Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA PADA PUISI “KEMERDEKAAN INI” KARYA

KOESALAH SOEBAGYO TOER.

Oleh
Ulil Nur Inawati
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya
lillgrm@student.ub.ac.id

Abstrak
Artikel ini dibuat dengan tujuan untuk membahas teori sosiologi sastra yang terdapat pada puisi
berjudul “Kemerdekaan Ini” karya Koesalah Soebagyo Toer. Sosiologi sastra adalah memahami
fenomena sastra dalam hubungannya dengan aspek sosial.. Sumber data penelitian berasal dari
buku kumpulan puisi “Rona-rona” karya Koesalah Soebagyo Toer dan Soesilo Toer. Metode
yang digunakan dalam penelitian menggunakan kualitatif dengan pendekatan sosiologi. Teknik
menggunakan analisis deskriptif. Data penelitian diperoleh dengan cara membaca dan mencatat
setiap bait dalam puisi. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan sosiologi sastra dapat
diketahui puisi tersebut menceritakan perasaan sukacita masyarakat Indonesia setelah berhasil
merdeka namun ternyata belum benar-benar merdeka. Alasan memilih puisi ini karena puisi
tersebut menarik untuk dikaji menggunakan sosiologi sastra

Kata Kunci : Sosiologi, Sastra, Sosiologi Sastra Puisi

PENDAHULUAN
Karya sastra adalah hasil dari pekerjaan kreatif dan pengalaman imajinatif seseorang sebagai
media untuk mengekspresikan diri. Secara umum karya sastra menyajikan gambaran kehidupan,
berisi permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Permasalahan tersebut dapat berasal
dari dirinya sendiri, dirinya dengan sesama maupun dirinya dengan lingkungan. Dengan
demikian, sastra juga dibentuk oleh penulis dan lingkungan atau masyarakatnya. Sastra berada
dalam jaringan sistem dan nilai dalam masyarakatnya. Dari kesadaran ini muncul pemahaman
bahwa sastra memiliki keterkaitan timbal-balik dalam derajat tertentu dengan masyarakatnya,
dan sosiologi sastra berupaya meneliti pertautan antara sastra dengan kenyataan masyarakat
dalam berbagai dimensinya (Soemanto, 1993).
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu socius yang artinya kawan dan logos yang berarti ilmu
pengetahuan oleh August Comte (1798-1857), pertama kali dipublikasikan dalam bukunya
berjudul Cours De Philosophie Positive. Menurut Pitirim Sorokin (Soerjono Sukanto, 1969:24)
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka
macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan
gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum
semua jenis gejala-gejala sosial lain. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat, perilaku dan perkembangan masyarakat
serta ilmu tentang struktur sosial, proses sosial, beserta perubahannya
Adapun kata sastra yang berasal dari bahasa Sanskerta yaitu shastra. Sas yang berarti instruksi
atau ajaran dan tra yang berarti alat atau sarana. Sehingga shastra berarti teks yang mengandung
instruksi atau pedoman. Bila disimpulkan, pengertian sosiologi adalah ilmu pengetahuan
