Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PUISI KANGEN KARYA W.

S RENDRA BERDASARKAN STUDI


SEMIOTIKA

Ade Rahma Yunita Siregar


aderahmayunita2001@gmail.com
Ayu Ambarwati Kusumaningtyas
ayuambarwatikusumaningtyas@gmail.com
Fadhilah Amani
fadhilahamani3@gamil.com

ABSTRAK

Karya Sastra merupakan bentuk kreativitas dalam bahasa yang berisi sederetan
pengalaman batin dan imajinasi yang berasal dari penghayatan atas realitas maupun non realitas
pengarangnya. ( Wicaksono,2017:1).Karya sastra adalah tulisan yang tercipta pengalaman yang
pernah dialami pengarang. Bisa pengarang sendiri yang mengalami kejadian itu atau pun
pengarang hanya mengamati sebuah kejadian tersebut dimana jalan ceritanya dikemas secara
imajinatif. Salah satu bentuk dari karya sastra sendiri adalah puisi. Puisi merupakan karya sastra
yang berupa kalimat dalam bentuk bait dimana dalam puisi terkandung pengalaman imajinatif,
emosional, juga intelektual penyair. Kalimat yang terkandung dalam puisi memiliki arti atau
makna yang tidak bisa langsung asal diartikan begitu saja oleh pembaca. Hal itu karena penyair
mengemas kata demi kata dengan gaya dan juga ciri khas masing-masing. Untuk bisa
mengetahui makna yang terkandung dalam puisi maka digunakan ilmu semiotika untuk
menemukan makna yang terkandung dalam puisi. Seperti halnya pada penulisan kali ini akan
menganalisis Puisi Kangen karya W.S Rendra berdasarkan Semiotika. Semiotika sendiri
memiliki pengertian ilmu yang mempelajari tentang tanda. Tujuan penulisan kali ini adalah
untuk menelaah makna yang terkandung dalam puisi Kangen karya W.S Rendrasehingga
pembaca bisa mengetahui maksud dan pesan dari puisi tersebut.

Kata Kunci : Karya Sastra, Puisi, Semiotika, Puisi Kangen.

PENDAHULUAN

Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda. Menurut Charles Sanders Pierce
(dalam Berger, 2015 : 1 ) menyebut tanda sebagai “suatu pegangan seseorang akibat keterkaitan
dengan tanggapan atau kapasitasnya”. Diantara semua jenis tanda, yang terpenting adalah kata-
kata. Kata-kata dipakai sebagai tanda dari suatu konsep atau ide. Dalam hal ini, ada satu tujuan
komunikasi yang harus diingat, yakni bahwa tanda “bermakna” sesuatu.

Karya sastra merupakan bentuk kreativitas dalam bahasa yang berisi sederetan pengalaman
batin dan imajinasi yang berasal dari penghayatan atau realitas maupun non realitas
pengarangnya (Wicaksono, 2017:1). Karya sastra adalah sebuah tulisan yang tercipta dari
pengalaman yang pernah dialami oleh pengarang. Salah satu bentuk dari karya sastra adalah
puisi. Puisi termasuk ke dalam penuangan ide atau perasaan hati yang menggunakan bahasa
kiasan.Tujuan penulisan kali ini adalah untuk menelaahmakna yang terkandung dalam puisi
Kangen karya W.S Rendra sehingga pembaca bisa mengetahui maksud dan pesan dari
puisitersebut.

Salah satu bentuk dari karya sastra adalah puisi. Puisi termasuk ke dalam penuangan ide
atau perasaan hati yang menggunakan bahasa kiasan.Menurut Kosasih (2012: 97), puisi adalah
bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna.Menurut pendapat
Aryani, Yunengsih &Ismayani (2019) menyatakan bahwa puisi merupakan karya sastra yang
diciptakan melalui karangan imajinasi penyair yang bersifat rekaan sebagai ungkapan pikiran
dan perasaan yang dituangkan ke dalam bahasa tulis berupa bentuk tulisan.

