Anda di halaman 1dari 18

Ringkasan Materi

MERAMBAH MATAHARI (Sastra dalam


Perbandingan)
Suripan Sadi Hutomo

1. Pengantar
Sastra merupakan sebuah cabang ilmu yang berkembang dan
hidup di tengah-tengah masyarakat. Keberadaannya muncul dan
dipertahankan oleh masyarakat tersebut juga. Sastra dikatakan
berhubungan
dengan
masyarakat
karena
sebagian
besar
permasalahan yang disajikan oleh penulis adalah berupa permasalahan
sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Permasalahan
tersebut dapat berhubungan erat dengan perekonomian, kebudayaan,
keadaan psikologis individu manusia, dan lain-lain, oleh sebab itu tidak
mengherankan jika sebagian karya sastra memiliki persamaan. Berasal
dari penulis yang berbeda, membuat karya sastra tersebut memiliki
perbedaan dari karya sastra yang lainnya.
Unsur dari karya sastra tersebutlah yang kemudian dijadikan
para penulis untuk membandingkannya dengan karya sastra penulis
lain. Bermacam-macam tujuan dilakukakannya pembandingan karya
sastra inilah yang harus diawasi, karena tidak sedikit pembandingan
karya sastra yang dilakukan untuk menjatuhkan karya sastra atas
karya sastra lainnya. Pembandingan karya sastra dilakukan pada karya
sastra yang memiliki banyak perbedaan, dari hasil pembandingan
inilah akan diketahui sebuah kualitas karya sastra. Melalui kajian sastra
bandingan ini juga dapat diketahui pengaruh sebuah karya sastra atas
karya sastra lainnya.
2. Isi
SEJARAH DAN TEORI SASTRA BANDINGAN
Istilah sastra bandingan berasal dari terjemahan Bahasa Inggris
Comparative Literature, dan Bahasa Perancis La Litterature Comparee.
Dalam sejarahnya dikatakan bahwa sastra bandingan dibagi menjadi
dua aliran, Aliran Lama atau Aliran Perancis yang menyatakan bahwa
sastra bandingan adalah pembandingan sastra secara sistematis dari
negara yang berlainan. Sastra bandingan di Perancis dipelopori oleh
beberapa tokoh, yaiku Fernand Baldensperger, Jean-Marie Carre, Paul
van Tieghem, dan Marius-Francois Guyard. Selanjutnya adalah Aliran
Baru atau Aliran Amerika. Aliran ini menyatakan bahwa sastra
bandingan bukan hanya pembandingan sastra secara sistematis dari

negara yang berlainan, tetapi juga membandingkan sastra dengan


cabang ilmu lainnya.
Keberadaan sastra bandingan tidak bisa dipisahkan dengan
sastra dunia dan sastra umum. Seperti dikatakan diatas bahwa sastra
bandingan adalah ilmu atau proses pembandingan karya sastra yang
satu dengan yang lain. Sastra dunia adalah sastra nasional yang diberi
peluang meletakkan dirinya dalam lingkungan sastra dengan fungsi
dan kriteria yang sejajar dengan sastra nasional bangsa lain didunia.
Sastra umum seringkali sulit dibedakan dengan sastra bandingan,
karena keduanya berdasarkan pada letak geofrafis, pembedanya
adalah sastra umum merupakan penggunaan bahasa yang serupa
sekurang-kurangnya satu rumpun.
Studi sastra bandingan dalam kaitan sastra nasional adalah
membandingkan: (1) dua sastra dari dua negara dengan dua bahasa
berbeda, (2) dua karya dari negara berbeda dengan bahasa yang
sama, (3) karya awal pengarang di negara asalnya dengan karyanya
setelah menjadi warga negara lain, dan lain-lain.
Studi sastra bandingan berlandaskan pada efinitas, tradisi, dan
pengaruh. Afinitas dalam ilmu bahasa diartikan sebagai unsur-unsur
sama pada dua atau beberapa bahasa karena bahasa-bahasa itu
diturunkan dari dari suatu bahasa leluhur yang sama. Tradisi
merupakan unsur yang berkaitan dengan kesejarahan penciptaan
karya sastra. Istilah pengaruh sarat dengan nada negatif, namun pada
hal penciptaan sebuah karangan , kata pengaruh berarti sebuah karya
telah dipengaruhi oleh alam sekitar (masyarakat, kebudayaan, bahasa,
dll).
SEKILAS SASTRA BANDINGAN DI INDONESIA
Sastra bandingan di Indonesia dibagi menjadi 3 bagian yaitu
kaitan studi filologi, hubungan sastra lisan, dan sastra bandingan tulis.
Sastra bandingan kaitan filologi berhubungan dengan naskah lama
yang berupa karya sastra. Kedua hubungan sastra lisan. Dalam hal ini
contoh pembandingannya adalah dengan pembandingan dongengdongeng antar daerah, maupun dongeng Indonesia dengan luar negeri.
Ketiga adalah sastra bandingan tulis, atau yang dikenal dengan sastra
bandingan modern. Praktek bagian sastra ini tampak pada kritikmengkritik sastra, tujuannya sering disalah gunakan yaitu menjatuhkan
karya satu atas karya lainnya.
KARYA SASTRA DALAM KAJIAN PEMBANDINGAN
Studi sastra bandingan bukan hanya membandingkan karya
semata, namun juga menelisik sejauh mana sebuah karya
mempengaruhi karya lainnya. Beberapa sastrawan Indonesia buktinya
mampu memberikan pengaruh yang sedemikian besar pada karya
penulis dari negara tetangga, Malaysia. Sastrawan yang juga penulis
tersebut adalah penulis unggulan Chairil Anwar dan Willibrodus
Surendra Broto, yang lebih dikenal dengan Rendra. Chairil Anwar