mengenai gejala sosial manusia dalam kehidupan masyarakat. Adapun pengertian sastra adalah
sebuah kata yang mencatatkan bentuk bahasa sebagai medium (seni kreatif yang objeknya
manusia dan kehidupannya) yang bersifat kenyataan dan/atau imajinatif yang memiliki efek
positif terhadap kehidupan manusia. Maka pengertian sosiologi sastra adalah ilmu pengetahuan
yang mencatatkan bentuk bahasa sebagai medium yang bersifat kenyataan dan/atau imajinatif
yang memiliki efek sosial terhadap gejala sosial manusia dalam kehidupan masyarakat.
Salah satu jenis dari karya sastra adalah puisi. Menurut para ahli seperti Herman J. Waluyo
(1992) mengatakan pengertian puisi adalah sebuah rangkuman dari bentuk karya sastra sebagai
pengungkapan pikiran dan perasaan seorang penyair secara imajinatif yang disusun dengan
menggunakan sebuah konsentrasi struktur fisik dan struktur batinnya. Dresden (dalam Sayuti,
1998: 237) mengatakan bahwa pengertian puisi adalah sebuah dunia dalam kata. Isi yang
terkandung di dalam puisi merupakan cerminan pengalaman, pengetahuan, dan perasaan penyair
yang membentuk sebuah dunia bernama puisi. Tidak hanya para ahli yang ada di dalam negeri,
tetapi para ahli dari luar negeri pun memberi pendapatnya masing-masing mengenai puisi seperti
Thomas Carlye mengatakan bahwa pengertian puisi adalah sebuah ungkapan pikiran dan
perasaan yang memiliki sifat musikal dan Schmitt & Viala (1982: 116) mengatakan bahwa
masyarakat Yunani memahami puisi sebagai seni menciptakan bahasa yang berbeda dari
pemakaian bahasa sehari-hari (kenyataan yang jelas bahwa kata poésie berasal dari poiein yang
dalam bahasa Yunani berarti membuat, menciptakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pengertian puisi adalah seni menciptakan bahasa yangdiluapkan secara spontan dari pikiran,
perasaan, rekaman pengalaman, dan pengetahuan penyair yang dipersingkat dengan imajinatif
dan memiliki sifat musikal emosional.
Pada penelitian ini penulis mengkaji puisi karya Koesalah Soebagyo Toer yang berjudul
“Kemerdekaan Ini” dalam buku kumpulan puisi “Rona-rona” menggunakan pendekatan
sosiologi sastra. Sebelumnya, Koesalah Soebagyo Toer merupakan adik dari sastrawan terkenal
Pramoedya Ananta Toer. Beliau merupakan anak keenam dari pasangan Mastoer dan Oemi
Saidah. Koesalah Toer lahir pada tanggal 27 Januari 1935 di Blora dan meningal pada 16 Maret
2016 di Depok. Buku kumpulan puisi “Rona-rona” dicetak satu tahun lebih setelah Koesalah
meninggal dunia. Naskahnya berisi 35 judul puisi ditemukan di komputer peninggalannya dan
belum pernah diterbitkan. Pada akhirnya naskah tersebut dicetak menjadi satu buku dengan
ditambahi enam puisi dari adiknya, Soesilo Toer. Penulis tertarik untuk mengkaji puisi ini karena
puisi pendek tiga bait tersebut memiliki keterkaitan dengan keadaan masyarakat pada saat puisi
tersebut ditulis, yaitu pada tahun 1976.

