emzir dan Rohman (2015:48) dalam
dengan kajian semiotika. Semiotika merupakan bukunya menerangkan bahwa tanda adalah
ilmu yang mempelajari tanda-tanda. Kajian ini sesuatu yang memiliki bentuk fisik yang dapat
merupakan pengembangan ilmu struktural dalam ditangkap oleh pancaindra manusia dan juga
sebuah sastra. Ilmu struktural hanya mengkaji merupakan sesuatu yang menunjukkan hal
unsur-unsur instrinsik puisi, sedangkan dalam tersebut di luar tanda itu sendiri. Dengan tidak
semiotika sastra dapat dikaji dengan sistem memperhatikan semua hal yang berkaitan dengan
tersendiri. Semiotika adalah studi tentang tanda tanda, maka pemaknaan karya sastra tidak akan
dan segala yang berhubungan dengannya: cara lengkap. Saussere dalam Hoed (2019:3)
berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda memandang tanda seperti pertemuan diantara
lain, pengirimannya, dan penerimaannya oleh bentuk (yang tercitra dalam kognisi seseorang)
mereka yang mempergunakannya (Sudjiman dan dan makna (atau isi, yakni yang dipahami oleh
Zoest, 2019:5). Sedangkan, menurut Hoed manusia pemakai tanda). Hubungan antara
98
Jurnal Suluh Pendidikan (JSP) Vol 9, No 2 September 2021 P ISSN: 3562596 E-ISSN: 27147037
bentuk makna tidak bersifat individual, tetapi yang aman supaya terlindung. Sama seperti
sosial, yaitu terbentuk karena kesepakatan dalam puisi Selalu Ada Alasan Merindu, kata
(konvensi) sosial. Sebuah tanda juga dapat berlindungmemiliki hubungan dengan apa yang
mewakili perasaan, pikiran, pengalaman, maupun sedang diwakilinya yaitu penulis yang sedang
gagasan. Jadi, yang bisa dikatakan menjadi tanda bersembunyi di tempat yang aman supaya bisa
bukanlah hanya bahasa, melainkan dari berbagai terlindung.
hal yang melengkapi kehidupan manusia. Tanda- Menurut Pradopo (2017:120) indeks yaitu
tanda tersebut dapat berupa gerakan tangan, tanda yang memperlihatkan hubungan bersifat
gerakan mata, gerakan mulut, bentuk, warna, kausal (sebab-akibat) di antara penanda dan juga
simbol, warna bendera,dan lain sebagainya. petandanya.”. Misalnya asap yang menandai api,
Kehidupan manusia dikelilingi dengan alat penanda yang ingin menunjukkan darimana
berbagai tanda, karena melalui perantaraan arah angin, dan lain-lain. Perlu diperhatikan pada
tanda-tanda tersebut proses kehidupan akan penelitian sastra yang menggunakan pendekatan
menjadi lebih efesien. Ekspresi yang dilakukan semiotik, jenis tanda seperti indekslah yang
ketika membacakan puisi mencakup berbagai paling sering dicari (diburu) oleh para peneliti,
bahasa puitis dan dipahami oleh makna pada yakni merupakan tanda-tanda yang menunjukkan
tanda, simbol, dan kode lewat kajian semiotik. hubungan sebab akibat di antara keduanya.
Peirce mengemukakan dalam buku Sudjiman dan Contohnya pada penokohan, seorang tokoh
Zoest (2019:7) makna tanda yang sesungguhnya dokter (Tano pada novel Belenggu) dicari tanda
adalah ketika mengemukakan sesuatu. Ia juga yang akan menunjukkan indeks bahwa ia adalah
menyebutnya representamen. Apa yang seorang dokter. Misalnya saja Tono yang selalu
diutarakan melalui tanda, apa yang diacu melalui memakai istilah-istilah dalam kedokteran, alat-
tanda, yang ditunjuknya, disebut di dalam bahasa alat yang digunakan dalam dunia kedokteran,
Inggris sebagai object. Jadi, sebuah tanda mobil yang berlambang dokter, dan lain
mengarah pada sebuah acuan dan representasi sebagainya. Keberadaan indeks ditemukan pada
semacam itu merupakan fungsi yang paling salah puisi karya M. Hanfanaraya yang berjudul
utama. Representasi dapat terlaksana dengan Suguhan Rindu. Indeks terdapat pada kalimat
bantuan sesuatu, misalnya suatu kode dalam lalu Terima kasih hadiah rindumu (sebab),
lintas di jalan. Tanda-tanda dalam lalu lintas Setidaknya aku merasakan kembali arti dari
hanya dapat dimengerti oleh orang-orang yang sebuah kata rindu (akibat). Kutipan Terima kasih
mengenal sistem rambu-rambu lalu lintas. hadiah rindumu merupakan sebab yang terjadi
Tanda tidak hanya satu macam, melainkan karena hadiah berupa rindu yang diberikan oleh
terdapat beberapa berdasarkan hubungan antara seseorang kepada penulis. Kutipan Setidaknya
penanda maupun petandanya. Jenis tanda yang aku merasakan kembali arti dari sebuah kata
paling utama adalah ikon, indeks, dan simbol. rindu merupakan akibat dari sebab yang
Menurut Pradopo (2017:120) ikon memiliki menjadikan penulis merasakan kembali
pengertian sebagai tanda yang memperlihatkan bagaimana arti dari sebuah kata rindu yang sudah
adanya hubungan yang sifatnya alamiah di antara lama tidak dirasakan oleh penulis.
penanda dan juga petandanya. Hubungan Pradopo (2017:120) juga mengartikan
tersebut merupakan hubungan persamaan, contoh bahwa simbol merupakan tanda yang
sederhananya yaitu gambar kuda merupakan memperlihatkan secara jelas tidak ada hubungan
sebuah penanda yang menandai kuda (petanda) alamiah di antara penanda dan juga petandanya.
merupakan artinya. Potret merupakan penanda Hubungannya bersifat arbitrer (sewenang-
orang yang dipotret, gambar pohon sebagai wenang, manasuka). Arti dari tanda tersebut
penanda yang menandai pohon. Keberadaan ikon ditentukan oleh sebuah konvensi. ‘Ibu”
dalam puisi karya M. Hanfanaraya ditemukan merupakan jenis simbol, dimana pengertiannya
pada salah satu puisinya berjudul Selalu Ada ditentukan oleh konvensi pada masyarakat
Alasan Merindu yang terdapat pada kata penutur bahasa Indonesia. Orang-orang di
berlindung. Kata berlindung digunakan sebagai Inggris biasa menyebutnya mother, Orang-orang
penanda yang menandai bersembunyi di tempat di Perancis biasa menyebutnya la mere, dan lain
99
Jurnal Suluh Pendidikan (JSP) Vol 9, No 2 September 2021 P ISSN: 3562596 E-ISSN: 27147037
sebagainya. Adanya berbagai macam tanda untuk kualitatif deskriptif. Penelitian ini bertujuan
satu arti tersebut sudah menunjukkan letak dari untuk mendeskripsikan jenis tanda berupa ikon,
semau-maunya pada masyarakat penutur bahasa. indeks, dan simbol yang terdapat pada puisi-puisi
Dalam bahasa, tanda yang lebih banyak karya M Hanfanaraya. Sudaryanto (2015:15)
dipergunakan yaitu simbol, salah satunya pada mengatakan metode kualitatif adalah metode
puisi karya M. Hanfanaraya berjudul Suguhan penelitian yang semata-mata hanya berdasarkan
Rindu yang terdapat pada gabungan kata terima fakta yang ada atau fenomena yang memang
kasih. Gabungan kata terima kasih sebagai secara empiris hidup pada penutur-penuturnya
petanda yang menandai rasa syukur. Gabungan sehingga yang dihasilkan atau dicatat berupa data
kata terima kasih terbentuk karena adanya yang apa adanya.
kesepakatan yaitu sebagai ucapan rasa syukur Sumber data ada dua yaitu sumber data
terhadap sesuatu. primer yang berasal dari buku utama yang berisi
Peneliti melakukan penelitian mengenai puisi-puisi Pengagum Rindu oleh M.
kajian semiotika karena peneliti merasakan Hanfanaraya dan sumber data sekunder berupa
ketertarikan untuk meneliti masalah pada kata, gabungan kata, frasa, dan klausa yang
semiotika berupa aspek semiotika yaitu ikon, merupakan jenis tanda seperti ikon, indeks, dan
indeks, dan simbol sebagaimana sudah dijelaskan simbol dalam puisi-puisi oleh M. Hanfanaraya.
sebelumnya. Hal ini juga dikarenakan dalam Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
kehidupan sehari-hari, kita sebenarnya tidak teknik hermeneutik dan dokumentasi. Teknik
pernah lepas dengan tanda berupa ikon, indeks, analisis data menggunakan teknik analisis teks.
begitupun simbol. Hal ini juga tidak terlepas dari Dalam penelitian ini, peneliti terlebih dahulu
karya sastra seperti puisi, banyak sekali tanda mengumpulkan data-data yang ada dalam puisi,
yang bisa kita temukan di dalamnya. Dalam kemudian peneliti menentukan fakta-fakta yang
kajian semiotika, puisi menjadi bidang kajian menunjukkan bukti tentang adanya ikon, indeks,
yang dapat relevan dengan analisis semiotika. dan simbol yang ditemukan pada puisi-puisi
Dari adanya tanda, kita akan mampu membuat Pengagum Rindu oleh M. Hanfanaraya.
konsep yang nantinya akan disampaikan lewat
bacaan seperti puisi dan dinikmati oleh khalayak HASIL DAN PEMBAHASAN
ramai sebagai suatu karya seni yang memiliki HASIL
nilai estetika. Dalam analisis ini, peneliti menemukan
Dalam penelitian semiotika, tidak semua aspek semiotika yaitu ikon, indeks, dan simbol.
puisi dapat dianalisis menggunakan kajian Oleh karena itu, tidak semua aspek semiotika
semiotika. Peneliti memilih puisi-puisi ditemukan oleh peneliti dalam puisi-puisi
Pengagum Rindu oleh M. Hanfanaraya karena Pengagum Rindu oleh M. Hanfanaraya. Adapun
setelah membaca keseluruhan isi puisi ditemukan jumlah aspek semiotika ikon yaitu sebanyak 58
banyak tanda yang dapat dikaji menggunakan kata. Dalam puisi-puisi Pengagum Rindu oleh M.
kajian semiotika yaitu ikon, indeks, dan simbol. Hanfanaraya yang berjumlah 5 (lima) puisi,
Beberapa dari puisi tersebut juga memiliki aspek ikon ditemukan pada semua puisi oleh M.
aspek-aspek semiotika lainnya seperti sintaksis Hanfanaraya. Adapun jumlah aspek semiotika
semiotika, semantik semiotika, dan pragmatik indeks yaitu sebanyak 4 (empat) yang terdiri
semiotika. Hakikat bentuk batin dan bentuk fisik dari kutipan puisi. Aspek indeks tidak ditemukan
puisi oleh M. Hanfanaraya sangat mendukung pada semua puisi dan hanya ditemukan dalam 3
untuk dikaji menggunakan semiotika. Berangkat (tiga) puisi oleh M. Hanfanaraya. Kemudian,
dari asumsi-asumsi tersebut, maka penulis adapun jumlah aspek semiotika simbol yaitu
tertarik untuk melakukan penelitian yang sebanyak 6 (enam) yang terdiri dari kata
berjudul ”Kajian Semiotika Puisi-Puisi gabungan kata, dan frasa. Dalam antologi puisi
Pengagum Rindu oleh M. Hanfanaraya.” Pengagum Rindu oleh M. Hanfanaraya, aspek
METODE simbol tidak ditemukan pada semua puisi dan
Jenis dari penelitian ini yaitu penelitian hanya ditemukan dalam 3 (tiga) puisi oleh M.
kualitatif dengan menggunakan pendekatan Hanfanaraya.
100
Jurnal Suluh Pendidikan (JSP) Vol 9, No 2 September 2021 P ISSN: 3562596 E-ISSN: 27147037
101
Jurnal Suluh Pendidikan (JSP) Vol 9, No 2 September 2021 P ISSN: 3562596 E-ISSN: 27147037
102
Jurnal Suluh Pendidikan (JSP) Vol 9, No 2 September 2021 P ISSN: 3562596 E-ISSN: 27147037
103
Jurnal Suluh Pendidikan (JSP) Vol 9, No 2 September 2021 P ISSN: 3562596 E-ISSN: 27147037
104
Jurnal Suluh Pendidikan (JSP) Vol 9, No 2 September 2021 P ISSN: 3562596 E-ISSN: 27147037
puisi. Aspek indeks hanya ditemukan H. Hoed, Benny. 2019. Semiotik dan
pada 3 (tiga) puisi oleh M. Hanfanaraya. Dinamika Sosial Budaya. Jakarta:
4) Aspek simbol yang ditemukan Komunitas Bambu.