diketahui pengaruhnya melalui teknik persajakannya, beberapa penulis


Malaysia yang terpengaruh adalah Usman Awang, dan Masuri S.N.
Selanjutnya pengaruh Rendra pada karya sastra Malaysia adalah
melalui sajaknya yang berjudul balada. Beberapa penulis bergenre
balada yang terpengaruh adalah Mansor Ahmad S., Firdaus Abdullah,
Chan Khun Ning, dan lain-lain.
Noveau Roman di Malaysia
Dalam Bahasa Indonesia noveau roman, dikenal dengan sebutan
novel baru. Noveau roman merupakan cara pengarang yang
mementingkan penulisan cerita daripada falsafah atau ceritanya
sendiri. Ciri-ciri noveau roman secara umum digambarkan tidak terlalu
berbeda dengan karya lainnya.
PERKENALAN DENGAN PUISI MAHUA MODERN
Istilah Mahua berasal dari kata Ma (singkatan Malaya) dan Hua
(singkatan Tionghua) jadi mahua berarti orang-orang Tionghua di
Malaya (meliputi Singapura dan Malaysia). Maka Sastra Mahua adalah
kesastraan hasil karya orang Tionghua, yang tinggal di Singapura dan
Malaysia, berbahasa Tionghua.
Ada beberapa pendapat tentang asal-usul kesusastraan Mahua
Modern yaitu yang pertama kesusastraan Mahua baru muncul sesudah
tahun 1925. Kurang lebih pada tahun itu terdapat karangan yang
termuat di dalam rubrik sastra surat kabar tahun 1919, tetapi ada
beberapa yang tidak menyetujuinya. Pendapat kedua berpendapat
menurut peristiwa sejarah yang bermula pada tahun 1931, sebab pada
tahun itu banyak pujangga dari Tiongkok pindah menuju Singapura.
Dan pendapat terakhir yaitu berasal dari Goh Thean Chye, di dalam
makalahnya dikatakan bahwa kesusastraan Mahua modern timbul pada
tahun 1919 setelah Pergerakan Sastra Baru Tiongkok.
Pada generasi berikutnya, para penyair Mahua, tak hanya banyak
bicara tetapi benar-benar menyatu dengan tanah airnya. Mereka
tinggalkan bahasa Tinghoa dan dengan sungguh-sungguh menulis
dengan bahasa Melayu. Dari puisi Mahua modern kita dapat tahu
bahwa jiwa pedagang tidak begitu terlihat tetapi yang terlihat adalah
jiwa kemanusiaan. Oleh karena itu, kesusastraan adalah sarana paling
tepat untuk mengenal kemanusiaan.
EPIGRAM DALAM PUISI MALAYSIA
Epigram adalah sajak pendek, tetapi tidak semua sajak pendek
adalah epigram. Berikut adalah beberapa wujud puisi epigram dalam
puisi
Malaysia
yang
dikarang
oleh
FirdausAbdullah.
KOMANDO
bahawa kau telah dipertunangkan
dengan maut
dan berbulan madu sebelum
nikah

dengan keyakinan
DARAH
merahnya suara rahsia
yang tak pernah terucapkan
dan alangkah lunaknya
kulit-kulit yang melindungkan
Dari contoh di atas terlihat bahwa penyair Malaysia menyukai
sajak yang tersusun empat baris dan memiliki isi di masing-masing
baris. Memahami sebuah epigram tidaklah sulit jika kita mengaitkan isi
sajak satu dengan isi sajak yang lain.
SHAHNON AHMAD, TOKOH SASTRA MALAYSIA MODERN
Shahnon Ahmad yang lahir di kampung Banggul Derdap adalah
seorang kritikus cerita pendek Malaysia modern yang saat ini sangat
berpengaruh. Sebenarnya, Shahnon Ahmad bukanlah pandai
mengkritik saja, akan tetapi ia juga seorang penulis karya cerita
pendek dan penulis novel. Ia mulai menulis cerita pendek sejak tahun
1956. Cerita pendeknya banyak dipublish dalam surat kabar dan
majalah sekitar tahun 1959 hingga 1962. Diatas juga dikatakan bahwa
Shahnon Ahmad juga menjadi penulis novel yaitu antara tahun 19651969 yang telah menerbitkan enam buah novel.
BAHA ZAIN, PENYAIR MALAYSIA TERKEMUKA
Baha Zain atau nama lengkapnya Baharuddin Zainal, baru-baru
ini telah menerima penghargaan hadiah sastra dari Asia Tenggara yang
mewakili Negara Malaysia. Penyair ini di negaranya pernah menerima
hadiah sastra untuk esai dan kritik serta sajak-sajaknya. Ia telah
menulis beberapa karya sastra yang berhubungan dengan sastra
Malaysia klasik. Salah satu karyanya yang terkenal yaitu yang berjudul
Perempuan dan Bayang-Bayang.
Kumpulan sajak Baha Zain terdiri atas tiga bagian, masingmasing bagian bernama Lahir dalam kegelisahan, Mencari bersama
udara, Bertemu dalam cinta. Sajak-sajak tersebut ditulis secara
berurutan yaitu dari tahun 1969 sampai dengan tahun 1973.
Dari segi bentuk, susunan pembaitan, Baha Zain banyak
melakukan percobaan-percobaan bentuk. Tujuannya tak lain ialah ia
ingin memperbarui persajakan Malaysia. Ia telah jenuh dengan
persajakan yang bersifat cenderung tradisional. Dalam awal bukunya,
Baha Zain mengatakan bahwa puisi itu merupakan eksistensi pribadi
yang berkembang. Perkembangan berupa beraneka ragam warna,
bentuk, dan gaya.
USTAZ: NOVEL PUITIS YANG ISLAMI

Pengarang novel Ustaz, S. Othman Kelantan telah menarik


perhatian penulis melalui novelnya Angin Timur LAut. Sebagai
pengarang S.Othman Kelantan mempunyai gaya yang menarik,
mempribadi, dan unggul. Dan yang menyebabkan kemunculan novel
Ustaz segera mendapat perhatian banyak orang.
Menurut penulis novel Ustaz merupakan novel yang menarik dari
segi sastra Islam, yang di Indonesia sangat langka keberadaannya dan
juga menurut penulis mempunyai teori pendekatan Melayu Islam yang
oleh masyrakat Melayu sendiri kurang dirasakans kehadirannya.
Seperti yang tampak dalam sisi kanan perkataan dan yang
banyak disebutkan pada nocel Ustaz dan juga berfungsi sebagai tanda
penghubung menunjukkan bahwa novel tersebut terdapat cinta dunia
Melayu modern pengarangnya. Citra itu adalah citra Islami, citra
pedagogis, yang dalam kebangkitan Islam masa kini ia tidak
ketinggalan zaman dan ia merupakan garda depan dalam
pemasyarakatan Islam, atau dalam sosialisasi Islam. Sastra Islam
sejati, kapan dan di manapun juga, ia selalu bersifat pedagogis,
menuntun moral menuju kebaikan.
Begitulah novel Ustaz karanga S. Othman Kelantan yang menurut
penulis tetap menarik di berbagai segi. Di Indonesia, novel semacam
ini sulit diperoleh. Sebagai novel yang islami, novel Ustaz mengandung
juga beberapa hal yang berhubungan dengan dakwah, dan bahkan
juga kritik sosial bagi masyarakat Islam.
KEHIDUPAN SASTRA MELAYU DI SERAWAK
Serawak adalah Negara bagian Malaysia. Bertepat di pulau Kalimantan
dan mempunyai Ibu Kota bernama Kucing. Mayoritas di daerah ini
menggunakan bahasa resmi, dan akan diberlakukan bahasa Melayu
pada tahun 1986. Dan sastra dianggap berperan dalam pergerakan
tersebut.
Sejak tahun 1980 sudah dimulai penggalakan kehidupan sastra di
Serawak dengan cara diselenggarakan Bengkel Penulisan Kreatif.
Bengkel ini meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan
bidang sastra. Dan bengkel penulisan novel diselenggarakan pada
tanggal 15-21 April 1984. Dari kegiatan di bengkel ini telah
mengahsilkan banyak novel.
Seperti halnya di Negara lain bagian Malaysia, di Negeri Serawak
juga terdapat organisasi pengarang yang bernama Gabungan
Persatuan Penulis Serawak. Organisasi ini pernah mengadakan Hari
Puisi Nasional 1984 di Kucing.
BERKENALAN DENGAN NOVEL MELAYU MELATI SERAWAK
Novel tersebut merukapak karya sastra yang penting karena
dianggap sebagai novel Melayu pertama yang ditulis orang di Serawak.
Penulis novel tersebut bernama Muhammad Rakawi bin Yusuf. Terbit