Puisi W.S Rendra “Kangen” adalah salah satu sajak yang dapat dianalisis secara
semiotik. Secara garis besar dalam menganalisis semiotik merupakan ungkapkan yang
berhubungan dengan tanda. Pengertian tanda terdapat dua prinsip, yaitu penanda (signifier) atau
yang menandai sebagai bentuk tanda, sedangkan petanda (signified) atau yang ditandai sebagai
arti tanda (Pirmansyah, Anjani & Firmansyah, 2018). Semiotika dalam tindak penelitian sastra
menjadi salah satu pendekatan yang terhitung kerap digunakan dalam ragam penelitian sastra.
Penggalian nilai dan makna melalui tanda-tanda yang ada di dalam karya sastra tentunya akan
terkait erat dengan semiotika yang memilki fokus pada sistem tanda (Asriningsari & Umaya,
2010). Dari paparan latar belakang di atas bisa diketahui bahwa masalah yang akan dibahas
dalam penulisan kali ini yakni bagaimana pemaknaan puisi Kangen berdasarkan semiotika. Ada
pun tujuan dari penulisan kali ini adalah untuk menelaah makna yang terkandung dalam puisi
Kangen karya W.S Rendra sehingga pembaca bisa mengetahui maksud dan pesan dari puisi
tersebut.

METODE

Pendekatan yang dilakukan dalam penulisan artikel ini dengan cara menggunakan metode
kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975:5), dalam bukunya Qualitative Research For
Education, metode penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku data yang dapat
diamati. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk mengetahui suatu penjelasan akan suatu
hal secara deskriftif sesuai tafsiran peneliti. Tujuan dari metode ini adalah untuk memaknai puisi
kangen berdasarkan semiotika.

Dalam proses penyusunan artikel ini, penulis menggunakan pendekatan metodologis.


Pendekatan ini dilakukan dengan menggunakan metode teknik pengumpulan data yang
dilakukan melalui orientasi bacaan yakni melalukan peninjauan terhadap suatu bacaan dan
member check yang dilakukan dengan memeriksa kembali hasil penulisan yang masih bersifat
sementara. Jadi, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualilatif karena ditulis
dengan cara analisis atau menjabarkan kata-kata atau kalimat di dalam sehingga dapat ditemukan
sebuah kesimpulan dari analisis puisi kangen berdasarkan semiotika.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. Pengertian Semiotika

Semiotika, ilmu tentang tanda-tanda, mempelajari fenomena sosial-budaya, termasuk sastra


sebagai sistem tanda (Preminger, 1974:980). Tanda mempunyai dua aspek, yaitu penanda
(signifie, signifiant) dan petanda (signified, signie) (Preminger, 1974:981-1982). Penanda
merupakan bentuk formal tanda itu, dalam bahasa berupa satuan bunyi, atau huruf dalam sastra
tulis, sedangkan petanda (signified) yakni apa yang ditandai oleh penandanya itu. Menurut
Abarms (1981), bahwa pengertian semiologi adalah ilmu yang mempelajari tanda beserta fungsi
secara umum pada seluruh bidang kehidupan. Menurut Abarms cakupan semiologi sangat luas.
Semiologi tidak hanya berhubungan dengan sistem komunikasi seperti bahasa, huruf morse, atau
rambu-rambu lalu lintas, namun semiologi juga berhubungan dengan aneka ragam perilaku
manusia, seperti gerakan tubuh, cara berpakaian, ciri khas makanan, bentuk bangunan yang
seluruhnya itu memiliki arti di dalam kemasyarakatan.

Charles Sanders Pierce (dalam Berger, 2015 : 1 ) menyebut tanda sebagai “suatu pegangan
seseorang akibat keterkaitan dengan tanggapan atau kapasitasnya”. Diantara semua jenis tanda,
yang terpenting adalah kata-kata. Kata-kata dipakai sebagai tanda dari suatu konsep atau ide.
Dalam hal ini, ada satu tujuan komunikasi yang harus diingat, yakni bahwa tanda “bermakna”
sesuatu. Jadi semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang suatu tanda.