METODE PENELITIAN
Penelitian pada artikel ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode
deskriptif kualitatif dijelaskan sebagai susunan kegiatan yang dipakai agar mendapatkan data
yang  bersifat konvensional yang ada dalam kondisi spesifik yang hasilnya lebih memfokuskan
pada makna. Menurut pendapat Ratna (2008: 47) mengatakan bahwa metode deskriptif kualitatif
memberikan perhatian terhadap data alamiah dalam hubungannya dengan konteks
keberadaannya. Dalam hal ini, data alamiah yang dimaksud adalah teks sastra berupa puisi.
Kualitatif deskriptif merupakan teknik analisis data yang menganalisis objek penelitian yang
tidak bisa diukur oleh angka atau parameter lain yang bersifat eksak. Teknik ini menjabarkan dan
menjelaskan hasil penelitian dengan kata-kata.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Teori Pendekatan Sosiologi Sastra

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sosiologi sastra adalah ilmu pengetahuan yang
mencatatkan bentuk bahasa sebagai medium yang bersifat kenyataan dan/atau imajinatif yang
memiliki efek sosial terhadap gejala sosial manusia dalam kehidupan masyarakat.

Wellek dan Warren (1956: 84, 1990: 111) membagi sosiologi sastra sebagai berikut :

 Sosiologi pengarang, profesi pengarang, dan institusi sastra. Masalah yang berkaitan
disini adalah dasar ekonomi produksi sastra, latar belakang sosial status pengarang, dan
idiologi pengarang yang terlibat dari berbagai kegiatan pengarang diluar karya sastra,
karena setiap pengarang adalah warga masyarakat, ia dapat dipelajari sebagai makhluk
sosial. Biografi pengarang adalah sumber utama, tetapi studi ini juga dapat meluas ke
lingkungan tempat tinggal dan berasal. Dalam hal ini, informasi tentang latar belakang
keluarga, atau posisi ekonomi pengarang akan memiliki peran dalam pengungkapan
masalah sosiologi pengarang (Wellek dan Warren, 1990: 112)

 Sosiologi karya sastra yang memasalahkan karya sastra itu sendiri yang menjadi pokok
penelaahannya atau apa yang tersirat dalam karya sastra dan apa yang menjadi tujuannya.
Pendekatan yang umum dilakukan sosiologi ini mempelajari sastra sebagai dokumen
sosial sebagai potret kenyataan sosial. (Wellek dan Warren, 1990: 122) Beranggapan
dengan berdasarkan pada penelitian Thomas Warton (penyusun sejarah puisi Inggris yang
pertama) bahwa sastra mempunyai kemampuan merekam ciri-ciri zamannya. Bagi
Warton dan para pengikutnya sastra adalah gudang adat-istiadat, buku sumber sejarah
peradaban.
 Sosiologi sastra yang memasalahkan pembaca dan dampak sosial karya sastra, pengarang
dipengaruhi dan mempengaruhi masyarakat, seni tidak hanya meniru kehidupan, tetapi
juga membentuknya. Banyak orang meniru gaya hidup tokoh-tokoh dunia rekaan dan
diterapkan dalam kehidupannya.

Analisis Puisi

Makna Per Bait

Bait 1

Rembulan jatuh di tangan –

Kolongku terang-benderang.

Bait pertama puisi menggambarkan kebahagian rakyat Indonesia yang berhasil


memproklamasikan kemerdekaanya dari penjajahan Jepang. Kalimat “kolongku terang
benderang” memberikan makna bahwa bahkan rakyat kecil yang melarat sekalipun merasakan
bahagianya terbebas dari penjajah.

Bait 2

Eureka!
Baru dicinta

Padam pula.

Pada bait ini menceritakan sukacita rakyat setelah merdeka atau saat pemerintahan orde lama,
tiba-tiba padam karena pada saat itu Indonesia menghadapi ujian luar dan dalam negeri yaitu
setelah perang dunia kedua, Belanda bergabung dengan sekutu yang kembali ke Indonesia untuk
berkuasa. Namun Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaanya. Belanda yang tidak rela
atas hal tersebut sehingga paska kemerdekaan pada tahun 1945-1949 dengan kekuatan
militernya, Belanda kembali bercokol di beberapa wilayah Indonesia meskipun mendapat
perlawanan sengit dari rakyat Indonesia. Selain itu, ujian dalam negeri seperti adanya golongan-
golongan yang ingin memecah dari bagian Indonesia bahkan berusaha mengubah ideologi negara
diantaranya pemberontakan PKI, pemberontakan DI/TII, pemberontakan RMS, APRA dan masih
banyak lagi. Dapat dibayangkan pada saat itu bahwa Indonesia saat itu belum benar-benar dapat
merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya.

Bait 3

Kemerdekaanku kini sekarat –

Dijerat tambang berkarat.

Pada bait ini penulis puisi sekaligus bagian dari masyarakat pada masa tersebut merasa
kemerdekaannya yang tidak lagi merdeka. Kalimat “Dijerat tambang berkarat” menyinggung
pada penanaman modal asing pertama di Indonesia yaitu pertambangan emas dan tembaga
terbesar PT Freeport Indonesia. Hal tersebut diperkuat karena puisi tersebut ditulis pada tahun
1976, sembilan tahun setelah perusahaan tersebut mendapat persetujuan Kontrak Karya dari
pemerintah Indonesia yang saat itu dipimpin presiden Soeharto. Jika kita menilik ulang sejarah,
konflik tahun-tahun tersebut sangat kompleks dan masih berimbas sampai sekarang. Rakyat yang
merasa dirugikan dan karena itulah penulis puisi merasa kemerdekaannya sekarat.