dalam puisi-puisi Pengagum Rindu oleh Hanfanaraya, M. 2016. Antologi Puisi
M. Hanfanaraya sebanyak 6 (enam) data Pengagum Rindu. Bandung :
yang terdiri dari kata, gabungan kata, Bitread Digital Book.
dan frasa. Indrawan, Rully dan R. Poppy Yaniawati.
5) Aspek semiotika yang paling 2014. Metode Penelitian:
banyak ditemukan adalah aspek ikon. Kuantitatif, Kualitatif, dan
Hal ini dikarenakan, dalam puisi-puisi Campuran untuk Manajemen,
oleh M. Hanfanaraya penulis lebih Pembangunan, dan Pembangunan.
memilih menggunakan tanda seperti Bandung: Refika Aditama.
kata dan frasa yang bertujuan untuk J. Moleong, Lexy. 2014. Metode Penelitian
mewakili apa yang hendak disampaikan Kualitatif. Bandung: Remaja
oleh penulis melalui puisinya. Rosdakarya.
Sedangkan, data yang paling sedikit Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2017.
ditemukan adalah aspek indeks. Hal ini Edisi ke-lima. Jakarta: Departemen
disebabkan pada umumnya puisi-puisi Pendidikan dan Kebudayaan RI.
oleh M. Hanfanaraya banyak Lubis, Adyanata. 2016. Basis Data Dasar.
menggunakan kata singkat dan kata Yogyakarta: Deepublish.
yang berdiri sendiri tidak didasari oleh Luxemburg, Jan Van, dkk. 1991. Pengantar
hubungan sebab akibat. Ilmu Sastra (terjemahan Dick
Hartoko). Jakarta: Gramedia.
UCAPAN TERIMAKASIH Nurgiyantoro, Burhan. 2019. Teori
Terima kasih kepada seluruh pihak yang Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
turut membantu dan memberikan dukungan Gajah Mada University Press.
kepada penulis dalam menyelesaikan Pradopo, Rachmat Djoko. 2017. Beberapa
penelitian ini. Teori Sastra, Metode Kritik, Dan
Penerapannya. Yogyakarta:
DAFTAR PUSTAKA Pustaka Pelajar.
Agustina, Lili. 2017. “Analisis Semiotik _______. 2017. Pengkajian Puisi.
dalam Kumpulan Cerpen Air Mata Yogyakarta: Gajah Mada
Ibuku dalam Semangkuk Sup University Press.
Ayam”. Jurnal Bahasa Sastra dan _______. 2017. Prinsip-Prinsip Kritik
Pengajarannya Vol. 2 No. 1 STKIP Sastra. Yogyakarta: Gajah Mada
PGRI Banjarmasin. University Press.
Budiman, Kris. 2004. Semiotika Visual. Rahmadini, Farah Eka, dkk. 2018. “Kajian
Yogyakarta: Buku Baik. Semiotika pada Kumpulan Puisi
Danesi, Marcel. 2004. Pesan Tanda dan Karya Mahasiswa Semester V
Makna. Yogyakarta: Jalasutra. Program Studi Pendidikan Bahasa
Emzir dan Rohman, Saifur. 2015. Teori dan dan sastra Indonesia Angkatan
Pengajaran Sastra. Jakarta: Tahun 2014”. Jurnal BASA TAKA
Rajawali Pers. Vol. 1 No. 2 Universitas Balik
Papan
Gunawan, Hadi. 2019. Puisi dan Pantun. Sanders, Charles Peirce. 1992. The
Yogyakarta: Cosmic Media Essential Peirce. Bloomington:
Nusantara. Indiana University Press
Gustina, Maya S. 2018. Puisi Pengetahuan Sayuti, Suminto A. 2001. Puisi dan
dan Apresiasi. Klaten: Intan Pengajarannya. Semarang: IKIP
Pariwara. Semarang Press.
105
Jurnal Suluh Pendidikan (JSP) Vol 9, No 2 September 2021 P ISSN: 3562596 E-ISSN: 27147037
106