II. Teori Puisi

Puisi adalah suatu karya sastra yang menggunakan bahasa kata indah dan penuh dengan
makna. Bahasa yang digunakan bersifat konotatif atau bukan makna sebenarnya. Umumnya puisi
berbentuk monolog yang berisi curahan hati, pikiran, atau bukan makna sebenarnya. Dalam buku
Teori dan Apresiasi Puisi (1991), seorang Herman J. Waluyo secara garis besar, unsur atau
struktur puisi dikelompokan menjadi dua macam, yaitu: unsur fisik puisi dan unusr batin puisi.
Unsur fisik puisi, antara lain: diksi, majas, rima, citraan atau imajinasi. Unsur batin puisi, antara
lain: tema, rasa, nada dan amanat. Jenis-jenis puisi terdiri atas puisi lama, puisi baru, puisi bebas,
dan puisi kontemporer. Puisi lama dikenal sebagai puisi terikat, yaitu puisi yang diciptakan pada
masa sebelum pujangga baru yang terikat oleh aturan-aturan, seperti jumlah kata dalam baris,
jumlah baris dalam bait, jumlah suku kata maupun rima. Jenis-jenis puisi lama, antara lain:
pantun, syair, karmina, dan gurindam. Puisi baru atau yang lebih dikenal sebagai puisi modern
muncul pada masa pujangga baru dan dipopulerkan oleh angkatan 45, yang dipelopori oleh
Chairil Anwar. Puisi baru, terdiri dari distikon, tersina, kuatren, kuin, sektet, septima, oktaf,
soneta. Puisi bebas yaitu puisi yang tidak mengindahkan aturan-aturan puisi, seperti rima, irama,
bait, dan baris. Puisi kontemporer yakni puisi bentuk puisi kekinian. Puisi kontemporer tidak lagi
dipandang sebagai karya sastra yang terikat oleh bentuk dan rima, namun sebuah karya sastra
yang dibuat untuk menyampaikan gagasan, kritik, atau sindiran dari penulis tentang kehidupan di
sekitarnya. Jenis-jenis puisi kontemporer, antara lain: epigram, satire, ode, balada, elergi, roman,
himne.

Puisi termasuk ke dalam penuangan ide atau perasaan hati yang menggunakan bahasa kiasan.
Menurut Kosasih (2012:97) struktur puisi dibagi menjadi dua macam, yaitu struktur fisik dan
struktur batin. Adapun yang termasuk struktur fisik pada puisi yaitu diksi, pengimajian, kata
konkret, bahasa figuratif (majas), rima/ritma, tata wajah (tipografi). Sedangkan struktur batin
yaitu tema, perasaan, nada dan suasana, amanat. Berdasarkan pendapat tersebut, terdapat enam
struktur fisik dalam puisi. Sedangkan untuk struktur batin juga terdapat enam struktur.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dalam puisi terdapat unsur fisik dan unsur batin. Unsur fisik
merupakan unsur yang bisa terlihat secara nyata, seperti diksi, imaji, kata konkret, majas, rima,
serta tipografi. Sedangkan yang termasuk unsur batin merupakan unsur yang tidak terlihat secara
kasap mata. Seperti halnya tema, perasaan, nada dan suasana, serta amanat. Analisis struktur
merupakan cara yang paling sederhana dan tajam untuk dilakukan karena pada prosesnya adalah
suatu pengenalan secara terinci secara konkret (Sapdiani, Maesaroh, Pirmansyah, & Firmansyah,
2018).

III. Ulasan Puisi Kangen

Puisi Kangen karya W.S Rendra merupakan puisi yang menggambarkan perasaan rindu
terhadap seseorang. Rasa kesedihan dan kesepian sangat terasa dalam puisi Kangen ini . Dalam
puisinya, Rendra memposisikan dirinya sebagai tokoh utama dalam puisi yang ditulisnya
sendiri. Bisa dilihat dalam puisinya Rendra menggunakan kata Aku, dimana kata aku itu
menandakan bahwa penyairlah yang benar-benar merasakan kegelisahan dan rasa rindu yang
sangat amat dalam terhadap seseorang.

Puisi Kangen ini dilihat dari kalimat demi kalimat tiap baitnya sudah bisa dilihat bahwa
puisi ini bertemakan kesedihan. Yakni kesedihan yang dirasakan Rendra terhadap seseorang.
Seseorang yang dimaksud Rendra sendiri ialah seorang wanita yang dicintainya. Bisa dikatakan
bahwa puisi Kangen ini merupakan puisi cinta. Dimana banyak sekali kata demi kata atau pun
kalimat demi kalimat yang bermakna berkaitan tentang cinta dan juga rasa kesepian,
kegelisahan, juga rasa rindu yang amat mendalam. Pergolakan demi pergolakan hati sangat bisa
dirasakan saat membaca puisi Kangen ini. Jadi puisi Kangen ini berisikan kehidupan Cinta dari
W. S Rendra sendiri yang menandakan puisi Kangen ini sangat berkaitan dengan penyair
sendiri yakni W.S Rendra. Berikut kami paparkan Puisi Kangen karya W.S Rendra,

