Dosen Pengampu :
Farida Yufarlina Rosita, M.Pd.
Disusun oleh :
Ainaya Nur Fatimah (211220001)
1
Rene Wellek dan Austin Warren, Teori Kesusastraan, (Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama, 2016) 3-5
2
Sapardi Djoko Dmono, Sosiologi Sastra, (Ciputat : Edi Tum, 2010) 1
3
Wiyatmi. (2006). Pengantar Kajian Sastra. Pustaka (Kelompok Penerbit Pinus).
2
PEMBAHASAN
1. Identifikasi Pengarang
3
Puisi-puisi Amir sarat dengan tema cinta dan agama, dan puisinya sering
mencerminkan konflik batin yang mendalam. Diksi pilihannya yang
menggunakan kata-kata bahasa Melayu dan bahasa Jawa dan memperluas struktur
tradisional, dipengaruhi oleh kebutuhan untuk ritme dan metrum, serta
simbolisme yang berhubungan dengan istilah-istilah tertentu. Karya-karya
awalnya berhubungan dengan rasa rindu dan cinta, baik erotis dan ideal,
sedangkan karya-karyanya selanjutnya mempunyai makna yang lebih religius.
Dari dua koleksinya, Nyanyi Sunyi umumnya dianggap lebih maju. Untuk puisi-
puisinya, Amir telah disebut sebagai "Raja Penyair Zaman Poedjangga Baroe"
(EYD:"Raja Penyair Zaman Pujangga Baru") dan satu-satunya penyair Indonesia
berkelas internasional dari era pra-Revolusi Nasional Indonesia.
2. Hasil Analisis
Sosiologi sastra dalam puisi “'Nyanyi Sunyi” karya Amir Hamzah dapat
dilihat melalui refleksi nilai-nilai sosial, kebudayaan, dan konteks sejarah yang
tercermin dalam karyanya. Pengarang menciptakan gambaran masyarakatnya
melalui bahasa puisinya, mengungkapkan dinamika sosial pada zamannya.
Penting untuk menggali latar belakang sejarah dan konteks sosial pada saat
Amir Hamzah menulis puisi ini agar dapat lebih memahami pesan yang ingin
disampaikan oleh pengarang. Dengan demikian, kita dapat mengapresiasi puisi
tersebut bukan hanya sebagai karya sastra, tetapi juga sebagai potret kehidupan
sosial pada masa itu.
4
Njanji Soenji (EYD:"Nyanyi Sunyi"), koleksi puisi pertama Amir,
diterbitkan dalam Poedjangga Baroe edisi bulan November 1937, kemudian
diterbitkan sebagai buku oleh Poestaka Rakjat pada tahun 1938. Koleksi ini terdiri
dari dua puluh empat potong puisi berjudul dan sajak empat baris tanpa judul,
termasuk puisi Hamzah paling terkenal, "Padamu Jua". Jassin mengklasifikasikan
delapan karya-karya ini sebagai puisi prosa, dengan tiga belas yang tersisa sebagai
puisi biasa, berikut judul puisi yang terdapat dalam Nyanyi Sunyi:
1. Padamu Jua
2. Barangkali
3. Hanya Satu
4. Permainanmu
5. Tetapi Aku
6. Karena Kekasihmu
7. Sebab Dikau
8. Doa
9. Hanyut Aku
10. Taman Dunia
11. Terbuka Bunga
12. Mengawan
13. Panji Dihadapanku
14. Menuju Dikau
15. Kurnia
16. Doa Poyangku
17. Turun Kembali
18. Batu Belah
19. Di Dalam Kelam
20. Ibuku Dehulu
21. Insyaf
22. Subuh
23. Hari Menuai
24. Astana Rela
5
A. Analisis puisi “Tetapi Aku”
TETAPI AKU
Rupanya ia mutiara-jiwa-ku
Yang kuselami di lautan masa
Gewang canggainya menyentuh rindu
Tetapi aku tiada merasa
6
simbolisme mutiara untuk menciptakan makna filosofis dalam puisinya. Puisi ini
mengajak pembaca untuk merenungkan keindahan dan misteri alam serta
eksistensi manusia, menampilkan konflik batin yang mendalam antara keinginan
untuk meraih kebebasan dengan kenyataan bahwa kebebasan itu belum
sepenuhnya terwujud.
HANYUT AKU
7
Langit menyerkap, air berlepas tangan, aku tenggelam.
Tenggelam dalam malam,
air di atas menindih keras
bumi di bawah menolak ke atas
mati aku, kekasihku, mati aku!
Puisi "Hanyut Aku" karya Amir Hamzah adalah sebuah karya yang
menggambarkan perasaan kehanyutan dan keputusasaan. Dalam puisi ini, penulis
mengungkapkan rasa terombang-ambing dan terperosok dalam kegelapan yang
mendalam. Dalam beberapa baris pendeknya, penulis menyampaikan perasaan
yang kuat tentang kehanyutan dirinya. Ia merasa terbawa arus dan tidak memiliki
kendali atas keadaannya.
Puisi ini menciptakan gambaran yang kuat tentang perasaan hanyut dan
terperosoknya penulis dalam kegelapan dan kesunyian. Ia merasa terisolasi dan
tidak mendapatkan dukungan atau pertolongan. Puisi ini menggambarkan
perasaan
8
keputusasaan dan kesedihan yang dalam, menghadirkan gambaran yang
melankolis dan suram.
DI DALAM KELAM
9
Gambaran Keadaan Gelap: Puisi ini dimulai dengan gambaran kegelapan dan
kemuraman. Penyair menggambarkan perasaan yang mendalam, di mana hatinya
tampak tumbuh dan terbuka seperti neraka di tengah lapangan surga. Ini
menciptakan kontras yang kuat antara kegelapan dan kecerahan, mencerminkan
pertarungan batin yang kuat.