KESIMPULAN

Menurut Soemanto sastra memiliki keterkaitan timbal-balik dalam derajat tertentu dengan
masyarakatnya, dan sosiologi sastra berupaya meneliti pertautan antara sastra dengan kenyataan
masyarakat dalam berbagai dimensinya. sosiologi sastra adalah ilmu pengetahuan yang
mencatatkan bentuk bahasa sebagai medium yang bersifat kenyataan dan/atau imajinatif yang
memiliki efek sosial terhadap gejala sosial manusia dalam kehidupan masyarakat. Berdasarkan
uraian yang dipaparkan bahwa sosiologi sastra dapat meneliti melalui tiga perspektif. Pertama,
perspektif teks sastra, artinya peneliti menganalisisnya sebagai sebuah refleksi kehidupan
masyarakat dan sebaliknya. Kedua, persepektif biologis yaitu peneliti menganalisis dari sisi
pengarang. Perspektif ini akan berhubungan dengan kehidupan pengarang dan latar kehidupan
sosial, budayanya. Ketiga, perspektif reseptif, yaitu peneliti menganalisis penerimaan masyarakat
terhadap teks sastra. Analisis puisi berjudul "Kemerdekaan Ini" karya Koesalah Toer dalam buku
kumpulan puisi berjudul "Rona-rona" menggambarkan kondisi masyarakat setelah kemerdekaan
serta menyinggung sejarah penanaman modal asing pertama yaitu perusahaan pertambangan PT
Freeport Indonesia yang dirasa oleh masyarakat telah merugikan rakyat Indonesia sendiri
sehingga rakyat merasa kemerdekaannya sekarat.

DAFTAR PUSTAKA

Wiyatmi. 2013. Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia. Yogyakarta:
Kanwa Publisher

Humaira, Hera Wahdah. 2018. “Analisis Sosiologi Sastra Puisi Tere Liye Sebagai Pembelajaran
Sastra di Masyarakat”. Dalam https://doi.org/10.26714/lensa.8.2.2018.131-160 Diakses pada
tanggal 22 Oktober 2021, pukul 12.23 WIB

R., Dwi Septiayani. 2017. “Artikel Sosiologi Sastra dari Puisi Hingga Toleransi Agama di Bali
Kecil (Kabupaten Karanganyar, Solo, Jawa Tengah)”. Dalam
https://www.academia.edu/35527811/Kajian_Sosiologi_Sastra_Puisi_Doa_Para_Pendosa_karya
_Candra_Malik_pdf Diakses pada tanggal 22 Oktober 2021, pukul 12.23 WIB

Muntako, Farhan Firman. Dkk. Mei, 2020. “TINJAUAN SOSIOLOGIS SASTRA DALAM
PUISI "SYAIR ORANG LAPAR" KARYA TAUFIQ ISMAIL”. Parole: Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, vol. 3, no. 3

Sumarni. 2012. “ANALISIS PUISI HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO
DAMONO BERDASARKAN PENDEKATAN SOSIOLOGI SASTRA”. Dalam
http://anniunni.blogspot.com/2012/08/makalah-analisis-pendekatan-sosiologi.html. Diakses pada
tanggal 22 Oktober 2021, pukul 12.23 WIB

Arifin, Rizal. 2013.”Analisis Puisi “Hujan Bulan Juni” Karya Sapardi Djoko Damono
Menggunakan Pendekatan Sosiologi Sastra. Dalam https://blog.ub.ac.id/ceritaku/?
p=12#comments Diakses pada tanggal 22 Oktober 2021, pukul 12.23 WIB

Damayanti, Lilis Kartika. 2013. Sosiologi Sastra. Dalam


http://liliskartikadamayanti.blogspot.com/2013/09/sosiologi-sastra Diakses pada tanggal 22
Oktober 2021, pukul 12.23 WIB

Anda mungkin juga menyukai