Kangen
Oleh : W.S Rendra
Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku.
menghadapi kemerdekaan tanpa cinta.
Kau tak akan mengerti segala lukaku.
karna cinta telah sembunyikan pisaunya.
Membayangkan wajahmu adalah siksa.
Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan.
Engkau telah menjadi racun bagi darahku.
Apabila aku dalam kangen dan sepi
Itulah berarti
aku tungku tanpa api.
IV. Kepengarangan
W.S Rendra merupakan penyair terkenal yang memiliki banyak karya puisi. Salah satu
karyanya adalah puisi yang berjudul Kangen. Dimana puisi ini merupakan puisi yang berisi
pergolakan hati W. S Rendra. Puisinya berisikan kesedihan juga kegelisan Rendra pada
seorang yang dicintainya. Memiliki nama lengkap Willibrordus Surendra Broto Rendra
sekarang lebih dikenal W.S Rendra. Beliau lahir pada tanggal 7 November 1935 di kota
Solo dan wafat pada tanggal 7 Agustus 2009. Ayah dan ibunya bernama Raden Cyprianus
Sugenge dan Raden Ayu Catharina Ismadillah. Ayahnya berprofesi sebagai guru Bahasa
Indonesia dan Bahasa Jawa pada sekolah Katolik Solo dan juga sebagai dramawan
tradisional sedangkan ibunya adalah penari serimpi di keraton Surakarta.
Bakatnya dalam dunia sastra mulai terlihat saat beliau duduk di bangku SMP. Saat itu ia
sudah mulai menunjukkan kemampuannya dengan menulis puisi, cerita pendek, dan drama
untuk berbagai kegiatan sekolahnya. Tidak hanya menulis, beliau juga pandai di atas
panggung. Ia mementaskan beberapa dramanya, dan terutama tampil sebagai pembaca
puisi yang sangat berbakat. Maka dari itu pada tahun 1967 beliau mendirikan Bengkel
Teater di Yogyakarta dan di Depok. Beliau mendapatkan julukan Burung Merak. Julukan
ini beliau dapatkan saat dirinya menemani tamunya yang berasal dari Australia berkeliling
kebun binatang Gembira Loka, Yogyakarta. Pada saat itulah dirinya melihat seekor burung
merak jantan dan tamunya tertawa sambil mengatakan, “itu Rendra ! itu Rendra !”. Dari
situlah beliau mendapatkan julukan Burung Merak.
Beliau pertama kali mempublikasikan puisinya di media massa pada tahun 1952
melalui majalah Siasat. Rendra merupakan penyair angkatan 55 yang dikenal masih
produktif menulis berbagai karya puisi pada tahun 70-an. Karya – karya puisi beliau antara
lain, Ballada Orang-Orang Tercinta ( 1957 ), Empat Kumpulan Sajak ( 1961 ), Blues
Untuk Bonnie ( 1972 ), dan Sajak- Sajak Sepatu Tua ( 1972 ). Selain menciptakan banyak
puisi, beliau juga sering mengikuti festival- festival . Festival yang bernah beliau ikuti
antara lain, The Rotterdam International Poetry Festival (1971 dan 1979), The Valmiki
International Poetry Festival, New Delhi (1985), Berliner Horizonte Festival, Berlin
(1985), The First New York Festival Of the Arts (1988), Spoleto Festival, Melbourne,
Vagarth World Poetry Festival, Bhopal (1989), World Poetry Festival, Kuala Lumpur
(1992), dan Tokyo Festival (1995).
Rendra dikenal sebagai penyair yang menuliskan syairnya dengan mengangkan kisah
cinta yang dialami dirinya. Hal itu bisa dibuktikan dengan terciptanya puisi yang berjudul
Kangen. Puisi ini diciptakan oleh Rendra untuk menuangkan isi hatinya. Dimana adanya
pergolakan hati, rasa gelisah juga kesedihan karena rindu dengan seorang wanita yang
beliau cintai.
V. Analisis Semiotika

Penanda ( Signifier ) Petanda ( Signified )


Kau tak akan mengerti bagaimana - Kata “Kau”sudah diketahui
kesepianku. merupakan kata ganti orang. Dimana
- Kau kata “Kau ”ini mengacu pada kata
- Kesepianku ganti orang kedua. Yang menandakan
bahwa penyair mengarahkan apa yang
dia rasakan untuk seseorang.
- Kesepianku bisa dimaknai sebagai
rasa yang dialamipenyair yakni rasa
sepi yang ada di dalam hatinya.
Jadi baris pertama pada puisi Kangen
ini dapat dimaknai sebagai ungkapan
isi hati sang penyair, dimana dirinya
merasakan kesepian dalam hatinya.
Menghadapi kemerdekaan tanpa - Kemerdekaan bias diartikan sebagai
cinta. sebuah kebebasan. Kemerdekaan
- Kemerdekaan bermakna tidak adanya tekanan entah
- Cinta itu tekanan batin atau secara fisik yang
diberikan seseorang untuk seseorang.
Jadi kemerdekan dalam puisi Kangen
ini bermakna sebagai keadaan atau
kehidupan di dunia.
- Cinta bermakna sebagai rasa kasih
sayang. Dimana rasa kasih saying ini
merupakan rasa yang tulus.
Jadi kalimat pada baris kedua ini
bermakna bagaimana penyair yang
tidak bahagia dalam menjalani
kehidupannya karena adanya
kehampaantanpaadanya orang yang ia
cintai. Seharusnya kehidupan penyair
sudah bahagia namun hal itu tidak
terjadi karena hatinya hampa tidak ada
cintanya yakni sang kekasih.
Kau tak akan mengerti segala Kalimat tersebut bermakna ungkapan hati
lukaku. sang penyair yang penuh luka karena rasa
kehampaan hatinya yang tanpa cinta.

Karna cinta telah sembunyikan - Cinta, bermakna rasa kasih sayang


pisaunya antara lawan jenis.
- Cinta - Sembunyikan, bermakna suatu
- Sembunyikan tindakan yang tidak ditampakkan oleh
- Pisaunya pelaku yang mengalaminya.
- Pisaunya, bermakna alat yang
digunakan untuk memotong benda
lunak. Namun, pisau bisa melukai
tangan apabila digunakan dengan
tidak hati-hati. Jadi, dalam puisi
Kangen ini makna pisaunya yaitu luka
yang telah menggores hati.
Jadi, baris keempat ini memiliki
makna rasa kasih sayang antar lawan
jenis yang telah mengalami luka
namun penyair mampu
menyembunyikan rasa itu.

Membayangkan wajahmu adalah - Membayangkan, bermakna tindakan


siksa yang dilakukan dengan berhalusinasi
- Membayangkan suatu objek.
- Wajahmu - Wajahmu, bermakna objek tubuh
- Siksa yang memberikan kesan keindahan.
- Siksa, bermakna suatu rasa
penderitaan yang dialami oleh
penyair.
Jadi, baris kelima dalam puisi Kangen
memiliki makna tindakan memikirkan
seseorang yang penyair cintai
sekarang berubah menjadi
penderitaan.
Kesepian adalah ketakutan dalam - Kesepian, bermakna suatu perasaan
kelumpuhan yang menggambarkan sunyi.
- Kesepian - Ketakutan, bermakna suatu perasaan
- Ketakutan yang menggambarkan kegelisahan
- Kelumpuhan dengan sesuatu hal.
- Kelumpuhan, bermakna suatu
tindakan yang menggambarkan
kelemahan atau ketidakberdayaan
seorang penyair.
- Jadi, baris keenam puisi Kangen ini
bermakna perasaan sunyi yang
diderita oleh penyair adalah
ketakutannya akan kehilangan
seseorang yang dia cintai sehingga
mengakibatkannya dalam kondisi
tidak berdaya.
Engkau telah menjadi racun bagi - Engkau, bermakna kata ganti orang
darahku kedua, yang menandakan bahwa
- Engkau penyair mengarahkan apa yang dia
- Racun rasakan untuk seseorang.
- Racun, bermakna kangen atau rindu,
yang diubah oleh sang penyair
menjadi racun.
Jadi baris ke tujuh puisi Kangen ini
bermakna orang yang dirindukan oleh
penyair, sudah menguasai pikiran
penyair, sehingga susah untuk
dilupakan bahkan menjadi racun.
Apabila aku dalam kangen dan sepi - Kangen, bermakna suatu perasaan
- Kangen merindukan seseorang dan ingin sekali
- Sepi bertemu dengan seseorang tersebut.
Seperti penyair yang merindukan sang
kekasih.
- Sepi, bermakna suatu perasaan yang
menggambarkan sunyi.
Jadi baris ke delapan puisi Kangen ini
bermakna perasaan rindu dari sang
penyair untuk kekasih, namun sayang
rasa rindu tersebut menjadi sepi,
karena penyair tidak bisa bertemu
dengan kekasih.
Itulah berarti Pada baris ke sembilan ini, memiliki makna
yang berhubungan langsung dengan baris
terakhir.

Aku tungku tanpa api - Tungku, bermakna batu dan


- Tungku sebagainya yang dipasangkan untuk
- Api perapian. Penyair merasa bahwa
dirinya bagai tungku tanpa api.
- Api, bermakna perasaan yang
menggelora (tentang cinta,
perjuangan).
Jadi baris ke sepuluh puisi Kangen ini
bermakna ungkapan jiwa penyair,
karena merindukan seseorang, ia
merasa bahwa dirinya tidak berguna,
i8karena penyair hanya bisa
merindukan seseorang, tanpa bisa
bertemu dengan orang itu.

KESIMPULAN
Dengan adanya paparan di atas, bisa diketahui bahwa semiotika merupakan suatu ilmu
yang mempelajari tentang tanda. Lebih tepatnya memaknai suatu tanda yang terdapat dalam
objek. Seperti halnya pada penulisan kali ini yang objek kajiannya ialah Puisi karya W.S Rendra
berjudul Kangen. Dari hasil Analisis semiotika pada puisi Kangen karya W.S Rendra ini bisa
diketahui bahwa beliau membuat hubungan pentanda dan penanda dengan menggambarkan
kerinduannya terhadap sang kekasih. Diketahui juga makna yang terkandung dalam Puisi
Kangen ini bermakna kerinduan yang amat mendalam dari seorang W.S Rendra kepada
kekasihnya. Puisi yang bertema cinta ini berusaha mengutarakan pergolanggan hati dari sang
penyair, dimana dirinya sangat merasa sedih dan rindu terhadap kekasihnya.

Daftar Pustaka

A.Wicaksono, Pengkajian Prosa Fiksi (edisi revisi). Yogyakarta: Garudhawaca, 2017.

E. Kosasih, Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya, 2012.

Herman J. Waluyo, Teori dan apresiasi puisi. Jakarta: Erlangga, 1991.

Aryani, E., Yunengsih, Y., & Ismayani, M. (2019). Analisis identitas kultural dalam puisi

“ibu indonesia” karya sukmawati soekarno putri. Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia), 2(2), 249–254.

Asriningsari, A., & Umaya, N. (2010). Semiotika teori dan aplikasi pada karya sastra.

UPGRIS PRESS.

Berger, Arthur Asa, (2015), Pengantar Semiotika : Tanda-tanda dalam Kebudayaan


Kontemporer. Cetakan Keempat, Terjemahan oleh M. Dwi Marianto, Yogyakarta: Tiara
Wacana.

Pirmansyah, P., Anjani, C., & Firmansyah, D. (2018). Analisis semiotik dalam puisi “hatiku

selembar daun” karya sapardi djoko damono. Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia), 1(3), 315–320.

P. Santoso, METODOLOGI PENELITIAN SASTRA : PARADIGMA PROPOSAL,


PELAPORAN,. Yogyakarta: Azzagrafika, 2015.

Penerapannya, D. A. N., & Sastra, D. P. (n.d.). Metode, dan penerapannya dalam pemaknaan
sastra.

Preminger, Alex (ed.) dkk. 1974. Princeton Encyclopedia of Poetry and Poetics. New Jersey:
Princeton University Press.

Sapdiani, R., Maesaroh, I., Pirmansyah, P., & Firmansyah, D. (2018). Analisis Struktural dan
Nilai Moral dalam Cerpen “Kembang Gunung Kapur” Karya Hasta Indriyana. Parole
(Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia), 1(2), 101–114.

Audilla, C. (2014). Kehidupan Cinta W.S. Rendra dalam Puisi Kangen, Sajak Cinta Ditulis
Pada Usia 57, dan Surat Kepada Bunda: Tentang Calon Menantunya oleh Cindy Audilla.
https://audillacindy.blogspot.com/2014/07/kehidupan-cinta-ws-rendra-dalam-puisi

Iam. (2020). Puisi Kangen WS Rendra. Tribun Jateng.Com.


https://jateng.tribunnews.com/2020/07/27/puisi-kangen-ws-rendra

Nurdyansa. (2009). Biografi W.S Rendra Penyair Indonesia. Biografiku.Com.


https://www.biografiku.com/biografi-ws-rendra/
E-Jurnal. (2014). Pengertian Semiotik. (n.d.). E-Jurnal.com https://www.e-
jurnal.com/2014/02/pengertian-semiotik.html

Anda mungkin juga menyukai