Metafora Api dan Tenaga Bunga Suwarga: Dalam puisi ini, api digambarkan
dengan metafora sebagai "penyuci" dan "penyuci" hati penyair. Api ini mewakili
semacam pembersihan atau pemurnian yang diharapkan oleh penyair. Selain itu,
"tenaga bunga suwarga" menggambarkan potensi yang ada dalam diri penyair,
yang mungkin dipicu oleh perjuangan batinnya.
SUBUH
10
bulan seorang tertawa terang
bintang mutiara bermain cahaya.
Seketika teralpa;
masuk bisik hembusan setan
meredakan darah debur gemuruh
menjatuhkan kelopak mata terbuka.
Terbaring badanku tiada berkuasa
tertutup mataku berat semata
terbuka layar gelanggang angan
terulik hatiku di dalam kelam.
Penggambaran Alam Subuh: Puisi ini membawa pembaca ke momen saat fajar
tiba, di mana suasana sepi dan sunyi terasa. Bahasa seperti "Kalau subuh
kedengaran tabuh, semua sepi sunyi sekali" menciptakan gambaran kesunyian dan
ketenangan saat fajar menyingsing. Penyair juga menggambarkan keindahan
alam, seperti "bulan seorang tertawa terang, bintang mutiara bermain cahaya."
11
duduk, terdengar irama panggilan jaya" menggambarkan bagaimana suara
panggilan subuh dapat membangunkan seseorang dari tidur dan membangkitkan
perasaan gembira dan meremang.
Konflik Dalam Diri: Namun, puisi ini juga menggambarkan konflik dalam diri
penyair. Suara panggilan subuh digambarkan sebagai "bisik hembusan setan"
yang meredakan perasaan perenungan dan mendalam dalam diri. Penggunaan
bahasa ini menciptakan kontras antara ketenangan alam dan konflik dalam diri.
DOA
Puisi "Doa" karya Amir Hamzah adalah sebuah ungkapan perasaan dan
kerinduan yang mendalam terhadap sang kekasih. Dalam puisi ini, penyair dengan
penuh kelembutan dan ketulusan mengungkapkan perasaannya yang dalam
terhadap kekasihnya. Melalui bahasa yang indah dan imaji yang kuat, puisi ini
menciptakan gambaran tentang pertemuan dan hubungan asmara.
12
Perumpamaan dan Imaji Alam: Puisi ini membuka dengan perumpamaan
tentang pertemuan dengan sang kekasih. Penyair bertanya, "Dengan apakah
kubandingkan pertemuan kita, kekasihku?" Kemudian, penyair menggambarkan
pertemuan itu dengan imaji-imaji alam seperti "senja samar sepoi" dan "masa
purnama meningkat naik". Ini menciptakan gambaran suasana romantis dan penuh
kerinduan.
Perasaan dan Harapan: Puisi ini mengungkapkan perasaan penyair yang tulus
dan dalam terhadap sang kekasih. Penyair menyatakan bahwa hatinya "terang
menerima katamu" dan "kalbuku terbuka menunggu kasihmu". Hal ini
mencerminkan kerinduan dan keinginan penyair untuk merasakan kehadiran dan
cinta sang kekasih.
Permohonan dan Doa: Puisi ini mengandung elemen doa, di mana penyair
memohon dan berharap bahwa sang kekasih akan mengisi hatinya dengan kata-
kata penuh cinta dan cahaya. Doa ini diwujudkan dalam ungkapan "isi hatiku
dengan katamu, penuhi dadaku dengan cahayamu". Ini menunjukkan bahwa
penyair berharap kekasihnya akan memberikan kebahagiaan dan kedamaian
dalam hidupnya.
Ekspresi Kecintaan dan Keterbukaan: Puisi ini adalah ungkapan yang tulus
dari penyair tentang perasaan cintanya. Bahasa yang indah dan penuh emosi
digunakan untuk menggambarkan perasaan-perasaan tersebut. Puisi ini juga
mencerminkan keberanian penyair untuk menjadi terbuka dan jujur tentang
perasaannya terhadap sang kekasih.
13
KESIMPULAN
Dia dianggap sebagai salah satu pionir dalam pengembangan puisi modern
Indonesia. Karyanya sering menunjukkan perpaduan antara kecintaannya pada
tradisi sastra Indonesia dengan pengaruh-pengaruh Barat, yang memperkaya
puisinya dengan gaya yang unik.
"Puisi Nyanyi Sunyi" karya Anmir Hamzah adalah sebuah karya yang
mendalam dan penuh dengan makna. Dalam puisi ini, penulis menggunakan kata-
kata yang sederhana namun padat makna untuk menggambarkan tentang
kesunyian yang bisa terasa meskipun diiringi oleh nyanyian. Puisi ini
menggambarkan kontras antara suara yang terdengar dan kesendirian yang terasa,
serta bagaimana keheningan bisa hadir meskipun ada nyanyian yang merdu.
14
Anmir Hamzah mungkin ingin menyampaikan bahwa keheningan bisa saja
menyelinap dalam kesibukan atau kegaduhan hidup kita, bahkan saat ada
nyanyian atau kegembiraan yang terdengar. Ada perasaan kesepian atau kesunyian
yang tidak bisa dihilangkan meskipun di tengah-tengah ramainya suara-suara di
sekitar.
Puisi ini juga bisa diartikan sebagai refleksi tentang kesendirian yang tidak
selalu berkaitan dengan fisik, melainkan dengan kehampaan emosional atau
kekosongan yang terasa di dalam diri seseorang, meskipun ada interaksi sosial
atau kehadiran orang lain di sekitarnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Wellek, Rene dan Warren, Austin. 2016. Teori Kesusastraan. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
16