Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH BAHASA INDONESIA

ALIRAN-ALIRAN SASTRA INDONESIA

Disusun oleh:
Anisa Utari Humaira (21100111140111)
Ariat Ismail (21100111130012)
Hadi Allamil Fari (21100111110060)
Hanif Indra Wicaksana (21100111120006)
Irene Dara Yovita Agustina (21100111120019)
Krisna Yudha Perwira (21100111140082)
Mahmud Faidh (21100111140074)
Wiku Bagas Swasono (21100111130066)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
NOVEMBER 2011

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia kesusatraan ada banyak gerakan dan aliran yang
berkembang di dalamnya. Baik sebagai hasil dari saripati yang diperas dari
karakteristik karya yang berkembang maupun sebagai kararkter yang sengaja
dimunculkan dalam sebuah karya sastra sebagai pengokoh keberadaan sebuah
gerakan atau aliran kesusatraan tertentu.
Secara sederhana aliran besar yang terdapat dalam kesusastraan dunia
adalah

romantisisme,

realisme,

modernisme,

dan

pascamodernisme.

Sementara gerakan-gerakan yang dianggap sebagai aliran kecil yang


memengaruhi aliran besar di atas adalah klasisisme, neoklasisisme,
praromantisme, ghotik, dadaisme, naturalisme, realisme-sosialis, utilitarian,
pascaromantisisme, art for arts sake, simbolisme, impresionisme, dekaden,
absurdisme, dan eksistensialisme.
Setiap gerakan maupun aliran memiliki karakteristik yang khas yang
sedikit banyak menampakkan kondisi zaman di mana aliran tersebut
berkembang. Aliran yang dinobatkan berasal dari kawasan Eropa dan Inggris
tersebut tentunya mengalami migrasi. Mengalir dan berkembang ke penjuru
dunia, termasuk Indonesia.
Pada setiap negeri yang disinggahi oleh perkembangan aliran itu
tentunya memiliki dan memunculkan karakteristik yang lebih khas lagi,
sesuai dengan kondisi negeri di mana aliran tersebut berkembang. Realismesosialis yang berkembang di Indonesia salah satu contohnya.
Realisme-soialis yang berkembang di Indonesia selama ini terbungkus
Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat), dan selama ini pula kerap menjadi
bahan perbincangan yang tak ada habisnya. Aliran sastra yang menginduk
pada mazhab realism ini pada taraf mula di Indonesia karyanya kerap
mendapatkan ejekan, hinaan dan lecehan dari golongan-golongan dan klas

borjuis sebagai karya-karya yang tidak memenuhi ketentuan-ketentuan seni


dan sastra.
Jauh lebih menyedihkan lagi, realisme-sosialis kerap dianggap sebagai
ideologi jahat. Relisme-sosialis adalah ideologi Lekra, smentara Lekra sendiri
adalah organisasi seniman yang berafiliasi dengan PKI (Partai Komunis
Indonesia), dan PKI adalah partai politik yang sosoknya selalu diidentikkan
jahat yang tak boleh ada di bumi Indonesia.
Ciri-ciri atau karakteristik aliran realism-sosialis ini dapat digali dari
karya sastra genre apapun, tetapi yang paling kentara adalah novel. Di
Indonesia, novel-novel karya Pramoedya Ananta Toer kerap diklasifikasikan
sebagai novel sejarah. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa dalam karyakarya Pram sedikit banyak memuat cirri realism-sosialis, sebab novel sejarah
merupakan bentuk konkret karya sastra beraliran realism-sosialis.
1.2 Tujuan Penulisan
Mengetahui ciri-ciri aliran yang terdapat dalam karya sastra Indonesia
Dapat mendeskripsikan ciri-ciri aliran terdapat dalam karya sastra
Indonesia

BAB II
ISI
Aliran sastra pada dasarnya berupaya menggambarkan prinsip (pandangan
hidup, politik, dll) yang dianut sastrawan dalam menghasilkan karya sastra.
Dengan kata lain, aliran sangat erat hubungannya dengan sikap/jiwa pengarang
dan objek yang dikemukakan dalam karangannya.
Pada prinsipnya, aliran karya sastra dibedakan menjadi 2 bagian besar,
yakni (a) idealisme, dan (b) materialisme.
1. Idealisme adalah aliran romantik yang bertolak dari cita-cita yang dianut oleh
penulisnya. Menurut aliran ini, segala sesuatu yang terlihat di alam ini
hanyalah merupakan bayangan dari bayangan abadi yang tidak terduga oleh
pikiran manusia. Aliran idealisme ini dapat dibagi menjadi (a) romantisme, (b)
simbolik, (c) mistisisme, (d) surealisme
a. Romantisme adalah aliran karya sastra yang sangat mengutamakan
perasaan, sehingga objek yang dikemukakan tidak lagi asli, tetapi telah
bertambah dengan unsur perasaan si pengarang. Aliran ini dicirikan oleh
minat pada alam dan cara hidup yang sederhana, minat pada pemandangan
alam, perhatian pada kepercayaan asli, penekanan pada kespontanan dalam
pikiran, tindakan, serta pengungkapan pikiran. Orang-orang aliran ini
menganggap imajinasi lebih penting daripada aturan formal dan fakta.
Aliran ini kadang-kadang berpadu dengan aliran idealisme dan realisme
sehingga timbul aliran romantik idealis, dan romantik realisme.
i.