pertama kali pada tahun 1932 di Kucing dalam tulisan Jawi (Tulisan
Arab Melayu).
Novel tersebut berisi tentang Harun, anak Pak Noraldin( seorang
Building Contractor) yang jatuh cinta dengan Aminah (Melati
Serawak), anak Pak Jalil (orang kaya di Kucing). Pada mulanya Aminah
menyambut cinta Harun, akan tetapi di luar pengetahuan harun,
Aminah juga bermain cinta dengan Omar (saudagar). Hal ini tidak
mengherankan, sebab Aminah adalah seorang pemain gendang
perempuan yang terkenal..
Di dalam novel tersebut mempunyai gaya bercerita yang amat
menarik, sebab pengarang mencoba menarik minat pembacanya
dengan cara tidak langsung mengenalkan nama-nama pelaku cerita
dan menundanya. Dengan maksud agar pembaca meneruskan
bacaannya.
Di dalam novel ini banyak sekali terdapat pantun, syair dan
gurindam. Adanya hal ini menunjukkan bahwa pengarang mengikuti
konvensi sastra pada zamannya. Dalam pemakaian bahasa novel
Melati Sarawak banyak menggunakan bahasa Inggris. Sebab pada
waktu itu Sarawak masih dijajah oleh Inggris.
Fungsi novel ini adalah mengubah keadaan masyrakat dan
merupakan sasaran kritik dalam novel tersebut yang lebih kepada
masalah kemasyarakatan. Dalam hal ini gendang perempuan adalah
kesenian yang dinilai merusak kehidupan Melayu di Sarawak.
WANITA DAN WANITA DALAM SASTRA SARAWAK
Masalah wanita( citra wanita dalam fiksi) dalam sastra Malaysia
(Melayu), sebenarnya telah mendapat perhatian orang. Salah satu
contohnya adalah Mohamad Daud Mohamad di dalam artikel berjudul
Wanita dan Minda Pengarang dan Kepengarangan Melayu.
Pandangan Mohamad Daud Mohamad dalam artikel tersebut
pandangan orang dalam, pandangan emik, tau pandangan pemilik
sastra Melayu. Pendapatnya dalam karya sastra yang ditulis oleh
wanita itu para wanita yang ditempatkan sebagai kaum yang sabar,
patuh kepada agama, orang tua, suami.
KEHIDUPAN SASTRA DI SABAH, MALAYSIA
Sabah adalah salah satu dari 13 negara bagian Malaysia. Negara
bagian ini kini dilanda oleh krisis politik. Karenanya, Negara bagian ini
kini banyak diberitakan oleh surat kabar dan majalah di Indonesia. Dan
berita yang menarik mengenai peranan kehidupan sastra di Sabah.
Dan ini memberikan kesan seolah-olah peran sastra kurang dalam
kehidupan berbangsa.
Bila terjun lebih jauh sebenarnya peran sastra sangat besar di
dalam masyarakat, baik berupa sastra tulis maupun sastra lisan. Hanya
saja sastra seperti ini tidak banyak dikenal orang baik di Malaysia

apalagi di Indonesia. Perkembangan puisi disana kurang diperhatikan


oleh pengkritik sastra di Semenanjung.
Untungnya ada seorang kritikus yang mempunyai andil besar
akan keberadaan sastra di Sabah. Dia menyusun sebuah antologi puisi
para penyair Sabah yang berjudul Gema Lembah Kinabalu (1982).
Novel pertama dari Sabah ditulis oleh pengarang yang berasal dari
Indonesia dan berjudul Nafas yang Hampir Putus (1975). Novel yang
bercerita tentang konflik yang terjadi di dalam jiwa awah (pelaku
Novel) di dalam mencari keyakinan antara kepercayaan kepada sihir
dan kepercayaan kepada Tuhan.
Bila keadaan sastra di Sabah ini dibandingkan dengan keadaan sastra
di Indonesia tentu saja banyak perbedaan. Kita tidak bisa menilai dari
sudut pandangan sastra Indonesia karena setiap tempat sastra
memiliki fungsi yang berbeda.
PUISI-PUISI NUSANTARA
Pengertian Nusantara yang terdapat pada buku Puisi-Puisi
Nusantara adalah pengertian kebudayaan dalam arti yang luas dan
bukan dalam pengertian politik. Buku ini berisi 172 sajak yang ditulis
oleh 98 orang penyair dari Negara Malaysia, Indonesia, Singapura,
Brunei. Adapaun isi dari sajak tersebut adalah tentang merekam
pandangan, cita-cita dan kehalusan rasa manusia Nusantara, yang
selama ratusan tahu terpisah oleh batas-batas politik akibat penjajahan
bangsa Barat.
Bila dibandingkan sajak-sajak penyair Indonesia dengan sajak
penyair dari Malaysia, Singapura, dan Brunei maka akan tampak bahwa
sajak penyair dari ketiga Negara tersebut masih setaraf dengan gaya
ekspresi Angkatan Pujangga Baru.
MASURI S.N., PIONIR PERSAJAKAN SINGAPURA MODERN
Masuri S.N., adalah seorang tokoh sastra Singapura. Dalam dunia
sastra ia adalah seorang pendiri ASAS 50 (Angkatan Sastrawan 1950)
di Singapura yang lahir pada bulan Agustus tahun 1950. Selanjutnya,
pada tahun 1958, ia bersama penyair lain mendirikan Penyair-penyair
angkatan 50 ia dipandang orang sebagai salah seorang pioner
persajakan Malaya umumnya dan Singapura khususnya.
Pada mulanya sajak-sajak Masuri S.N. sangat dipengaruhi oleh
sajak-sajak Pujangga Baru di Indonesia. Selain menulis sajak ternyata
Masuri S.N. juga menulis cerita pendek dan telaah sastra.

ADAKAH PENGARUH CHAIRIL ANWAR PADA PUISI BRUNEI?


Menurut sejarahnya, puisi Brunei modern itu usianya lebih muda
dibanding puisi Malaysia modern apalagi bila dibandingkan dengan
puisi Indonesia modern. Menurut pengakuan beberapa penyair
Malaysia yang dulu tergabung dengan kelompok Angkatan 50 mereka

belajar mengarang puisi itu pada mulanya dari para penyair Indonesia.
Yang pertama dipelopori oleh Sutan Takdir Alisjahbana, sedangkan
yang kedua dipelopori oleh Chairil Anwar. Oleh karena itu tidak
mengherankan kita apabila banyak dijumpai pengaruh sastra
Indonesia, baik disadari atau bukan, pada awal perkembangan sastra di
Malaysia.
Puisi Brunei Modern yang mempunyai perbedaan sangat jauh
dengan puisi Malaysia terlebih dengan puisi Indonesia. Para penyair
Brunei yang lebih menonjolkan pemahaman dengan lingkungan khusus
Brunei. Hanya pembaca asal Brunei yang dapat mengerti istilah,
peribahasan, dan ungkapan yang berasal dari puisi Brunei. Salah satu
contohnya adalah puisi berjudul Malam Perpisahan.
Puisi malam perpisahan ini diciptakan pada tanggal 14
September 1960 itu berstukstur seperti soneta, yatu terdiri dari 14
baris dengan pembagian bait: I (berisi 4 baris), II (berisi 4 baris), III
(berisi 3 baris), dan IV (berisi 3 baris). Berpuluh-puluh puisi di Brunei
modern terpengaruh oleh puisi Chairil Anwar dan dilihat dari
sejarahnya terpengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung. Yang
langsung ialah para penyair Brunei langsung membaca puisis Chairil.
Secara tidak langsung ialah para penyair Brunei membaca puisi
penyair-penyair Malaysia yang kena pengaruh puisi Chairil. Jika
pengaruh ini ada bukanlah berrti bahwa puisi Brunei itu rendah
mutunya dari pada puisi dari Indonesia, yang jelas kontak itu telah
terjadi pula peristiwa memberi dan menerima.
SAJAK CHAIRIL DALAM TERJEMAHAN Dr. LIAW YOCK-FANG
Buku The Complete Poems of Chairil Anwar adalah buku
kumpulan sajak Chairil Anwar dalam dua bahasa, yaitu bahasa
Indonesia dan bahsa Inggris. Redaksi sajak-sajak Chairil Anwar dari
satu buku ke buku yang lain selalu mengandung perbedaan-perbedaan
dan akan menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda pula. Alangkah
baiknya jika buku The Complete Poems of Chairil Anwar ini disertai
sebuah pengantar pertanggungjawaban mengenai pemilihan sajaksajak yang diterjemahkan. Dengan demikian tidak menyesatkan orang
dalam mendalami sajak-sajak Chairil Anwar.
Jika kita bandingkan dua redaksi sajak-sajak Chairil Anwar dan
terjemahan Dr. Liaw Yock-Fang banyak sekali perbedaannya. Baik dari
segi pembaitan maupun dari segi pembarisan. Selain itu juga
perbedaan dalam segi penulisan kata-kata. Dari segi linguistik, dari
segi penafsiran isi sajak, tentulah akan mempunyai perbedaan makna.
Apa lagi dari segi pemakaian lambang-lambang. Mengingat dari
keadaan tersebut, yaitu mengingat banyak perbedaan kedua sajak
tersebut. Maka tidaklah salah jika orang menganggap bahwa sajak
tersebut adalah dua sajak dan bukan satu sajak. Demikian juga dengan
sajak-sajak yang lain. Perkataan complete yang terdapat dalam

tersebut sebetulnya bukan bermakna komplit yang sebenarbenarnya.


SASTRA MELAYU DI BRUNEI
Asal Mula Sastra Brunei
Pada tahun 1940-an terbit karya sastra berjudul Shaer Rakis
(terdiri dari: 12 bab, termasuk bab pendahuluan, 34 bait) karangan
Pengiran Shahbander Mohammad Salleh. Ditulis dalam bentuk sair,
berstruktur empat baris dengan sajak aaaa tiap akhir baris, dia
dianggap sebagai titik tolak sastra Melayu Brunei modern. Dalam
bahasa Melayu dialek Brunei, perkataan rekis berarti: perjanjian,
permintaan dan fasal. Setelah Shaer Rakis, pertumbuhan dan
perkembangan Sastra Melayu Brunei banyak ditemukan oleh majalah
dan surat kabar.
Puisi Melayu Brunei
Menurut sejarahnya puisi Melayu Brunei modern sudah ditulis
oleh orang dalam tahun 30-an. Puisi ini baru tampak perkembangannya
sejak tahun 1946. Pada tahun 1950-an, perkembangan itu lebih
kentara lagi manakala terbit surat kabar mingguan Salam. sebab kabar
ini menyelenggarakan kabar rubrik kesusastraan. Muncul beberapa
nama penyair yang patut dikemukakan. Meraka itu adalah: Yura Haim
atau Pangiran Haji Mohd dan masih banyak yang lainnya.
Pada mulanya para penyair Brunei itu menulis tentang masalah
diri mereka sendiri, kisah remaja, keindahan alam, cinta kepada Tuhan,
dan lain-lain. Kemudian setapak demi setapak mereka menulis tentang
nasib bangsa, agama, pelajaran, peperangan, keadilan, perdamaian
dan politik. Sajak-sajaknya berbentuk antologi maupun dalam bentuk
terbitan perseorangan. Yang termasuk antologi adalah: Sajak-sajak
Darussalam (1979); Lagu Hari Depan (1980), Laungan (1963) dan
masih banyak yang lainnya sedangkan terbitan perseorangan adalah
Akhirnya Aku Jadi Seorang Perindu (1980) dan lain-lain. Sajak-sajak
penyair Brunei kebanyakan masih bergaya angkatan Pujangga Baru di
Indonesia.
Cerita Pendek Melayu Brunei
Periode awal cerita pendek Brunei ditulis orang sekitar tahun
1932-1942. Para pengarangnya adalah: H.M Salleh, Sekumar
Hayat,Yara Halim dan Nun Ain Lam semua adalah nama samaran. Pada
tahun 1980-an para pengarang cerita pendek di Brunei adalah: Ardi
Marhaen, Sowal Rijab dan lain-lain. Mulanya para penulis cerita itu
menulis tentang persoalan diri sendiri; cinta dan kasih sayang; kisah
masyarakat setempat; dan lain-lain. Cerita pendek telah ada yang
berbentuk buku dan berbentuk antologi.
Novel dan Drama Brunei
Sebenarnya penulis novel di Brunei sudah ada sejak tahun 1951,
yaitu dengan terbitnya novel yang berjudul Bendahara Menjadi Sultan

atau Mahkota Yang Berdarah karangan Yura Halim. Seperti halnya


novel, drama juga tidak berkembang. Naskah-naskah drama yang baik
belum ada yang terbit. Itulah sebabnya sejak 1971. ASTERAWANI, yaitu
sbuah organisasi pengarang di Brunei, mengadakan syembara menulis
skrip drama dan mengadakan bengkel penulisan skrip drama.
CINTA TANAH AIR DAN BANGSA DALAM PUISI BRUNEI
Masalah cinta bangsa pada tanah air dalam puisi Brunei itu
merupakan salah satu tema puisis Brunei dewasa ini, yaitu yang
menyangkut masalah nasib bangsa. Maksud puisi Bangsaku tak perlu
diterang-jelaskan lagi sebab bahasa puisi ini mudah diikuti. Diksinya
sedehana seperti halnya puisi ciptaan para penyair Brunai bila
diteropong kacamata puisi Indonesia. Akan tetapi tidak demikianlah
halnya di Brunei. Puisi yang demikian itu termasuk puisi yang
berhasil. ini bisa dimaklumi karena Brunei basu menapak dunia
penciptaan sastra modern.
MENGERLING BEBERAPA NOVEL THAILAND
Di Thailand, seperti halnya di Filipina dan Malaysia, di negara ini
banyak pengarang yang menulis puisi, cerita pendek novel dan drama.
Novel-novel Thailand umumnya ditulis dalam bahasa Thai dan dalam
bahasa inggris. Mengenai isinya, novel-novel Thailand banyak
menggurui dan para pelakunya adalah para pembawa ide. Dengan
demikian itu novel-novel ini merupakan novel-novel bertendens.
Seperti novel Naajamphopatiwad pada tahun 1975. Novel pertama
terbit pada tahun 1953, novel kedua terbit tahun 1950, novel ketiga
terdiri dari dua bagian yaitu bagian pertama tahun 1955 dan yang
kedua tahun 1957.
PENYAIR DAN KEPENYAIRAN PILIPINA
Di Filipina berkembang dua bahasa puisi yaitu bahasa Inggris dan
bahasa Filipina. Yang bergerak pada puisi ini dibagi dalam dua
kelompok, yaitu kelompok yang enimba sumber-sumber inspirasinya
dari kultur barat, dan kelompok yang menimba inspirasinya dari kultur
tradisisonal Filipina.
Perkembangan puisi di Filipina, baik dala bahasa Inggris maaupun
dalam bahasa Filipina, tak pernah berhenti. Penyaipenyair baru selalu
muncul dan memberi keyakinan bahwa kepenyairan mereka tidaklah
kayu gabus yang mengapung di sungai. Puisi Filipina dalam bahasa
Inggris adalah anak kandug dari perguruan tinggi. Penyair tua
menguasai kursi-kursi profesional dalam perguruan tinggi sedangkan
muridnya yang penyair-penyair muda menulis dalam berkala di
universitas atau sesekali muncul di majalah.
Selain terdapatnya kontras antara dunia perguruan tinggi dan
dunia kepenyairan maka di Filipina terdapat juga kontras antara dunia
kewartawanan dan penyairan. Penyair di Filipina yaitu Teo S. Baylen,
C.C Marques dan lain sebagainya, dan ada pula yang menulis dalam

dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasa Filipina seperti C.M Vega
dan E. San Juan dan masih banyak yang lainnya.
MENGERLNG SASTRA BELANDA SEJENAK
Pembaca di Indonesia disuguhi oleh terjemahan sastra Belanda
mengenani beberapa sastra Belanda, karya sastra itu umumnya
berbentuk novel. Membaca karya terjemahan, sebetulnya, untuk
mengenal suasana yang sesungguhnya \, tentulah kurang kena. Yang
paling kena adalah membaca karya itu dalam bahasa aslinya, yaitu
bahasa Belanda tapi sayang generasi muda kurang fasih menguasai
bahasa Belanda.
Diciptakannya
organisasi
di
Belanda
adalah
bertujuan
meningkatkan setudi serta pengajaran bahasa dan kasusastraan,
sejarah dan sejarah kebudayaan Belanda di perguruan tinggi di luar
negri Belanda. Belanda kelihatannya maju tapi masih belum puas
dengan semua itu dan yang menengok ke belakang, itulah sebabnya
penyair muda membaca kembali yang lama-lama dan kumpulan sajak
Marsman terpaksa diterbitkan kembali.
PUISI MENDEKATI AKHIR ABAD 20
Pada tanggal 17-23 Oktober 1982 diadakannya pertemuan
pengarang internasional yang dihadiri 64 orang dan berbincangbincang tentang sajak (puisi). Dalam pertemuan itu menghilangkan
perbedaan warna kulit dan terpaksa dibagi menjadi empat kelompok:
(1) kelompokbahasa Inggris, (2) kelompok bahasa Prancis, (3)
kelompok bahasa Rusia, (4) kelompok bahasa Serbo-Kroasia.
Apabila penyair hanya menulis sajak untuk mengelitir orang yang
paham akan sajak-sajaknya belaka, maka bagaimana mungkin sajak
mendapat pembaca yang banyak, sehinga susah dipahami oleh
kalangan semua orang karena bahasa yang digunakan terlalu susah.
Oleh karena itu Ton Obrestad mengajukan pendapat: sajak hendaklah
ditulis dengan bahasa yang mudah dan apa yang diungkpakan itu
disenangi dan dipahami oleh orang banyak. Dengan cara begitu maka
penyair dapat berkomunikasi dengan masyarakat.
TASLIM ASLI BELUM MEMENUHI JANJINYA
Pada tahun 1952 di tanah air terbit sebuah buku antopologi
sajak-sajak terjemahan karya penyairluar negri. Jilid kedua tahun 1953
penyusunnya M Taslim Ali, penerbitnya Balai Pustaka, Jakarta. Menurut
Wing Kardjo yang menerjemahkan sajak-sajak puisi Prancis modern:
Amat sering dikatakan orang bahwa puisi ialah yang hilang dalam
terjemahan atau lebih gamblang lagi: puisi ialah puisi yang tidak bisa
diterjemahkan. Ia juga berkata lagi ...puisi terjemahan bukan saja
dicampuri, dinodai atau dilunturkan keasliannya oleh si penerjemah,
tetapi oleh struktur dan sekian sifat-sifat lain bahasa yang
dipergunakan untuk menterjemahkannya. Dalam kata pengantar M.
Taslim Ali mengatakan bahwa yang mendorong untuk mendorong

untuk menyusun antropologi puisi dunia itu karena adanya


kepincangan-kepincangan pada jaman sebelumnya perang dalam
perkenalan dengan kesusastraan Barat.
Dari keterangan ini taulah bahwa Puisi Dunia jili I dan II akan
disusul jilid IIIyang akan memuat puisi bangsa-bangsa bewarna. Akan
tetapi sampai sekarang bukunya belum terbit yang menjadikan ini
sebagai belum memenuhi janjinya. Memang benar apa yang dikatakan
oleh Kartojo Andangdjaja. Oleh karen itu setelah terbitnya Kubur
Terhormat... kita tetap menunggu hadirnya kumpulan sajak yang baru,
sajak-sajak terjemahan dari bangsa lain.
PUISI INDONESIA DALAM BAHASA INGGRIS
Baik karangan Sanusi Pane maupun Suwarsih Djojopuspita tidak
mengherankan pada tahun 1928, 1930, dan 1940, bahasa Belanda
masih dipergunakan sebagai alat komunikasi di Indonesia. Dianggap
sebagai bahasa resmi, walaupun pada tahun 1928, tepatnya tgl. 28
Oktober 1928, dicetuskan Sumpah Pemuda. Karangan-karangan yang
berbahasa Belanda tidak dianggap sebagai sastra Indonesia. Karangakarangan ini malah ada yang mengategorikan sebagai sastra Belanda
sebab ditulus dalam bahasa Belanda. Timbulnya karangan yang
berbahasa Inggris yang ditulis oleh generasi muda masa kini belum
diperhatikan, karangan ini berbentuk cerita pendek, artikel sastra
maupun puisi. Oleh karena itu, yang menentukan karya sastra itu
disebut karya sastra indonesia, yang paling penting adalah sikap kita
terhadap tanah tumpah darah ini, yaitu sikap para pengarang itu
sendiri. Tapi celakanya, sikap ini tidak mudah diukur. Puisi Indonesia
dalam abahasa Inggris adalah milik kita.
SEBUAH KUMPULAN PUISI JAWA TERBIT DI SURINAME
Dalam sejarahnya bangsa Indonesia yang berasal dari Jawa yang
dibawa oleh bangsa Belanda antara tahun 1890 sampai tahun 1939
dan jumlahnya 32.956 orang. Dalam perkembangannya orang-orang
Jawa di Suriname itu lupa akan bahasa leluhurnya, kalau ingat
bahasanya menyimpang dari bahasa leluhurnya. Itulah sebabnya lalu
timbul istilah bahasa Jawa-Suriname.
Guritan-guritan merupak guritan lisan, maka tak mengherankan
guritan tersebut dapat dinyanyikan.tidak mengherangkan jika struktur
guritan tersebut masih terikat pada puisi puisi sastra ludruk.
PENGARUH TIMBAL BALIK SASTRA MELAYU (INDONESIA)
DENGAN SASTRA JAWA
Sastra Jawa diperkaya oleh unsur-unsur sastra Indonesia, dan
sebaliknya sastra Indonesia diperkaya oleh unsur-unsur sastra Jawa.
Dengan demikian lain, ada pengaruh timbal balik antara sastra Jawa
dan Indonesia. Dan pengaruh timbal balik itu lebih diperkaya lagi oleh
beberapa pengrang asal Jawa yang mencoba menggali unsur-unsur

sastra Jawa untuk memberi darah sastra Indonesia, walaupun mereka


tak pernah mengarang dalam bahasa Jawa.
Pengaruh Sstra Indonesia Pada Sstra Jawa
Sastra Jawa modern adalah sastra majalah atau sastra koran
artinya sastra ini hanya hidup dan berkembang dalam majalah dan
koran. Tidak benar jika dikatakan apabila dikatakan sastra Jawa itu
mengorbankan semangat kedaerahan. Pengarang Jawa adalah
pengarang Indonesia juga. Dalam hubungan ini dikatakan bahwa sastra
Jawa termasuk salah satu pelengkap sastra Indonesia.
Beberpa pendapat mengatakan yang bisa diterima adalah:
kelahiran sastra Jawa modern itu pada tahun 1920, yaitu pada saat
terbitnya buku karangan R.M Sulardiyaitu yang berjudul Serat Riyanto.
Dan apa yang dikatakan roman panglipur wuyung dan cerita silat
Jawa serta cerita detektif adanya cerita roman dipengaruhi dari
roman picisan, cerita silat dan cerita detektif bahasa Indonesia.
Apa yang dinamakan cerita pendek yang munculnya sesudah
novel adalah juga hal baru dalam sastra Jawa. Novel dan cerita pendek
mendapat tempat dalam masyarakat sastra Jawa, sedangkan puisi
tidak mempunyai peminat. Adapun pengaruh puisi Pujangga Baru
tampak menonjol dalam sajak-sajak karangannya Intojo. Intojo ialah
oyang pertama yang memperkenalkan soneta dalam sastra
Jawamodern. Selain soneta pengaruh Pujangga Baru pada sastra Jawa
modern pada awal pertumbuhannya adalah cara pengaturan
pembaitan dan persajakan akhir.
Konsekuensi Ismaniasita mengakibatkan penggunaan kata-kata
bahasa Kawi atau tidak sama sekali digunakan dalam karangan.
Memang angkatan Ismaniasita adalah angkatan yang mencoba
melepaskan diri dari tradisi, sehingga diantara karya-karya mereka,
terutama puisi, tidak dimengerti sastra Jawa.
Banyak pembaca sastra Jawa yang tidak menyetujuhi adanya
kritik. Kritik dipandang sebagai perbuatan yang kurang sopan.
Kalaupun ada kritik muncul, diharapkan kritik itu seperti punakawan.
Dalam kritik tersebut, yang kena kritik tidak marah, dan malah ikut
tertawa. Itulah model kritik tradisi Jawa. Bila perlu kritik dinyanyikan
seperti kidungan sandiwara ludruk. Pengaruh terkadang membawa
kebaikan dan kegoncangan dalam masyarakat sastra Jawakhususnya
maupun masyarakat Jawa umumnya.
Pengaruh Sastra Jawa Pada Sastra Indonesia
Pengaruh tampak pada pemakain kata-kata dan acara
penyususnan kalimat. Dalam hubungan ini mereka banyak menganut
pola bahasa Jawa dan banyak memasukkan kata-kata bahasa Jawa. Ada
pula pengambilan bahan karangan dan penerapan pikiran dari
khasanah sastra Jawa.

Dalam sastra Jawa lisan ada jenis sastra yang dinamakan


tembang dolanan anak-anak. Bentuknya beraneka warna dan
biasanya dilagukan dalm permainan. Kalimatnya sederhana dan isinya
bersifat menghibur, berolok-olok dan terkadang mengandung kritik.
Terkadang hanya tiruan bunyi saja, tanpa makna tapi perlu dihayati
dan dirasakan. Penyair banyak memasukkan unsur dolanan dalam
sajak-sajaknya.
Parikan, yang dalam sastra Melayu dinamakan pantun juga
terlihat pengaruhnya dalam sastra Indonesia. Dalam sastra Jawa ada
istilah sastra wayang, yaitu hasil yang bersangkut paut dengan
wayang, baik secara lisan maupu tulis. Ada dalang, yaitu orang yang
bertugas melakonkan cerita wayang untuk dinikmati oleh publik. Cerita
biasanya dari Mahabarata dan Ramayanadan cerita carangan. Apa
yang dinamakan sastra wayang teryata banyak mempengaruhi sastra
Indonesia, setidaknya sebagai karangan yang diolah secara baru. Yang
dinamakan suluk dalam pertunjukan wayang adalah nyanyian yang
diucapkan dalang untuk memberi warna suasana dalam suatu adegan
sedih, senang, tenang, damai, amarah, dan sebagainya. Karya sastra
suluk umumnya ditulis dalam bentuk tembang macapat. Suluk juga
berpengaruh dalam sastra Indonesia.
SULUK yaitu karya sastra Jawa yang pada umunya berasal dari
jaman islam yang isinya membentangkan tasawuf atau ketuhanan dan
basanya dalam bentuk tembang macapat. Cara penyajiannya yaitu
seorang pengembara yang mencari ilmu ke-Tuhan-an yang bertemu
dengan guru kemudian gurunya memberi wejangan tentang
agamakepadanya.
Pengaruh suluk terhadap karya sastra Indonesia adakalanya
berkembang menjadi sajak-sajak kebatinan. Sastra Jawa dan sastra
Indonesia yang saling mengisi. Berjalan beriringan dan mengemban
tugas yang sama yaitu demi keadilan dan kemanusiaan, serta demi
kebudayaan Indonesia yang telah kita wujudkan.
CHAIRIL ANWAR DALAM PUISI JAWA MODERN
Hubungan antara sastra Indonesia dan sastra Jawa
Hubungan antara sastra Indonesia dan sastra Jawa tidaklah
terjadi pada waktu indonesia merdeka, akan tetapi terjadi pada waktu
Indonesia dijajah atau bahkan belum dijajah.banyak karya sastra yang
disadur dalam bahasa Jawa, misalnya hikayat Amir Hamzah dalam
bahsa Jawa dikenal dengan sebutan serat menak. Dalam penelitian
lapangan, juga muncullah puisi yang disebut singir atau syair dalam
bahasa Melayu yang bersajak a a a a. Puisi ini berkembang di
pesantren namun tak dapat menghilangkan puisi tradisional Jawa yang
ada yaitu tembang macapat.
Tembang macapat sudah mendarah daging di masyarakat Jawa.
Tembang macapat berfungsi sebagai menuliskan karya sastra serta

untuk mencatat peristiwa kehidupan sehari-hari. Ia mempunyai


bermacam-macam jenis dan mempunyai nama tersendiri. Setiap
tembang macapat mempunyai peraturan yang berbeda tiap
tembangnya, diantaranya yaitu perwatakan, jumlah baris, jumlah suku
kata tiap baris, persajakan tiap akhir baris dll.
Kira-kira pada awal tahun empat puluhan, puisi Jawa tradisional
ini mulai ditinggalkan oleh penyair muda, mereka mulai menulis puisi
modern. Hal ini disebabkan karena pengaruh angkatan pujangga baru.
Dalam sastra Jawa modern dan sastra Indonesia, R. Intojo seorang
penyair yang banyak memperkenalkan bentuk soneta, sehingga beliau
dijuluki bapak soneta sastra Jawa modern. Pengaruh Angkatan Pujngga
Baru pada puisi Jawa modern, bukan hanya pada soneta, tapi juga
semangat juangnya, namun pada tahun lima puluhan pengaruh ini
mulai berkurang.
Pada tahun lima puluhan tokoh Chairil Anwar sangatlah populer
dalam kalangan penyair muda yang masih duduk dibangku sekolah.
Mereka terpengaruh oleh sajak-sajak Chairil Anwar sehingga mereka
tidak menyukai puisi Jawa tradisional dan Pujangga Baru. hal ini
dikarenakan mereka berpendapat bahwa puisi Jawa modern harus
bebas seperti halnya sajak-sajak Chairil Anwar. Timbulnya sajak-sajak
Chairil Anwar dalam sastra Jawa modern menarik minat beberapa para
aahli kebudayaan Jawa dan ada pro kontra.
Salah satu sebab dari dari ketidakpopuleran puisi Jawa modern
dikalangan masyarakat karena puisinya sulit dimengerti dan dicerna
isinya oleh masyarakat desa. Apalagi misi yang dibawa ini adalah
pembaharuan kebudayaan yang bersumber pada kehidupan kota,
sebagaimana Chairil Anwar.
PARIYEM DAN NAPISAH NASIB WANITA JAWA DI DESA?
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1987, telah mencetak dan
mengedarkan buku kumpulan cerita pendek yang berjudul perempuan.
Penyuntingnya adalah Lucila V Hosillos, seorang guru besar sastra
bandingan dari Univeritas Filipina, Manila. Isi dari bku tersebut yaitu
tentang wanita bangsanya, yang terbelenggu oleh sistem tradisional
dan istiadatnya. Namun, diantara wanita tersebut ada juga yang
berupaya untuk menembus kungkungan tersebut dalam kerangka
pergerakan wanita, tapi banyak usaha wanita yang kands di tengah
jalan.
Nasib wanita desa di Jawa memang sangat menyedihkan. Penyair
wanita Jawa, seorang guru SD yakni St, Iesmaniasita menulis sebuah
sajak (puisi) yang mengharukan, menceritakan tentang wanita desa.
Sastra adalah imitation of reality atau reflection of reality. Karya sastra
adalah dunia rekaan, sehingga kebenaran dalam karya sastra harus
dicocokan dengan kenyataan yang ada.
MANTRA JAWA DALAM PUISI INDONESIA MODERN

Girisa yaitu salah satu nama tembang gedhe atau tembang kawi
dalam kasusastraan Jawa. aturan tembang Girisa yaitu :
1. Terdiri dari delapan gatra (baris)
2. Tiap gatra berisa delapan wanda (suku kata)
3. Tiap akhir baris berbunyi a
Tembang ini juga mempunyai watak nasehat, petuah yang mempunyai
harapan agar petuah iku dikerjakan oleh pembaca atau pendengar.
Menurut Prof. Teeuw dalam bukunya tergantung pada kata (1980)
manterapun biasanya dan pada prinsipnya walaupun untuk manusia
biasa makna itu sudah ditelan oleh fungsi keagamaannya sehingga
maknanya tidak berfungsi secara normal. (hal 153).
Baris-baris girisa dikenal dalam sejarah sastra lisan Jawa adalah
baris-baris mantram yang dimiliki oleh dalang. Bahasa mantra menurut
Umar Junus yaitu bahasa mantra bersifat esoterik, yang tak mudah
dipahami, tak punya arti, tak punya arti nominal. Bagi mantra, yang
penting bukan orang yang memahaminya, tapi kenyataan sebagai
sebuah mantra dan kemanjurannya.
SASTRA ALMANAK DALAM SASTRA INDONESIA DAN JAWA
Kata almanak berasal dari bahasa Arab yang berarti
penanggalan. Dalam bahasa Jawa, sastra Jawa, sastra Jawa mendapat
perhatian penerbit almanak, baik sebelum kemerdekaan maupun
sesudah kemerdekaan. Almanak dalam bahasa Jawa maupun Indonesia
biasanya berukuran 11,5 x 15,5 cm. Tebalnya minimum 300 halaman.
Karya sastra Jawa dalam almanak misalnya seperti Serat Babad dalam
bentuk macapat, cerita wayang dll. Karya sastra yang dimuat dalam
almanak menitik beratkan pada pemuatan dan condong pada sastra
lama daripada sastra modern, hal ini disebabkan karena karya sastra
jawa lama lebih meresap dimasyarakat dibandingkan dengan karya
sastra Jawa modern.
SITI NURBAYA -- DARI LISAN KE TULISAN DAN DARI TULISAN
KE LISAN
Transformasi roman seperti Siti Nurbaya ke layar perak dan
kemudian ke tradisi lisan banyak mendapat sorotan orang dalam surat
kabar. Sorotan itu terbatas pada genre roman dan tidak melenceng ke
urusan tradisi lisan. Tradisi lisan ternyata masih tumbuh subur dalam
keidupan masyarakat Indonesia, walaupun anggota masyarakatnya
telah mendapat predikat terpelajar. Kelisanan dibagi menjadi dua, yaitu
kelisanan primair dan kelisanan sekunder. Kelisanan primair adalah
cerita yang disampaaikan kepada pendengar adalah improvisasi, lahir
saat dan dalam pertunjukkan. Sedangkan kelisanan sekunder seorang
penutur berpandukan oleh teks tulis. Roman Siti Nurbaya mudah
diterima karena masyarakat bersangkutan masih kuat dalam tradisi
lisan. .

Dalam pewarisan secara lisan teks mengalami banyak


perubahan. Perubahan itu karena para ahli sastra lisan atau folkor
sebagai hukum transformasi atau kaidah transformasi. Pengambilan
teks lisan untuk bahan teks tulis, di Jawa banyak contohnya, seperti
Rara Mendut. Biasanya karya sastra digambarkan menggunakan bahsa
klise, yakni suatu gaya bahsa yang dianggap tidak mempunyai tenaga,
hasil dari transformasi dari sastra lisan ke sastra tulis. Hubungan
antara sastra lisan dan tulis di Indonesia begitupun sebaliknya, belum
banyak dikaji orang, akibatnya banyak kasusastraan Indonesia yang
belum diketahui banyak orang, dan orangpun lantas beranggapan
semua berasal dari barat.
CERITA KENTRUNG JAKA TARUB DAN TEORI ASTRONAUT
Cerita Jaka Tarub ini sangat terkenal di Jawa. Cerita ini termasuk
juga bagian buku babad tanah Jawa. ada banyak pula cerita yang
hampir mirip dengan kisah Jaka Tarub di Indonesia. Begitu pula jika kita
bandingkan dengan cerita berasal dari Filipina dan Jepang. Ini
dikarenakan bangsa Asia Tenggara merupakan bangsa yang serumpun
Austronesia, kemudia cerita tersebut menyebar hingga ke plosok
negeri.
Jika dibandingkan dengan penelitian ruang angkasa maka orang
pun akan berhipotesis bahwa para bidadari dari kayangan itu adalah
para astronaut dari planet lain. Kehadiran para astronaut dari plenet
lain ke bumi menurut Von Daniken bukan hanya diabadikan dalam
bentuk mitologi, legenda, atau dongeng rakyat primitif tapi lukisan di
dinding-dinding gua, keramik dll. Teori ini bisa disebut teori Von
Daniken atau teori astronaut. Dalam teori ini sastra lisan dapat dinggap
sebagai saksi zaman atau pencatat sejarah karna pemiliknya
mempercayai kebenarannya, yang kadang dianggap suci, maka ceritacerita tersebut dapat diklasifikasikan sebagai mite dan legenda.
3. Penutup
Sastra bandingan merupakan sebuah ilmu yang membandingkan
karya sastra yang satu dengan karya sastra yang lain berdasarkan
ketentuan-ketentuan tertentu. Sejatinya dengan menelisik dan
membandingkan karya sastra, dapat diketahui persamaan yang
menyejajarkan karya sastra tersebut tadi. Dengan membandingkan
karya sastra pula dapat diketahui bahwa setiap karya memiliki
perbedaan yang bersifat karakter yang menjadi kekhasan atas karya
sastra tersebut.
Sebagai negara yang serumpun, beberapa pengaruh karya sastra
antar negara umum sekali terjadi, antara lain Indonesia, Malaysia,
Singapura, Brunei, dan lain-lain. Pengaruh-pengaruh tersebut bukan
menjadikan karya hasil penulis negara tersebut menjadi menurun,
melainkan sebagai sarana pendewasaan karya untuk lebih baik lagi.

Setiap karya asal negara tertentu


membedakan dengan negara lainnya.

memiliki

kekhasan

yang

DAFTAR PUSTAKA
Hutomo, Suripan Sadi. 1993. Merambah Matahari : Sastra dalam
Perbandingan. Surabaya: Gaya Masa

Anda mungkin juga menyukai