Romantik idealis adalah aliran kesusastraan yang mengutamakan


perasaan yang melambung tinggi ke dalam fantasi dan cita-cita. Hasil
sastra Angk. Pujangga Baru umumnya termasuk aliran ini.

ii.

Romantik realisme adalah alira kesusastraan yang mengutamakan


perasaan bertolak darikenyataan (contoh: puisi-puisi Chairil Anwar
dan Asrul Sani)

b. Simbolik. Aliran ini muncul sebagai reaksi atas realisme dan naturalisme.
Pengarang berupaya menampilkan pengalaman batin secara simbolik. Dunia

yang secara indrawi dapat kita cerap menunjukkan suatu dunia rohani yang
tersembunyi di belakang dunia indrawi. Aliran ini selalu menggunakan
symbol atau perlambang hewan atau tumbuhan sebagai pelaku dalam cerita.
Contoh karya sastra yang beraliran ini misalnya Tinjaulah Dunia Sana,
Dengarlah Keluhan Pohon Mangga karya Maria Amin, Kisah Negara
Kambing (Alex Leo)
c. Mistisisme adalah aliran kesusastraan yang bersifat melukiskan hubungan
manusia dengan Tuhan. Mistisisme selalu memaparkan keharuan dan
kekaguman si penulis terhadap keagungan Maha Pencipta. Contoh karya
sastra yang beraliran ini adalah sebagaian besar karya Amir Hamzah,
Bahrum Rangkuti, dan JE Tatengkeng.
d. Surealisme adalah aliran karya sastra yang melukiskan berbagai objek dan
tanggapan secara serentak. Karya sastra bercorak surealis umumnya susah
dipahami karena gaya pengucapannya yang melompat-lompat dan kadang
terasa agak kacau. Menurut sejarahnya, aliran ini lahir karena gerakan
pembaharuan dalam dunia seni dan berkembang di Prancis (alam bawah
sadar seharusnya digali dan dimanfaatkan ungkapan batin yang irasional
seperti mimpi, intuisi, asosiasi bebas perlu dipelihara dengan berpedoman
pada psiko-analisa ala Freud. Surealis ingin membebaskan manusia dari
belenggu kebudayaan dan intelektualitas) Contoh karya sastra aliran ini
misalnya Radio Masyarakat (Rosihan Anwar), Merahnya Merah (Iwan
Simatupang), Tumbang (TrisnoSumardjo).
2. Materialisme berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang bersifat kenyataan
dapat diselidiki dengan akal manusia. Dalam kesusastraan, aliran ini dapat
dibedakan atas realisme dan naturalisme.
a. Realisme

adalah

aliran

menggambarkan/memaparkan/

karya

sastra

menceritakan

yang

sesuatu

berusaha
sebagaimana

kenyataannya/adanya. Aliran ini umumnya lebih objektif memandang segala


sesuatu (tanpa mengikutsertakan perasaan). Sebagaimana kita tahu, Plato
dalam teori mimetik-nya pernah menyatakan bahwa sastra adalah tiruan

kenyataan/realitas. Berangkat dari inilah kemudian berkembang aliran-aliran


seperti: naturalisme dan determinisme.
i.

Realisme sosialis adalah aliran karya sastra secara realis yang


digunakan pengarang untuk mencapai cita-cita perjuangan sosialisme

ii.

Naturalisme adalah aliran karya sastra yang ingin menggambarkan


realitas secara jujur bahkan cenderung berlebihan dan terkesan jorok.
Aliran ini berkembang dari realisme. Ada tiga faham yang
berkembang dari aliran realisme (1) scientisme (hanya sains yang
dapat menghasilkan pengetahuan yang benar), (2) positivisme
( menolak metafisika, hanyalewa pancaindra kita berpijak pada
kenyataan), dan (3) determinisme (segala sesuatu sudah ditentukan
oleh sebab musabab tertentu, tak ada kemauan bebas, perang, bencana
alam, nasib).

b. Impresionisme adalah aliran kesusastraan yang memusatkan perhatian pada


apa yang terjadi dalam batin tokoh utama. Impresionisme lebiuh
mengutamakan pemberian kesan/pengaruh kepada perasaan daripada
kenyataan atau keadaan yang sebenarnya. Beberapa pengarang Pujangga
Baru memperlihatkan impresionisme dalam beberapa karyanya.
Ada pula yang menyebut aliran psikologisme. Sebenarnya, aliran
psikologisme tidak ada. Yang ada adalah penelitian psikologi sastra. Analisis
sastra yang membahas interaksi antara hidup pengarang dan karyakaryanya, analisis teks sastra dengan pendekatan ilmu psikologi, dsb.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam sastra Indonesia, terdapat beberapa aliran yang memiliki ciri-ciri
tertentu.
Aliran sastra Indonesia, secara umum dibagi menjadi dua yaitu idealisme
dan materialisme.
Idealisme adalah aliran romantik yang bertolak dari cita-cita yang dianut
oleh penulisnya.
Dalam kesusastraan Indonesia, aliran idealisme dibagikan menjadi
romantisme, simbolik, mistisisme, surealisme.
Materialisme yaitu berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang bersifat
kenyataan dapat diselidiki dengan akal manusia.
Dalam kesusastraan, aliran materialisme dapat dibedakan atas realisme dan
naturalisme.
3.2 Saran
Cintai dan kenalilah Bahasa Indonesia.
Berbahasa Indonesialah dengan tata cara yang telah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai